Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONCHOPNEUMONIA
1. Definisi
Broncho pneumoni adalah frekuensi komplikasi pulmonari, batuk produktif yang lama, tanda
dan gejalanya biasanya suhu meningkat, pernafasan meningkat (Suzanne G Bare, 1993).
Bronkho pneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau
alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa
hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan
benda asing lainnya. (Dep. Kes. 1996 : Halaman 106).
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572).
Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter
sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine
M.W, 2006: 805).
Kesimpulan Bronchopneomonia adalah salah satu jenis pneumonia tepatnya pneumononia
lobaris yang penyebaran daerah infeksinya berupa penyebaran bercak dan dapat meluas ke
parenkim paru yang ada disekitarnya.
2.

Etiologi

Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah(Bradley et.al., 2011) :


1. Faktor Infeksi
a. Pada neonatus: Streptokokus group B, Respiratory Sincytial Virus (RSV).
b. Pada bayi :
1) Virus: Virus parainfluensa, virus influenza,Adenovirus, RSV, Cytomegalovirus.
2) Organisme atipikal: Chlamidia trachomatis,Pneumocytis.
3) Bakteri: Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza, Mycobacterium
tuberculosa, Bordetellapertusis.
c. Pada anak-anak :
1) Virus : Parainfluensa, Influensa Virus,Adenovirus, RSV
2) Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia
3) Bakteri: Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosis

d. Pada anak besar dewasa muda :


1) Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia, C. trachomatis
2) Bakteri: Pneumokokus, Bordetella pertusis, M. tuberculosis
2. Faktor Non Infeksi.
Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi
a. Bronkopneumonia hidrokarbon :
Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung (zat
hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).
b. Bronkopneumonia lipoid :
Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli
petroleum.
Setiap

keadaan

yang

mengganggu

mekanisme

menelan

seperti

palatoskizis, pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian


makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit
tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung
asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan.
Selain

faktor

di

atas,

daya

tahan

tubuh

sangat

berpengaruh

untuk

terjadinya bronkopneumonia. Menurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang


berat seperti AIDS dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak
merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
Secara umum individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang
normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang
terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan
kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri,
mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:
a.

Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.

b.

Virus

c.

Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans

d.

Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru

e.

Terjadi karena kongesti paru yang lama.

: Legionella pneumoniae

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang
daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan
karena adanya pneumocystis crani, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan
Sandra M. Nettina, 2001 : 682)
Menurut Whaleys dan Wong (1996: 1400) disebutkan bahwa Streptococus, staphylococcus
atau basil ektrik sebagai agen penyebab di bawah umur 3 bulan. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus
Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium
Tuberculosis. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.Jamur :
Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides
Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
3.

Patofisiologi

Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melaui saluran


pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian kuman masuk ke dalam alveolus ke alveolus
lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus atau
bronchiolus dan alveolus sekitarnya.
Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif
ke perifer sampai seluruh lobus. Dimana proses peradangan ini dapat dibagi dalam empat (4)
tahap, antara lain :
a.

Stadium Kongesti (4 12 jam)

Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada perabaan
banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke dalam
alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)
b.

Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)

Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah fibrinosa,
lecocit polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang berdekatan mengandung eksudat
fibrinosa kekuningan).
c.

Stadium Hepatisasi Kelabu (3 8 hari)

Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di dalam
alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat berubah
menjadi pus.
d.

Stadium Resolusi (7 11 hari)

Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada struktur
semua (Sylvia Anderson Pearce, 1995 : 231- 232).
Bakteri dan virus penyebab terisap ke paru perifer melalui saluran napas menyebabkan reaksi
jaringan berupa edema, sehingga akan mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman.
Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadinya sel PMN (polimofonuklear)
fibrin eritrosit, cairan edema dan kuman alveoli. Kelanjutan proses infeksi berupa deposisi
fibril dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat dilanjutkan stadium
resolusi dengan meningkatnya jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya
febrio serta menghilangkan kuman dan debris (Mansjoer, 2000: 966).
Patofisiologi

*PMN = neutrophil, polymorphonuclear neutrophilic leukocyte, PMN merupakan bagian sel


darah putih dari kelompok granulosit.

4.

Gejala Klinis

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas
selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan
gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis(Barbara C.
long, 1996 :435).

Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi
(pengisian rongga udara oleh eksudat)(Sandra M. Nettina, 2001 : 683).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
a.

Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan

1)

Nyeri pleuritik

2)

Nafas dangkal dan mendengkur

3)

Takipnea

b.

Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi

1)

Mengecil, kemudian menjadi hilang

2)

Krekels, ronki,

c.

Gerakan dada tidak simetris

d.

Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium

e.

Diafoesis

f.

Anoreksia

g.

Malaise

h.

Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi

kemerahan atau berkarat


i.

Gelisah

j.

Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan

k.

Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati (Martin tucker,

Susan. 2000_247).
5.

Pemerikasaan Penunjang

Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:


a.

Pemeriksaan Laboratorium

1)

Pemeriksaan darah

Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah
neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
2)

Pemeriksaan sputum

Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan
untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen
infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
3)

Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.(Sandra

M. Nettina, 2001 : 684).

4)

Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia

5)

Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba

(Sandra M. Nettina, 2001 : 684).


b.

Pemeriksaan Radiologi

1)

Rontgenogram Thoraks

Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau
klebsiella.

Infiltrat

multiple

seringkali

dijumpai

pada infeksi

stafilokokus

dan

haemofilus(Barbara C, Long, 1996 : 435).


2)

Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda

padat(Sandra M, Nettina, 2001).


6.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Keperawatan yang dapat diberikan pada klien bronkopneumonia adalah:


a.

Menjaga kelancaran pernapasan

b.

Kebutuhan istirahat

c.

Kebutuhan nutrisi dan cairan

d.

Mengontrol suhu tubuh

e.

Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman

Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:


a.

Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)

b.

Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melalui selang

nasogastrik dengan feeding drip


c.

Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta

agonis untuk transpor muskusilier


d.

Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (Arief Mansjoer,2000).

Pencegahan Bronkopneumonia.
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita
atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya
bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti halnya sebagai
berikut :
1. Pola Hidup Sehat, makan makanan bergizi dan teratur, menjaga
kebersihan, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga.

2.

Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi


antara lain : Vaksinasi Pneumokokus, Vaksinasi H. influenza, Vaksinasi Varisela yang
dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah, Vaksin influenza yang
diberikan pada anak sebelum anak sakit.

Komplikasi Bronkopneumonia.
Penyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada dewasa, seringkali juga terjadi
bronkopneumonia pada anak. Berikut beberapa komplikasi dari penyakit bronkopneumonia
yaitu :
Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.

Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak

Infeksi sitemik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Prescil Leaflet Paru KLP F TB MDR
    Prescil Leaflet Paru KLP F TB MDR
    Dokumen18 halaman
    Prescil Leaflet Paru KLP F TB MDR
    Muliany Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • LP CHF
    LP CHF
    Dokumen18 halaman
    LP CHF
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Premium
    Premium
    Dokumen7 halaman
    Premium
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • STUNTING
    STUNTING
    Dokumen4 halaman
    STUNTING
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • LP Asma
    LP Asma
    Dokumen32 halaman
    LP Asma
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • MFK_Pendidikan
    MFK_Pendidikan
    Dokumen6 halaman
    MFK_Pendidikan
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • ASMA PENYULUHAN
    ASMA PENYULUHAN
    Dokumen13 halaman
    ASMA PENYULUHAN
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • SKEP
    SKEP
    Dokumen6 halaman
    SKEP
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen18 halaman
    LP DM
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Pelatihan Apar
    Pelatihan Apar
    Dokumen4 halaman
    Pelatihan Apar
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • NSTEMI Patofisiologi
    NSTEMI Patofisiologi
    Dokumen30 halaman
    NSTEMI Patofisiologi
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Pelatihan Unit Radiologi
    Pelatihan Unit Radiologi
    Dokumen7 halaman
    Pelatihan Unit Radiologi
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen5 halaman
    1
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Pelatihan Unit Radiologi
    Pelatihan Unit Radiologi
    Dokumen7 halaman
    Pelatihan Unit Radiologi
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Pelatihan Apar
    Pelatihan Apar
    Dokumen4 halaman
    Pelatihan Apar
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Kontrasepsi
    Kontrasepsi
    Dokumen2 halaman
    Kontrasepsi
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • MFK_Pendidikan
    MFK_Pendidikan
    Dokumen6 halaman
    MFK_Pendidikan
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen24 halaman
    Bab 2
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • MFK_Pendidikan
    MFK_Pendidikan
    Dokumen6 halaman
    MFK_Pendidikan
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet KB
    Leaflet KB
    Dokumen2 halaman
    Leaflet KB
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen3 halaman
    Analisa Data
    Ina Karania Widhi
    Belum ada peringkat
  • Form Pengkajian KMB
    Form Pengkajian KMB
    Dokumen23 halaman
    Form Pengkajian KMB
    Ifatul Khoiriah
    Belum ada peringkat
  • Silabus Manajemen Prog A
    Silabus Manajemen Prog A
    Dokumen9 halaman
    Silabus Manajemen Prog A
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Pembekalan Cs
    Pembekalan Cs
    Dokumen10 halaman
    Pembekalan Cs
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • PKNM 48
    PKNM 48
    Dokumen28 halaman
    PKNM 48
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Indikator Tugas Manajement
    Indikator Tugas Manajement
    Dokumen2 halaman
    Indikator Tugas Manajement
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Form Pengkajian KMB
    Form Pengkajian KMB
    Dokumen23 halaman
    Form Pengkajian KMB
    Ifatul Khoiriah
    Belum ada peringkat
  • Undangan Lansia
    Undangan Lansia
    Dokumen2 halaman
    Undangan Lansia
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Absen 2011 k3ln
    Absen 2011 k3ln
    Dokumen4 halaman
    Absen 2011 k3ln
    Dwi Setyo Purnomo
    Belum ada peringkat