Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMOTONGAN LOGAM
OLEH :
KELOMPOK 1
05021281320007
KHAIRUNNISYAH
NURHASYIFAH AGRIANI
PELLY DORY
SATRIA ADITAMA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pemotongan logam adalah agar praktikan
mengetahui bagaimana cara pemotongan logam yang baik dan bener .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mekanika proses pemotongan logam membutuhkan parameter yang melibatkan
kondisi pemotongan dan geometri serta kemampuan pahat potong. Semakin besar
kecepatan potong semakin besar pula konsumsi tenaga mesinnya. Besarnya
penampang geram dalam proses pemotongan tergantung kepada laju suapan (laju
pemakanan) (mm/put) atau dalam/tebalnya kedalaman potong (mm). Dalam proses
pemesinan, untuk mencapai kondisi pemotongan yang optimal dan stabil sangat perlu
diperhatikan adanya kombinasi besaran kecepatan potong, laju pemakanan, dan tebal
atau kedalaman pemotongan yang sangat erat kaitannya terhadap umur pahat serta
kualitas permukaan bahan termesin.
II.1
Keutuhan Permukaan
Karaterisktik keutuhan permukaan(surface integrity) suatu produk tergantung
pada proses pemesinan yang dilakukan pada produk tersebut, maka setiap kemasan
permukaan produk akan berbeda pada setiap proses pemesinan yang dilakukan.
Berbagai metode dilakukan untuk menjelaskan karakteristik keutuhan permukaan
yang dihasilkan oleh suatu proses pemesinan, dimana proses pemesinan tersebut
dapat menyebabkan ketidakteraturan karakteristik keutuhan permukaan produk.
Ketidakteraturan karakteristik keutuhan permukaan ini terbagi atas empat jenis yaitu :
1. Defect atau Flaws (kecacatan)
Maksudnya adalah cacat permukaan produk yang terjadi pada proses pemesinan
contohnya lubang, retak, koyakan pada permukaan produk.
2.
Lay (keberarahan)
Yang dimaksud dengan lay adalah jejak arah pemotongan dari mata pahat pada
permukaan produk karena proses pemesinan.
3.
Waviness (keberombakan)
Roughness (kekasaran)
Roughness hampir sama dengan waviness tetapi roughness dalam jarak yang lebih
kecil. Untuk lebih jelasnya mengenai ketidakteraturan karakteristik kemasan
permukaan (Taufik Rochim, 2007)
II.2. Kondisi pemesinan
Salah satu karakteristik tekstur permukaan adalah kekasaran permukaan. Sifat ini
menjadi sangat penting pada komponen-komponen mesin untuk menjamin kualitas
suaian dengan ketahanannya terhadap faktor gesekan.
Tingkat kekasaran permukaan benda kerja pada proses pembubutan ditentukan
oleh kondisi pemesinan yaitu kecepatan potong (cutting speed) dengan notasi v,
kedalaman potong (depth of cut) dengan notasi a, gerak makan (feeding) dengan
notasi f.langkah-langkah menentukan kondisi pemesinan ini sebagai berikut (Taufiq
Rochim, 2007):
1. Kedalaman potongan (a)
Kedalaman potongan ditentukan dengan cara memperhatikan dimensi
produk, kekakuan sistem dan geometri pahat. Kedalaman potong dibagi atas dua
bagian yaitu :
-
Gaya geser dan sudut bidang geser dipengaruhi oleh gaya gesek dari serpihan
terhadap permukaan pahat. Selanjutnya gaya gesek tergantung pada sejumlah
factor, termasuk kehalusan dan ketajaman pahat, bahan pahat, kecepatan
potong dan bentuk pahat.
Suatu gaya gesek yang besar menghasilkan serpihan tebal yang mempunyai
sudut geser kecil, sedangkan kebalikannya terjadi kalau gaya geseknya
rendah.
mesinan harus diadakan dalam kondisi standar kalau hasilnya ingin dapat
diperbandingkan. Pengujian semacam itu menunjukkan tahanan bahan yang akan
dipotong, dan hasilnya ditentukan oleh komposisi, kekerasan ,ukuran butiran, struktur
mikro, karakteristik pengerasan kerja dan ukurannya.(Yunus ,Ahmad 2008)
Pencekaman benda kerja pada meja mesin untuk gerinda permukaan, biasanya
dilakukan dengan magnit penarik. Letak benda kerja diusahakan sejajar memanjang
meja mesin. Pencekaman benda kerja silinder dilakukan dengan chuck atau kepala
tetap seperti pada mesin bubut. Sedangkan untuk benda silinder panjang,
menggunakan dua senter Jarak pergeseran pemakanan setiap langkahnya ditentukan
berdasarkan ketebalan roda gerindanya yaitu antara 2/3 tebal roda gerinda untuk
kerja kasar, - 1/3 untuk kerja menghaluskan, dan 1/10 1/5 untuk kerja halus
sekali. Kedalaman pemotongan tiap langkah berkisar antara 0,0025 0,03 mm untuk
pemotongan kasar, dan 0,002 0,005 mm
Pada proses gerinda permukaan sebagian besar panas mengalir masuk ke
benda kerja dan akan menaikkan temperatur di benda kerja. Kekasaran permukaan
proses gerinda dilihat dari suhu tinggi di sepanjang busur api dari perpotongan di
seputar permukaan suatu benda kerja. Dengan melihat suhu lokal yang tertinggi dapat
diketahui titik mana saja yang menyebabkan terjadinya pendistribusian panas
tertinggi, yang terjadi pada permukaan benda kerja yang mengalami pengerjaan
gerindapermukaan.(Wikipedia,2010).
Menggerinda permukaan adalah mengerjakan penggerindaan pada permukaan
yang lurus. Jenis gerinda permukaan antara lain: Memotong atau menipiskan
permukaan yang panjang dan gerinda bentuk. Benda kerja diletakkan pada meja
mesin yang diikat dengan magnit. Roda gerinda dipasang pada poros yang letaknya
horizontal. Pamakanannya bergerak menurun dan diatur antara 1/1000 sampai 5/100
mm setiap gerak pemakanannya. Gerinda permukaan lainnya adalah menggerinda
benda kerja yang dipasang pada kepala tetap (cekam), dan diantara dua senter. Untuk
benda kerja yang dijepit antara dua senter, dapat menggunakan permukaan depan
roda gerinda. Agar permukaan benda kerja rata, permukaan depan roda gerinda di
truing minimum 1 derajat kearah pusat sumbu .
BAB III
METODELOGI
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa , 17 Maret 2015. Tempat ruang
perbengkelan Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sriwijaya.
DAFTAR PUSTAKA