PENDAHULUAN
Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang
terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya zat racun kedalam tubuh baik
melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan
gejala klinis sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun
banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak
menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60% dari
paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian <
4%.Di RSCM Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap
tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk
mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena
keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan
bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran
cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk
melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pencernaan terdiri dari atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Secara
anatomis saluran pencernaan terbagi atas dua bagian yaitu saluran pencernaan atas yang
dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, dan organ aksesori yang terdiri atas
hati,kandung empedu,dan pancreas.
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar
yang sempit ( vestibula ) yaitu ruang diantara gusi dan gigi dengan bibir dan pipi,serta bagian
dalam yang terdiri atas rongga mulut. Pada mulut ini terdapat palatum anterior dan posterior
yang terdiri atas membran mukosa ( palatum mole ). Pada saat fetus terdapat saluran dari
mulut dan hidung adalah satu dan kemudian terpisah oleh prosesus palatinus yang akan
bertemu digaris tengah, dan apabila menetap palatum yang terpisah dapat terjadi sumbing.
Dimulut, makanan mengalami proses mekanis yang pertama disebut proses mengunyah
dengan cara menghancurkan makanan sehingga tidak melukai dinding saluran pencernaan dan
memungkinkan makanan sampai merata dengan bahan yang terdapat dalam saliva ( liur )
yang mengandung enzim pencernaan pati amilase selama 3 bulan pertama, khususnya enzim
amilase akan memecah amilium menjadi maltose.
Proses menghisap, menggigit dan menelan merupakan aktivitaspada mulutbayi akan
mampu membentuk segel disekeliling puting susu atau dot sehinggamudah lebih kuat lidah
dalam berlawanan dengan palatum.Dalam proses pengeluaran ( sekresi ) saliva dipengaruhi
oleh beberapa faktor,diantaranya faktor mekanis adanya benda ( bolus ) dalam mulut, fackor
psikis bila mencium atau mengingat makanan yang enak dan factor kimiawi bila makanan
terasa asam atau asin.
2. Faring dan Esophagus
Bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung,mulut,dan laring. Faring
berbentuk kerucut dengan bagian terlebar dibagian atas,yang berjalan hingga vertebra servikal
ke enam,kemudian faring langsung berhubungan dengan esophagus,sebuah tabung yang
2
memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm,yang terletak dibelakangtrakea dan
didepan tulang punggung kemudian masuk melalui torax menembus di diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.
Kemudian bagian esophagus berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung. Bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm. kedua
ujungnya dilindungi oleh sfingter bagian atas dalam keadaan normal selalu tertutup kecuali
bila makanan akan masuk kedalam lambung atau muntah,keadaan ini dimaksud untuk
mencegah gerakan balikan kesisi organ bagian atas yaitu esophagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan kerja peristaltic.
3. Lambung
Bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas disebut fundus,bagian utama dan
bagian bawah yang horizontal yakni antrum pilorik. Lambung berhubungan langsung dengan
esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium
pilorik,lambung ini terletak dibawah diafragma dan didepan pancreas,limfa menempel pada
sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki dua fungsi. Pertama, fungsi motorik,yakni sebagai reservoir yaitu
menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit,dan sebagai pencampur yakni
memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil dan campur dengan asam lambung. Kedua,
fungsi sekresi dan pencernaan yakni untuk mensekresi pepsin dan HCL yang akan memecah
protein menjadi pepton,sedang amilase memecah amilum menjadi maltose,lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol,untuk membantuk sekresi gastrin,mensekresi faktor
intrinsic yang memungkinkan mengabsorbsi vitamin B12 usus halus yaitu di ileum dan
mensekresi mucus yang bersifat protektif.
4. Usus Halus
Tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian
akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang yang telah meninggal akibat
relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya yang terletak didaerah umbilicus dan dikelilingi
oleh usus besar yang memanjang dari lambung sampai katup ileo kolika.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari
lambung. Sebagai tempat absorbsi makanan. Zat-zat makanan yang telah halus akan di
3
absorbsi didalam usus halus yaitu pada duodenum. Disini terjadi absorbsi besi,kalsium
dengan bantuan vitamin D,vitamin A,D,E,K dengan bantuan empedu dan asam folat,serta
sejumlah tempat untuk mengabsorbsi gula,asam amino dan lemak.
5. Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang
dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan.
Fungsi
utama
usus
besar
adalah
mengabsorbsi
air
kurang
lebih
90% ),elektrolit,vitamin,dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000cc per
hari. Flora yang terdapat dalam usus berfungsi untuk mensintesis vitamin K dan B serta
memungkinkan pembusukan ampas makanan.
yang
B. SumberRacun
Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industri yang mengandung logam
berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman seperti salmonella, sthapilococcus
clos
tridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan
melampaui dosis normal tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek
samping yang merupakan racun bagi tubuh.
Keracunan singkong
Banyak ditanam varietas singkong dengan kadar sianida tinggi, memang bukan singkong
untuk di konsumsi melainkan di ambil tepungnya untuk di ekspor keluar negeri sebagai bahan
pengeras tekstil. Singkong demikian banyak dicuri dari perkebunan dan dijual pada pedagang
makanan atau pada konsumen langsung.
Gejala
Biasanya gejala-gejala sudah timbul beberapa jam setelah anak makan singkong beracun atau
makanan yang dibuatnya seperti peyem dengan:
1. Mual dan muntah.
2. Pernafasan cepat.
3. Sianosis.
5
Pengobatan
Pemberian cairan secara oral atau intra vena dapat diberikan secara intravena antropin
sebanyak 0,02 mg/kg.
Keracunan bahan makanan yang terkontaminasi
Tidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman, parasit, virus,
maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan keracunan bahan makanan
ialah staphilococcus, salmonella, clostridium botulinum, E. Coli, proteus, klebsiella,
enterobacter, dll. Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat, udara, kotoran rumah tangga,
dan terutama melalui juru masak yang menjadi pembawa kuman. Kuman yang masuk
kedalam makanan cepat memperbanyak diri dan memproduksi toksin. Akibat keracunan
tergantung dari virulensi, banyaknya kuman, sifat kuman ialah tidak tahan panas.
Gejala
Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri dari mual
muntah, diare, sakit perut, disertai pusing dan lemas.
Pengobatan
Diberi cairan cukup secara oral atau intra vena. Jika perlu penderita dapat diberikan
pengobatan tambahan terhadap sakit perutnya dengan analgesia atau sedatif dan jika muntah
terus-menerus suntikkan anti emetik. Bilamana demam dapat dianjurkan pemberian
antibiotik.
Keracunan kerangdan ikan laut
Jarang-jarang juga terjadi kasus keracunan setelah makan kerangatau ikan laut.
Gejala
Gejala timbul 30 menit atau kurang setelah makan bahan makanan tersebut, berupa
kemerah-merahan pada muka, dada, dan lengan, gatal-gatal, urtikaria, angiodema, edema,
takikardi, palpitasi, sakit perut, diare.
Pada keadaan yang berat terdapat gangguan pernafasan.
Pengobatan
Jika penderita tidak muntah dan berak-berak dapat diberikan emetika dan obat cuci perut.
Obat-obat antihistamin dapat mengurangi penderitanya.
Keracunan insektisida
Walaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi berbagai macam serangga
seperti kecoa dan sebagainya, bahan-bahan kimia demikian dapat pula membunuh manusia.
7
Dengan demikian jika barang tersebut tidak disimpan di tempat yang aman dan jauh dari
jangkauan anak, maka kejadian keracunan baik melalui kontak maupun inhalasi dan minum
tidak dapat dihindarkan. Untuk menanggulangi kejadian keracunan insektisida tidak mudah
karena bahan kimia yang dipergunakan oleh tiap produsen tidak sama.
Gejala
Yang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat:
Tremor
Kejang
Koma
Paralisis
Tindakan
Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap
Beri luminal atau diazepam
Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan selanjutnya
Keracunan arsen
Lebih dari 20 abad yang lalu arsen digunakan baik oleh orang yunani maupun roma untuk
pengobatan maupun sebagai racun. Pada saat ini tidak banyak obat mengandung arsen, akan
tetapi kadang-kadang dipakai pada pembuatan beberapa herbisida dan peptisida. Arsen dapat
juga ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan timah, seng, dan logam lainnya.
Gejala klinis keracunan akut:
Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul:
Rasa tidak enak dalam perut
bibir terasa terbakar
sukar menelan
kemudian disusul dengan;
c. Pemberian antidotum seperti dimercarpol(3 mg/kg i.m setiap 4 jam sampai sakit perut
hilang dan fesesnya hitam karena norit
Pengobatan
Pada kulit atau mata: siram sebanyak mungkin air:
Pada rongga mulut: cepat-cepat mencuci mulut dengan air sebanyak dan selama mungkin
Pada esofagusdan lambung.
a. Beri susu. Membilas lambungnya dan menyebabkan anak muntah tidak dibenarkan,
sebab dapat menyebabkan asfiksia
b. Jika terdapat renjatan, perbaiki dengan memberi infus.
c. Pemberian makanan harus parenteral. Sedapatnya kebutuhan minimal terpenuhi
Jika terdapat tanda-tanda obstruksi secepatnya dioperasi
C. PIDMIOLOGI
E. Komplikasi
1. henti nafas
2. henti jantung
3. korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. syok,sindrom gawat pernafasan akut
5. edema serebral,konvulsi
F. Uji lab dan diagnostik
1. scrinning/penapisan toksikologi darah
2. scrining toksikologi urine
3. analisa gas darah
4. kadar elektrolit
10
3) Eliminasi racun.
1. Racun yang ditelan
11
a) Rangsang muntah
Akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah menelan bahan
beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsang muntah kecuali bila bahan
beracun tersebut mempunyai efek yang menghambat motilitas (memperpanjang pengosongan)
lambung. Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum
mole atau dinding belakang faring, atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan:
Sirup Ipecac. Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan. Pada anak usia 6 - 12 bulan
10 ml, 1 12 tahun 15 ml > 12 tahun 30 ml. Pemberian sirup ipecac diikuti dengan
pemberian 200 ml air putih. Bila sesudah 20 menit tidak terjadi muntah pada anak
diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diulangi.
Apomorphine. Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%, dapat
menyebabkan muntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg
BB secara subkutan.
Keracunan hidrokarbon
Kejang
c) Pemberian Norit ( activated charcoal )
Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 60 menit sesudah emesis. Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan,
diberikan per oral atau melalui pipa nasogastrik
e) Dialysis
Hanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya
pada bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis ( dialysa ble toxin ) seperti
phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol dan lithium. Dialysis
dilakukan bila :
Asidosis berat
13
Gagal ginjal
Ada gejala gangguan visus
Tidak ada respon terhadap tindakan pengobatan.
HASIL YG DIHARAPKAN
1. Cedera yang dialami anak yang berhubungan dengan keracunan menjadi minimal
2. Orang tua akan mengeksperisakan rasa takut dan kehawatirannya
3. Oran tua akan memahami tingkat perkembangan anak karena berhubungan dengan
keadaan rumah yang memepengaruhi anak dan mengawasi anak dengan benar
14
Daftar pustaka
15