PENDAHULUAN
BAB II
LIBERALISASI PERDAGANGAN PRODUK PERTANIAN
Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 3
II.1. HUKUM SATU HARGA
Hukum satu harga menjelaskan hubungan antara nilai tukar dan harga komoditas.
Hukum ini menyatakan bahwa komoditas yang sama akan memiliki harga yang (relative)
sama pula, meskipun dijual ditempat yang berbeda. Adanya perbedaan harga komoditas
akan menciptakan peluang untuk melakukan arbitrase. Arbitrase dilakukan dengan membeli
komoditas di tempat yang lebih murah dan menjualnya di tempat yang lebih mahal. Adanya
arbitrase pada akhirnya akan menaikkan harga komoditas ditempat yang lebih murah dan
menurunkan harga di tempat yang lebih mahal. Pada akhirnya, harga-harga komoditas
diberbagai tempat akan relative sama. Setiap perbedaan harga komoditas hanya disebabkan
oleh adanya biaya transportasi, proteksi dan biaya-biaya transaksi lainnya.
Prinsip utama pasar persaingan menyatakan bahwa harga akan menjadi sama antar
dua pasar jika biaya transaksi dan biaya pengiriman barang dan jasa antar pasar tidak ada.
Apabila terdapat dua pasar dalam dua Negara yang berbeda, harga barang mungkin
ditetapkan dalam unit mata uang yang berbeda, tetapi harga produk yang sama pada kedua
pasar yang berbeda tersebut akan sama.
Sebagai contoh, apabila harga apel di amerika serikat diberi notasi PAS dan nilai
tukar spot dolar per poundsterling dinyatakan dengan S($/t) maka harga apel di amerika
serikat adalah :
Misal PAS/kg =t2,50 dan S(US$/t) =$1,70, maka PAS/kg adalah $4,25. Apabila
harga apel di amerika serikat $5,00/kg maka tercipta peluang utuk memperoleh
keuntungan, yaitu dengan membeli apel di inggris dan menjualnya di amerika serikat.
Untuk setiap kilogram apel, arbitrator akan memperoleh keuntungan $0,75 dikurangi biaya
transaksi. Arbitrase akan terus berlangsung sampai harga apel di inggris dan amerika
serikat menjadi(relative) sama.
Dari data survey diperoleh bahwa kurs actual antara kedua Negara tersebut diatas adalah
Bath 25,3/$. Karena itu Bath Thailand mengalami undervalued sebesar ;
Hasil yang diharapkan dari implementasi strategi satu harga melliputi 4 aspek
pokok yaitu ;
1. Biaya penjualan dan biaya administrasi yang semakin menurun.
2. Margin laba yang konstan.
3. Image pelanggan yang baik terhadap perusahaan.
4. Pertumbuhan passer yang stabil.
2. Reaktif
a. Perusahaan menghadapi ancaman akan kehilangan pasar di kandang sendiri
karena diserbu berbagai perusahaan asing dengan produk-produknya yang bermutu
tinggi dan dan bernilai lebih
b. Perusahaan mengalami overproduksi sehingga kelebihannya dipasarkan
keluar negeri
c. Untuk mengatasi penurunan penjualan akibat pengaruh perusahaan variable
demografi di dalam negeri, misalnya pertumbuhan penduduk yang melambat
d. Untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas
e. Untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar saja
Dalam penentuan cara atau strategi memasuki pasar internasional, perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa factor khusus (khas) yang berlaku bagi setiap perusahaan dan
industry. Fakor-faktor tersebut meliput:
1. Tujuan perusahaan berkaitan dengan 3 aspek berikut:
a. Volume bisnis internasional yang diharapkan
Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 17
b. Lingkup geografis
c. Jangka waktu keterlibatan perusahaan dalam pemasaran internasional
2. Ukuran atau volume penjualan dan asset perusahaan.
3. Lini produk dan sifat produk (produk konsumen atau industry, harga renddah atau
tinggi, teknologi) yang dihasilkan perusahaan.
4. Persaingan dalam pasar di luar negeri.
Disamping factor-faktor khusus, ada pula beberapa keriteria umum lainnya, diantara
lainnya:
1. Jumlah pasar
Sasaran jumlah pasar yang ingin dimasuki dalam setiap perusahaan sangat bervariasi.
Oleh karena itu, metode memasuki pasar internasional yang dapat dipilih juga berbeda-
beda. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap metode dapat menghasilkan
cakupan pasar internasional yang berbeda dan seringkali tidak semua metode dapat
diterapkan di setiap Negara.
2. Penetrasi dalam pasar
Hal ini berkaitan dengan kualitas cakupan pasar, yaitu seberapa besar akses yang
diperoleh, apakah mencakup pasar nasional suatu Negara secara keseluruhan atau
hanya meliputi ibukota atau beberapa kota di Negara yang dituju.
3. Umpan balik (feedback) dari pasar
Semakin tinggi tingkat keterlibatan langsung perusahaan di suatu Negara maka
semakin baik informasi pasar yang peroleh. Jadi, metode masuk secara langsung akan
memberikan peluang lebih besar dari pada metode=metode tidak langsung dalam
upaya mencari umpan balik dari pasar.
4. Pengalaman
Pengalaman akan semakin banyak diperoleh bila suatu perusahaan terlibat secara
langsung dalam pemasaran internasional.
5. Kendali (control)
Kendali yang dipegang perusahaan atas pemasaran internasionalnya bervariasi dari
tidak ada kendali sama sekali hingga kendali sepenuhnya.
Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 18
6. Biaya pemasaran incremental
Biaya pemasaran incremental adalah biaya tambahan yang diperlukan sehubungan
dengan pemilihan dan penggunaan saluran distribusi tertentu. Biaya ini semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya keterlibatan perusahaan dalam pemasaran
internasional.
7. Kemungkinan memperoleh laba
Dalam melakukan evaluasi laba potensial masing-masing metode memasuki pasar
internasional, factor yang perlu diestimasi adalah penjualan dan biaya total jangka
panjang yang berrkaitan dengan setiap metode.
8. Persyaratan investasi
Persyaratan investasi yang paling besar adalah pada metode wholly owned foreign
subsidiary, karena membutuhkan investasi pabrik, pendanaan persediaan, dan lain-lain.
9. Pesyaratan administrative
Persyaratan yang berkaitan dengan dokumentasi, perizinan, maupun waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap metode berbeda-beda.
10. Persyaratan sumber daya manusia yang dibutuhkan
Umumnya semaki langsung keterlibatan suatu perusahaan dalam pemasaran
internasional, maka tuntutan akan sumber daya manusia yang terlatih dan berwawasan
intiernasional semakin besar pula.
11. Permasalahan di Negara yang dituju
Semakin langsung keterlibatan suatu perusahaan dalam pasar asing yang dimasuki,
maka pihak managemennya akan semakin teerlibat dalam permasalahan yang berkaitan
dengan pasar yang dituju, sperti perundang-undangan, regulasi, pajak, permasalahan
tenaga kerja, dan sebaianya.
12. Fleksibilitas
Bila perusahaan ingin berada di pasar asing untuk jangka panjang, maka fleksibilitas
dalam metode memasuki pasar internasional merupakan factor yang penting. Adanya
perubahan lingkunga dan pasar, serta situasi dan sasaran perusahaan, menuntut
Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 19
kemampuan perusahaan untu berubah dalam langkah menyesuaikan diri dengan
kondisi-kondisi yang baru dihadapi.
13. Risiko
Risiko dalam pemasaran internasional meliputi risiko ekonomi dan politik.
Secara umum ada empat macam cara memasuki pasar internasional, antara lain :
II.8.1. Ekspor
Akivitas ekspor merupakan kegiatan produksi barang di satu Negara dan menjual
hasilnya di Negara lain. Ada dua bentuk aktivitas ekspor, accasional exporting dan active
exporting. Occasional exporting merupakan bentuk keterlibatan yang pasif, di mana
perusahaan hanya mengekspor karena adanya permintaan dari luar negeri. Sedangkan
active exporting adalah komitmen perusahaan untuk mengembangkan ekspor ke pasar
tertentu. Salah satu keunggulan dari ekspor adalah memungkinkan kegiatan
pemanufakturan dikonsentrasikan disatu Negara saja (di dalam negeri), yang mana hal ini
memberikan keuntungan biaya dan kualitas daripada kegiatan pemanufakturan yang
terdesentralisasi. Meskipun ekspor merupakan alternative strategi memasuki pasar dengan
investasi yang murah dan beresiko rendah, namun strategi ini memerlukan investasi yang
cukup besar dan berarti dalam aspek pemasaran :
1. Ekspor tidak langsung
Perusahaan biasanya memulai dengan ekspor tidak langsung, yaitu memanfaatkan
jasa perantara independen untuk menangani aktivitas ekspornya. Di satu sisi, hal ini
dapat menghhemat waktu dan tenaga perusahaan pegekspor. Namun, di sisi lain,
perusahaan tersebut tidak tidak memiliki kendali atas perantaranya. Yang lebih buruk
lagi umumnya perantara-perantara seperti ini bukanlah pemasar yang agresif dan
biasanya tidak menghabiskan volume penjualan yang besar.
Berbagai perantara yang dapat digunakan meliputi :
a. Domesic-Based Export Merchant
Perantara ini membeli produk-produk perusahaan dan menjualnya di luar negeri
atas biaya dan bentuk keuntungan sendiri.
b. Domestic-Based Export Agent
Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 20
Perantara ini hanya mencarikan dan menegosiasikan transaksi dengan pembeli
asing atas imbalan komisi.
c. Cooperative-Organization
Organisasi ini melakukan kegiatan ekspor dengan mengatas namakan beberapa
produsen, yang sebahagian memegang kendali administrative.
d. Export-Management Company
Perantara ini hanya bersedia mengelola aktivitas ekspor perusahaan lain dengan
imbalan bayaran (fee) tertentu.
2. Ekspor langsung
Untuk menghindari kelemahan dari ekspor tidak langsung maka perusahaan dapat
melakukan ekspor secara langsung dengan cara membentuk :
a. Domestic-Based Export Departement or Division
Devisi atau cabang ini dapat berdiri sendiri dalam menangani ekspor dan berfungsi
sebagai pusat laba.
b. Overseas Sales Branch or Subsidiary
Dengan membuka cabang di luar negeri perusahaan dapat mengendalikan kegiatan
pemasaran di luar negeri.
c. Traveling Export Sales Representatives
Perusahaan dapat mengirim waraniaga dalam negeri ke luar negeri untuk
menemukan peluang bisnis.
d. Foreign-Based Distributors or Agents
Perusahaan dapat menggunakan jasa distribusi atau agen di luar negeri untuk
menjual produk dengan mengatas anamakan perusahaan.
II.8.2. Lisensi
Memberi lisensi berarti pemberi lisensi (lisensor) membuat persetujuan dengan
penerima lisensi (licensee) bahwa licensee memperolah hak untuk menggunakan
proses/teknologi produksi, merek dagang, paten, dan sebagainya dengan membayar
c. Government participation
1) Kebijakan pengadaan pemerintah
2) Subsidi dan intensif ekspor
3) Countervailing duties
4) Domestic assistence programms
d. Import charges
1) Import deposits
2) Supplementary duties
3) Variable levies
Bentuk- bentuk nontarrif barrier (NTB) akhir-akhir ini diperlukan oleh negara-negara tertentu yang
menghadapi aktivitas terorisme dan telah menimbulkan hambatan bisnis internasional, terutama
bagi negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, antara lain TBA diperlukan oleh USA,
biosubversioeo leh negara-negara Eropa dan biosecurity oleh Australia.
II.10. EFEK TARIF BEA MASUK DAN KUOTA TERHADAP PENETRASI PASAR
1. Tujuan dan fungsi tarif bea masuk
a. Menurut tujuannya, kebijaksanaan tarif bea masuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Tarif proteksi, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk
mencegah/membatasi impor barang tertentu.
2) Tarif revenue, yaltu pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan untuk meningkatkan
negara.
b. Berdasarkan tujuan tersebut, maka fungsi tarif bea masuk adalah sebagai berikut.
1) Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur perlindungan kepentingan
ekonomi/ industri dalam negeri.
2) Fungsi budgeter,yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan negara.
3) Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarnya tarif bea masuk melalui persetujuan DPR.
4) Fungsi pemerataan, yaltu untuk pemerataan distribusi pendapatan nasional, misalnya
dengan pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk barang mewah.
Keterangan grafik analisis mengenai efek-efek tarif bea masuk dan kuota.
1. Eo adalah keadaan autarki, di mana negara belum mengadakan hubungan ekonomi
internasional (tanpa ekspor dan impor) dan quantity demand = quantity supply = OQo
2. E1 adalah keadaan free trade, di mana negara telah mengimpor barang sejumlah Q 1,Q2.
Dengan adanya impor tersebut, harga barang dalam negeri turun dari Po ke P1, dan supply
total dalam negeri naik dari OQo menjadi OQ2, tetapi produksi dalam negeri turun dari OQo
menjadi OQ1. Karena produksi turun, maka perusahan merugi dan karyawan mulai di PHK.
Untuk melindungi produksi dalam negeri dan mencegah PHK, perusahaan meminta
proteksi tarif bea masuk atau pembatasan impor (kuota) kepada pemerintah, masingmasing
sebesar P1,P2, atau Q3Q4.
3. E2 adalah keadaan proteksi dengan tarif bea masuk sebesar P1,P2, atau system kuota impor
sebesar Q3,Q4. Dengan pengenaan tarif bea masuk sebesar P1, P2, atau kuota impor sebesar
Q3,Q4, maka terdapat efek-efek tarif atau kuota sebagai berikut.
1) Efek terhadap harga barang yang naik dari P1, ke P2.
2) Efek terhadap impor yang menurun dari Q1,Q2, menjadi Q3, Q4.
3) Efek terhadap konsumsi dalam negeri yang menurun dari OQ2, menjadi OQ4.
4) Efek terhadap produksi dalam negeri yang meningkat dari OQ1, menjadi OQ3.
4. Kendali pemerintah
Regulasi pemerintah mngenai periklanan sangat berpengaruh terhadap komunikasi
pemasaran yang dapat dilakukan pemasar internasional. Regulasi pemerintah bisa
mencakup penggunaan media, pesan yang disampaikan, anggaran periklanan dan
kepemilikan agen periklanan.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa ketentuan atau aturan yang berlaku di
setiap negara berbeda-beda (Mills dalam Keegan, 1995) .Misalnya di Inggris semua
jenis periklanan diperbolehkan kecuali bila secara spesifik dinyatakan dilarang. Di
Jerman, segala jenis periklanan dilarang, kecuali bila dinyatakan (diijinkan) secara
spesifik.
Selain periklanan, promosi penjualan juga tidak dapat dilaksanakan di semua
negara. Bebrapa faktor utam yang membatasinya adalah peraturan budaya, dan situasi
persaingan lokal. Hukum di beberapa negara membatasi ukuran, bentuk, dan sifat
produk sampel, premium, dan hadiah. Nilai suatu item yang diberikan secara gratis
umumnya dibatasi sebesar persentase tertentu dari nilai produk.
5. Persaingan
Intensitas persaingan yang dihadapi setiap pemasar internasional berbeda-beda. Strategi
periklanan yang sukses diterapkan di suatu pasar belum tentu dapat sukses pula jika
dilaksanakan di pasar yang berbeda situasinya. Lagipula, strategi periklanan di setiap
pasar nasional dapat memancing reaksi pesaing lokal yang berbeda.
6. Ketersediaan agen
Jumlah dan kualitas biro periklanan yang ada di suatu negara berkaitan erat dengan
pembanngunan dan tingkat kemajuan ekonomi negara yang bersanmgkutan.
Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian 34
II.15. STUDI KASUS
Permasalahan TBT
Kasus-kasus penolakan ekspor produk pertanian asal Indonesia dengan alasan Technical
Barier and Trade (TBT) sebagian besar karena factor labelling yang dinilai
membingungkan konsumen atau tidak mengikuti standar internasional. Selain itu, ada
BAB III
KESIMPULAN
1. Dalam strategi satu harga ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi,
diantaranya :
a. Perlu adanya analisis secara terperinci mengenai posisi perusahan dan struktur biaya
bila dibandingkan dengan industry secara keseluruhan.
b. Dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan variabilitas harga pada penawaran
harga yang sama pada setiap orang.
c. Perlu pemahaman atas skala ekonomis yang tersedia bagi perusahaan.
d. Dibutuhkan informasi tentang harga kompotitif, yaitu harga yang sanggup dibayar
oleh pelanggan.
2. Secara umum ada empat macam cara memasuki pasar internasional, antara lain :
Ekspor, Lisensi, Joint Venture, dan Direct Investment.
3. Masalah-masalah Seputar kebijakan Harga Produk Internasional antara lain : Price
Escalation, yaitu, mahalnya harga di luar negeri bila dibandingkan dengan harga di
dalam negeri. Dan Transfer Price yaitu harga yang ditetapkan untuk barang atau jasa
yang ditransfer antar unit bisnis perusahaan yang sama, yang berbeda negara.
4. Ada empat kelompok produk yang dapat dipilih perusahaan, yaitu :
Local product, International produk, Multionational product, dan Global product.