Anda di halaman 1dari 8

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 1-8


ISSN: 2337/3806

HUBUNGAN DAN PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL


TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR
KEUANGAN DI INDONESIA
Puji Raharjanti, Muchamad Syafruddin 1
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT
This research aims to examine the relationship and the influence of intellectual capital and
its components on the performance of the financial sector companies in Indonesia. VAIC
method by Pulic used in this research to measure intellectual capital and its components,
there are HCE, SCE, and CEE while the company's performance is measured using ROA.
The population in this research is the financial sector companies listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX) in 2009-2013. Samples was determined using purposive sampling method.
The analysis technique used is the Spearmans correlation test and multiple regression
analysis. The results showed that the intellectual capital and its components significantly
have relation and affect the performance of the company's financial sector. CEE and HCE as
components of intellectual capital, have positive effect onperform ance while SCE negatively
affect performance.
Keywords: Intellectual capital, Financial sector company, VAIC, Financial

performance
PENDAHULUAN
Perubahan dalam ekonomi global yang makin kompleks serta lingkungan yang
dinamis dan kompetitif telah menyebabkan perbedaan antara pendekatan modern value
creation (penciptaan nilai) dan pendekatan tradisional dalam memonitoring operasi. Adanya
pendekatan modern yang berbasis pada penciptaan nilai menempatkan pentingnya sumber
daya berbasis pengetahuan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Hal
ini ditandai dengan pendekatan value creation dalam memonitoring operasi. Hal tersebut
memicu perlunya value creation yang merupakan penambahan nilai baru terhadap kegiatan
individu atau kelompok untuk menghasilkan produk/jasa yang lebih cepat, lebih tepat, lebih
efisien, lebih bermutu, lebih responsif, dan lebih fleksibel. Kunci utama dalam value
creation adalah inovasi serta kinerja yang unggul (Kaplan dan Norton, 2004).
Pertumbuhan perekonomian didorong oleh produktivitas dan inovasi yang didukung
oleh adanya manajemen terhadap sumber daya berwujud dan tidak berwujud, yaitu
intellectual capital (IC). IC merupakan kombinasi pengetahuan manusia, struktural, dan
sumber daya relasional (Abdul Latif dan Fauziah, 2007). Di era sekarang, sektor keuangan
mendominasi dalam penggunaan IC karena sektor ini sangat memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya (Ting dan Lean, 2009). IC dipercaya sebagai salah satu penentu kinerja
perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja IC pada lembaga keuangan
di Indonesia karena lembaga keuangan memainkan peran penting dalam perekonomian.
Selain itu, penelitian ini juga membandingkan kontribusi dari ketiga komponen IC
menggunakan model VAIC, serta menguji hubungan IC terhadap kinerja perusahaan sektor
keuangan di Indonesia

Corresponding Author

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 2

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Praktik IC tidak dapat dipisahkan dari stakeholder theory dan resources based
theory. Dalam stakeholder theory, perusahaan akan berusaha untuk bekerja sebaik mungkin
agar dapat mencapai kinerja yang optimal sesuai dengan yang diharapkan oleh para
stakeholder. Untuk memenuhi harapan para stakeholder, perusahaan memanfaatkan secara
optimal seluruh potensi yang ada dalam perusahaan yang berupa human capital (HC),
structural capital (SC), dan capital employed (CE) yang merupakan komponen IC.
HC merupakan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh
sumber daya manusia ketika meninggalkan perusahaan. SC didefinisikan sebagai suatu
pengetahuan yang terdapat di dalam perusahaan sedangkan CE adalah semua sumber daya

yang terkait dengan hubungan eksternal perusahaan.


Berdasarkan resources based theory, pendekatan berbasis sumber daya memiliki ciri
utama yaitu perekonomian yang mengandalkan aset-aset tidak berwujud. Sebagai sumber
daya tidak berwujud, IC mampu menciptakan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh
perusahaan. Penggunaan IC dalam penyusunan dan pelaksanaan strategi perusahaan
dianggap mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Hubungan IC dan Kinerja Perusahaan
IC merupakan faktor yang lebih penting daripada modal fisik bagi bank (Yalama &
Coskun, 2007). Kujansivu dan Lonnqvist (2004) menyatakan bahwa ada korelasi positif
antara kinerja dan efisiensi IC dalam perusahaan Finlandia sehingga dapat diambil
kesimpulan hipotesis sebagai berikut.
H1 : Terdapat hubungan antara IC dan kinerja perusahaan sektor keuangan di
Indonesia
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ting dan Lean (2009) menunjukkan
adanya hubungan antara masing-masing komponen IC terhadap kinerja perusahaan sektor
keuangan sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H1a: Terdapat hubungan antara HC dan kinerja perusahaan sektor keuangan di
Indonesia
H1b: Terdapat hubungan antara SC dan kinerja perusahaan sektor keuangan di
Indonesia
H1c: Terdapat hubungan antara CE dan kinerja perusahaan sektor keuangan di
Indonesia
Pengaruh IC terhadap Kinerja Perusahaan
Sektor keuangan sangat tergantung pada IC. Saenchan (2008) menyatakan bahwa IC
harus diakui sebagai salah satu investasi besar untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan
perusahaan. Menurut Najibullah (2005), nilai bank secara positif terkait dengan kemampuan
intelektual perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan hipotesis
sebagai berikut.
H2 : Terdapat pengaruh positif antara IC terhadap kinerja perusahaan sektor
keuangan di Indonesia.
IC terbagi menjadi tiga komponen yaitu HC, SC, dan CE. HC berkaitan dengan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Sumber daya manusia tersebut
memiliki kompetensi tertentu berupa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
Kompetensi-kompetensi tersebut apabila dikelola dengan baik akan memberikan keunggulan
bagi perusahaan sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H2a : Terdapat pengaruh positif antara HC terhadap kinerja perusahaan sektor
keuangan di Indonesia.
SC meliputi fleksibilitas organisasi, layanan dokumentasi, adanya pusat
pengetahuan, penggunaan teknologi informasi, serta kemampuan belajar organisasi.
Structural capital menghasilkan sebuah lingkungan kerja untuk membantu pekerja
meningkatkan pengetahuan mereka sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 3

H2b : Terdapat pengaruh positif antara SC terhadap kinerja perusahaan sektor


keuangan di Indonesia.
Komponen yang terakhir adalah CE. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ting dan Lean (2009) menemukan bahwa CE memiliki pengaruh positif pada kinerja
sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H2c : Terdapat pengaruh positif antara CE terhadap kinerja perusahaan sektor
keuangan di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel kinerja perusahaan diukur dengan return of assets (ROA). ROA merupakan
suatu rasio yang membandingkan antara laba setelah pajak dan total aset (profit after
tax/total assets). Berdasarkan model yang diperkenalkan oleh Pulic, IC diukur dengan value
added intellectual coefficient (VAIC). VAIC merupakan penjumlahan dari human capitel
efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE).
HCE merupakan proksi untuk mengukur HC, HCE merupakan VA/HC, dimana VA
merupakan gross income dikurangi beban-beban operasi diluar personal costs. Sedangkan
HC adalah human capital yang diperoleh dari total gaji dan upah dalam suatu perusahaan.
SCE secara matematis diukur dengan SC/VA dimana SC adalah structural capital yang
diperoleh dari VA dikurangi dengan HC. CEE merupakan hasil bagi antara VA dengan CA.
CA yang dimaksud adalah nilai buku dari aset bersih suatu perusahaan.

Penentuan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. Penentuan sample dalam penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria. Berdasarkan metode
tersebut maka penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2009 sampai dengan 2013. Perusahaan sektor keuangan dipilih
sebagai sampel penelitian karena penggunaan IC didominasi oleh
perusahaan sektor keuangan.
2.
Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan (annual report) pada
tahun 2009-2013.
Metode Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji korelasi spearman dan analisis
regresi berganda. Uji korelasi spearman digunakan untuk menguji hubungan IC serta
komponennya dan kinerja perusahaan sedangkan regresi berganda digunakan untuk menguji
IC beserta komponennya terhadap kinerja perusahaan dengan model sebagai berikut.
ROA = 0 + 1VAIC +
(1)
ROA = 0 + 1HCE + 2 SCE + 3CEE + (2)
Keterangan:
ROA : return of assets
VAIC : value added intellectual coefficient
HCE : human capital efficiency
SCE : structural capital efficiency
CEE : capital employed efficiency

: kesalahan residual

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Sampel Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, perusahaan publik yang
terdaftar sebanyak 502 perusahaan yang terbagi dalam sembilan sektor. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan karena sektor keuangan
mendominasi dalam penggunaan IC yang ditandai dengan pemanfaatan sumber daya secara
maksimal
Setelah dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan,
maka diperoleh 65 perusahaan setiap tahunnya yang memenuhi kriteria sampel, sehingga
sampel dalam penelitian ini sebanyak 325 perusahaan. Proses seleksi sampel berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1
Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria
No
Kriteria
1. Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2013
2. Perusahaan delisting selama periode 2009-2013
3. Perusahaan yang listing setelah tahun 2009
Jumlah
Sumber: Data yang Diolah

Jumlah
85
(1)
(19)
65

Deskripsi Variabel
Hasil pegujian statistik deskriptif variabel dependen dan independen yang diukur
dengan HCE, SCE, CEE, VAIC, dan ROA pada tahun 2009-2013 disajikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Minimum Maximum
-12.717
16.709
.740
2.050
-.461
.757
-12.070
17.920
-1.850
2.090

N
HCE
325
SCE
324
CEE
325
VAIC
324
ROA
304
Valid N (listwise) 303
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16

Mean
1.148
1.157
0.029
2.339
0.383

Std.Deviation
2.641
.118
0.071
2.679
0.493

Tabel statistik deskriptif diatas menunjukkan jumlah observasi dalam penelitian ini
adalah 325 observasi. Dari 325 observasi tersebut, sebanyak 22 data dikeluarkan dari
observasi agar data terdistribusi secara normal sehingga diperoleh jumlah data yang dapat
digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian sejumlah 303.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penilaian kelayakan model, dapat diketahui nilai VIF < 5 dan tolerance
> 0.10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Selain itu, uji asumsi
klasik lainnya menunjukkan bahwa dalam model tidak terjadi autokorelasi dan
heteroskedastisitas. Uji Kolmogorov Smirnov yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
data terdistribusi secara normal. Sehingga data dapat dipakai untuk pengujian hipotesis.
Hipotesis pertama menguji hubungan antara IC beserta komponennya dan kinerja
perusahaan. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman HCE, SCE, CEE, dan VAIC memiliki
hubungan yang signifikan terhadap ROA yaitu pada tingkat signifikasi 1%. HCE, SCE, dan
VAIC berhubungan positif dengan ROA sedangkan SCE berhubungan negatif dengan ROA.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ting dan Lean (2009).

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 5

Hasil penelitian berkaitan dengan hubungan IC dan komponennya dan kinerja perusahaan
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis 1, 1a, 1b, dan 1c
HCE
SCE
CEE
VAIC
ROA
1.000
-.173**
.838**
.990**
.455**
HCE
1.000
-.018
-.162**
-.383**
SCE
1.000
.835**
.641**
CEE
1.000
.459**
VAIC
1.000
ROA
**. Correlation is significant at the 0.01 level

Adanya hubungan antara IC terhadap kinerja salah satunya disebabkan oleh adanya
perhatian perusahaan terhadap pengelolaan IC. Perhatian perusahaan terhadap pengelolaan
IC beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Penciptaan nilai yang dilakukan oleh
perusahaan berkaitan dengan IC dilakukan dengan cara mengelola organisasi secara optimal.
Pengelolaan organisasi berkaitan dengan intellectual capital ini dilakukan dengan cara
memanfaatkan secara optimal seluruh potensi yang ada dalam perusahaan yang berupa
human capital, structural capital, dan capital employed. Pengelolaan yang baik terhadap
seluruh potensi yang ada akan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan pada akhirnya
akan mendorong kinerja perusahaan
Hipotesis ke dua menguji pengaruh IC beserta komponennya terhadap kinerja
perusahaan. Hasil pengujian hipotesis ke dua yang dilakukan dengan regresi berganda
disajikan dalam tabel di bawah ini.

Variabel
VAIC
HCE
SCE
CEE
Dependen variabel: ROA

Tabel 4
Hasil Pengujian Hipotesis 2, 2a, 2b, dan 2c
t hitung
5,395
2,165
-3,364
8,966

Sig
0.000
0.031
0,001
0,000

Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan hasil bahwa IC beserta komponennya


memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. uji regresi berganda VAIC
terhadap ROA menunjukkan bahwa IC memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan keuangan di Indonesia. Penciptaan nilai yang dilakukan oleh perusahaan
berkaitan dengan IC dilakukan dengan cara mengelola organisasi secara optimal.
Pengelolaan organisasi berkaitan dengan IC ini dilakukan dengan cara memanfaatkan secara
optimal seluruh potensi yang ada dalam perusahaan. Pengelolaan yang baik terhadap seluruh
potensi yang ada akan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan pada akhirnya akan
mendorong kinerja perusahaan seperti yang diharapkan oleh stakeholder.
Pengaruh positif HC terhadap kinerja yang terdapat dalam penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ting dan Lean (2009). HC menjadi
cukup berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena human capital saat ini menjadi aset
tidak berwujud yang dianggap paling penting bagi sebagian besar perusahaan. Hal ini
terbukti karena saat ini perusahaan-perusahaan mencari karyawan yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan khusus untuk dipekerjakan (Hofman-Bang, 2005). Peran
sumber daya manusia dalam perusahaan yang berjalan dengan baik akan menciptakan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
SC adalah satu-satunya variabel yang memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bontis dan Jawad (2010) serta Gunaratne
(2010). Oleh karena structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan
dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan yang bertujuan menghasilkan kinerja yang

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 6

optimal (Sawarjono dan Kadir, 2003), dapat disimpulkan bahwa perusahaan keuangan yang
ada di Indonesia kurang maksimal dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Berdasarkan konsep nilai tambah ekonomis, keunggulan kompetitif perusahaan
dapat ditingkatkan tanpa menambah jumlah modal dengan catatan sumber daya yang ada
dalam perusahaan dimanfaatkan secara optimal. Perusahaan harus berfokus pada kegiatankegiatan yang menambah nilai dan membuang aktivitas yang tidak menambah nilai dengan
tujuan agar perusahaan dapat memaksimalkan kinerjanya. Pemanfaatan sumber daya secara
optimal sangat diperlukan untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa nilai tambah untuk
perusahaan keuangan di Indonesia yang diteliti memiliki rentang nilai yang lebar. Hal ini
mencerminkan bahwa tidak semua perusahaan sektor keuangan di Indonesia dapat
memanfaatkan sumber dayanya secara optimal. Nilai tambah yang dicapai oleh perusahaan
kemudian mempengaruhi laba yang dicapai perusahaan.
SC yang cenderung buruk akan kurang mendukung kemampuan karyawan untuk
menghasilkan kinerja yang optimal sehingga apabila perusahaan tidak melakukan perbaikan
pada structural capital maka pengetahuan yang dimiliki oleh para pegawai tidak akan
berkembang dan berakibat pada kinerja yang dilakukan oleh para pegawai tidak optimal.
SC dari sebuah organisasi yang terdiri dari infrastruktur, sistem dan kebijakan, serta
prosedur sebuah organisasi yang ada di perusahaan sektor keuangan di Indonesia tidak
mendukung berkembangnya kemampuan para pegawai yang ada di perusahaan sektor
keuangan di Indonesia. Hal ini berakibat pada kemampuan para pegawai untuk melakukan
aktifitas-aktifitas perusahaan kurang optimal karena mereka kurang dapat melakukan
pengembangan diri akibat budaya yang ada di organisasi tidak mendukung mereka untuk
melakukan hal tersebut.
Seperti halnya HC, CE juga memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Ting dan Lean (2009). Penelitian lain yang juga mendukung
hasil temuan ini adalah penelitian Hatane (2013) yang dilakukan di Indonesia dengan objek
perusahaan perbankan. Berdasarkan hasil uji t, CE memiliki pengaruh paling dominan
terhadap kinerja perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI. Hal tersebut menunjukkan
bahwa modal yang digunakan berkontribusi cukup besar terhadap kinerja perusahaan. Hal
tersebut membuktikan bahwa penggunaan sumber daya yang optimal untuk memelihara
hubungan dengan pihak eksternal sangat diperlukan. Semakin optimal perusahaan dalam
memelihara hubungan dengan pihak eksternal maka akan menambah nilai perusahaan
tersebut sehingga dapat menciptakan kinerja perusahaan yang baik.
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN
Intellectual capital berhubungan dan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan sektor keuangan di Indonesia. Nilai t VAIC yang positif menunjukkan bahwa
intellectual capital memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur
dengan ROA. Hasil uji korelasi dan regresi yang diperoleh mendukung H1 dan H2 yang
telah dirumuskan sebelumnya.
Komponen-komponen intellectual capital
yang terdiri dari human capital,
structural capital, dan capital employed masing-masing memiliki hubungan dan pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sektor keuangan. Human capital dan capital
employed memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut berarti bahwa
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dan kemampuan untuk melakukan hubungan
dengan pihak eksternal berbanding lurus dengan kinerja perusahaan. Sedangkan structural
capital memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Kondisi lingkungan
organisasi di Indonesia yang kurang baik dalam memacu inovasi mengakibatkan sulitnya
mencapai kinerja yang optimal dengan menggunakan modal struktural.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mengganggu
hasil penelitian antara lain data yang didapat dari hasil pengumpulan data memiliki standar
deviasi serta rentang data yang besar sehingga beberapa data terpaksa dikeluarkan agar data
terdistribusi secara normal. Selain itu, variabel dalam penelitian ini hanya terbatas pada
beberapa variabel yang diteliti sehingga apabila dalam penelitian selanjutnya ada

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 7

penambahan variabel kemungkinan akan membuat variasi hasil pengamatan yang bisa saling
melengkapi.
Berdasarkan keterbatasan yang tersebut, maka harapan peneliti untuk penelitian
berikutnya adalah sebagai berikut. Pertama penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menambah sampel dari sektor industri yang berbeda atau menggunakan sektor industri yang
berbeda sebagai obyek penelitian misalnya sektor manufaktur untuk melihat apakah
karakterikstik industri berperan dalam menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja.
Kedua, penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lain yang diduga
mempengaruhi kinerja karena intellectual capital bukanlah satu-satunya variabel yang
mempengaruhi kinerja, misalnya variabel jenis industri.
REFERENSI
Abdul Latif, S. and Fauziah, S. 2007. Intellectual capital management in Malaysian public
listed companies. International Review of Business Research Paper, Vol. 3 No. 1,
March, h. 266-78.
Belkaoui, A.R. 2003. Intellectual capital and firm performance of US multinational firms,
Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 2, h. 215-26.
Bontis, N. (1997), Intellectual Capital Questionnaire, Institute for Intellectual Capital
Research, Hamilton.
Bontis, N. 1998. Intellectual capital: an exploratory study that develops measures and
models, Management Decision, Vol. 36 No. 2, h. 63-76.
Bontis, N., William, C.C.C. and Richardson, S. 2000. Intellectual capital and business
performance in Malaysia industries, Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No. 1, h.
85-100.
Firer, S. and William, S.M. 2003. Intellectual capital and traditional measures of corporate
performance, Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 3, h. 348-60.
Gunaratne, P. and S. Kahelwalatenna. 2010. The Impact of Intellectual Capital on the Firm
Performance and Investor Response: An Empirical Study of Selected Sectors in
Colombo Stock Exchange
Hatane, S. and M. Kartika. 2013. Pengaruh Intellectual Capital pada Profitabilitas
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20072011. Bussiness Accounting Review, Vol. 1, No. 2
Hazlina, H. and Zubaidah, Z.A. (2008), Relationship between intellectual capital and firms
performance: evidence from public listed companies in Malaysia, Papaer disajikan
pada International Accounting Business Conference, Johor Bahru, Malaysia.
Hofman-Bang, P. and K. Jacobsen. 2005. The IC RatingTM Model by Intellectual Capital
Sweden. Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, No. 4, h. 570-587
Kamath, G.B. 2007. The intellectual capital performance of Indian banking sector, Journal
of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 1, h. 96-123.
Kujansivu, P. and A. Lonnqvist. (2004), The Value and Efficiency of Intellectual Capital in
Finnish Companies, Institute of Industrial Management, Tampere University of
Technology, Tampere, FL.

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 8

Najibullah, S. (2005), An Empirical Investigation of the Relationship Between Intellectual


Capital and Firms Market Value and Financial Performance In Context Of
Commercial Bank of Bangladesh, Independent University, Bangladesh.
Prasetyanto, P. 2011.Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Intellectual Capital
terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Universitas Diponegoro
Pulic, A. (2000), MVA & VAICTM Analysis of Randomly Selected Companies from FTSE
250, Austrian Intellectual Capital Research Center, Graz and London.
Pulic, A. (2002), Value Creation Efficiency of Croatian Banks 1996-2000, February:
www.vaic-on.net
Pulic, A. 2004. Intellectual capital does it create or destroy value?. Measuring Excellence,
Vol. 8 No. 1, h. 62-8.
Pulic, A. and Bornemann, M. (1997), The Physical and Intellectual Capital of Austrian
Banks, available at: www.vaic-on.net
Saengchan, S. 2008. The Role of Intellectual Capital in Creating Value in the (Thai) Banking
Industry: www.bus.tu.ac.th/uploadPR/ADV3_11_2008/9.%20??????.pdf
Skandia Insurance Company (1998), Skandia Insurance Company, Skandia Insurance
Company, Stockholm: www.skandia.se/group/index.htm
Yalama, A. and Coskun, M. 2007, Intellectual capital performance of quoted banks on the
Istanbul stock exchange market. Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 2, h.
256-71.

Anda mungkin juga menyukai