DASAR-DASAR EKOLOGI
ACARA V
PENGENALAN EKOSISTEM TEGALAN
Disusun Oleh:
ACARA V
PENGENALAN EKOSISTEM TEGALAN
I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Sedangkan ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Melihat definisi di atas, maka bisa kidatakan bahwa mempelajari ekologi tak
pernah lepas dari permasalahan ekosistem. Ekosistem bisa dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu ekosistem darat dan ekosistem peraian. Salah satu bentuk dari ekosistem darat adalah
ekosistem di tanah tegalan.
B. Tujuan
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari macam-macam bentuk
ekosistem dan mengetahui struktur serta komponen pembentuk ekosistem tegalan.
II . TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara
organisme dengan lingkungan abiotiknya. Definisi yang lebih tepat mengenai ekosistem adalah
tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana
kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi (Anonim, 2009).
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai
berikut (Sutanto, 2000).
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang
mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan
oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan
mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan
sebagai produsen, konsumen, ataupun dekomposer. Produsen terdiri dari organisme-organisme
berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik melalui
Peran dekomposer ditempati oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri
pengurai dan jamur saproba. Keberadaan dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Oleh
dekomposer, hewan atau tumbuhan yang mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi
unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga
menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi fotosintesis (Wagenet, 2000).
III.
PEMBAHASAN
Tegalan merupakan area sawah kering yang ditanami oleh berbagai jenis tanaman
kering seperti palawija, ubi-ubian, cabe, jagung, dan lain sebagainya. Berikut akan kami uraikan
hasil pengamatan kami yang dilakukan di daerah Bangun Tapan, Bantul, Yogyakarta.
A. Komponen Penyusun Ekosistem
1. Komponen Autotrof
Komponen autotrof yang terdapat di wilayah tegalan yang kami amati adalah berupa
tumbuhan-tumbuhan hijau seperti pohon ketela, pisang, papaya, ubi ungu, ketela rambat,
kacang panjang, kacang tanah, tomat, kangkung, dan rumput-rumputan.
2. Komponen Heterotrof
Komponen heterotrof yang terdapat di wilayah tegalan yang kami amati adalah ulat bulu,
belalang hitam, belalang hijau, semut, lalat buah, dan manusia yaitu para praktikan.
3. Komponen Abiotik
Komponen abiotik yang terdapat di wilayah tegalan yang kami amati adalah tanah, batu,
kayu, udara, cahaya matahari, suhu, dan kelembaban udara.
4. Pengurai (decomposer)
Pengurai yang terdapat di wilayah tegalan yang kami amati adalah cacing dan berbagai
macam bakteri pengurai.
B. DAUR MATERI
Dalam komunitas- komunitas alam yang kompleks, organoisme-organisme yang
makananya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan
masuk ke dalam tingkat trofik yang sama. Dalam hal ini kami mengamati tanah tegalan, jadi daur
materi yang ada mengenai organisme-organisme yang ada di tegalan. Secara umum daur materi:
Produsen- Konsumen I- Konsumen II Konsumen III,dst- decomposer- Produsen. Makhluk
hidup yang kami temui dalam Tegalan antara lain: Tomat, Singkong, Janfkerik, Ulat, Semut
Hitam, Rumput, Pepaya, Lalat Buah, Pisang,dll. Sedangkan abiotiknya ada kayu, tanah, dll.
Lalat buah
Pisang
Pepaya
Singkong
Ulat
Semut Hitam
mati(diuraikan Dekomposer)
Rumput
Jangkrik
Ket:
dimakan
C. JARING-JARING MAKANAN
Di alam, perjalanan makanan tidak hanya dapat digambarkan secara sederhana dalam
bentu rantai makanan. Proses makan dan dimakan yang terjadi di alam sangat kompleks. Oleh
karena itu, digambarkan dalam bentuk jarring-jaring makanan. Pada ekosistem tegalan, dapat
dibuat jarring-jaring makanan sebagai berikut:
Burung
pemakan
daging
belalang
ulat
Pohon
Singkong
semut
Pohon
Pepaya
Pohon Cabai
Interaksi populasi wajar terjadi di dalam komunitas tegalan. Dan dapat segera diketahui
dan dipelajari, paling tidak secara kualitas, sekalipun di dalam komunitas yang sangat kompleks.
Untuk sepasang jenis tertentu tipe interaksi ini dapat berubah di bawah keadaan yang berlainan
atau selama tahap-tahap yang berturut-turut dalam masa hidupnya. Jadi, dua jenis dapat
memperlihatkan parasitisme pada suatu saat, komensalisme pada saat lain dan betul-betuk netral
pada saat lain lagi. Komunitas yang disederhanakan dan percobaan prrcobaan labot\ratorium
memberikan cara-cara untuk menyendirikan dan mempelajarinya secara kualitatif pelbagai
interaksi.. Juga model secara matematika deduktif yang diturunkan dari studi demikian itu
memungkinkan kita untuk menganalisis faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan secara biasa.
Berikut bagan tentang aksi interaksi antar komponen dalam sistem lingkungan:
Bagan : Aksi interaksi antar komponen dalam sistem lingkungan:
Interaksi yang bersifat persaingan sering melibatkan ruangan, unsure hara, sinar matahari,
bahan-bahan buangan atau sisa, susceptibilitas terhadap pemangsa, penyakit dan banyak lagi tipe
interaksi timbal balik atau bersama. Misalnya dalam komunitas tegalan, kita dapat membahas
mengenai persaingan antibiotik atau persaingan mendapatkan sinar matahari. Contoh, tanaman
singkong yang ukuran tubuhnya lebih banyak mendapatkan sinar matahari dibandingkan rumput
yang ada di bawahnya. Justru rumput menjadi terhalang dalam mendapatkan sinar matari karena
diatasnya terdapat pohon singkong yang besar dan daunnya lebat. Akibatnya rumpur tersebut
mati karena tidak dapat berfotosintesis.
Akibat persaingan sangat menarik dan telah banyak dipelajari sebagai salah satu mekanisme
seleksi alam. Persaimgan antar jenis dapat berakibat dalam penyesuaian keeimbangan dua jenis.
Atau dapat berakibat dalam penggantian populasi jenis satu engan yang lainnya atau
memaksanya yang satunya itu untuk menempati tempat lain atau menggunakan pakar lain, tidak
peduli apapun yang menjadi dasar persaingannya itu
IV.PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Ekosistem dibagi menjadi dua:
1.
Ekosistem aquatik
2.
Ekosistem terestrial
B. SARAN
Keseimbangan dalam lingkungan dapat terjadi karena adanya keterkaitan antarkomponen-komponen lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.
Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah sesuatu
keadaan tertentu menjadi keadaan yang lebih baik, sehingga dapat mensejahterakan
manusia. Namun di dalam pembangunan kita harus memperhatikan Lingkungan Kita,
Habitat dan ekosistem itu sendiri, Sehingga terjalin Keseimbangan yang kedepannya
tidak merugikan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Objek dan ragam persoalan biologi dari berbagai tingkat organisasi kehidupan.
http://www.e-dukasi.net//htm. Diakses tanggal 13 Mei 2013.
Anonim. 2009. Ekosistem. http://www.wikipedia.org//htm. Diakses tanggal 13 Mei 2013.
Odum, Eugene P. 1979. Fundamentals of Ecology third Edition. Saunders College Publishing.
Georgia.
Riberu, Paskalis. 2002. Pembelajaran ekologi. Jurnal Pendidika Penabur 1(1): 127 130.
Soemarwoto, Otto. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan, Jakarta.
Sutanto, R. 2000. Susunan dan macam ekosistem. http://free.vlsm.org//htm. Diaskes tanggal 13
Mei 2013.
Wagenet, R. J; RR. Rodriguez; W. F. Cambel and D.L.Turner. 2000. Fertilizer effect on garden
plants . Agronomy Journal. 75(3) : 160 - 164.