penulisan
makalah
ini
dengan
metode
deskriptif
dengan
sistematika
penulisannya.
kan tentang : anatomi fisiologi jantung dan konsep dasar pada penyakit perikarditis.
kan tentang : asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien/klien.
kan tentang
: kesimpulan dan saran.
A
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI LIDAH
1. Anatomi lidah
Lidah terletak didasar mulut, ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah.
Lidah secarara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
a. Apek linguae (ujung lidah)
b. Corpus linguae (badan lidah)
c. Radix linguae (akar lidah)
Lidah memiliki 4 papila, yakni :
a. Papila foliate
b. Papila fungiformis
c. Papila sirkumfalata
d. Papila filiformis
Susunan otot yang ada pada lidah ada 2 otot yakni :
a. Otot intrinsik
b. Otot ekstrinsik
2. Fisiologi lidah
Lidah adalah organ pengecap, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka
terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah
kuncup-kuncup pengecap(taste buds).
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds,tetapi indera penghidu pun sangat
berperan dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan memungkinkan kita merasakan tekstur
makanan lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu
sendiri. Makna pentingnya adalah bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih makanan
sesuai keinginannya.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada
sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain: 2 reseptor natrium,2
reseptor kalium, 1 reseptor klorida,1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1 reseptor
manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit
1.
2.
3.
4.
tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncupkuncup pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang,
pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores).
Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah,
sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif
untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.
B. KONSEP DASAR
1.
Pengertian ca lidah
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas kearah
lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van de velde, 1999). Kanker lidah adalah
suatu neoplasma malignant yang timbul dari jaringan epitelmukosa lidah dengan sel yang berbentuk
squamous cell carcinoma (sel epitel gepengberlapis)
2. Etiologi
penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang
diduga menjadi pemicunya, antara lain:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
1)
2)
hepatitis,
parasit, bakteri)
3. Patofisiologi
Kejadian
kanker
lidah
disebabkan
oleh
banyak
faktor
yang
dikelompokkan
menjadibeberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer. Faktor
luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi
Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan
melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel squamous
carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut,
zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang
mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul
nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae)
dominan bermetastase kecolli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling
sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus
yangmudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada
kelenjar limfe
submental
dan
submandibular. Penatalaksanaan
kanker
lidah
meliputi
Faktor Luar
Faktor Heriditer
Infeksi Kronis
Pada Lidah
Memicu Ransangan
Karsinogen
Virus/Bakteri
DX 1
Sel-Sel Mengalami Nekrosis
DX 2
Asam Laktat
PH
Produksi Zat Kimia (Bradikinin, Histamine,
Protilitik)
Mempengaruhi Imunosupresor
Kekebalan
DX 3
RESIKO TINGGI TERJADI INFEKSI
4. Klasifikasi
Klasifikasi ca lidah terdiri dari :
a.
1)
2)
3)
4)
5)
Tumor primer
TIS adalah karsinoma in situ
T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan infiltrasi dangkal.
T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi dalam.
T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut sudah sudah meluas
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
2)
disekelilingnya.
Pembesaran kelenjar limfe
N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau bilateral.
Metastase
M0 = Metastase jauh tidak ada.
M1 = Metase jauh sudah ada.
5. Manifestasi klinis
Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka) seperti sariawan yang
tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah, nyeri pada lidah, nyeri yang
menjalar pada telinga, nyeri menelan yang menyebabkan sulit menelan dan terbatasnya
pergerakan lidah. Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanyaditemukan pada
pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul di bagian pinggir lidah, hampir
tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah
menderita sinus yang tidak pernah mendapatkan pengobatan selama beberapa tahun. Karsinoma
sel skuamosa pada sel lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung
tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya. Bintik kecoklatanmendatar seperti bercak sering
ditemukan pada perokok yaitu di sisi biasanya sigaret ataupipa diletakkan pada bibir.
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan penunjang
a. Biopsi
1. incisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat, sehingga
diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi
terbuka, dan ini akan mempermudah penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan
keuntunganya dapat mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil dengan atau tanpa
metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma dengan jarak 1 1,5 cm dari jaringan sehat.
Hasil excisi diletakkan pada gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang
diberi formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung sehingga topograpi
tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat
bagian mana yang tidak bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas
(incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan tumor ganas
atau bukan.
2. Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat abnormal dengan
cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan
sampel dalam slide dan melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke
laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum biopsi diindikasikan pada
kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat
pada orang yang memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
3. Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen setelah
sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat gambaran opak acetowhite
pada jaringan yang terkena kanker atau jaringan yang abnormal.
8. Penatalaksanaan
a.
Penatalaksanaan farmakologi
Typhonium Plus - Alternatif Kanker Pengobatan ( Typhonium Flagelliforme / Keladi
Tikus ekstrak ) Sebagai suplemen alami dapat membantu untuk memerangi kanker / tumor dan
merangsang tubuh anti.
Kanker bukan merupakan salah satu spesifik penyakit . Ini adalah proses yang dapat
mempengaruhi setiap organ tubuh. Tubuh manusia yang sehat terdiri dari sel-sel yang tumbuh
normal yang melaksanakan proses kehidupan secara normal dan teratur. Sebuah sel hidup normal
dapat, karena alasan berbagai disayangkan, gilirannya yang abnormal atau kanker. Ini
mengalikan dalam tubuh cepat dan berlebihan, membentuk sekelompok sel pertumbuhan yang
tidak terkendali mengakibatkan pembengkakan. Kemudian sel-sel abnormal pecah dan
menyerang jaringan sekitar dan organ dan menghancurkan mereka. Dengan setiap pertumbuhan
sel sibuk, tidak terkendali dan teratur, energi tubuh yang disalahgunakan dan terbuang. Jika ini
terus berlanjut dicentang, kematian dapat terjadi.
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus adalah tanaman herbal yang tumbuh di Asia Timur
sebagai obat tradisional untuk memerangi kanker .
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya menggabungkan
membantu dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium Plus mengandung ribosom dalam
bertindak protein (RIP), anti oksidan, dan anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada
gilirannya menghasilkan mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem
kekebalan tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak pertumbuhan sel kanker adalah
reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini tidak terlalu
mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam karya sinergi
Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus. Typhonium Plus Terdaftar POM TR 043 330
391 Departemen Kesehatan Indonesia
Penggunaan yang disarankan:
Stadium I - II, ambil 1 kapsul 2 kali sehari sebelum makan. Stadium III di atas, ambil 2
kapsul 2 kali sehari sebelum makan, atau seperti diarahkan oleh praktisi kesehatan.
Komposisi:
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus 80%, 10% Andrographis paniculata, Curcuma
zedoaria 10% (dalam ekstrak bentuk) Penyimpanan: . Simpan pada suhu kamar & jauh dari
anak Packing size: Packing dengan 20 kapsul.
Perhatian:
-
Dua hari setelah mengkonsumsi Typhonium Ditambah , Anda mungkin merasa masalah perut,
diare sedikit, feses berubah menjadi hitam dan tubuh merasa kelelahan.
Kadang-kadang pasien dapat muntah setelah konsumsi, jika ini terjadi gejala berhenti minum
kapsul, ketika Anda merasa lebih baik, Anda dapat melanjutkan mengambil kapsul tetapi
mengurangi dosis atau berkonsultasi dengan praktisi medis Anda.
atau
hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar dan sudah bermetastase ke
1)
2)
3)
4)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS :
Dari Tn. R mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga serta
nyeri yang menyebabkan sulit menelan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pada lidah klien terdapat
warna merah, dan ada pembengkakan pada area leher. Pada saat berbicara, suara Tn. R terdengar
agak kurang jelas. Dan pada lidah Tn. R juga mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah
5 bulan tidak sembuh. Ada kemerahan pada lidah klien. Klien tampak gelisah, meringis
kesakitan. Dan klien juga tampak malu pada saat berkomunikasi pada perawat.
Tanda-tanda vital klien :
N : 85 x/menit
S
: 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
Klien juga mengatakan, tidak nafsu makan. Hal ini disebabkan klien susah makan karena ada
luka dilidah klien, sehingga pada saat makan klien sakit untuk menelan makanan.
Berat badan klien sebelum sakit
: 67 kg
Berat badan kien saak sakit
: 59 kg
1. Pengkajian keperawatan
Meliputi penegkajian 11 pola gordon
A. Identitas klien
Nama
: Tn. R
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: islam
Bangsa / Suku
: melayu
Pendidikan
: sma
Pekerjaan
: swasta
Status Perkawinan
: sudah menikah
Alamat
Klien mengatakan kakeknya pernah mengalami penyakit yang sama 6 tahun yang lalu. Dan
kakeknya yang menderita penyakit tersebut sudah meninggal.
D. Struktur genogram/keluarga
X
Keterangan :
= laki-laki
X
= perempuan
= Kakek klien yang menderita penyakit ca lidah
= klien
------ = tinggal serumah
E. Data biologis
1. Pola nutrisi
A : BB klien sebelum sakit
: 67 kg
BB klien saat sakit
: 59 kg
TB klien
: 180 cm
B : Hemoglobin : 15,8 mg/dL
Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
C : Rambut klien bersih tampak hitam dan bersih, mukosa bibir klien tampak kering, kulit klien
bewarna putih dan tidak kering.klien terlihat sedikit kurus.
D : Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, sarapan pagi, makan siang dan makan malam dengan
1-2 piring sedang dalam sekali makan. klien makan nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, dan buahbuahan. Dan Pada saat sakit klien Cuma makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran
sedang saja. Pada saat sakit klien Cuma makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran
sedang saja.
2. Pola minum
a. Sebelum sakit :
sebelum sakit klien minum 6 gelas sedang dalam sehari dengan ukurang gelas sedang (sekitar 1
b.
liter/hari).
Saat sakit
Dan Pada saat sakit klien minum 4 gelas sehari dengan ukuarn sedang (sekitar 0,8 liter/hari).
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
1) Sebelum sakit
sebelum sakit klien BAB sebanyak satu kali dali sehari dan BAB klien sebelum sakit bewarna
kuning kecoklatan dan bentuknya padat.
2) Saat sakit
saat sakit klien bab sebanyak satu kali dan kadang tidak ada dalam satu hari dan BAB bewarna
kuning kecoklatan dan bentuknya padat.
b. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 5 x sehari dengan warna urin klien putih
kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat sakit
2) Saat sakit
Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 5 x sehari dengan warna urin klien putih
kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat sakit
4. Pola ostirahat dan tidur
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit, klien beristirahat dengan baik, satu sari klien istirahat sebanyak 8 jam. Tidur
malam 6 jam, dan tidur siang 2 jam
b. Saat sakit
Pada saat sakit klien tidak bekerja sehingga sehari-hari klien hanya beristirahat dan tidur saja
5. Pola kebersihan
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit Klien mandi 2 x sehari dan setiap mandi klien memakai sabun, shampo dan
menyikat giginya.
b. Saat sakit
Saaat sakit klien mandi 2 x sekali dan setiap mandi klien memakai sabun, dan shampo, tetapi
terkadang klien tidak menyikat giginya karena lidah klien yang nyeri.
6. Pola aktifitas dan istirahat
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mampu bekerja sebagai buruh jasa di perusahaan swasta dan klien istirahat
sebanyak 6-8 jam dalam sehari.
b. Saat sakit
Saat sakit klien tidak bekerja karena malu berinteraksi kapada orang lain, dan waktu untuk
bekerja digunakan klien untuk istirahat.
F. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien datang kerumah sakit dengan keadaan lelah, letih. Dan klien tampak gelisah
2. Kesadaran umum
Kesadaran umum klien kompos mentis
3. Tanda-tanda vital
N
: 85 x/menit
: 37,5 C
TD
: 130/90 mmhg
RR
: 26 x/menit
adanya pembegkakan.
6. Mata
Inspeksi : sklera klien bewarna putih, konjungtiva bewarna putih, respons pupil normal, pada saat terkena
cahaya, pupilnya mengecil.
7. Telinga
Inspeksi : telinga kanan dan kiri klien simetris, serumen pada telinga klien tidak terlalu banyak.
Palpasi
: klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.
Palpasi
Perkusi
8. Hidung
Inspeksi
: bentuk hidung klien simetris. Tidak adanya folip, tidak adanya colulen.
Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.
9. Mulut dan lidah
Inspeksi
: ada luka seperti sariawan. Ada kemerahan pada bagian lidah klien
Palpasi : klien merasa nyeri pada saat dipalpasi
10. Dada
a. Rongga thorax
Inspeksi
: bentuknya simetris, naik turunnya dadakiri dan kanan sama
: pengembangan dada kiri dan kanan sama, dan ictus cordis teraba di ic 3
: terdengar bunyi resonan pada thorak klien, dan pada area jantung redup
Auskultasi
: pada bagian jantung, bunyinya normal. Pada bagian paru-paru, bagian trakea terdengar bunyi
trokealis, pada bagian percabangan bronkus terdengar bunyi bronkovesikuler, pada bagian ujung
maupun edema pada kulit klien.selain itu pergerakan ekstremitas bawah klien baik.
Palpasi
: tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.
c. Kekuatan otot
5
5
5
5
G. Data psikologis
1. Status Emosi
Emosi klien dapat terkontrol dimana klien tidak emosi kepada orang sering mencemooh klien.
2. Konsep Diri
Klien seseorang yang sabar dan agak pemalu.
3. Gaya Komunikasi
Klien menggunakan bahasa melayu karena klien kurang lancar berbahsa indonesia
4. Pola Interaksi
Klien mudah berinteraksi dengan orang lain, tetapi karena klien menderita penyakit ca lidah,
klien sudah tidak pernah berinteraksi kepada orang lain selain dengan keluarga.
5. Pola Koping
Klien menyelesaikan masalahnya dengan hanya merenung dan melamun saja.
H. Data sosial
1. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan terakhir klien adalah sekolah menegah atas (SMA). Pekerjaan klien sebagai buruh
jasa disalah satu perusahaan swasta di pontianak.
2. Hubungan sosial
Hubungan sosial klien sangat baik dan klien mengaku sering kerja bakti bersama warga dalam
satu RT klien.
3. Gaya hidup
Gaya hidup klien biasa-biasa saja, klien tidak hidup bermewah-mewahan, klien tidak suka pegi
ke diskotik dan tempat-tempat lain yang sejenis. Klien hanya kuat dalam merokok, dalam satu
hari klien beisa menghabiskan 1 bungkus rokok.
I. Data spiritual
1. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien sholat lima waktu dan sering mengaji.
2. Saat sakit
Saat sakit kklien hanya sholat saja, klien mengaku jarang sekali klien mengaji lagi paling-paling
2 x dalam seminggu.
Data penunjang
sel darah merah : 5,7 juta sel/mikroliter
sel darah putih : 6.000 sel/mikroliter.
Hemoglobin : 15,8 mg/dL
Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
K. Pengobatan
Pengobatan yang digunkan adalah menggunakan obat Typhonium Plus.
J.
2. Analisa data
Masalah
Nyeri akut
dan telinga.
Klien mengaku terdapat
luka seperti sariawan dan
sudah
bulan
tidak
sembuh.
P : nyeri karena ada luka di
lidah
Q : nyeri seperti terbakar
R : di lidah
S : skala 5
T : waktu datangnya
sakit kadang-kadang
Do :
- Klien tampak meringis
2.
kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV :
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
23 november 20011 Ds :
ketidakmampuan Ketidakseimbangan
09.30 WIB
- Klien mengatakan tidak menelan makanan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
ada nafsu makan
Do :
- Terdapat pembengkakan
pada area leher.
- klien tampak pucat
- klien tampak lemah
BB klien sebelum sakit 67
kg
BB kien saak sakit : 59 kg
3.
23 november 20011
Ds :
penyakit kronis
Risiko infeksi
10.00 WIB
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa perioritas 1
Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :
Ds : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga.
- Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
Do : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N
: 85 x/menit
: 37,5 C
TD
: 130/90 mmhg
RR
: 26 x/menit
Diagnosa perioritas 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan yang ditandai dengan :
Ds :
Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga serta nyeri
yang menyebabkan sulit menelan.
Do :
4. Perencanaan keperawatan
No.
1.
Diagnosa keperawatan
Tujuan da KH
Intervensi
Rasional
Nyeri
akut
yang Setelah dilakukan1. Tentukan riwayat Memberikan
berhubungan
proses
penyakit
dengan tindakan
yang keperawatan
nyeri,
data
misalnya dasar
lokasi
untuk
nyeri, mengevaluasi
ditandai dengan :
1x24 jam nyeri
Ds :
pada klien hilang
- Klien mengeluh nyeri
ataupun
pada bagian lidah dan
berkurang
merambat
keleher,
ditandai dengan
rahang dan telinga.
Klien
mengaku kriteria hasil :
- Klien
2.
terdapat luka seperti
mengatakan tidak
sariawan dan sudah 5
ada nyeri atau
bulan tidak sembuh.
P : nyeri karena ada nyerinya
luka di lidah
Q : nyeri
berkurangdari
(misalnya
skala 5 menjadi
relaksasi,
3,2,1 dan 0.
visualisasi,
terbakar
R : di lidah
seperti
dan
intensitas
Memungkinkan
pasien
keterampilan
manajemen nyari
teknik
untuk
berpartisipasi secara
aktif
dan
meningkatkan
rasa
kontrol
dalam
menghilangkan rasa
S : skala 5
T : waktu datangnya
- Klien tampak
bimbingan
rileks.
imajinasi),
dan
sakit kadang-kadang
- TTv klien dalm
mendengarkan
Do :
batas normal
- Klien tampak meringis
music
untuk
N : 70 x/menit
kesakitan
pengalihan nyeri.
- Klien tampak gelisah S : 37 C
3. Ajarkan klien
- TTV
TD: 120/80 mmhg
teknik relaksasi,
Pada saat klien nyeri
N
: 85 x/menit
RR: 18 x/menit
visualisasi,bimbin
dan
tidak
ada
S
: 37,5 C
gan imajinasi.
perawat atau petugas
TD
: 130/90 mmhg
4. Berikan analgesic
lainnya, klien bisa
RR
: 26 x/menit
sesuai indikasi.
melakukan tindakan
untuk
rasa
mengurangi
nyeri
yang
diderita klien.
Untuk
menghilangkan rasa
sakit yang diderita
2.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan
berhubungan
ketidakmampuan
klien
Setelah dilakukan1. Pantau masukan Mengidentifikasi
dari tindakan
makanan
jam
atau
defisiensi nutrisi.
klien
2. Ukur tinggi dan
nutrisi
Membantu
dalam
berat badan klien.
adekuat
mengidentifikasi
ditandai dengan :
yang
ditandai
3.
Ds :
Dengan criteria
Klien mengatakan tidak
hasil :
ada nafsu makan.
- Nafsu makan
Do :
klien tampak pucat
klien bertambah
klien tampak lemah
Klien
tidak
Terdapat
tampak pucat
pembengkakan pada area Berat badan
leher.
setiap kekuatan
Anjurkan
jelaskan
dan
pasien
dengan
masukan
cairan
malnutrisi
protein-
kalori.
Kebutuhan
jaringan
metabolik
ditingkatkan
begitu
menghilangkan
adekuat.
produk sisa)
klien normal atau4. Berikan obat sesui
67 kg
badan
BB kien saak sakit : 59
semula
kg
yang
Mempengaruhi
dalam
penambahan
Risiko
berhubungan
dengan tindakan
penyakit
kronis
klien
yang keperawatan
ditandai dengan :
selama 1 x 24
Ds :
jam
tidak
Klien mengeluh nyeri
terdapat
tanda
pada bagian lidah dan
2.
dan gejala infeksi
merambat
keleher,
yang
ditandai
rahang dan telinga serta
Dengan criteria
nyeri yang menyebabkan
hasil :
sulit menelan.
- Klien
3.
Do :
Terdapat ulkus pada mengatakan tidak
lidah klien
ada nyeri atau
Ada kemerahan pada
nyerinya
lidah klien
berkurangdari
skala 5 menjadi
3,2,1 dan 0.
- Ulkus atau luka
pada lidah klien
menghilang
- Kemerahan pada
lidah klien sudah
tidak ada.
terhadap intervensi
infeksi
segera
mencegah
kontinu.
pentingnya
hygiene oral yang
meningkatkan risiko
terhadap infeksi
baik
Ajarkan
stomatitis
cara
membrsihkan
meluas
lidah
4. Berikan antibiotic Digunakan
sesuai indikasi
untuk
mengidetifikasi
infeksi atau diberikan
secara
profilaktik
pada
imunosupresi.
pasien
5. Implementasi keperawatan
No. dx
1.
2.
09.45 10.00
: 85 x/menit
: 37,5 C
TD
: 130/90 mmhg
RR
: 26 x/menit
3.
10.00 10.15
1.
10.15 10.30
2.
10.30 10.45
3.
10.45 11.00
6. Evaluasi keperawatan
No. dx
1.
: 85 x/menit
: 37,5 C
TD
: 130/90 mmhg
RR
: 26 x/menit
P : lanjutkan intervensi :
Kaji respons nyeri
Berikan teknik imajinasi
Ajarkan
klien
teknik
4)
visualisasi,bimbingan imajinasi.
Kolaborasi dengan dokter berupa pemberian
relaksasi,
obat
2.
23 november 2011
S : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah
Rabu
lagi
09.00 11.00
- Nafsu makan kien bertambah
O : - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
Berat badan klien normal atau klembali
keberat badan yang semula
A : masalah nutri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari.
paraf
23 november 2011
S : - klien mengatakan nyeri klien sudah
Rabu
berkurang
09.00 11.00
O : - luka klien sudah berkurang sedikit
- Kemerahan pada lidah klien berkurang
sedikit
A : masalah infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji pada lidah klien terhadap tanda dan
gejala infeksi secara kontinu.
2) Tekankan pentingnya hygiene oral yang baik
3) Ajarkan cara membrsihkan lidah
4) Berikan antibiotic sesuai indikasi