FISIKA DASAR
(Pengukuran Dasar Pada Benda Padat)
Disusun oleh
Nama
: Alfredo Matheus
NPM
: 240210120076
Kelompok
Hari/Tanggal :
Waktu
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti
(eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat
ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil. Aturan
penulisan angka penting :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol dibelakang angka bukan nol adalah bukan angka penting,
kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah.
3. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka
penting.
4. Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan angka penting.
5. Angka nol dibelakang tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh
No
Angka
2356
Nomor 1
250
Nomor 2
3000
Nomor 2
303
Nomor 3
0,020
Nomor 4
2,00
Nomor 5
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur
panjang, lebar, diameter dalam, dan diameter luar suatu benda. Jangka sorong
terdiri dari dua rahang, yaitu rahang tetap yang tertera skala utama dimana 10
skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang
saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan 10 skala nonius memilki panjang 0,9
cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm.
Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm-0,09 cm = 0,01
cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau
0,01cm. Ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil yang berarti
Dx = x 0,01 cm = 0,005 cm atau 0,05 mm.
Cara menggunakan jangka sorong yaitu, geser rahang geser jangka sorong
kekanan sehingga benda dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser
dna rahan tetap). Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
Kemudian geser rahang kekiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh rahang.
Lalu baca skalanya.
Cara membaca jangka sorong yaitu baca skala utama yang berimpit atau
skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonius. Kemudian bacalah skala nonius
yang tepat berimpit dengan skala utama. Jumlahkan skala utama dan skala nonius.
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kedalaman, ketebalan suatu benda, serta diameter kawat kecil. Mikrometer terbagi
menjadi 3 diantaranya, mikrometer luar atau mikrometer caliper, mikrometer
dalam, mikrometer kedalaman. Mikrometer sekrup yang digunakan dalam
praktikum kali ini yaitu mikrometer luar atau mikrometer caliper. Mikrometer
caliper digunakan untuk mengukur ketebalan plat, ketebalan batang, dan diameter
kawat kecil.
Mikrometer sekrup memilki dua skala, skala utama dan skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup terdapat pada selubung kecil sedangkan skala
nonius terdapat pada selubung luar yang berputar maju dan mundur. 1 putaran
lengkap skala utama maju atau mundur 0,5 mm karena selubung luar terdiri 50
skala maka 1 skala selubung luar =
0.5 mm
50
menggunakan
mikrometer
skrup
yaitu
membuka
pengunci
mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih
besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar ratchet knob. Kemudian
masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil. Geserkan spindle ke
arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik.
Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja. Selanjutnya
kunci mikrometer sekrup agar spindle tidak bergerak. Keluarkan benda dari
mikrometer skrup dan baca skalanya.
Cara membaca mikrometer sekrup yaitu pertama posisikan mikrometer
sekrup tegak lurus dengan arah pandangan. Kemudian baca skala utama pada
mikrometer skrup. Garis bagian atas menunjukan angka bulat dalam mm
contohnya 1 mm, 2 mm, 3 mm, dst. Sedangan garis skala bagian bawah
menunjukan bilangan 0,5. Selanjutnya baca skala nonius yaitu garis yang tepat
segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada skala
nonius menunjukan 0,01 mm. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama
dengan hasil pengukuran dari skala nonius.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Jangka sorong (sekmat)
2. Mikrometer sekrup
3.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah plat besi bujur
sangkar (112,9 gram), plat besi persegi panjang (32 gram), dan plat besi lingkaran
(88 gram).
3.3 Prosedur
1. Mengukur panjang dan lebar dari plat besi persegi menggunakan jangka
sorong. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
2. Mencatat semua hasil pengukuran.
3. Mengukur tebal dari plat besi persegi dengan menggunakan mikrometer
sekrup. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
4. Mencatat semua hasil pengukuran.
5. Mengukur panjang dan lebar dari plat besi bujur sangkar menggunakan
jangka sorong. Melakukan pengkuran sebanyak 10 kali.
6. Mencatat semua hasil pengukuran.
7. Mengukur tebal dari plat besi bujur sangkar dengan menggunakan
mikrometer sekrup. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
8. Mencatat semua hasil pengukuran.
9. Mengukur diameter dari plat besi lingkaran menggunakan jangka sorong.
Mekakukan pengkuran sebanyak 10 kali.
10. Mencatat semua hasil pengukuran.
11. Mengukur tebal dari plat besi lingkaran menggunakan mikrometer sekrup.
Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
12. Mencatat semua hasil pengukuran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Tabel Hasil Percobaan Bujur Sangkar
No
Panjang (p p)
Lebar (l l)
1
12,02 cm
12,01 cm
2
12,04 cm
12,03 cm
3
12,03 cm
12,04 cm
4
11,97 cm
11,96 cm
5
12,00 cm
12,01 cm
6
12,08 cm
12,07 cm
7
12,06 cm
12,05 cm
8
12,02 cm
12,01 cm
9
12,05 cm
12,06 cm
10
12,00 cm
12,01 cm
Rata-rata 12,027 cm
12,025 cm
Massa massa = 112 gram 0,0005 gram
Tebal (t t)
0,98 mm
0,99 mm
0,96 mm
0,98 mm
1,02 mm
1,01 mm
1,06 mm
0,98 mm
0,98 mm
0,97 mm
0,993 mm
Hasil perhitungan :
Volume bujur sangkar
V = p l t
V =14,36123023 cm3
V =14,4 cm
( p 2) ( p )
1
p=
n
n
n1
p=
( 1446,4967 )( 14464,8729 )
1
10
10
101
p=
1 14464,496714464,8729
10
9
p=
1
0.0104555
10
p=
p=
1 0,0941
10
9
1
0,102252411
10
p=0,0102252411 cm
p=0,010 cm
( l 2 ) ( l )
1
l= n
n
n1
l=
(1446,0155 ) ( 14460,0625 )
1
10
10
101
l=
1 ( 14460,155 )( 14460,0625 )
10
9
l=
1
0,01027777
10
l=0,010 cm
l=
l=
1 0,0925
10
9
1
0,101379375
10
l=0,0101379375cm
( t 2 )( t )
1
t= n
n
n1
t=
t=
1 ( 98,683 )( 98,6049 )
10
9
t=
1
0,09315459
10
( 9,8683 )( 98,6049 )
1
10
10
101
t=
1 0,0781
10
9
t=
1
0.00867
10
t=0,009315459 mm
t=0,0093 mm
t=0,00093 cm
2
2
v= (l t ) ( p )2 + ( p t )2 ( l )2 + ( p l ) ( t )2
v= 0,000142583+0,000142630+0,018090504
v= 0,018375717
v=0,135557061 cm3
v=0,13 cm 3
3
V v =14,4 0,13 cm
Masa Jenis
=
m
v
112,9 gram
14,4 cm3
=7,84027778
=7,84
gram
cm3
gram
cm3
( ) (
1
( 207,36
) (1,11110
1
v
2
2
m 2
2
m + 2 ( v )
3
v
) ( )
1
14,4
)(
2
2
112,9 2
( 0,13 )2
0,0005 +
2
3
14,4
)(
) + ( 0,296440758 ) ( 0,0169 )
=5,009849345 103
=0,070780289
=0,070
gram
cm3
gram
3
cm
=7,84
gram
gram
0,070
3
cm
cm3
Tebal (t t)
0,51 mm
0,53 mm
0,54 mm
0,52 mm
0,52 mm
0,53 mm
0,54 mm
0,53 mm
0,52 mm
0,51 mm
0,528 mm
Hasil perhitungan :
Volume persegi panjang
V = p l t
V =3,81 cm
V =3,818666966 cm3
( p 2) ( p )
1
p=
n
n
n1
p=
( 1475,4975 )( 14754,9609 )
1
10
10
101
p=
1 14754,97514754,9609
10
9
p=
1
0,001566666667
10
p=0,039 cm
p=
p=
1 0,0141
10
9
1
0,03958114
10
p=0,003958114 cm
( l 2 ) ( l )
1
l= n
n
n1
l=
(354,5074 )( 3545,0116 )
1
10
10
101
l=
1 ( 3545,074 ) (3545,0116 )
10
9
l=
1
0,006933333333
10
l=
l=
1 0,0624
10
9
1
0,083266639
10
l=0,0083266639cm
l=0,0083 cm
( t 2 )( t )
1
t= n
n
n1
t=
t=
1 (27,888 )( 27,8784 )
10
9
t=
1
0.001066666667
10
( 2,7888 ) ( 27,8784 )
1
10
10
101
t=
t=
1 0,0096
10
9
1
0,0032659863
10
t=0,00032659863 mm
t=0,00032 mm
t=0,000032 cm
2
2
v= (l t ) ( p )2 + ( p t )2 ( l )2 + ( p l ) ( t )2
v= 0,000001503+0,000028337+0,00000535
v=0,005932115 cm3
v=0,0059 cm 3
V v =3,81 cm3 0,0059 cm3
Masa Jenis
=
m
v
32 gram
3
3,81 cm
v= 0,00003519
=8,398950131
=8,3
=
gram
cm3
gram
3
cm
( ) (
( ) (
1
v
2
2
m 2
2
m + 2 ( v )
3
v
1
3,81
) ( )
2
32
( 0,0059 )2
0,0005 +
2
3
3,81
)(
1
( 14,5161
)(1,111 10
) +( 4,859594747 ) ( 0,00003481 )
=1,691701474 104
gram
3
cm
gram
cm 3
=8,3
gram
gram
0,013
3
cm
cm3
Tebal (tt)
0,99 mm
0,97 mm
1,1 mm
0,98 mm
1,1 mm
0,98 mm
0,99 mm
0,98 mm
0,96 mm
1,1 mm
1,015 mm
1
2
V = 3,14 ( 11,951 ) 0,1015
4
1
V = 3,14 14,4968797
4
1
V = 3,14 ( 142,826401 ) 0,1015
4
1
V = 45,52020226
4
V =11,38005057 cm3
V =11,4 cm3
D=
1
n
D=
1
14283,01114282,6401
10
D=
1
0,609015599
10
[ n ( D ) ]( D )
D=
1
[ 10 ( 1428,3011 ) ] ( 14282,6401 )
10
D=
1
0,3709
10
D=0,0609015599 cm
( t 2 )( t )
1
t= n
n
n1
t=
t=
1 (103,339 ) ( 103,0225 )
10
9
t=
1
0,035166666
10
t=
D=0,061 cm
( 10,3339 ) (103,0225 )
1
10
10
101
t=
1 0,3165
10
9
1
0,187527775
10
t=0,0187527775 mm
t=0,018 mm
t=0,0018 cm
v=
v=
(
(
2
1 2
1
d t ( D )2 + d 2 ( t )2
2
4
2
2
1
1
3,14 11,951 0,1015 ( 0,061 )2 + 3,14 0,0612 ( 0,0018 )2
2
4
v= 0.013495828+2,764368 1011
v=0,116171548 cm3
v=0,11 cm3
v= 0,013495828
m
v
88 gram
3
11,4 cm
=7,719298246
=7,7
gram
cm3
gram
cm3
( ) (
1
( 129,96
) (1,11110
1
v
2
2
m 2
2
m + 2 ( v )
3
v
) ( )
1
11,4
=0,074
)(
2
2
88 2
( 0,11 )2
0,0005 +
2
3
11,4
)(
) + ( 0,458506966 ) ( 0,0121 )
=5,548019769 103
gram
3
cm
gram
cm 3
=7,7
gram
gram
0,074
3
cm
cm3
4.2 Pembahasan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dan
mikrometer sekrup. Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, lebar,
atau diameter. Sedangkan ketebalan diukur menggunakan mikrometer sekrup
karena mikrometer memiliki ketelitian 10 kali lebih teliti dari pada jangka sorong.
Berdasarkan hasil perhitungan volume dari plat besi bujur sangkar yang
didapatkan adalah 14,4 cm3. Sedangkan delta volumenya adalah 0,13 cm3. Untuk
volume plat besi persegi panjang adalah 3,81cm 3 dan delta volumenya 0,0059cm3.
Kemudian pada plat besi lingkaran memiliki volume 11,4 cm3 serta
delta
jenisnya adalah
yaitu 8,3
gram
cm 3
70,070
gram
cm 3
gram
. Untuk massa jenis plat besi persegi panjang
cm3
7,84
gram
cm 3
gram
. Kemudian
cm3
gram
.
cm 3
gram
. Massa
cm3
jenis memiliki sifat intensif yaitu tidak bergantung dengan jumlah suatu zat. Jadi
seharusnya massa jenis plat besi bujur sangkar, persegi panjang, maupun
lingkaran adalah 7,9
gram
. Banyak faktor yang menyebabkan hasil
cm 3
perhitungan massa jenis tidak sesuai dengan massa jenis sebenarnya, diantaranya
kekurang telitian dalam menghitung skala pada alat ukur. Kemudian kerusakan
alat, penggunaan angka berarti yang tidak tepat dalam perhitungan serta tidak ada
pengukuran
yang
benar-benar
tepat
karen
setiap
ketidakpastian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
pengkuran
memiliki
5.1 Kesimpulan
1. Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengkur
benda padat.
2. Penggunaan angka berarti akan menentukan hasil akhir suatu perhitungan.
3. Setiap pengukuran memiliki ketidakpastian.
4. Setiap alat ukur memiliki ketelitian masing-masing.
5.2 Saran
1. Semakin banyak melakukan pengukuran maka akan memberikan hasil
pengukuran yang semakin baik.
2. Penggunaan angka penting yang tepat akan menentukan hasil perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Edisi ke 5Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rusydi, Febdian. 2008. Angka Penting. http://diary.febdian.net diakses pada
tanggal 3 Oktober 2011, pukul 22.46 WIB.
Sugandi,
Eka.
2008.
Menghitung
Diameter
Benda
http://basicsphysics.blogspot.com/2008/11/jangka-sorong.html
Luar.
diakses
Adi.
2009.
Alat
Ukur
Besaran
dan
Ketelitiannya.
LAMPIRAN