DAFTAR PUSTAKA
Catzel, pincus dkk. 1990. Kapita Selekta Pediatri. Jakarta : EGC.
Markum, A.H. 1997. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Rosenstein, Beryl J. 1997. Intisari Pediatri Panduan Praktis Pediatri Klinik Edisi II.
Jakarta : Hipokrates.
Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidarat, dkk. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Suriadi. 2001. suhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : CV Sagung Seto.
www.hanyawanita.com
Diskripsi
Fimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis. Fimosis merupakan
suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan
biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya. Pada pria yang lebih
tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menahun. Fimosis bisa mempengaruhi proses
berkemih dan aktivitas seksual.
Gejala
Ujung kulit penis mengkerut.
Pengobatan
Fimosis diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi).
Fimosis adalah suatu keadaan dimana kulit penis (prepusium) melekat pada bagianglans
penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran ais seni sehingga bayi kesulitan
dan kesakitan saat berkemih.
Tanda dan gejala fimosis
1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin
2. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat mulai miksi
yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urin
yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung
penis sebelum keluar melalui muaranya yang sempit.
3. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat BAK karena timbul rasa sakit.
4. Kulit penis tak bias ditarik kea rah pangkal ketika akan dibersihkan
5. Air seni keluar tidak lancer. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar
dengan arah yang tidak dapat diduga
6. Bisa juga disertai demam
7. Iritasi pada penis
Komplikasi
1. Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
2. Akumulasi sekret dan smegma di bawah prepusium yang kemudian terkena infeksi
sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
3. Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
4. Penarikan prepusium secara paksadapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan
pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis.
5. Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut balinitis.
6. Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan
kerusakan pada ginjal.
7. Fimosis merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker penis.
Penatalaksanaan fimosis
Tidak menarik prepusium ke belakang secara paksa karena bisa menyebabkan infeksi.
Menjaga personal hygiene terutama penis dan tidak mencuci penis dengan banyak sabun.
Melakukan sirkumsisi (khitan), sebaiknya sirkumsisi dilakukan sebelum bayi berumur 7
tahun.
A. Pengertian
fimosis adalah suatu penyempitan lubang kulit purpitium , ehingga tidak dapat ditarik
(diretraksi ) ke atas glans penis.
B. Etiologi
dapat di sebabkan karena infeksi bakteri didaerah preputium
Dapat pula disebabkan karena bakteri
C.Paofisiologi
pada bayi, preputium normalnya melekat pada glans tapi sekresi materi subaseum kental
secara bertahap melonggarkannya.Menjelang umur 5 tahun. preputium dapat ditarik ke
atas glans penis tanpa tanpa kesulitan atau paksaan.
tapi karena adanya komplikasi sirkumsisi, dimana terlalu banya pruputium tertinggal,
atau bisa sekunder terhadap infeksi yang timbul di bawah preusium yang berlebihan,
sehingga pada akhirnya, prupusium menjadi melekat dan fibrotik kronis di bawah
prepusium dan mencegah retraksi.
D.Tanda dan gejala
1. Penis membesar dan menggelebung akibat tumpukan urin
2. kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan meggembung saat mulai
miksi yang kemungkinan menghilang setlah berkemih.
3. Biasanya menangis dan mengejan saat BAK karena timbul rasa sakitKulit penis
tak bia ditarik ke arah pangkal ketika akan di bersihkanAir seni keluar tidak
lancar . kadang-kadang memancar dengan arah yang idak dapat di duga
4. Bisa juga diertai demam
5. Iritasi penis
E komplikasi
1. Ketidakyamanan/ nyeri saat berkemih
2. Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian terkena
infeksi sekunder dan akhirna terbentuk jaringa parut
3. PAda kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urine
4. Penarikan prepusium yang secara paksa dapat berakibat konstriksi dengan rasa
nyeri dan pmbengkaakan glans penis yang disebut para fimosis
F. Penatalaksanaan
1. idak menarik prepusium ke belakang secara paksa karena bisa menyebabkan
infeksi.
2. Menjga personal higiene terutama penis dan tidak mencuci penis dengan sabun
berlebihan
3. Melakukan sirkumsisi (khitan), sebaiknya sirkumsisi dilakukan pada bayi
berumur sebelum 7 tahun
Latar belakang
Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi kulit preputium ke belakang sulkus.
Glandularis hanya dapat dilakukan pada sekitar 50% anak laki-laki, hal ini meningkat
menjadi 89% pada saat usia tiga tahun. Insidens fimosis adalah sebesar 8% pada usia 6
sampai 7 tahun dan 1% pada laki-laki usia 16 sampai 18 tahun. Pada pria yang lebih tua,
fimosis bisa terjadi akibat iritasi menzhun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih
dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan
(sirkumsisi). Suatu penelitian lain juga mendapatkan bahwa hanya 4% bayi yang seluruh
kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90%
pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami
fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200
anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke
belakang penis.
Fimosis, baik merupakan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan
kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke
belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala
penis tersebut juga dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin.
Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan
dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat
pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk
berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka.
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi/anak
sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung
seperti balon. Bayi/anak sering menangis keras sebelum urine keluar.
Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true phimosis) timbul
kemudian setelah lahir. Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang
buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau
penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang
akan menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium
yang membuka.
Patofisiologi
Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah antara
preputium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang dan
debris yang dihasilkan oleh epitel preputium (smegma) mengumpul didalam preputium
dan perlahan-lahan memisahkan preputium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi
secara berkala membuat preputium terdilatasi perlahan-lahan sehingga preputium
menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal.
Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis
tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada
kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari
lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
Tanda dan gejala fimosis diantaranya :
1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin
menjaga kebersihan alat kelamin dengan secara rutin membersihkannya tanpa penarikan
kulit preputium secara berlebihan ke belakang batang penis dan mengembalikan kembali
kulit preputium ke depan batang penis setiap selesai membersihkan. Upaya untuk
membersihkan alat kelamin dengan menarik kulit preputium secara berlebihan ke
belakang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka, fimosis didapat, bahkan
parafimosis. Seiring dengan berjalannya waktu, perlekatan antara lapis bagian dalam kulit
preputium dan glans penis akan lepas dengan sendirinya. Walaupun demikian, jika
fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, dipertukan tindakan sirkumsisi
(membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik bedah plastlk
lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputiurn tanpa
memotongnya). Indikasi medis utama dilakukannya tindakan siricumsisi pada anak-anak
adalah fimosis patotogik.
Terapi fimosis pada anak-anak tergantung pada pilihan orang tua dan dapat berupa
sirkumsisi plastik atau sirkumsisi radikal setelah usia dua tahun. Pada kasus dengan
komplikasi, seperti infeksi saluran kemih berulang atau balloting kulit prepusium saat
miksi, sirkumsisi harus segera dilakukan tanpa memperhitungkan usia pasien. Tujuan
sirkumsisi plastik adalah untuk memperluas lingkaran kulit prepusium saat retraksi
komplit dengan mempertahankan kulit prepusium secara kosmetik. Pada saat yang sama,
periengketan dibebaskan dan dilakukan frenulotomi dengan ligasi arteri frenular jika
terdapat frenulum breve. Sirkumsisi neonatal rutin untuk mencegah karsinoma penis
tidak dianjurkan. Kontraindikasi operasi adalah infeksi tokal akut dan anomali kongenital
dari penis.
Sebagai pilihan terapi konservatif dapat diberikan salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali
sehari selama 20-30 hari Terapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang
masih memakai popok, tetapi dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar tiga tahun.
Cara menjaga kebersihan pada fimosis 1. Bokong
Area ini mudah terkena masalah, karena sering terpapar dengan popok basah dan terkena
macam-macam iritasi dari bahan kimia serta mikroorganisme penyebab infeksi air
kemih/tinja, maupun gesekan dengan popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal
dan merah di sekitar bokong. Meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa
bayi, gatal-gatal dan merah di bokong cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan
yang penting ialah mempertahankan area ini tetap kering dan bersih.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan:
1. Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam atau bepergian.
2. Jangan ganti-ganti merek diapers. Gunakan hanya satu merek yang cocok untuk bayi
Anda.
3. Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian
paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali ia habis buang air kecil/besar).
4. Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika perlu, biarkan ia tidur
dengan bokong terbuka. Pastikan suhu ruangan cukup hangat sehingga ia tak kedinginan.
5. Jika peradangan kulit karena popok pada bayi Anda tak membaik dalam 1-2 hari atau
bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter .
2. Penis
a. Sebaiknya setelah BAK penis dibersihkan dengan air hangat, menggunakan kasa.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini banyak sekali masalah peyakit yang timbul pada bayi dan
anak. Banyak sekali faktor pencetus yang membuat anak tersebut mengidap
penyakit tersebut, seperti faktor keturunan, faktor bawaan , ataupun karena
terinfeksi oleh bakteri ataupun virus.
Salah satu dari penyakit yang berisiko tinggi untuk anak anak adalah
fimosis. Fimosis adalah peyakit menganggu saluran perkemihan atau eliminasi
pada anak yang baru lahir. Penyebab penyakit ini adalah infeksi bakteri yang
menyerang pada penis bayi yang baru lahir, Sampai saat ini penyebab lain dari
penyakit ini. Dan untuk pencegahanya juga belum diketahui dengan pasti untuk
mencegah penyakit ini supaya tidak dapat timbul.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fimosis adalah suatu penyempitan lubang kulit preputium, sehingga tidak
dapat ditarik (diretraksi) ke atas glans penis.ini disebabkan oleh infeksi bakteri karena
tidak adanya proteksi diri yang ada ekuat. Dan diagnosa keperawatan yang sering
muncul pada kasus ini adalah :
1. pre operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan
penis
c. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi pada saluran
perkemihan
2. post operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi
B. SARAN
Dengan adanya makalah dengan kasus fimosis pada anak,di harapkan
mahasiswa dapat mengerti tentang pengertian, etiologi dan patofisiolgi serta mampu
memberikan suatu asuhan keperawatan yang benar pada anak yang menderita
fimosis.