MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu Bapak Dr. Eddy Sutadji, M.Pd
Oleh
KELOMPOK 5
Eko Yusup Edi Wijaya (130513605961)
Eka Yuda Primasatya (130513605950)
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAH
A. LATAR BELAKANG
Dalam proses pembelajaran terdapat rencana tujuan yang ingin dicapai. Untuk
mengetahuai tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran adalah dengan
mengadakan evaluasi.
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian.
Evaluasi diartikan sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan
yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada tujuan
yang telah dirumuskan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes. Dalam tes
maupun non tes proses evaluasi biasanya dengan memberikan pertanyaan atau soalsoal kepada yang dievaluasi/diukur.
Menurut Arikunto dalam pelaksanaan tes hasil belajar dapat dikatakan baik
jika setidaknya mencangkup lima ciri-ciri berikut ini, yaitu: validitas, reliabilitas,
objektifitas, praktikabilitas dan ekonomis.
Sedangkan menurut Anas (2007) yaitu: valid, reliabel, obyektif, dan praktis.
Valid dapat diartkan sebagai ketepatan, kebenaran, keshahihan. Reliabel yaitu
keajegan, kemantapan. Obyektif maksudnya jika suatu tes itu menurut apa adanya
dari sumber. Praktis artinya suatu tes tersebut harus mudah dilaksanakan karena test
itu harusbersifat sederhana dan lengkap.
Dari kedua pendapat di atas dalam ciri-ciri pelaksanaan evaluasi hasil belajar
yang baik masing-masing menyebutkan evaluasi haruslah valid (validitas) dan
reliabel (reliabilitas). Kedua hal tersebut lah yang akan kami bahas dalam makalah
ini.
B. POKOK BAHASAN
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan dua pokok bahasan yaitu:
1. Validitas: pengertian, jenis-jenis dan cara-cara mengetahui validitas alat ukur
2. Reliabilitas: pengertian, cara mencari besar reliabilitas soal objektif dan soal
uraian
3. Hubungan antara validitas dan reliabilitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. VALIDITAS
1. Pengertian Validitas
Karakter pertama dan memiliki peranan sangat penting dalam instrument
evaluasi adalah valid. Suatu instrument dikatakan valid, seperti yang diterangkan
oleh Gay (1983) dan Johnson (2002), apabila instrument yang digunakan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sukardi, 2008).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Scarvia B. Anderson (dalam
Arikunto, 1997) bahwa A test is valid if it measures what is purpose to
measure. Atau jika diartikan kurang lebih adalah, sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia
Valid bisa disebut dengan istilah Sahih.
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
data yang sebenarnya. Sebagai contoh, informasi tentang seorang bernama A
menyebutkan bahwa si B pendek karena tingginya tidak lebih dari 130
sentimeter. Data tentang si B ini dikatakan valid apabila memang sesuai dengan
kenyataan, yakni bahwa tinggi A kurang dari 130 sentimeter. Contoh lain data si
E yang diperoleh dari cerita orang lain menunjukkan bahwa ia pembohong. Bukti
bahwa si E pembohong diperoleh dari kenyataan bahwa si E sering
berbicara tidak benar, tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan demikian maka
data tentang si E tersebut valid dan cerita orang tersebut benar.
Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrument valid, maka dapat
dikatakan bahwa instrument tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran
tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya.
Dari sedikit uraian dan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa: Jika data yang
dihasilkan oleh instrument benar dan valid, sesuai kenyataan, maka instrument
yang digunakan tersebut juga valid.
2. Jenis-jenis Validitas
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil
pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh adalah validitas logis (logical
validity) dan selanjutnya adalah validitas empiris (empirical validity). Dua hal
kemampuannya
untuk
memberikan
ramalan terhadap kondisi yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Misalnya, tes masuk Perguruan Tinggi adalah
diperkirakan
sebuah
tes
yang
terdapat
korelasi yang positif dan signifikan antara tes hasil belajar yang
sedang
diuji
r xy =
xy
( 2)( 2)
x
Keterangan:
rxy
xy
x2
y2
= kuadrat dari y
dan y = Y Y ).
Contoh perhitungan:
Suatu misal akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika. Sebagai
kriterium diambil rata-rata ulangan yang akan dicari validitasnya diberi kode X
dan rata-rata nilai harian diberi kode Y. Kemudian dibuat tabel persiapan sebagai
berikut.
TABEL PERSIAPAN UNTUK MENCARI VALIDITAS
TES PRESTASI MATEMATIKA
No
Nama
x2
y2
Xy
1.
Andi
6,5
6,3
0,1
0,0
0,01
0,0
2.
Ardi
6,8
+ 0,5
+ 0,4
0,25
0,16
+ 0,2
3.
Aziz
7,5
7,2
+ 0,1
+ 0,8
1,0
0,64
+ 0,8
4.
Bagus
6,8
+ 0,5
+ 0,4
0,25
0,16
+ 0,2
5.
Bunga
0,5
+ 0,6
0,25
0,36
0,3
6.
Citra
6,2
0,5
0,2
0,25
0,04
+ 0,1
7.
Deni
5,5
5,1
0,1
1,3
1,0
1,69
+ 0,1
8.
Eko
6,5
0,4
0,0
0,16
0,0
9.
Nana
6,5
+ 0,1
+ 0,1
0,25
0,01
+ 0,05
10.
Rina
5,9
0,5
0,6
0,25
0,36
+ 0,3
Jumla
65,0
63,8
3,5
3,59
2,65
X
N
Y
N
x =X-
65 ' 5
10
= 6,5
63 ' 8
10
y=Y- Y
xy
r xy =
( 2)( 2)
r xy =
2,65
3,5 x 3,59
r xy =
2,65
12,565
r xy =
2,65
3,545
= 0,749
Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validitas soal yang dicari.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:
X
Y
X 2
Y 2
N X 2
XY
N
r xy=
Di mana:
Nama
X2
Y2
XY
1.
Andi
6,5
6,3
42,25
39,69
40,95
2.
Ardi
6,8
49
46,24
47,6
3.
Aziz
7,5
7,2
56,25
51,84
54,0
4.
Bagus
6,8
49
46,25
47,6
5.
Bunga
36
49
42
6.
Citra
6,2
36
38,44
37,2
7.
Deni
5,5
5,1
30,25
26,01
28,05
8.
Eko
6,5
42,25
45,5
39
9.
Nana
6,5
49
36
45,5
10.
Rina
5,9
36
34,81
35,4
65,0
63,8
426,0
410,52
417,3
Jumla
h
X
Y
X 2
Y 2
N X 2
XY
N
r xy=
r xy =
10 x 417,3(65 x 63,8)
( 10 x 4264225 ) (10 x 410,524070,44)
r xy =
41734147
( 42604225 ) (4105,24070,44)
r xy =
26
35 x 34,76
r xy =
26
1216,6
26
34,8797 = 0,745
Nama
Skor
10
Andi
Ardi
Aziz
Bagus
Bunga
Citra
Deni
Eko
Dari tabel di atas misalnya dihitung validitas item nomor 6, maka skor item
tersebut variabel X dan skor total disebut variabel Y. Selanjutnya disini saya
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Untuk menghitung validtas item nomor 6, maka dibuat dahulu tabel
persiapan sebagai berikut:
No
Nama
.
1.
Andi
2.
Ardi
3.
Aziz
4.
Bagus
5.
Bunga
6.
Citra
7.
Deni
8.
Eko
Keterangan:
X = 6
=6
2
Y = 288
Y = 46
XY = 37
X t
p=
= 5,57
6
8
= 0,75
X p
= 6,17
q=
2
8
= 0,25
X 2
Y 2
N X 2
XY
N
r xy=
r xy =
r xy =
8 x 376 x 46
( 8 x 66 ) (8 x 28846 )
2
296276
( 4836 ) (23042116)
r xy
20
12 x 188
20
2256
20
47,497
= 0,421
M pM t
St
p
q
Keterangan:
pbi
Mp
Mt
St
Mencari
Mp
Mencari
Mt
Mp
8+3+5+6+7 +8
6
37
6
= 6,17
Mt
8+5+3+5+6+ 4+ 7+8
8
46
8
= 5,75
= 1,7139
2
8
Mencari q,
q=
= 0,25
pbi =
M pM t
St
pbi =
6,175,75 0,75
1,7139
0,25
pbi =
0,42
1,7139
p
q
x 1,7321
= 0,4244
Hasil dari perhitungan ini berbada sedikt dengan yang sebelumnya, itu
wajar karena dalam perhitungan sering terjadi pembulatan.
5. Tes Terstandar sebagai Kriterium dalam Menentukan Validitas
Tes terstandar adalah tes yang yang diulang berkali-kali sehingga terjamin
kebaikannya. Tes ini biasa diterapkan di negara-negara berkembang. Tes
terstandar biasanya memiliki kriteria: sudar dicoba beberapa kali dan di manamana, beberapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda
dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu.
Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar sebagai
kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas yang diperoleh
dengan koefisien validitas tes terstandar tersebut.
6. Validitas Faktor
Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas item harus pula
dihitung validitas faktor-faktor atau bagian keseluruhan materi.
Butir-butir soal dalam faktor dikatakan valid apabila mempunyai dukungan
terhadap soal-soal secara keseluruhan. Bentuk dukungan yaang diaksud adalah
jika jumlah skor untuk butir-butir faktor tersebut menunjukkan adanya
keselarasan dengan skor soal secara keseluruhan.
B. RELIABILITAS
1. Pengertian Reliabilitas
Yang dimaksud reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya
b. Sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya bila dilakukan pengukuran
pada waktu yg berbeda pada kelompok subjek yg sama diperoleh hasil yang
relatif sama asalkan aspek yg diukur dalam diri subjek memang belum
berubah
c. Tinggi/rendahnya
reliabilitas
secara
yg
dengan
reliabilitas
ini,
Scarvia
B. Anderson
nmenyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini
penting. Dalam hal ini, validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena
menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliable tetapi bisa tidak
valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliable.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena
unsur kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya, kemampuan,
kecakapan, sikap, dan sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Ada beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes. Secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal berikut ini:
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas
butir-butir soalnya.
Semakin banyak jumlah soal maka lebih valid. Maka tingginya jumlah soal
membuat tinggi pula reliabilitas dari tes tersebut. Untuk menghitung tingginya
reliabilitas soal dalam tes mengenai penambahan soal bisa dihitung dengan
rumus Spearman Brown berikut ini:
nr
r nn =
1+ ( n1 ) r
Keterangan:
r nn
Penambahan butir soal dapat menambah tinggi reliabilitas, tetapi ada kalanya
penambahan tidak berarti bahkan bisa merugikan.
b. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
Suatu tes yang dicobakan pada suatu kelompok yang terdiri dari banyak siswa
akan menunjukkan keragaman hasil tes yang menggambarkan besar kecilnya
reliabilitas tes. Tes yang dicobakan pada bukan kelompok terpilih, akan
menunjukkan reliabilitas yang lebih tinggi dari pada yang diujikan kepada
kelompok tertentu yang dipilih.
c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
Hal administratif sangat menentukan hasil tes.
Contoh:
Petunjuk pengerjaan tes
Pengawas yang tertib
Suasana lingkungan dan tempat tes
Adanya beberapa hal yang mempengaruhi hasil tes di atas, maka akan
berdampak pula pada reliabilitas soal tes.
pengetes hanya membuat satu Seri tes dan melakukan pengetesan satu kali.
Dalam mencari reliabilitas pada metode ini haris menghitung dengan rumus
Spearman-Brown sebagai berikut:
2r1 1
22
r 11 =
(1+ r 1 1 )
22
r1 1
22
r 11
Dalam penggunaan metode ini ada persyaratannya yaitu item soal harus
berjumlah genap, sehingga dapat dibelah menjadi dua bagian.
Dalam metode belaah dua ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1 Membelah item-item genap dan item-item ganjil, biasa disebut belahan
2
genap ganjil.
Membelah setengah awal dari jumlah item keseluruhan dan setengah ahir
dari keseluruhan item, biasaa disebut dengan belahan awal ahir.
Selain dengan mengunakan rumus di atas ada seorang ahli yang bernama
Flanagan membuat rumus belah dua ganjil-genap, dan Rulon membuat
rumus belah dua awal-ahir.
1
= reliabilitas tes
2
1
2
2
2
t
= varian total
2
d
(awal)
dengan skor belahan kedua (ahir)
Telah disinggung di bagian depan bahwa syarat untuk menggunakan
metode belah dua adalah jumlah item harus genap dan antara belahan
terjadi keseimbangan (homogen).
Untuk mengatasi kesulitan dalam memenuhi persyaratan tersebut, mencari
reliabilitas juga dapat dicari dengan menggunakan rumus dari Kuder dan
Richardson. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas yang biasa
digunakan ada dua yaitu rumus K-R.20 dan rumus K-R.21.
1 Penggunaan rumus K-R. 20
S2 pq
n
r 11 =(
)(
)
Rumus =
n1
S2
Di mana:
r 11
pq
= banyaknya item
Dalam referensi lain untuk n diganti pakai k, dan S biasa diganti dengan
2
Vr
= Varians responden
Vs
= Varians sisa
2
Xt
JK (r )=
k
JK (r )
Xt
k
= banyaknya item
N
= banyaknya responden atau subjek
Langkah 2: mencari jumlah kuadrat item:
Xt
2
B
JK (i)=
N
JK (i)
B
item
Xt
B
S
JK (t )=
JK (t )
B
S
asalisa butir soal seperti halnya pada soal bentuk objektif. Skor untuk masingmasing butir soal dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya. Rumus
yang digunakan untuk menghitung reliabilitas soal bentuk uraian adalah rumus
Alpha sebagai berikut:
r 11 =(
n
)(1
)
2
( n1 )
Di mana:
r 11 = reliabilitas yang dicari
2
2
t
= varians total
Gambaran valid dan reliabel ditunjukan dari hasil tembakan pada target yang
telah ditetapkan:
Gambar a: hasil tembakan menunjukkan valid dan reliabel, karena tembakan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bila dikaji secara umum,
persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh instrumen yang dibuat adalah alat ukur
harus memiliki minimal dua keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas
dan reliabilitas lazim diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen
baru dan belum pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya
instrumen baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas. Dengan
demikian, jika alat ukur yang digunakan mampu memberikan informasi yang
sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau
dengan kata lain, instrumen yang dipakai dalam penelitian memiliki validitas yang
baik.
Dengan validnya alat ukur makaa akaan menimbulkan reliabilitas pula,
karena biasaanya sebuah tes atau evaluasi yang valid juga reliabel. Dengan valid dan
reliabelnya tes atau evaluasi diharapkan akan terpenuhi pula tujuan dari tes atau
evaluasi tersebut yang sesuai dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya). Jakarta. Bumi
Aksara.
Sudargo. (2012). Bahan Kuliah Pertemuan 7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
(http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1951072619780
32-FRANSISCA_SUDARGO/KULIAH_PENPENDS2/Pertemuan_7.pdf).
(Online). Diakses pada 10 Februari 2015.
Pramana, dkk. Evaluasi Pendidikan
Zulkifli. (2011). Validitas dan Reliabilitas Instrumen (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-24576-Zulkifli.pdf). (Online). Diakses pada 12
Februari 2015.
Zuhaili. (2013). Resume Buku Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Suhasimi Arikunto
(https://zainzuhaili.wordpress.com/2013/06/25/resume-buku-evaluasi-pai-profdr-suharsimi-arikunto/). (Online). Diakses pada 12 Februari 2015.