IKM
IKM
STATUS UJIAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
Periode 2 Maret 9 Mei 2015
Masalah kesehatan
: Hipertensi
Wilayah masalah
Tempat ujian
Nama
NIM
: 0961050152
Tanda tangan
A. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah
peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik. Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik (saat jantung memompakan
darah) kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat jantung istirahat) kurang
dari 80 mmHg.
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120140 mmHg tekanan sistolik
dan 80 90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila
tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada
orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I
apabila tekanan sistoliknya 140 159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 99 mmHg.
Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160
mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangakan hipertensi stadium III apabila
tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg
(Sustrani, 2004).
Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi
lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun.
Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18% pada tahun 2009, hipertensi
dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun
2008, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga,
pada tahun 2009 sekitar 15-20% masyarakat Indonesia menderita hipertensi. Prevalensi
hipertensi di Indonesia, pada laki-laki dari 134 (13,6%) naik menjadi 165 (16,5%),
hipertensi pada perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi 176 (17,6%). (Depkes RI,
2010)
Angka penderita hipertensi di Sumatera Barat dinyatakan tertinggi di Indonesia dan
di dunia. Dari hasil penelitian, enam kabupaten/kota yang tertinggi angka penderita
hipertensinya adalah Kota Bukittinggi (41,8 persen), Kota Padang (29,5 persen), Kota
Solok (25 persen), Kabupaten 50 Kota (22,2 persen), Kabupaten Solok (20,5 persen), serta
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
Kabupaten Padang Pariaman (20,2 persen). Tiga daerah yang kurang penderita
hipertensinya adalah Kota Payakumbuh (10 persen), Kabupaten Mentawai (12,5 persen),
dan Kabupaten Pesisirselatan (13 persen). (Depkes Sumbar, 2010)
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko
yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor).
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras
dan umur.
makanan (kebiasaan makan garam), alkohol, stress, kelebihan berat badan (obesitas),
kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi (Asep Pajario, 2002).
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala dan secara
langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain
yang tergolong mematikan. Hipertensi atau darah tinggi termasuk penyakit beresiko dan
merupaka penyakit kronis yang pengobatannya seumur hidup. Selain menahun, resiko
yang terjadi bisa memicu gangguan stroke, kardiovaskular hingga 3 4 kali lipat, bahkan
mematikan.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan
antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan
hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume
plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik
(sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di
samping ada faktor lain yang berpengaruh.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada
pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- faktor tersebut antara lain
merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain faktor-faktor
tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain alkohol,
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur jumlah cairan tubuh), faktorreninangiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan darah).
Yang penting apabila adanya hipertensi sudah terdeteksi dengan tata cara
pemeriksaan yang baik dan benar, pemeriksaan menyeluruh pada penderita dapat
dikerjakan. Berbagai pemeriksaan penunjang dan laboratorium yang penting misalnya
fungsi ginjal dan saluran kemih (diantaranya ada tidaknya pembesaran prostat), jantung,
fungsi hati, paru, kadar elektrolit darah, di samping pemeriksaan laboratorium rutin.
Menurut Hendrick L Blum, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Lingkungan
menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara
pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan
tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Begitu pula dengan
masyarakat yang berasal dari daerah yang makanan khas daerah tersebut mengandung
santan , minyak, tinggi garam dan lainnya yang dapat memicu terjadi nya hipertensi.
Tingkat ekonomi pada suatu daerah juga mempengaruhi pola makan dari
masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang berada di perkotaan dengan tingkat kesibukan
yang lebih tinggi mempengaruhi pola makan masyrakat tersebut mennjadi serba instan
tanpa memperhatikan komposisi dari makanan yang mereka konsumsi serta ragam nya
pilihan makanan di ibu kota dibanding di daerah. Sedangkan mayoritas dari penduduk
yang tinggal di pedesaan lebih banyak mengolah makanannya sendiri.
2.
Perilaku
Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan
3. Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25%
yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately
treated cases). Padahal hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak,
syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini
merupakan beban yang besar baik untuk keluarga, masyarakat maupun negara (Mantan
Menteri Kesehatan Dr. Siti Fadilah) . Di negara maju pelayanan hipertensi juga belum
memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena
menyangkut banyak faktor baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun
pelayanan kesehatan.
Secara umum tujuan utama dari pelayanan kesehatan masyarakat adalah preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan
kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan). Oleh karena ruang lingkup pelayanan
kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan rakyat banyak, maka peran pemerintah
dalam
pelayanan
kesehatan
masyarakat
mempunyai
porsi
yang
besar
dalam
merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di
masa yang akan datang. Tekanan darah kerabat tingkat pertama (orang tua saudara
kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin tampak pada semua tingkat
tekanan darah (Susalit et al. 2003). Peran faktor genetik terhadap hipertensi primer
dibuktikan dengan berbagai faktor yang dijumpai. Adanya bukti bahwa kejadian hipertensi
lebih banyak dijumpai pada pasien kembar monozigot dari pada heterozigot . jika salah
satu diantaranya menderita hipertensi. Menyokong pendapat bahwa genetik mempunyai
pengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi,
mempunyai kecenderungan yang besar bagi keturunanya menderita hipertensi. Sebanyak
60% penderita hipertensi didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarganya
(Tjokronegoro, 2001). Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapat riwaya hipertensi
pada kedua orang tua dugaan terhadap hipertensi primer makin kuat (Tjokronegoro, 2001).
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan
istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang
berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol, atau kopi
sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit
hipertensi.
b. Genetik
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari
para peneliti di Indonesia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang
secara
perlahan
atau
bahkan
menurun
drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menopause) berpeluang
lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya
hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak
memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005 menunjukkan prevalensi
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per
1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi
dibandingkan dengan perempuan.
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang
tersebut seperti:
-
Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh
tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta
membuat orang kurang berolagraga, dan berusaha mengatasi stresnya dengan
merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar
penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
-
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas
yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang
agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa
mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu
penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria
yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut
tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami
tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya
mereka yang jabatan nya lebih longgar tanggung jawabnya. Stres yang terlalu besar
dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak
lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Individu kulit hitam memiliki prevalensi kejadian hipertensi yang lebih tinggi
dibandingkan orang kulit putih.Prevalensi hipertensi telah dilaporkan meningkat sebesar
50% pada orang kulit hitam.Kebanyakan penelitian di Inggris dan Amerika Serikat tidak
hanya melaporkan prevalensi yang lebih tinggi tetapi juga kesadaran yang lebih rendah
mengenai hipertensi pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih.
Prevalensi dan kejadian hipertensi pada orang Amerika-Meksiko sama dengan atau
lebih rendah dibandingkan non-Hispanik kulit putih. NHANES (National Health
Examination Surveys) III melaporkan prevalensi usia terhadap hipertensi pada 20,6%
pada Amerika-Meksiko dan 23,3% pada non-Hispanik kulit putih.
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
natrium
di
dalam
cairan
ekstraseluler
meningkat.Untuk
Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6
gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi
berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros
menggunakan garam.Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk
memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat
menerima makanan yang agak tawar.
Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol
juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji
yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab
obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi
mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (misalnya pil KB).
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
10
c. Faktor Biologi
-
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah
membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin
dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah
tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik ,
kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL
rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan
faktor pengatur tekanan darah.
Walaupun
sepertinya
hipertensi
merupakan
penyakit
keturunan,
namun
hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang
beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang
berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
-
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada
saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
-
Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas.
Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa
menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut.Karena itu obesitas termasuk salah satu
yang meningkatkan resiko hipertensi.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruhpengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
11
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang
baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat
memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi.Dalam kondisi tertekan adrenalin
dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan
darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko
terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai
lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga konsumsi
natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi
yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih
berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
12
Problem Solving Cycle (Putaran Pemecahan Masalah) adalah serangkaian kegiatan terusmenerus dalam rangka pemecahan masalah. Metode ini umum digunakan dalam
pemecahan masalah kesehatan. Beberapa langkah utama PSC :
1. Data Collecting (Pengumpulan Data)
2. Data Analyse (Pengolahan Data)
3. Data Interpretation (Interpretasi Data) dan Data Presentation (Penyajian Data)
4. Problem Diagnosis (Diagnosis Masalah)
5. Planning Program (Perencanaan Program)
6. Program Implementation/ Intervention (Pelaksanaan Program)
7. Monitoring Evaluation (MONEV) dengan melaksanakan kembali pengumpulan
data untuk melihat kemajuan atau keberhasilan
13
A. DATA GEOGRAFI
Kecamatan Cipayung
a) Luas Wilayah
KELURAHAN
RW
RT
LUAS (Ha)
Lubang Buaya
12
113
372.20
Setu
44
325.12
Bambu Apus
65
316.50
Ceger
39
362.60
Cipayung
59
308.50
Cilangkap
45
603.54
Munjul
75
190.30
Pondok Ranggon
63
366.02
56
503
2,844.78
JUMLAH
b) Batas Wilayah
14
Bagian
Batas Wilayah
1.
Utara
2.
Selatan
Patok batas daerah Khusus DKI Jakarta dan Jawa Barat (Patok
nomor 148 s/d nomor 165)
3.
Timur
4.
Barat
15
JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Cipayung sampai dengan bulan desember
2013 sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Cipayung Hingga 2013
NO
KELURAHAN
JUMLAH
PENDUDUK
LELAKI
WANITA
KK
33,549
32,020
20,083
Setu
18,806
9,879
9,027
4,581
Bambu Apus
26,918
13,927
12,991
5,617
Ceger
19,493
10,084
9,409
6,136
Cipayung
25,518
15,063
10,455
8,041
Cilangkap
25,446
13,171
12,275
7,805
Munjul
23,700
12,020
11,680
6,853
Ranggon
24, 527
12,617
11,910
7,269
JUMLAH
230,077
118.909
111.168
66,385
Pondok
8
STRUKTUR PENDUDUK
Struktur penduduk wilayah Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
16
Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Cipayung 2013
NO
UMUR /
TAHUN
0-4
9,328
9,992
19,320
5-9
10,499
8,259
18,758
10 - 14
14,142
9,404
23,546
15 19
8,597
8,524
17,121
20 - 24
9,469
9,348
18,817
25 - 29
10,186
10,708
20,894
30 34
9,320
9,411
18,731
35 39
8,577
9,849
18,426
40 44
8,349
7,748
16,097
10
45 49
7,308
6,519
13,827
11
50 54
5,661
7,080
12,741
12
55 59
5,613
4,512
10,125
13
60 64
3,497
3,139
6,736
14
65 69
2,965
2,970
5,935
15
70 74
3,121
1,926
5,047
16
75 ke atas
2,277
1,679
3,956
JUMLAH
118,909
111,168
230,077
LAKI
WANITA
JUMLAH
17
18
Dependency ratio
Usia produktif
153,515
76,562
= 2,005
Interpretasi : usia produktif di Kecamatan cipayung lebih tinggi dibandingkan usia non
produktif.
Sex ratio
jumlah laki-laki : jumlah perempuan x 100
= 118,909 x 100 = 106,96
111,168
Interpretasi: jumlah laki-laki di Kecamatan cipayung lebih tinggi dibandingkan jumlah
perempuan. Setiap 100 penduduk perempuan di Kecamatan Cipayung terdapat 106 lakilaki.
MOBILITAS PENDUDUK
Tabel 5. Morbilitas Penduduk di Kecamatan Cipayung 2013
No
Kelurahan
LAHIR
L
MATI
PINDAH
DATANG
Lubang Buaya
50
29
10
58
38
20
14
Setu
139
107
38
32
372
360
130
127
Bambu Apus
157
163
65
41
175
197
181
218
Ceger
10
13
13
32
25
Cipayung
199
139
169
162
178
182
98
94
19
Cilangkap
172
169
172
56
172
290
540
298
Munjul
190
149
69
50
150
161
279
337
Pondok
231
179
52
45
148
160
579
367
567
388
1208
1369
1845
1464
Ranggon
JUMLAH
1098 933
JENIS PEKERJAAN
JML ORANG
(%)
Pegawai Negeri
13,533
16,97
TNI/Polri
7,864
9,86
Dagang
9,077
11,38
Pertanian
5,285
6,63
Pegawai swasta
12,438
15,60
Home industry
8,496
10,66
Wiraswasta
4,993
6,26
Buruh/Swasta
8,958
11,24
Lain-lain
9,084
11,39
79,728
100
JUMLAH
20
Fasilitas
Jumlah
BP/Poliklinik
17
Spesialis Anak
Dokter Kandungan
Rumah Bersalin
10
Dokter Umum
10
Dokter 24 Jam
10
Dokter Gigi
Bidan Praktek
31
Apotik
10
10
Optik
11
Laboratorium
12
Klinik Rontgen
13
Toko Obat
14
Tukang Gigi
21
3. Fasilitas Lain-Lain
Tabel 9. Fasilitas Kesehatan Swasta di Kecamatan Cipayung 2013
No
Fasilitas
Jumlah
Pesantren
Panti Asuhan
Panti Balita
Panti Werdha
Panti Laras
22
D. Pola Penyakit
Data 10 Kasus Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Ceger
Tabel 10. 10 Kasus Terbanyak di Kelurahan Ceger
NO NAMA PENYAKIT
JUMLAH
1.
755
2.
Diare
712
3.
Hipertensi
320
4.
219
5.
TB Paru
210
6.
186
7.
Tonsilitis
172
8.
Penyakit mata
127
9.
Rematik
122
10.
Asma
107
JUMLAH
2930
23
24
: Hipertensi
Wilayah Masalah
Sasaran
Target Sasaran
: 20 orang
Jumlah KK
: 55 KK
Jumlah warga
: 260 orang
Melakukan pretest pada hari pertama Jumat, 16 Januari 2015 tentang pengetahuan
warga masyarakat RT 02/RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta
Timur yang berhubungan dengan Hipertensi kepada 20 responden.
Tabel Jumlah Orang yang Menjawab Benar
Sebelum Intervensi
N
%
19
95
No.
Pengetahuan
1.
2.
dengan hipertensi
Yang mengetahui tentang berapa tekanan
14
70
3.
darah normal
Yang mengetahui tentang organ yang
15
75
tubuh
untuk memenuhi
akan
oksigen
pada
4.
penderita hipertensi
Yang mengetahui apa saja faktor yang
12
60
5.
19
95
6.
terjadinya hipertensi
Yang mengetahui tentang gejala/keluhan
14
70
25
7.
10
50
8.
hipertensi
Yang mengetahui tentang perilaku yang
17
85
hipertensi
Yang mengetahui tentang diet yang
40
10.
45
Pretest
60
70
26
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Rata-Rata
50
70
50
60
80
40
70
70
40
90
60
70
90
60
60
90
60
70
1310
65.5
Rata-rata
Kurang
0 - 50
Cukup
51 69
Baik
70 - 100
III.
PERUMUSAN MASALAH
2. Tujuan
27
a.
Tujuan Umum
b.
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan
Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai diet yang
dianjurkan bagi penderita hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan
Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai kapan
sebaiknya meminum obat anti hipertensi.
Meningkatkan warga masyarakat RT 02 RW 01 Kelurahan Bambu Apus,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai komplikasi hipertensi.
3. Sasaran
4. Jumlah Sasaran
: 260 orang
5. Target Sasaran
: 20 orang
6. Rencana Kegiatan
Hari/Tanggal
Jam
Tempat
Acara
7. Sumber Daya
- Dokter Muda
: 1 orang
- Petugas Kesehatan
- Kader
: 2 orang
- Alat peraga
: Flipchart, leaflet
8. Biaya operasional
No
1.
2.
Keterangan
3.
Snack
Fotocopy pre-test dan post-test 2 x 50
lembar @ Rp 100,Cetak Flipchart + Leaflet
Jumlah
Rp. 150.000,Rp. 10.000,Rp. 70.000,-
28
4.
Alat tulis
TOTAL
V.
: Hipertensi
: Penyuluhan
: Jumat, 16 Januari 2015
: 10.30 12.00 WIB
: Ruang posyandu RW 01
: 20 orang
2. Sumber daya
: Dokter muda
3. Biaya Operasional
No
1.
2.
3.
4.
: 1 orang
Petugas Kesehatan
: 1 orang
Kader
: 2 orang
Alat peraga
: Flipchart, leaflet
Keterangan
Jumlah
Snack
Rp. 150.000,Fotocopi pre-test dan post-test 2 x 50 Rp. 10.000,lembar @ Rp 100,Cetak flipchart
Rp. 70.000,Alat tulis
Rp. 10.000,TOTAL
Rp. 240.000,-
4. Materi
: a) Pengertian Hipertensi
b) Klasifikasi Hipertensi
c) Gejala Hipertensi
d) Penyebab Hipertensi
e) Faktor Resiko Hipertensi
f) Komplikasi / akibat Hipertensi lanjut
g) Pencegahan Hipertensi
h) Penanganan Hipertensi
29
VI.
EVALUASI
Input
-
Penyuluh dan narasumber untuk kegiatan ini adalah Toby Hadinata Wiranegara
S,Ked., sesuai dengan perencanaan. Pengawas adalah seorang petugas dari
Puskesmas Kecamatan Cipayung dan Bapak Ketua RT 02/01 Kelurahan Cipayung,
Dana yang dibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan bersumber dari dokter muda.
Dana yang digunakan untuk kegiatan lebih sedikit (Rp 240.000) dibandingkan dana
pada saat perencanaan (Rp.250.000) tidak sesuai dengan perencanaan, hal ini
terjadi karena saat di lapangan ternyata ditemukan harga yang lebih murah.
Proses
-
Jumlah peserta yang hadir 20 orang, sesuai dengan yang telah direncanakan,
target peserta yaitu 20 orang.
Output
Tabel III.1 Hasil Perbandingan Pre test dan Post test
No
Pretest
Post test
60
80
70
100
50
70
70
100
30
50
60
60
70
80
90
40
60
70
90
10
70
80
11
40
60
12
90
100
13
60
70
14
70
80
15
90
100
16
60
70
17
60
80
18
90
100
19
60
60
20
70
90
Jumlah
1310
1610
Rata-rata
65.5
80,5
Keterangan :
Sebelum dilakukan intervensi mengenai hipertensi didapatkan nilai pre-test rata-rata
sebesar 65.5 poin, setelah dilakukan intervensi didapatkan nilai post test rata-rata menjadi
80,5 poin. Sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 15 poin (22,9%) .
{(Post test Pretest ) / pretest } x 100% = {(80,5 - 65.5) / 65.5} x 100% = 22,9 %
Kenaikan Berdasarkan Jumlah yang Menjawab Benar
No
.
1.
2.
3.
Pertanyaan
Yang mengetahui apa yang dimaksud
dengan hipertensi
Yang mengetahui tentang berapa
tekanan darah normal
Yang mengetahui tentang organ yang
Pre Test
Post Test
Kenaikan
19
95
20
100
14
70
17
85
15
15
75
17
85
10
31
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
penderita hipertensi
Yang mengetahui apa saja faktor
yang dapat mempengaruhi hipertensi
Yang mengetahui tentang faktor
penyebab terjadinya hipertensi
Yang
mengetahui
tentang
gejala/keluhan
pada
penderita
hipertensi
Yang mengetahui tentang komplikasi
dari hipertensi
Yang mengetahui tentang perilaku
yang dapat mencegah komplikasi
pada penderita hipertensi
Yang mengetahui tentang diet yang
dianjurkan bagi penderita hipertensi
Yang mengetahui kapan sebaiknya
penderita hipertensi meminum obat
12
60
14
70
10
19
95
20
100
14
70
15
75
10
50
14
70
20
17
85
18
90
40
16
80
40
45
17
85
40
anti hipertensi
32
Saran
Kepada Masyarakat
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Sustrani, 2004. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jakarta. Raja Grasindo Pers
2. Sabrina I., 2012. Hipertensi Menurut WHO :
https://www.academia.edu/6009955/Klasifikasi_Hipertensi_menurut_WHO
3. Departemen Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2002. Jakarta: Depkes RI
2010
4. Departemen Kesehatan Sumbar, 2010. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas
Status Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hipertensi di Kelurahan Ceger
34
VIII. LAMPIRAN
VIII.1. LAMPIRAN FOTO INTERVENSI
35
4. SMA / Sederajat
5. Sarjana
5. Lain Lain
36
37
38