Kue kering adalah produk makanan yang keringkan dengan cara dioven
atau digoreng. Umumnya terbuat dari tepung terigu, gula, dan lemak
(margarin/mentega), dengan kadar air kurang dari 4% dan dapat disimpan
dalam waktu yang cukup lama (3-6) bulan (Paran, 2009).
Kue kering adalah salah satu jnis makanan ringan/kecil yang sangat
digemari masyarakat diperkotaan maupun dipedesaan. Bentuk dan rasa
kue beragam, tergantung pada bahan tambahan yang digunakan. Cookies
merupakan kue kering yang renyah, tipis datar, dan biasanya berukuran
kecil. Kue kering (Cookies) merupakan biskuit yang berbahan dasar
tepung terigu. Tepung terigu merupakan tepung atau bubuk yang berasal
dari biji gandum. Keunggulan dari tepung terigu dibanding tepung lain
yaitu kemampuannya untuk membentuk gluten saat diberi air. Sifat elastis
gluten pada adonan menyebabkan kue tidak mudah rusak ketika dicetak
(Fatkurahman, 2012).
Kue kering merupakan bentuk camilan ynag sangat digemari
masyarakat. Konsumsi kue kering terus meningkat dari tahun ke tahun.
Konsumsi rata-rata pertahun pada penduduk di Jawa Tengah adalah 4,75
ons/th dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 20.112 ons/th. Untuk
membuat kue kering bahan utama yang digunakan adalah tepung terigu
(Kharisma, 2013).
Cookies merupakan kue kering yang renyah, tipis, datar, dan biasanya
berukuran kecil. Dalam standar industri Indonesia, cookies adalah
makanan kering yang dibuat dari adonan lunak yang mengandung bahan
dasar tepung terigu, pengembang, kadar lemak tinggi, renyah dan bila
dipatahkan penampang potongannya bertekstur kurang padat. Bahanbahan pembuatan cookies bibagai menjadi dua menurut fungsinya yaitu
bahan pembentuk struktur dan bahan pendukung kerenyahan. Bahan
pembentuk struktur meliputi tepung, susu skim, dan putih telur. Sedangkan
bahan
pendukung
kerenyahan
meliputi
gula,
shortening,
bahan
Pengocokan
250 gr terigu dan 50 gr
Pencampuran
maizena
Pembentukan bulatan
Selai nanas
Pengisian
Pengglosingan
Pengovenan
Aroma
3,55a
3,45a
3,55a
3,45a
3,10a
Tekstur
3,40a
3,15a
3,45a
2,92a
2,90a
Keterangan kode:
Keterangan skor :
186 :kelompok 1
245 :kelompok 2
2 : tidak suka
375 :kelompok 3
3 : netral
492 :kelompok 4
4 : suka
Overall
3,65a
3,25a
3,70a
3,40a
3,15a
567 :kelompok 5
5 : sangat suka
Pembahasan
Pada praktikum pembuatan roti kering Ananas Taarces dilakukan uji
organoleptik dengan parameter warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall.
Pada parameter warna semua kelompok tidak berbeda nyata. Warna kue
nastar yang dihasilkan rata-rata sama yaitu kuning kecoklatan. Pada
parameter warna, kue nastar yang paling banyak disukai yaitu dengan kode
375 pada kelompok 3. Kemudian warna kue nastar kedua yang paling
disukai yaitu dengan kode 186 pada kelompok 1. Pada peringkat ketiga
berdasarkan parameter warna, kue nastar yang disukai yaitu dengan kode
245 pada kelompok 2. Pada peringkat empat berdasarkan parameter warna,
kue nastar yang disukai yaitu dengan kode 492 milik kelompok 4. Dan
yang paling tidak disukai yaitu dengan kode 567 milik kelompok 5.
Berdasarkan parameter warna, seluruh kelompok tidak berbeda nyata dan
kue nasatar yang paling disukai adalah milik kelompok 3 sedangkan yang
tidak disukai milik kelompok 5.
Pada parameter rasa, seluruh kelompok tidak berbeda nyata. Rasa
yang dihasilkan tiap kelompok hampir sama yaitu manis dan gurih
dikarenakan formulasi bahan yang juga sama. Pada peringkat pertama
berdasarakan parameter rasa, kue nastar yang paling disukai adalah kode
186 milik kelompok 1. Peringkat kedua kue nastar yang disukai dengan
kode 375 milik kelompok 3. Pada peringkat ketiga, kue nastar yang
disukai dengan kode 245 milik kelompok 2. Pada peringkat empat,
berdasarkan parameter rasa, kue nastar yang disukai adalah kode 492 milik
kelompok 4. Dan yang terakhir kue nastar yang tidak disukai adalah kode
567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter rasa, seluruh kelompok
tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling disukai adalah milik
kelompok 1 sedangkan yang tidak disukai milik kelompok 5.
Pada parameter aroma, seluruh kelompok tidak berbeda nyata.
Aroma yang dihasilkan tiap kelompok hampir sama yaitu aroma manis.
Pada peringkat pertama berdasarakan parameter aroma, kue nastar yang
paling disukai adalah kode 186 milik kelompok 1. Peringkat kedua kue
nastar yang disukai dengan kode 375 milik kelompok 3. Pada peringkat
ketiga, kue nastar yang disukai dengan kode 245 milik kelompok 2. Pada
peringkat empat, berdasarkan parameter aroma, kue nastar yang disukai
adalah kode 492 milik kelompok 4. Dan yang terakhir kue nastar yang
tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter
aroma seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling
disukai adalah milik kelompok 1 sedangkan yang tidak disukai milik
kelompok 5.
Pada parameter tekstur, seluruh kelompok tidak berbeda nyata.
Tekstur yang dihasilkan tiap kelompok hampir sama yaitu lembut dan
renyah. Pada peringkat pertama berdasarakan parameter tekstur, kue nastar
yang paling disukai adalah kode 375 milik kelompok 3. Peringkat kedua
kue nastar yang disukai dengan kode 186 milik kelompok 1. Pada
peringkat ketiga, kue nastar yang disukai dengan kode 245 milik kelompok
2. Pada peringkat empat, berdasarkan parameter tekstur, kue nastar yang
disukai adalah kode 492 milik kelompok 4. Dan yang terakhir kue nastar
yang tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan
parameter tekstur seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar
yang paling disukai adalah milik kelompok 3 sedangkan yang tidak disukai
milik kelompok 5.
Pada parameter overall, seluruh kelompok tidak berbeda nyata. Pada
peringkat pertama berdasarakan parameter overall kue nastar yang paling
disukai adalah kode 375 milik kelompok 3. Peringkat kedua kue nastar
yang disukai dengan kode 186 milik kelompok 1. Pada peringkat ketiga,
kue nastar yang disukai dengan kode 492 milik kelompok 4. Pada
peringkat empat, berdasarkan parameter overall, kue nastar yang disukai
adalah kode 245 milik kelompok 2. Dan yang terakhir kue nastar yang
tidak disukai adalah kode 567 milik kelompok 5. Berdasarkan parameter
overall seluruh kelompok tidak berbeda nyata, dan kue nastar yang paling
disukai adalah milik kelompok 3 sedangkan yang tidak disukai milik
kelompok 5.
selama
15-20 menit. Akan tetapi perihal pengovenan tidak sesuai dengan teori
karena oven yang digunakan adalah oven manual yang suhu dan waktunya
tidak dapat dikontrol.
Pada dasarnya proses pembuatan cookies dibagi menjadi 3 tahap
yaitu pembuatan adonan, pencetakan dan pemanggangan. Pembentukan
kerangka cookies diawali sejak pembuatan adonan. Selama pencampuran
terjadi penyerapan air oleh protein terigu sehingga terbentuk gluten yang
akan membentuk struktur cookies dan mengalami pemantapan selama
pemanggangan. Adanya proses pengadukan menyebabkan shortening
menjadi lunak karena adanya panas selama proses pengadukan. Selain itu,
pengadukan juga menyebabkan udara yang terperangkap dalam jaringan
tersebut
terdesak
oleh
air
yang
menguap
dan
menyebabkan
gosong dan keraknya sudah berwarna coklat tua. Selain itu kue nastar juga
menjadi lebih mengembang. Menurut Fatkurahman (2012) pengovenan
kue kering dioven dengan oven listrik suhu 120-150 selama 15-20 menit.
Menurut Indriyani (2007) pada tahap awal pemanggangan terjadi kenaikan
suhu yang menyebabkan melelehnya lemak sehingga konsistensi adonan
menurun dan adonan cookies mengalami penyebaran ditandai dengan
perubahan diameter dan ketebalan cookies. Ketika suhu mendekati titik
didih air, protein dalam susu dan putih telur terkoagulasi dan diikuti
gelatinisasi pati sebagian karena kandungan airna yang rendah. Pada saat
suhu didih air tercapai pembentukan uap air meningkat diikuti kenaikan
volume cookies.
Menurut Indiyani (2007) bahan-bahan pembuatan cookies dibagi
menjadi dua menurut fungsinya yaitu bahan pembentuk struktur dan bahan
pendukung kerenyahan. bahan pembentuk struktur meliputi tepung, susu
skim, dan putih telur sedangkan bahan pendukung kerenyahan meliputi
gula, shortening, bahan pengembang dan kuning telur. Telur yang
ditambahkan berperan menghasilkan produk yang lebih baik, dapat
memperbaiki proses creaming, pemberi flavor yang khas serta kenaikan
nilai gizi. Sedangkan gula berfungsi untuk memberi rasa manis,
menambah rasa lembut, membantu proses penyebaran, juga sebagai
pewarna kult atau kerak cookies.
Menurut Handayani (2014) gula untuk membuat kue kering biasanya
menggunakan jenis gula tepung atau gula halus, gula pasir, gula palm, dan
gula merah. Di dalam adonan gula berfungsi memberikan rasa manis dan
berperan dalam menentukan warna, tekstur, dan struktur rekahan kue. Gula
halus akan menghasilkan kue bertekstur lebih renyah dan struktur adonan
yang lebih kecil pori-porinya dibandingkan dengan gula pasir. Gula juga
memberi aroma wangi dan khas pada kue kering, ini karena proses
karamelisasi saat pemanggangan. Penggunaan gula yang berlebihan akan
membuat kue lengket dan mudah gosong serta melebar bentuknya. Putih
telur memiliki sifat mengikat adonan sehingga adonan kue kering akan
lebih liat. Karenanya jarang kue kering yang menggunakan putih telur,
kecuali jenis kue tertentu seperti macaron. Kuning telur akan membuat kue
kering lebih renyah dan memberikan warna kuning yang bagus pada
adonan. Tepung maizena memberikan tekstur yang renyah pada kue
kering. Sifat tepung ini tidak lengket sehingga bisa langsung ditambkan ke
adonan. Mentega akan menghasilkan kue kering dengan rasa dan aroma
yang harum. Rasa susu sangat kuat jika menggunakan mentega sebagai
bahan kue kering. Susu bubuk berfungsi meningkatkan rasa dan aroma kue
kering menjadi lebih harum dan sedap. Penambahan susu juga akan
membuat tekstur kue lebih renyah dan kua lebih bergizi. Baking powder
memiliki fungsi yaitu membantu mengembangkan adonan dan membuat
kue lebih kering.
Menurut Indriani (2008) tepung terigu yang dipergunakan untuk
membuat kue kering sebaiknya dipilih tepung terigu berprotein rendah.
Penggunaan tepung terigu yang terlalu yang terlalu banyak akan membuat
kue kering keras, sedangkan jika terlalu sedikit akan membuat kue kering
terlalu lunak sehingga akan melebar saat dipanggang sehingga kehilangan
bentuknya. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum kelompok 5 dan 6 yang
kekurangan tepung dalam adonannya, sehingga adonannya masih sedikit
cair dan sukar untuk dibentuk.
Menurut Fatmawati (2012) fungsi gula yaitu mematangkan dan
mengempukkan susunan sel dalam hal ini mengempukkan protein tepung.
Juga memberi kerak yang diinginkan yang mulai terbentuk pada waktu
temperatur rendah, dalam hal ini proses karamelisasi. Penggunaan lemak
dapat menghalangi pembentukan gluten. Penggunaan lemak dapat
menghasilkan cookies yang empuk dan tahan lama. Susu berfungsi untuk
menambah gizi, membangkikan rasa, aroma dan mampu menjaga cairan
dan membantu mengontrol kerak. Dan efek pengikat yang ada pada
protein tepung bersama-sama bahan padatan susu akan membentuk
struktur protein cookies.
Faktor yang berpengaruh terhadap produk akhir diantaranya yaitu :
a. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan pada praktikum yaitu gula pasir. Gula
pasir sukar larut atau waktu yang dibutuhkan untuk larut dalam
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2007. Kue Kering Favorit. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Boga, Yasa. 2005. Terampil Membuat Kue Kering. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Cahyana, Cucu., Ismayani, Yeni. 2004. Seri Kue Kering Favorit. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Fatkurahman, Rifa., Atmaka, Windi., Basito. 2012. Karakteristik Sensori Dan
Sifat Fisikokimia Cookies Dengan Substitusi Bekatul Beras Hitam (Oryza
sativa L.) Dan Tepung Jagung (Zea mays L.). Jurnal Teknosains Pangan.
Vol. 1. No. 1
Fatmawati, Wahyu Tri. 2012. Pemanfaatan Tepung Sukun Dalam Pembuatan
Produk Cookies (Choco Cookies, Brownies Sukun, Dan Fruit Pudding
Brownies. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta
Handayani, Sulasih., Wibowo, R. Adhie. 2014. Koleksi Resep Kue Kering. Kawah
Media. Jakarta
Indriani. 2005. Kue Kering Potong. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Indriyani, Ari. 2007. Cookies Tepung Garut (Maranta arundinaceae L.) Dengan
Pengkayaan Serat Pangan. Skripsi Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian.
Universitas Gajah Mada
Kharisma, Micky., Dewi, Lusiawati., Martono, Yohanes. 2013. Perbandingan
Kadar Protein Dan Air Pada Kue Kering Yang Disubstitusi Dengan Tepung
Tempe. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan.
Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta
Nursaadah. 2009. Kue Kering Gaya Baru. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Ortega, Marcela Hernandez., Kissangou, Guy., Mondragon, Hugo Necoechea.,
Moreno, Alicia Ortiz. 2013. Microwave Dried Carrot Pomace As A Source
of Fiber And Carotenoids. International Journal Of Food and Nutrition
Sciences. Vol. 4
Paran, Sangkan. 2009. 100+ Tip Antigagal Bikin Roti, Cake, Pastry Dan Kue
Kering. Kawan Pustaka. Jakarta
Sandhu, Kawaljit. Singh, Narpinder. 2006. Some properties of corn starches II:
Physicochemical,gelatinization, retrogradation, pasting and gel textural
properties Department of Food Science and Technology, Guru Nanak Dev
University, Amritsar, Punjab 143005, India.