PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas. Untuk melakukan
aktivitas itu, kita memerlukan energi yang diperoleh dari bahan makanan yang
kita makan. Pada umunya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama
senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi
akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau
bekerja (Irawan, 2007).
Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan
susunannya sangat kompleks dan serta merupakan polimer dari alfa asam-asam
amino. Karena protein tersusun dari asam-asam amino, maka susunan kimia
mengandung unsur-unsur seperti yang menyusun asam amino antara lain C, H, O,
N, dan kadang-kadang S, P, Fe, dan Mg (Soemardjo,1997). Protein merupakan
senyawa organik makro molekul yang mempunyai susunan komplek dan terdiri
atas polimer-polimer alam yang terdiri atas beberapa alfa asam amino, serta
terikat melalui ikatan peptida. ( Martoharsono dan Soeharsono, 1993 ).
Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam
jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut
dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok
yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan
dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman
sebagai cadangan energi. Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam
makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan (keenan, 2004).
Perlakuan
Pengamatan
O
1.
2.
masing-masing
kemudian
dimasukkan
10
biru.
Kemudian
warna
tabung reaksi
Kemudian
2.1.2.Uji Iod
N
Perlakuaan
Pengamatan
O
1.
larutan
sampel
2.
plat tetes
Ditambahkan beberapa tetes larutan Ditambahkan reagen iod 1
iod (0,5 N iod dalam 3 % KI). Amati tetes.
Diamati
yang
warna
perubahan
terjadi
pati
1.
Perlakuan
Pengamatan
Disiapkan 5 buah yang telah diberi Disiapkan 3 tabung reaksi
nomor urut. Masing-masing tabung masing-masing
ditambahkan
2.
10
tetes
dimasukkan
benedict
Dimasukkan 20 ml larutan pati Ditambahkan 20 tetes amilum
kedalam gelas piala dan ditambahkan dan
10
tetes
HCl
pekat
ditambahkan
asam
dipepet
ml.
diamati
warna
yang
terjadi.
dihasilkan
adalah
warna
kuning
Tabung II dimasukkan reagen
ion sebanyak 3 tetes berlebih,
hasilnya jingga pekat
3.
Tabung
III
dimasukkan
reagen
iod
satu
tetes,
hasilnya orange
Dilanjutkan penambahan tersebut Dipipet
5
tetes
dan
4.
dan
waktu
terjadinya
Perlakuaan
Pengamatan
O
1.
ungu.
2.
kemudian ditambahkan 10
tetes CuSO4
Kedalam tabung reaksi masukkan Ditambahkan
larutan
urea
menjadi
berbentuk
Perlakuan
O
1.
Pengamatan
larutan
2%
hati-hati
dan
tabung
kedalam
masing-
sampel.
Diamati
keruh.
Didinginkan
dibawah
larutan
air
kran
reaksi
warna
Setelah
kuning
dipanaskan
terjadi penggumpalan.
tersebut Ditambahkan
natrium
kemudian hidroksida tetes demi tetes.
perubahan
terjadi
warna
kasein
berubah
warna
kasein
berubah
gumpalan orange
tidak
sedangkan
menjadi
3.
perubahan
warna
yang
terjadi
Perlakuaan
Pengamatan
O
1.
asam
kemudian
asetat
pH
ditambahkan
5
20
1
5
tabung
tetes
diisi
albumin
ditambahkan
20
tetes
ninhidrin.
2.
Perlakuaan
Pengamatan
O
1.
Tabung
4:
ditambahkan
kloroform
Kemudian kedalam masing-masing Tabung III (alkohol panas)
tabung
masukkan
0,2ml
minyak butirannya
kecil,
minyak
lebih mengendap/menggupal
Tabung IV bersifat polar dan
larut dalam kloroform
2.
Diambil 2-3 tetes cairan dari masingmasing tabung diatas dan teteskan
pada
kertas
saring
dikeringkan.
2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi
akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagaI aktivitasfisik seperti berolahraga atau
bekerja (Irawan, 2007).
Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan menjadi:
a. Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C
terminal CH=O
b. Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada atom C kedua
=O
Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu
1. Monosakarida; karbohidrat tunggal
2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dari beberapa(6 - 8) monosakarida
3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1
gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh
manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa
Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus
monosakarida. Contoh: Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa. Kelompok
oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida.
Sifat fisik
karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dalam air maupun
etanol. Tapi karbohidrat jenis ini tidak larut di dalam cairan organic misalnya pada
ether, chloroform, benzene. Monosakarida dan aligosakarida memiliki rasa khas
yaitu terasa manis. Dilihat dari sifat kimianya, monosakarida adalah suatu bentuk
molekul yang sudah tidak dapat di uraikan atau di pecah kedalam bentuk yang
lebih kecil lagi. Molekul ini merupakan molekul pembentuk oligosakarida dan
polisakarida. Glukosa, fruktosa dan galaktosa merupakan beberapa jenis
karbohidrat yang termasuk ke dalam kelompok monosakarida. (Suhara, 2009).
a. Uji Benedict
Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi benedict akan terjadi
warna dari biru hijau kuning kemerah-merahan dan akhirnya
terbentuk endapan merah bata apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup
tinggi. Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam
onat, sedangkan pereaksi benedict (sebagai Cu2+) akan tereduksi menjadi kapro
oksida. Jadi dalam uji ini terjadi proses oksidasi dan proses reduksi (Sumardjo,
2008).
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Perlakuan
pertama-tama dilakukan adalah menyiapkan sampel yaitu amilum, glukosa,
sukrosa, dan laktosa. Masing- masing diambil sebanyak 8 tetes dan dipindahkan
kedalam erlenmeyer kemudian larutkan dengan akuades diaduk agar larutan
menjadi homogen. Kemudian disiapkan 4 buah tabung reaksi dan dimasukkan
masing-masing 10 tetes reagen benedict kedalam 4 buah tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan 2 tetes iod terbentuk warna orange tua. Dan terakhir lrutan sampel
laktosa 5 tetes ditambah iod 2 tetes terbentuk warna jingga.
c. Uji Hidrolisa Pati
Tujuan dari hidrolisis pati adalah untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis
amilum (pati). Pati adalah polisakarida yang terdapat pada sebagian besar umbiumbian dan biji-bijian seperti kentang, jagung atau padi. Ketika pati dipisahkan
dengan air panas, pati terpisah menjadi 2 fraksi :
1. Fraksi terlarut yang disebut amilosa (+/-20%). Amilosa mempunyai struktur
makromolekul linear yang dengan iodium memberikan warna biru.
2. Fraksi tidak larut yang disebut amilopektin (+/-80%). Amilopektin mempunyai
struktur makromolekul bercabang yang dengan iodium memberikan warna
ungu sampai merah.
Pengertian pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga
menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting (Martin, 2012). Pati dalam
suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan
warna biru sampai tidak berwarna. Hasil hidrolisis diperkuat dengan uji benedict.
Dalam percobaan hidrolisa pati, pertama Disiapkan 5 buah tabung yang telah
diberi nomor urut masing-masing tabung diambahkan 10 tetes reagen benedict.
Dimasukan 20 ml larutan pati kedalam gelas piala dan ditambahkan 10 tetes HCl
pekat kemudian di panaskan sampai mendidih. Diambil 5 tetes dan dimasukkan
kedalam tabung 1. Lalu diambil 3 tetes masukkan pada plat tetes (lubang 1) dan
ditambahkan 1 tetes larutan iod. Dilanjutkan penambahan tersebut kedalam tiap
tabung reaksi dengan selang waktu 2 menit. Didihkan ke-7 tabung tersebut selama
5 menit. Diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu bandingkan warna zat pada
tabung dan pada plat sesuai dengan nomornya.
Protein bereaksi positif terhadap uji biuret (Poedjiati, 1994). Protein bereaksi
positif dikarenakan protein ddalm berbagai larutan dalam eter dari garam yang
mengalami denaturasi (Soemardjo, 1997). yang mengatakan bahwa protein
menampakkan aktivitas biologis pada kisaran pH tertentu, pada kisaran inilah
protein mengalami perubahan fisik yang disebut denaturasi (Soeharsono, 1992).
Protein sering di sebut sebagai zat makanan bernitrogen kerena protein merupakan
satu-satunya zat makanan yang mengandung unsur nitrogen. Protein terkandung
dalam makanan nabati dan hewani, tetapi protein hewani paling bernilai untuk
tubuh manusia sebagai materi pembangun karena komposisinya sama dengan
protein manusia (Watson, 2002). Protein dibutuhkan unuk pertumbuhan,
perkembangan, pembentukan otot, pembentukan sel darah merah, perahanan
tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon, dan sintesa jaringan badan lainnya
(Nugrahaini, dkk, 2010).
a. Uji Biuret
Apabila lrutan proein encer yang dibuat basa dengan larutan natrium
hidroksida ditambah dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan
tersebut akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi ini disebut
reaksi biuret sebab warna senyawa yang terbentuk sam dengan warna senyawa
biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat (Sumardjo,
2008). Biuret dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida,
banyak atau sedikitnya ikatan peptida dalam protein. Biuret adalah reagen yang
digunakan untuk menguji kandungan protein. Perlakuan pertama yang dilakukan
adalah dicampurkan 10 tetes albumin dan NaOH dan 3 tetes CuSO 4 dan larutan
urea selama percobaan larutan tidak boleh diaduk. . Sebelum proses pemanasan
berlangsung terjadi perubahan warna pada larutan yaitu bewarna biru. Kemudian
larutan tersebut dipanaskan setelah dilakukan pemanasan diamati larutan menjadi
keruh.
b. Uji Xantoprotein
Proses xantoprotein adalah proses nitrasi inti benzena pada asam amino
penyusun protein tersebu. Proses ini dapat terjadi jika kuli terkena asam nitrat
pekat yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi inti benzena
pada asam amino penyusun kulit (Sumardjo, 2008).
Xantoprotein ini adalah pereaksi protein yang menunjukan adanya inti
benzene (cincin fenil). Untuk identifikasi tryosin,trptophan, dan fenilalanin.
Prosuder dari pereaksian Xantoprotein ini adalah protein bereaksi dengan HNO 3
dan menghasilkan +NaOH berlebih.
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai
kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap pada pemanasan itu
merupakan salah satu konstituen utama tubuh. Ia dibuat oleh hati. Karena itu
albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan
saluran cerna. (Winarmo, 1984)
Kasein adalah salah satu jenis protein terbesar yang dapat ditemukan pada
susu, protein ini tidak mudah rusak oleh panas, tapi mudah rusak oleh pH. Protein
ini lebih dikenal dalam dunia fitnes dimana kasein sangat bermanfaat guna
meningkatkan kekuatan dan masa otot didalam sistem pencernaan. Kasein lebih
membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna yakni sekitar 4-5 jam selama
proses maka tubuh akan mendapatkan suplai asam amino dari pemecahan protein.
Kasein secara terus menerus dan asam amino tersebut sangat berguna untuk
memberi makan bagi otot tubuh kita. (Winarmo, 1984)
Pada percobaan ini 2 bahan sampel yang digunakan yaitu albumin (putih
telur) dan kasein (air susu). Perlakuan pertama yaitu membuat larutan susu dengan
menggunakan bubuk susu sebanyak 2 sendok, dilarutkan menggunakan akuades
diaduk hingga larutan homogen. Kemudian dipipet 20 tetes kasein dan
dipindahkan kedalam tabung reaksi, . Dipipet juga albumin sebanyak 20 tetes dan
dipindahkan kedalam tabung reaksi. Kemudian masing- masing tabung
ditambahkan natrium hidroksida tetes demi tetes. Diamati perubahan warna yang
terjadi pada masing-masing larutan, albumin berubah menjadi gumpalan oren,
sedangkan kasein tidak berubah warna.
c. Uji Ninihidrin
Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang bereaksi dengan
seluruh asam amino. Tujuan uji ini yaitu untuk mengetahui perubahan warna
yang terjadi pada albumin. Zat pengoksidasi ninhidrin dengan lrutan protein
membentuk larutan berwarna ungu sampai biru. Reaksi ini berjalan dengan
sempurna pada PH 5-7 dan sedikit pemanasan. Reaksi ini berlaku untuk semua
proein, hasil antara hidrolisisnya, dan hasil akhir hidrolisisnya, yaiu asam amino.
Khusus untuk asam amino protein dan hoidroksi prolin akan terbenuk warna
kuning (Sumardjo, 2008). Perlakuan pertama dilakukan adalah disiapkan tabung2
tabung reaksi dimasukkan 10 tetes albumin dan 10 tetes buffer asetat dan 20 tetes
ninhidrin. Tujuan penggunaan 2 tabung dengan
III.KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa karbohidrat merupakan
senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai
salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Dalam kehidupan, fungsi protein sangat penting misalnya, semua
tumbuhan dan hewan merupakan protein. Protein merupakan senyawa organik
makro molekul yang mempunyai susunan komplek dan terdiri atas polimer-
polimer alam yang terdiri atas beberapa alfa asam amino, serta terikat melalui
ikatan peptida. Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat
dalam jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan
larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena.
DAFTAR PUSTAKA
Brady,1999. Kimia universitas. Edisi ke 5. Bina Putra Aksara.Jakarta
Fessenden. 2010. Dasar-dasar kimia organik. Binapura aksara: Tanggerang
Hawab, H. M. 2004. Pengantar Biokimia. Bayumedia, Jawa Timur.
Irawan,Prasetya.2007.Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . UI . Jakarta
Keenan. 1984. Kimia universitas. Jilid 2. Erlangga: jakarta
Kimball, Jhon W. 1992. Kimia Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta
Kusnawidjaya, K. 1993. Biokimia. Alumni, Bandung.
Lehninger. 1982. Biokimia Dasar. Erlangga, Jakarta.
Martoharsono, S. 1993. Biokimia. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Martin, elizabeth. 2012. Kamus kimia sains. Pustaka pelajar: Jakarta
Raharjo. 2000. Kimia Dasar II. UNS Press, Surakarta Soeharsona. 1992. Biokimia
Jilid I. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Poedjiadi, anna. 1994. Dasar-dasar biokimia. Universitas Indonesia pres: Jakarta