Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRATIKUM

ABSORBSI GAMMA (ABSORBTION OF RADIATION)


I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui proses absorbsi gamma pada bahan.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat sinar gamma.
3. Untuk mengetahui intraksi sinar gamma.
4. Untuk mengetahui absorpsi foton.

II.

LANDASAN TEORI

Menurut interprestasi kuantum, radiasi elektromagnetik terdiri dari bundel energy


diskret mirip partikel yang disebut foton atau kuantum. Setiap foton memiliki energi E
yang bergantung hanya pada frekuensi radiasi v dan dinyatakan dengan
E = hv = h (2.1)
dengan h = 6,626 x 10-34 J.s adalah konstanta Planck.
Ketika foton-foton merambat dalam kecepatan cahaya, menurut teori relativitas, fotonfoton tersebut harus memiliki massa diam yang sama dengan nol, dan oleh karena itu
segenap energinya adalah kinetik. Jika muncul sebuah foton, maka dapat dinyatakan
bahwa foton tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya c, dan jika foton tersebut
berhenti bergerak dengan kecepatan c, maka foton tersebut akan hilang. Untuk

= 0,

relasi momentum-energi relativistik adalah E = pc. Dengan demikian, setiap foton


memiliki momentum sebesar
p=

= .(2.2)

Dari sudut pandang kuantum, seberkas energi elektromagnetik tersusun dari foton-foton
yang merambat dengan kecepatan c. Intensitas berkas tersebut akan berbanding lurus
dengan jumlah foton yang melintasi suatu satuan luas per satuan waktu. Dengan begitu,
jika berkas tersebut berbentuk monokromatik (terdiri dari satu frekuensi), maka
intensitas I akan dinyatakan dengan
I = (energi sebuah foton) x

(2.3)

Untuk memudahkan perhitungan, pernyataan-pernyataan dalam satuan nonstandard di


bawah ini dapat digunakan :
h = 4,136 x 10-15 eV.s
hc = 12,4 keV.

dengan 1 eV = 10-3 keV = 1,602 x 10-19 J dan 1 = 10-10 m.


Dalam eksperimen fotolistrik, cahaya menyinari permukaan sebuah logam di dalam
tabung evakuasi dan electron-elektron akan memancar dari permukaannya. Frekuensi v
danintensitas cahaya I, tegangan perlambatan V maupun material emitor dapat
bervariasi. Elektron-elektron yang memiliki cukup energi akan mampu mengatasi
tegangan perlambatan V dan akan mencapai kolektor, kemudian akan terdeteksi sebagai
arus i dalam amperemeter A. Dalam upayanya mencapai kolektor, electron-elektron
harus memiliki energi kinetik yang setara atau lebih besar daripada energi potensial
listrik yang dihasilkan di antara emitor dan kolektor, yaitu
eV..(2.4)
Interpretasi kuantum bahwa cahaya tersiri dari foton member penjelasan untuk
eksperimen tersebut. Dalam bentuk kuntum, energi yang dibawa foton diserap oleh
electron tunggal. Jika elekrton tersebut diusir dari material, maka perbedaan antara
energi yang diserap oleh elektron tersebut dengan energi ketika elektron tersebut terikat
di permukaan akan muncul sebagai energi kinetik elektron. Elektron-elektron terikat di
permukaan dengan energy yang berbeda-beda, namun energy ikat elektron-elektron
yang terikat paling tidak kuat bergantung pada jenis material emitor. Energi yang
dibutuhkan untuk melepaskan ikatan itu dinamakan fungsi kerja () material. Oleh
karenanya, elektron-elektron akan terusir dalam berbagai rentang energy kinetik mulai
dari nol hingga nilai maksimum yang dinyatakan dengan : Energi kinetik maksimum
emisi elektron
= (energi yang dibawa oleh foton) (energi ikat dari elektron yang terikat paling
tidak kuat). Ketika
dengan = e

hubungan energy maksimumnya menjadi


. Dengan kemunculan frekuensi ambang dinyatakan

dengan
.(2.5)
Di bawah nilai frekuensi ambang ini, foton-foton datang tidak akan memiliki energy
yang cukup untuk melepaskan ikatan yang paling tidak kuat sekalipun, berapapun
besarnya intensitas cahaya tersebut. Waktu tunda yang pendek di hasil eksperimen juga
akan menjadi jelas karena absorpsi foton terjadi hampir secara spontan. Akhirnya,
semakin tinggi intensitas cahaya, semakin besar juga kerapatan foton, dan dengan
begitu semakin banyak pula elektron yang akan terlepas, sehingga hasil pun menjadi
jelas.

Efek Compton
Interpretasi gelombang memprediksi bahwa ketika terjadi radiasi elektromagnetik dari
sebuah partikel bermuatan, maka radiasi yang dipancarkan tersebut akan memiliki
frekuensi yang sama dengan radiasi yang datang dari segala penjuru. Pada tahun 1922,
Arthur H. Compton menunjukkan bahwa jika interpretasi kuantum darai radiasi
elektromagnetik diterima, kama radiasi yang dihamburkan akan memiliki frekuensi
lebih kecil daripada radiasi datang dan juga bergantung pada sudut hamburannya.
Analisis Compton, sebagai akibatnya, menyertakan tampilan hamburan radiasi
elektromagnetik dari partikel bermuatan sebagai sebuah peristiwa tumbukan sempurna
antara foton dan partikel bermuatan bebas.
Pengabungan Dan Pemisahan Pasangan
Dalam Proses pengabungan pasangan, energy yang dibawa oleh foton dokonversikan
seluruhnya menjadi materi, yang dihasilkan dari pengabungan sebuah elektron-positron
(kecuali untuk muatannya, positron benar-benar identik dengan elektron). Ketika
muatan suatu system bernilai nol, maka dua partikel yang berlawanan muatannya harus
diciptakan guna mengkonversi muatan. Untuk menggabungkan sebuah pasangan, foton
datang harus memiliki energi yang setidaknya setara dengan energy diam pasangan
tersebut, dan setiap kelebihan energy foton akan muncul sebagai energi partikel.
(Ronald Gautreau, 2006 : 51-54)
Untuk menunjukkan sifat-sifat kuanta radiasi elektromagnetik, yaitu gahwa gelombanggelombang berkelakuan sebagai partikel, maka akan dibahas tiga gejala fisika yang
dapat menunjang peryataan tersebut.
-

Efek foto listrik

Efek Compton

Efek Fotolistrik
Bila sinar atau radiasi elektromagnetik dengan suatu frekuensi tertentu mengenai suatu
permukaan metal/logam, maka elektron akan dikeluarkan dari permukaan logam itu
yang disebut fotoelektron dan gejala fisikanya disebut efek fotolistriksinar x yang di.
Efek Compton
Dalam efek fotolistrik sinar x yang jatuh pada permukaan logam yang sensitive
menyerahkan seluruh tenaganya dalam usaha mengeluarkan elektron dari permukaan
logam. Untuk efek fotolistrik tersebut maka sinar x yang digunakan tenaganya tidak
terlalu besar (hanya beberapa e V saja). Bila sinar x dengan tenaga tinggi katakanlah
beberapa k e V atau lebih dijatuhkan pada permukaan logam sasaran yang mengandung
elektron bebas misalkan Carbon (C), dalam hal ini tenaga yang diperlukan untuk

mengeluarkan elektron dari permukaan logam kecil dan dapat dibandingkan dengan
tenaga sinar x itu. Interaksi antara sinar x yang dijatuhkan itu dan elektron-elektron
menyebabkan hamburan-hamburan dari sinar x, fenomena ini disebut hamburan
Compton atau efek Compton. Berdasarkan teori elektromagnetik klasik maka panjang
gelombang atau frekuensi f = dari sinar x yang dipantulkan harus sama dengan
frekuensi dari sinar x yang datang, tapi menurut hasil eksperimen teramati bahwa sinar
x yang dipantulkan mengandung dua panjang gelombang yakni yang satu sama dengan
panjang gelombang dari sinar x yang datang.
(Muljono, 2003 : 7-8 dan 16-17)
INTERAKSI SINAR DENGAN MATERI
Spektrum sinar- terbentuk sebagai hasil interaksi antara sinar dengan detektor. Untuk
dapat membaca spectrum, diperlukan pengetahuan yang cukum mendalam mengenai
gejala dan mekanisme yang terjadi dalam proses interaksi sinar dengan materi. Pada
bab ini akan diuraikan beberapa hal dasar yang sangat penting.
Telah disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa sinar adalah radiasi gelombang
elektromagnetik yang dapat pula ditinjau sebagai paket-paket catu tenaga yang
dinamakan foton. Apabila sinar berinteraksi dengan materi maka tenaganya akan
diserahkan pada atom-atom materi yang dilalui.
Satuan yang biasa dipakai untuk menyatakan sinar adalah elektron volt, disingkat eV.
Satu elektron volt adalah tenaga yang diterima oleh sebuah elektron (muatan elektron =
e = 1,60 x 10-19 coulomb) yang dipercepat melalui suatu medan listrik dengan beda
potensial sebesar satu volt. Kelipatan satuan ini, yang biasa dipakai dalam spektrometri
, adalah: 1 keV = 1.000 eV dan 1 MeV = 1.000.000 eV. Pada umumnya, dalam
spektrometri orang bekerja dengan tenaga dari 50 keV sampai 5 MeV.
Jika diketahui panjang gelombangnya, tenaga sinar dapat dihitung melalui rumus
Planck: E = hc/. Apabila tetapan Planck (h) dan laju cahaya dalam hampa (c) diberi
harga yang bersesuaian maka bisa dihitung tenaga langsung dalam satuan keV dengan
perumusan sebagai berikut:
=

..(2.6)

= tenaga sinar dalam keV


= panjang gelombang sinar dalam A

Interaksi sinar dengan materi bisa terjadi melalui bermacam-macam proses.


Dari berbagai proses tersebut hanya ada tiga proses yang penting untuk diperhatikan
dalam spektrometri, yaitu:
-

Hamburan Compton

Efek fotolistrik

Pembentukan pasangan

Ketiga proses tersebut menghasilkan pembebasan elektron dari atom-atom materi yang
berinteraksi dengan sinar. Efek fotolistrik penting pada daerah tenaga sinar di
bawah 1 Mev ; hamburan Compton penting untuk daerah jangkauan tenaga yang lebar;
sedang pembentukan pasangan hanya penting untuk tenaga sinar > 1,022 MeV.
Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah intraksi antara foton degan sebuah elektron yang terikat kuat
dalam atom yaitu elektron pada kulit bagian dalam satuan atom, biasanya kulit K atau L.
Foton akan menumbuk elektron tersebut dank arena elektron itu terikat kuat-kuat
maka elektron akan menyerap seluruh tenaga foton.
Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi antara foton dan sebuah elektron bebas atau yang terikat
lemah. Elektron-elektron yang dapat dikatagorikan sebagai elektron yang terikat lemah
adalah elektron yang berada pada kulit terluar suatu atom. Apabila foton menumbuk
elektron jenis ini maka berdasarkan hokum kekekalan momentum tidak mungkin
elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton seperti yang terjadi dalam efek
fotolistrik. Foton hanya akan menyerahkan sebagian tenaganya kepada elektron dan
kemudian terhambur menurut sudut terhadap arah gerak foton mula-mula. Secara
sederhana hal ini dapat digambarkan sebagai suatu kelereng yang ditembakkan pada
sebuah kelereng lain yang bebas dan diam.
Pembentukan Pasangan
Apabila suatu foton yang bertenaga cukup tinggi melalui medan listrik yang sangat
kuat di sekitar inti atom (medan coulomb inti) maka foton tersebut akan lenyap dan
sebagai gantinya muncul pasangan elektron dan positron (e- dan e+). Peristiwa ini
disebut efek pembentukan pasangan. Pembentukan antimateri positron dapat dipandang
sebagai pemancaran sebuah elektron dari suatu tingkat tenaga negative menuju kepada
suatu tingkat tenaga positif dengan meninggalkan suatu lowongan dalam daerah yang
biasanya diisi oleh tingkat tenaga negatif. Lowongan ini adalah positron. Peristiwa
pembentukan pasangan ini harus memenuhi ketiga hokum kekekalan, yaitu:
-

Hukum kekekalan massa dan tenaga

Hukum kekekalan muatan listrik

Hukum kekekalan momentum

Massa elektron dan positron masing-masing setara dengan tenaga sebesar 0,511 MeV.
Hal ini dapat dihitung melalui rumus kesetaraan massa dan tenaga Eintein:
E = m c2..(2.7)
E = tenaga
m = massa dan c adalah laju cahaya
(Wisnu Susetno, 1998 : 36-43)
III.

PERALATAN DAN BAHAN


3.1 PERALATAN
1.

Tabung Geiger-Muller (Tabung G.M)


Fungsi : untuk mendeteksi radiasi

2.

Scalar meter atau Ratemeter


Fungsi : untuk mengukur cacah

3.

Stopwatch
Fungsi : menghitung waktu

4.

Kabel coaxial
Fungsi :sebagai penghubung antara tabung G.M dengan scalar meter

5.

Rak Tabung G.M


Fungsi : sebagai tempat untuk meletakkan tabung G.M

6.

Jepitan
Fungsi : untuk mengambil unsur radioaktif yang dipakai

7.

Serbet
Fungsi : untuk menutup unsur agar tidak terkena radiasi

8.

Absorber Aluminium murni


Fungsi : sebagai absorber

9.

Absorber timbal
Fungsi : sebagai absorber

10. Absorber timah


Fungsi : sebagai absorber
11. Absorber Pb
Fungsi : sebagai absorber
3.2 BAHAN
1.

Cobalt -60
Fungsi : sebagai unsur radioaktif yang digunakan dalam percobaan

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Disiapkan peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Dihubungkan Tabung G.M dengan menggunakan kabel coaxial pada scalar
3.
4.

meter.
Dihubungkan scalar meter pada arus PLN.
Setelah dihubungkan, diukur cacah latar belakang (back ground), tanpa

5.

absorber sebanyak tiga kali setiap satu menit.


Diletakkan sumber unsur radioaktif Cobalt-60 dengan menggunakan

6.
7.

penjepit ke rak tabung G.M.


Diukur cacah tanpa absorber sebanyak tiga kali setiap satu menit sekali.
Dipasang absorber Aluminium murni lalu diukur cacahnya selama satu

8.

menit sebanyak tiga kali.


Kemudian dipasang absorber kedua yaitu penyerap timbal, diukur cacahnya

9.

selama satu menit.


Dipasang absorber ketiga yaitu absorber Pb kemudian diukur selama satu

menit.
10. Dipasang absorber keempat yaitu penyerap timah kemudian diukur selama
satu menit.
11. Kemudian dicatat hasilnya pada tabel data.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN


8.1 Kesimpulan

1.

Ada tiga proses utama yang terjadi apabila radiasi sinar- melewati suatu
bahan penyerap yaitu
- Efek fotolistrik adalah intraksi antara foton degan sebuah elektron yang
terikat kuat dalam atom yaitu elektron pada kulit bagian dalam satuan atom,
biasanya kulit K atau L. Foton akan menumbuk elektron tersebut dank
arena elektron itu terikat kuat-kuat maka elektron akan menyerap seluruh
tenaga foton.
- Hamburan Compton Hamburan Compton terjadi antara foton dan
sebuah elektron bebas atau yang terikat lemah. Elektron-elektron yang dapat
dikatagorikan sebagai elektron yang terikat lemah adalah elektron yang
berada pada kulit terluar suatu atom. Apabila foton menumbuk elektron
jenis ini maka berdasarkan hokum kekekalan momentum tidak mungkin
elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton seperti yang terjadi
dalam efek fotolistrik.
- Produksi Pasangan Apabila suatu foton yang bertenaga cukup tinggi
melalui medan listrik yang sangat kuat di sekitar inti atom (medan coulomb
inti) maka foton tersebut akan lenyap dan sebagai gantinya muncul
pasangan elektron dan positron (e- dan e+).

2.

Sifat-sifatnya yaitu :
1. Merupakan gelombang elektromagnetik
2. Tidak bermuatan listrik
3. Tidak memiliki massa
4. Tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic
5. Kecepatan gamma bernilai sama dengan kecepatan cahaya
7. Memiliki daya tembus paling besar tetapi daya ionisasi paling lemah

3.

Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa


energi
dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk ke
dalam suatu bahan, juga menghasilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang
dihasilkan sebagian besar melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, sinar
gamma berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang ion primer saja
yang berbentuk ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses ionisasi
sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan
yang berbentuk pada proses ionisasi primer. Peluang terjadinya interaksi

antara radiasi gamma dengan bahan ditentukan oleh koefisien absorsi linear
().
4.

Intensitas berkas radiasi akan teruksi ketika melewati material karena fotonfoton akan dibuang atau dihamburkan dari arah maju oleh beberapa
kombinasi efek fotolistrik, efek Compton, dan penggabungan pasangan.
Reduksi intensitas ini mematuhi hukum redaman eksponensial
I = I0e-x

8.2. Saran
1.

Diharapkan kepada praktikan agar dapat mengetahui peralatan yang akan


digunakan pada saat praktikum.

2.

Diharapkan kepada praktikan agar dapat mengetahui prosedur percobaan.

3.

Diharapkan kepada praktikan agar tidak meminjam alat tulis kepada


praktikan lainnya,agar tidak mengganggu praktikan yang lain.

4.

Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati saat menggunakan peralatan


pada saat percobaan

DAFTAR PUSTAKA
Gautreau,Ronald. 2006. Fisika Modern.Edisi II.Jakarta : Erlangga

Muljono. 2003. Fisika Modern.Universitas Pelita Harapan : Andi


Susetyo,Wisnu. 1988. Spektrometri Gamma.Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Medan, 08 November 2010


Asisten

(Natalia Hasibuan)

Praktikan

(Dewi Fransiska Br Tarigan)

Anda mungkin juga menyukai