Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang berjudul Akut
Abdomen. Referat ini kami susun untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian
Radiologi di RSUD Serang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Ida widayanti, SpRad, dr. Ade
Hidayat SpRad, dr. Indra Kelana SpRad, yang telah membimbing dan membantu
kami dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun referat ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat
ini. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan masukan dengan tangan terbuka.
Akhir kata kami berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua
pihak yang ingin mengetahui tentang akut abdomen dengan orientasi pemeriksaan
radiologi.

Serang, Januari 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab I Pendahuluan
Etiologi
Tujuan Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan Radiologis Pada Akut Abdomen
Bab II ISI
Anatomi Rongga Abdomen
Interpretasi Foto Abdomen
Pembagian Akut Abdomen
Ileus
Pemeriksaan Radiologis Ileus Obstruktif
Pemeriksaan Radiologi Ileus Paralitik
Kolesistitis
Pankreatitis
Pengumpulan Abses di Rongga Abdomen
Abses Hati Amuboik
Appendicitis
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1
2
3
4
5
6
7
7
8
8
11
11
13
13
16
18
19
19
21
24
25

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambaran anatomi etiologi dari akut abdomen

Gambar 2. Anatomi rongga abdomen


Gambar 3. Anatomi rongga abdomen pada pemeriksaan radiologis

8
8

Gambar. 4 colon in loop dengan double kontras

Gambar. 5a Gambaran udara pada CT Abdomen

10

Gambar. 5b Gambaran udara bebas di rongga abdomen dengan tanda Ringler

10

Gambar 5c.adanya udara sub diafragma pada foto posisi tegak

11

Gambar 5d. ada udara bbas di rongga peritoneum pada foto posisi LLD

11

Gambar 6a. Gambaran hearing bone appearance pada foto supine

14

Gambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT Abdomen

14

Gambar 7A. Tampak Air fluid level pada foto LLD

15

Gambar 7B. Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak

15

tangga /step leader dan adanya distensi usus.


Gambar 8a. semua usus tampak berdilatasi pada foto supine
Gambar 8b. Terlihan gambaran air fluid level pada foto tegak

16
16

Gambar 9a : Patofisiologi kolesistitis akut

17

Gambar 9b: Foto polos abdomen, tampak batu batu empedu

17

Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia


gerota serta terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT Abdomen.

18

Gambar 11a. Morisson poch berisi cairan pada pemeriksaan USG Abdomen

19

Gambar 11b. Cairan Bebas Pada Rongga Pelvis

19

Gambar 12 a Gambaran Elevated Diafragma Foto Dada Abses Hati Amuba

20

Gambar 12b. USG Abses Hati Amuba


Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba dengan
kontras IV dan oral. Gambaran ini tidak dapat dibedakan dengan abses hati
piogenik
Gambar 13b. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba pada pasien
yang sama dengan gambar 8 di atas tanpa kontras
Gambar 14. Terlihat adanya abses periapendik pada foto polos abdomen

20
22
22
23

DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Diagnosis Banding Akut Abdomen

BAB I
PENDAHULUAN
Akut abdomen merupakan sebuah teminologi yang menunjukan adanya keadaan
kedarurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan. Istilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala
yang disebabkan penyakit intra abdominal dan biasanya memerlukan tindakan
pembedahan. Banyak penyakit yang menimbulkan gejala di perut, namun beberapa
diantaranya tidak memerlukan tindakan pembedahan, sehingga evaluasi pasien dengan
nyeri abdomen memerlukan keputusan yang tepat terkait dengan waktu tentang
perlunya melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini tidak hanya membutuhkan
evaluasi dan riwayat pasien beserta pemeriksaan fisik, melainkan peranan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan lanoratorium dan tes pencitraan sangatlah bermakna.
Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan,
peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat percenaan. Nyeri akut abdomen adalah
suatu kegawat daruratan abdomen yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non
bedah. Secara definisi pasien dengan akut abdomen dating dengan keluhan nyeri
abdomen yag terjadi secara tiba-tiba. Peradangan bisa primer karena peradangan alat
percernaan seperti pada appendicitis atau sekunder melalui suatu pencemaran
peritoneum karena perforasi tukak lambung, perforasi payers patch pada typus
abdominalis, appendicitis perforasi atau karena trauma.
Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah
nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang penyebab utama sudah jelas seperti
pada trauma abdomen berupa vulnus abdominalis penetrans namu n kadang-kadang
diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeiksaan fisik serta
pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan radiologi
yang lengkap dan masa observasi yang ketat.
Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan
penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis
yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan
5

tambahan dengan khusus. Bila penderita


tidak sadar atau terlalu skit bias dilakukan
anamnesa keluarga (alloanamnesa).
Radiologi mempunyai peran utama,
untuk

membantu

ahli

bedah

dalam

memutuskan perlu atau tidaknya dilakukan


tindakan operasi pada pasien dengan nyeri
akut abdominal

Gambar 1. Gambaran anatomi


etiologi dari akut abdomen

Etiologi
1.
2.
3.
4.

Perdarahan mendadak organ intra-abdominal


Perforasi
Perdarahan intra-abdominal
Ileus obstruktif atau paralitik

Tabel. 1 Diagnosis Banding Akut Abdomen


Kuadran Kanan Atas :
Kolesistitis
Perforasi Tukak Duodeni
Pankreatitis Akut
Abses Hepar
Pneumoperitoneum
Pyelonefritis akut

Kuadran kiri Atas :


Ruptur Lienalis
Perforasi Tukak LAmbung
Pankreatitis Akut
Pneumoperitoneum
Perforasi kolon (tumor /korpos
alienum)
Pyelonefritis akut

Para Umbilikal:
Ileus Obstruktif
Pankretitis akut
Aneurisma aorta yang pecah
Diverticulitis (ileum /kolon)

Kuadran Kanan Bawah :


Appendisitis
Salpingitis akut
Torsi ovarium
KET
Hernia inguinalis incarserata,
strangulate
pemeriksaan
Diverticulitis
Tujuan
Psoas abses
Batu ureter dextra
Ileus regionalis

Kuadran Kiri Bawah :


Salpingitis akut
Torsi ovarium
KET
Hernia inguinalis incarserata,
strangulate
Perforasi kolon desenden
Batu ureter sinistra
6

a. Memperlihatkan adanya perforasi usus


b. Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal (obruksi ileus) atau paralitik.
c. Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil
d. Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal dan
dinding abdomen
Jenis Pemeriksaan Radiologis Yang Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam
Mendiagnosis Kasus Akut Abdomen, diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan Foto Thorak


Pemeriksaan Foto Polos Abdomen 3 Posisi
Pemerikasaan USG Abdomen
Pemerikasaan CT Abdomen

Dalam melakukan pemriksaan rontgen terhadap pasien dengan akut abdomen


dapat dilakukan pemeriksaan abdomen dengan cara 3 posisi :
a. Terlentang
b. Setengah duduk
c. Lateral dekubitus
Pada penderita yang payah pemeriksaan dilakukan sbg berikut :
a. Posisi AP terlentang
b. Posisi terlentang, sinar horizontal
c. Lateral dekubitus kalau mungkin, atau posisi semi erect dengan fluoroskopi
Lain lain :
Untuk melihat udara di rektum, gunakan posisi telungkup dengan sinar horizontal.
Pada kasus bayi dan anak, gunakn posisi terlentang AP dan posisi lateral. Gunakan
sinar horizontal bila perut sangat kembung. Bila perut tidak terlalu kembung,
gunakan posisi telungkup, dengan sinar horizontal.

BAB II
ISI
i. Anatomi Rongga Abdomen

Gambar 2. Anatomi rongga abdomen

Gambar
abdomen

3.

Anatomi

rongga

pada pemeriksaan

radiologis
Anatomi Radiografi
Abdomen membentang dari diafragma hingga pelvis hanya lambung
dan kolon yang mengan dung udara dalam lumennya. Usus halu biasanya
tidak mengan dung udara di dalam lumennya. Batas udara cairan normal
terdapat di dalam lambung, duodenum dan colon, namun tidak lazim
ditemukan di dalam usus halus. Hati,kandung empedu dan limpa merupakan
organ padat intraperitoneum yang terletak berturut-turut pada subkostalis
kanan dan kiri. Di dalam retroperitoneum, terdapat ginjal dan fasia perirenalis,
kelenjar adrenal, kelenjar getah bening, pancreas, aorta, vena cava inferior
dan muskulus psoas.
ii.

Interpretasi Foto Abdomen


Dengan penggunaan ultrasonografi dan CT scan, pemeriksaan abdomen
menjadi jauh lebih mudah. Walaupun demikian , foto polos abdomen masih
merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat berguna terutama pada pasienpasien yang dating dengan akut abdomen.
1. Penilaian Kualitas :
Nama pasien yang sebenarnya, pajanan yang baik, tanpa ada rotasi dan
penanda anatomis (R atau L) pada foto. Foto terlentang/ supine (AP) termasuk
8

foto abdomen yang rutin dilakukan. Foto tegak dan dekubitus abdomen
diperlukan untuk mendeteksi batas
cairan

(air

mendeteksi

fluid
udara

pneumoperitoneum

level).

Untuk

intraperitoneum/
dapat digunakan

foto tegak atau foto dekubitus kiri


abdomen
2. Penilaian gambaran gas usus :
Normalnya lambung dan usus besar
mengandung gas. Satu-satunya gambaran batas
cairan
yang in
normal
Gambar.
4 colon
loop terdapat
dengan double kontras
di dalam lambung dan kadang-kadang terdapat
pada duodenum proksimal.
3. Tentuksn posisi lambung di kuadran kiri atas atau kolon yang membingkai tepi-

tepi abdomen pada foto terlentang (gambar.3). Pada foto tegak, kolon
dilekatkan pada fleksura hepatik dan splenik oleh ligamentum hepatokolikum
dan frenokolikum yang bersifat konstan. Bila terdapat gas di usus halus atau
dicurigai terdapat dilatasi usus halus, dianjurkan melakukan foto tegak atau
dekubitus abdomen untuk memperlihatkan batas cairan.
Jeujenum mengalami dilatasi bila diameter lebih >3,5 cm, dan ileum
dilatasi bila diameter >2,5 cm. pada doedenum yang terdilatasi terdapat plika
sirkularis (valvulae coniventes) atau lipatan yang menyilang diameter jejunum
secara transversal.
Bila kolon tampak dilatasi, haustra harus ditemukan untuk memastikan
bahwa kolon tersebut mengalami dilatasi. Haustra tampak saling mengunci
(ingterdigitasi) dan tidak menyilang diameter kolon, berbeda dengan plika
sirkularis

di jejunum. Kolon mengalami dilatasi bila diameter kolon

transversum >3,5 cm atau diameter sekum pada dasarnya >8 cm.


Bayangan psoas diperiksa secara bilateral : seharusnya simetris denga
tepi lateral sedikit konkaf.
Periksa bayangan ginjal, seharusnya memiliki panjang normal 10-12 cm
atau panjang longitudinal sepanjang 3,5 vertebra.
Periksa bayangan hati dan limpa. Tepi inferior hati berbatas tegas,
khususnya di bagian lateral.

Mencari adanya pengumpulan atau cairan bebas intraperitoneum. Garis


lemak (fat line) properitoneal bergeser kearah lateral oleh cairan bebas.

Gambar. 5a Gambaran udara pada CT


Abdomen

10

Mencari adanya batu radioopak dan kalsifikasi di daerah kandung


empedu, ginjal dan ureter. Hati-hati dengan phlebolith vena pelvis yang
mendapat meyerupai batu. Phlebolith berbentuk oval, halus dan terdapat
bayanganb lusen didalamnya. Batu tampak padat dengan tepi tidak teratur.
Kalsifikasi pada pancreas tampak bintik-bintik dan menyilang lkinea mediana
pada axsis oblik. Kalsifikasi pada aorta seering ditemukan pada orang usia
lanjut, penderita diabetes.Mencari gambaran udara bebas intraperitoneum
/pneumoperitoneum bisa dilakukan dengan foto thorak tegak dan foto
dekubitus kiri abdomen (LLD) yang sangat sensitive untuk mendeteksi udara
bebas intraperitoneum dalam volume kecil < 5ml. pada foto polos tegak, udara
berbentuk bulan sabit tampak dibawah hemidiafragma. Udara sub diafragma
harus dibedakan dengan pneumothorak subpulmonum. Bila tidak yakin, dapat
dilakukan pemeriksaan foto dekubitus kiri abdomen yang akan menunjukan
gambaran udara bebas dalam bentuk bulan sabit dengan densitas rendah di
sebelah lateral dari tepi lateral lobus hati (gambar 5c). Pada foto terlentang
abdomen, udara bebas sulit dideteksi. Ada dua tanda yang dapat membantu
yaitu, tanda Ringler yang menunjukan adanya gambaran gas di dinding usus
sisi manapun (gambar.4a), dan garis ligamentum falsiform hepatis yang
terbentuk di kuadran kanan atas oleh udara bebas..

11

dan garis ligamentum falsiform hepatis yang


terbentuk di kuadran kanan atas oleh udara
bebas..
iii.

Pembagian Akut Abdomen


1. Ileus
Ileus adalah suatu gangguan aliran
normal

sepanjang

Berdasarkan

usus.

penyebabnya

Gambar 5d. ada udara bbas di rongga


peritoneum pada foto posisi LLD

ileus

dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :


Gambar 5c.adanya udara sub
diafragma pada foto posisi
tegak

1. Mekanis (Ileus obstruksi, mekanikan


obstuksi atau dinamik ileus)
Ileus obstruksi adalah terjadinya
aliran isi usus yang diakibatkan
oleh sumbatan atau penyempitan
lumen usus. Pada perjalanan
penyakitnya

terjadi

peribahan

aktivitas peristaltic usus yang


dimana
terjadi

pada

awalnya

peningkatan

akan

peristaltik

dan apabila berlangsung lama


peristaltic usus dapat melemah bahkan menghilang.
Terdapat

tiga

pengelompokan

berdasarkan penyebab terjadinya


sumbatan atau penyempitan lumen
usus, yaitu Intraluminal, lesi dinding

ileus

obstruktif

yang

dikelompokan

Gambar. 5b Gambaran udara bebas


di rongga abdomen dengan tanda
Ringler

usus dan ekstramural)


Berdasarkan letak terjadinya obstruksi ileus obstruksi dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Letak Tinggi : obstruks terletak diduodenum, jejunum, dan ileum
2) Letak rendah : Obstruksi Terjadi di kolon dan rectum
Berdasarkan adiumnya, ileus obstruktif dapat dibedakan atas :
1. Stadium Ileus Parsial

12

Pada stadium ini sumbatan aliran isi usus belum total, sehingga masih
ada seddikit isi usus yang dapat mngaril.
2. Stadium Simpel Ileus
Usus sudah tersumbat total, tapi dindingnya belum mengalami
strangulasi.
3. Stadium Ileus Strangulasi
Usus telah tersumbat total dan sudah ada gangguan vaskularisasi
Ileus Obstruksi dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. Adhesi
2. Hernia
3. Askariasis
4. Invaginasi
5. Volvulus
6. Kelainan KOngenital
7. Radang Kronik
8. Tumor
9. Tumpukan sisa makanan /fecalith
2. Non Mekanis (ileus paralitik /ileus adinamik)
Ileus paralitik atau ileus adinamik adalah keadaan dimana usus gagal atau
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltic untuk mengalirkan isinya. Ileus
paralitik biasanya melibatkan keseluruhan traktus gastrointestinal, walaupun
perubahan reflek dapat terlokalisir pada suatu area usus.
Pemeriksaan Radiologi Ileus Obstruktif
Ileus Obstruksi merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara
mendadak dan memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan
abdomen harus dilakukan secara segera tanpa harus dilakukan persiapan. Pada kasus
abdomen akut diperllukan pemeriksaan abdomen 3 posisi yaitu :
1. Posisi Terlentang (Supine)
Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari daerah obstruksi (>3 cm)
biasanya terjadi dalam 3-5 jam.
Penebalan dinding usus
Gambaran seperti duri ikan (hearing bone appearance)
Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu sama lain melebar
(normalnya 1-4 mm)
Gambaran distribusi udara usus yang tidak merata
13

2. Posisi Setengah Duduk / Berdiri Tegak (Erect)


Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari daerah obstruksi (>3 cm)

biasanya terjadi dalam 3-5 jam.


Akan tampak gambaran air fluid level pada daerah yang berdilatasi dan dapat

berdistribusi membentuk gambaran anak tangga (step leader)


3. Posisi Tiduran Miring Ke Kiri (Left Lateral Dekubitus)
Akan tampak gambaran air fluid level seperti pada posisi setengah duduk.
Pada perforasi usus akan trampak gambaran udara bebas antara hepar dan
dinding abdomen.
Pemeriksaan Radiologi Ileus Paralitik
Pemeriksaan yang dilakukan pada ileus paralitik adalah abdomen 3 posisi.
1. Posisi Terlentang (Supine)
Terdapat pelebaran pada seluruh usus
Penebalan dinding usus
Gambaran seperti duri ikan (hearing bone appearance)
Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu sama lain melebar
(normalnya 1-4 mm)
2. Posisi Setengah Duduk / Berdiri Tegak (Erect)
Terdapat pelebaran seluruh usussehingga akan tampak gambaran air fluid level
yang pendek-pendek pada usus halus yang berdilatasi sehingga membentuk
gambaran gambaran anak tangga (step leader), dan gambaran air fluid level
yang panjang pada kolon
3. Posisi Tiduran Miring Ke Kiri (Left Lateral Dekubitus)
Akan tampak gambaran air fluid level seperti pada posisi setengah duduk.
Pada perforasi usus akan trampak gambaran udara bebas antara hepar dan
dinding abdomen.

14

Gambar 6a. Gambaran hearing bone appearance pada foto supine


Gambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT Abdomen

Gambar 7a. Tampak Air fluid level pada foto LLD


Gambar 7b. Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak tangga /step leader
dan adanya distensi usus.
C

15

Gambar 7c. Ileus Obstruksi letak rendah, tampak distensi kolon pada bagian proksimal
dari sumbatan
Gambar 7d. gambaran ileus obstruktif letak rendak pada foto LLD

Gambar 8a. semua usus tampak berdilatasi pada foto supine


Gambar 8b. Terlihan gambaran air fluid level pada foto tegak
2. Kolesistits
Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
demam. Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih
belum jelas
16

Inflamasi akut kandung empedu biasanya disebabkan oleh batu yang menyumbat
duktus sistikus. Pada foto polos, batu radioopak dapat dideteksi pada kurang lebih
20% pasien. Gambaran USG biasanya lebih bersifat diagnostic dimana terlihat
distensi kandiung empedu > 4 cm, penebalan kandung empedu > 4 mm, cairan di
sekitar kandung empedu dan gambaran ecoik dari batu dan akustik shadow.
Sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan CT scan abdomen dan MRI dilaporkan
lebih besar dari 95% (Gambar 8). Pada kolesistitis akut dapat ditemukan cairan
perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4mm, edema subserosa
tanpa adanya ascites, gas intramural dan lapisan mukosa yang terlepas.
Pemeriksaan dengan CT scan dapat memperlihatkan adanya abses perikolesistik
yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan USG

Gambar 9a : Patofisiologi kolesistitis akut


(Sumber : www.wikisurgery.comimages99204.3_acute_cholecystitis.jpg)
Gambar 9b: Foto polos abdomen, tampak batu batu empedu
berukuran kecil
(sumber: http:// emedicine.medscape.com/article/365698-overview)

17

Gambar 9c : CT scan abdomen, tampak batu batu empedu dan penebalan dinding
kandung empedu.
(sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)

3. Pankreatitis
peradangan akut pankreas akibat proses autodigestif oleh karena aktifasi prematur
dari zimogen menjadi enzim proteolitik dalam pankreas.
Pada pankreatitis akut, biasanya ditemukan ileus lokal atau generalisata dan
terdapat abses atau perdarahan yang akan terdeteksi suatu masa yang terlokalisir.
Sedangakan pada pancreatitis kronis akan tampak kalsifikasi setempat sepanjang
duktus pankreas. Komplikasi yang dapat timbul akibat pankreatitis antara lain,
pembentukan abses, perdarahan, nekrosis pancreas, pembentukan pseudokista
dan obstruksi bilier.
Pemeriksaan Radiologis yang dilakukan :

Foto Polos abdomen colon cut off sign, menyingkirkan ileus obstruksi,

perforasi usus.
USG batu traktus biliaris,Oedematous pankreas, peri pankreatitis
CT scan komplikasi lokal peripancreatic & retroperitoneal edema

18

`
Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia gerota serta
terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT Abdomen.
4. Pengumpulan di abses dan abdomen
Abses tampak sebagai masa jaringan lunak yang dapat mengandung gas. Abses
dapat dikelirukan dengan gambaran kolon pada foto polos. USG dan CT Scan
biasanya dapat menegakan diagnosis. Cairan intraperitoneum dan abses berkumpul
di bagian yang paling rendah di rongga peritoneum yaitu rongga subfenik, ruang sub
hepatic (antara lobus kanan hati dan ginjal kanan) dan didalam rongga pelvis di
ekskavatio retrovesikalis atau kantong douglas
Gambar 11a. Morisson poch berisi cairan pada pemeriksaan USG Abdomen

Gambar 11b. Cairan Bebas Pada


Rongga Pelvis

5.

Abses Hati Amoebik


Abses hati dibedakan atas abses
hati amuba dan abses hati piogenik.
Abses hati amuba biasa disebabkan oleh Entamoeba hystolitica sedangkan abses
hati piogenik disebabkan oleh bakteri dan pada anak dan dewasa muda biasa
disebabkan oleh komplikasi appendisitis, dan pada orang tua sebagai komplikasi
penyakit saluran empedu. Di negara yang sedang berkembang, abses hati amuba
lebih sering didapatkan secara endemis dibandingkan dengan abses hati piogenik.
Abses hati piogenik merupakan 70% dari semua abses hati. Abses hati piogenik

19

merupakan kondisi serius dengan angka kematian tinggi bila diagnosis tidak dibuat
secara dini. Bila terapi dilakukan secara dini dan tepat, angka kematian cenderung
mengecil
Abses hati amoebik sering ditemukan di berbagai tempat di dunia. Pasien datang
dengan keluhan nyeri pada kuadran kanan atas dan nyeri tekan di sela intrakosta
pada kosta-kosta kanan bagian atas. Pencitraan penting dalam diagnosis. Hemi
diafragma kanan mengalami elevasi dan terdapat ateletaksis linear basal di lobus
kanan bawah karena pembesaran hati. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan
ultrasonografi hati yang akan mendeteksi lesi hipoekoik di dalam hati.
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto dada
Kelainan foto dada pada abses hati amuba dapat berupa peninggian kubah
diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru
dan abses paruFoto polos abdomen
A

Gambar 12 a Gambaran Elevated Diafragma Foto Dada Abses Hati Amuba


Gambar 12b. USG Abses Hati Amuba
2. Foto Polos Abdomen
Kelainan pada foto polos abdomen tidak begitu banyak, hanya mungkin dapat
berupa gambaran ileus, hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas
hati jarang didapatkan berupa air fluid level
3. Ultrasonografi
20

Untuk mendeteksi abses hati amuba, USG sama efektifnya dengan CT atau
MRI. Sensitivitasnya dalam diagnosis abses hati amuba 85-95 %. USG dapat
mendeteksi kelainan sebesar 2 cm disamping sekaligus dapat melihat
kelainan traktus bilier dan diafragma. Keterbatasan USG terutama kelainan
pada daerah tertentu, pasien gemuk atau kurang kooperatif.
Abses hati amuba stadium dini kelihatan seperti suatu massa dan jika terjadi
pencairan bagian tengah, terlihat sebagai kista. Gambaran ultrasonografi
pada abses hati amuba adalah:1
1) Bentuk bulat atau oval
2) Tidak ada gema dinding yang berarti
3) Ekogenesitas lebih rendah dari parenkim hati normal
4) Bersentuhan dengan kapsul hati
5) Peninggian sonik distal
4. Tomografi Computer
Sensitivitas Tomografi Computer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk
melihat kelainan di daerah posterior dan superior. Tetapi tidak dapat melihat
integritas diafragma, sehingga tidak dapat menentukan efusi pleura sebagai
efusi reaktif atau ruptur dari diafragma
A

Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba dengan kontras IV
dan oral. Gambaran ini tidak dapat dibedakan dengan abses hati piogenik
Gambar 13b. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba pada pasien yang
sama dengan gambar 8 di atas tanpa kontras
6. Apendisitis

21

Apendisitis merupakan diagnosis yang semakin sering ditegakan di berbagai Negara


berkembang. Gejala dan tanda klasik apendisitis tidak selalu ada terutama pada
anak-anak dan usia tua. Diagnosis dapat dibingungkan dengan penyebab
ginekologis pada wanita muda. Pencitraan semakin berperan penting dalam
diagnosis. Foto polos dapat memperlihatkan ileus lokal di kuadran kanan bawah
dengan dilatasi lengkung usus dan batas cairan, atau suatu masa jaringan lunak
yang menunjukan suatu masa inflamasi. Apendikolit yang terkalsifikasi jarang
tereteksi. USG biasannya akan memastikan diagnosis. Apendik yang membengkak
dengan lumen yang terdistensi dapat terdeteksi. Pada pasien yang apendiknya telah
mengalami perforasi, biasanya terdapat apendiks yang terbungkus oleh lengkung
usus yang membentuk suatu masa inflamatorik

Gambar 14. Terlihat adanya abses periapendik pada foto polos abdomen

22

PENUTUP
BAB III
Akut Abdomen adalah salah satu kedaruratan medic

yang membutuhkan

penanganan lanjut yang cepat untuk mengurangi keparahan angka kesakitan dan
mengurangi angka kematian.
Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan
penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis
yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan
tambahan dengan khusus.
Radiologi mempunyai peran utama, untuk membantu ahli bedah dalam
memutuskan perlu atau tidaknya dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan nyeri
akut abdominal adapun pereriksaan yang dilakukan haruslah secara cepat dan terarah.
Pemeriksaan dilakukan untuk mencari etiologi secepat mungkin tanpa harus dilakukan
pemeriksaan secara elektif. Disini peranan dokter umum sebagai dokter yang berada di
lini utama (primer) sangatlah penting dalam membantu penegakan diagnosis akut
abdomen dengan pemilihan pemeriksaan penunjang secara tepat dan efisien
Tujuan pemeriksaan
a. Memperlihatkan adanya perforasi usus
b. Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal (obruksi ileus) atau paralitik.
c. Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil
d. Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal dan
dinding abdomen
Jenis Pemeriksaan Radiologis Yang Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam
Mendiagnosis Kasus Akut Abdomen, diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan Foto Thorak


Pemeriksaan Foto Polos Abdomen 3 Posisi
Pemerikasaan USG Abdomen
Pemerikasaan CT Abdomen

Daftar Pustaka
23

1. Djumhana A. Ileus Paralitik. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II Edisi III.
Jakarta> Balai Penerbit FK UI. 2003
2. Kim YK, Kwak HS, Kim CS, Han YM, Jeong TO, Kim IH, et al. CT findings of
mild forms or early manifestations of acute cholecystitis. Clin Imaging. Jul-Aug 2009;33(4):274-80.
3. McPhee SJ, Papadakis MA, Tierney LM, Current Medical Diagnosis &
Treatment. McGraw Hill: Lange. 2009
4. Peter Corr et all. Alih Bahasa Ramadhani Dian. Mengenal Pola Foto-Foto
Diagnostik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011
5. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I Edisi IV. EGC. Jakarta. 2009.
6. httpwww.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC1515923figureF2
7. http://www.radiologyteacher.com/index.cgi?&nav=view&DatID=50
8. http://emedicine.medscape.com/article/377318-overview
9. http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview
10. http://emj.bmj.com/content/25/12/856.extract
11. http://www.minnisjournals.com.au/ajum/article/Bedside-EmergencyDepartment-Ultrasound-at-Westmead-Hospital--59

24

Anda mungkin juga menyukai