Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang berjudul Akut
Abdomen. Referat ini kami susun untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian
Radiologi di RSUD Serang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Ida widayanti, SpRad, dr. Ade
Hidayat SpRad, dr. Indra Kelana SpRad, yang telah membimbing dan membantu
kami dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun referat ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat
ini. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan masukan dengan tangan terbuka.
Akhir kata kami berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua
pihak yang ingin mengetahui tentang akut abdomen dengan orientasi pemeriksaan
radiologi.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab I Pendahuluan
Etiologi
Tujuan Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan Radiologis Pada Akut Abdomen
Bab II ISI
Anatomi Rongga Abdomen
Interpretasi Foto Abdomen
Pembagian Akut Abdomen
Ileus
Pemeriksaan Radiologis Ileus Obstruktif
Pemeriksaan Radiologi Ileus Paralitik
Kolesistitis
Pankreatitis
Pengumpulan Abses di Rongga Abdomen
Abses Hati Amuboik
Appendicitis
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
4
5
6
7
7
8
8
11
11
13
13
16
18
19
19
21
24
25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambaran anatomi etiologi dari akut abdomen
8
8
10
10
11
Gambar 5d. ada udara bbas di rongga peritoneum pada foto posisi LLD
11
14
Gambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT Abdomen
14
15
Gambar 7B. Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak
15
16
16
17
17
18
Gambar 11a. Morisson poch berisi cairan pada pemeriksaan USG Abdomen
19
19
20
20
22
22
23
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Diagnosis Banding Akut Abdomen
BAB I
PENDAHULUAN
Akut abdomen merupakan sebuah teminologi yang menunjukan adanya keadaan
kedarurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan. Istilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala
yang disebabkan penyakit intra abdominal dan biasanya memerlukan tindakan
pembedahan. Banyak penyakit yang menimbulkan gejala di perut, namun beberapa
diantaranya tidak memerlukan tindakan pembedahan, sehingga evaluasi pasien dengan
nyeri abdomen memerlukan keputusan yang tepat terkait dengan waktu tentang
perlunya melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini tidak hanya membutuhkan
evaluasi dan riwayat pasien beserta pemeriksaan fisik, melainkan peranan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan lanoratorium dan tes pencitraan sangatlah bermakna.
Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan,
peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat percenaan. Nyeri akut abdomen adalah
suatu kegawat daruratan abdomen yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non
bedah. Secara definisi pasien dengan akut abdomen dating dengan keluhan nyeri
abdomen yag terjadi secara tiba-tiba. Peradangan bisa primer karena peradangan alat
percernaan seperti pada appendicitis atau sekunder melalui suatu pencemaran
peritoneum karena perforasi tukak lambung, perforasi payers patch pada typus
abdominalis, appendicitis perforasi atau karena trauma.
Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah
nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang penyebab utama sudah jelas seperti
pada trauma abdomen berupa vulnus abdominalis penetrans namu n kadang-kadang
diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeiksaan fisik serta
pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan radiologi
yang lengkap dan masa observasi yang ketat.
Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan
penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis
yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan
5
membantu
ahli
bedah
dalam
Etiologi
1.
2.
3.
4.
Para Umbilikal:
Ileus Obstruktif
Pankretitis akut
Aneurisma aorta yang pecah
Diverticulitis (ileum /kolon)
BAB II
ISI
i. Anatomi Rongga Abdomen
Gambar
abdomen
3.
Anatomi
rongga
pada pemeriksaan
radiologis
Anatomi Radiografi
Abdomen membentang dari diafragma hingga pelvis hanya lambung
dan kolon yang mengan dung udara dalam lumennya. Usus halu biasanya
tidak mengan dung udara di dalam lumennya. Batas udara cairan normal
terdapat di dalam lambung, duodenum dan colon, namun tidak lazim
ditemukan di dalam usus halus. Hati,kandung empedu dan limpa merupakan
organ padat intraperitoneum yang terletak berturut-turut pada subkostalis
kanan dan kiri. Di dalam retroperitoneum, terdapat ginjal dan fasia perirenalis,
kelenjar adrenal, kelenjar getah bening, pancreas, aorta, vena cava inferior
dan muskulus psoas.
ii.
foto abdomen yang rutin dilakukan. Foto tegak dan dekubitus abdomen
diperlukan untuk mendeteksi batas
cairan
(air
mendeteksi
fluid
udara
pneumoperitoneum
level).
Untuk
intraperitoneum/
dapat digunakan
tepi abdomen pada foto terlentang (gambar.3). Pada foto tegak, kolon
dilekatkan pada fleksura hepatik dan splenik oleh ligamentum hepatokolikum
dan frenokolikum yang bersifat konstan. Bila terdapat gas di usus halus atau
dicurigai terdapat dilatasi usus halus, dianjurkan melakukan foto tegak atau
dekubitus abdomen untuk memperlihatkan batas cairan.
Jeujenum mengalami dilatasi bila diameter lebih >3,5 cm, dan ileum
dilatasi bila diameter >2,5 cm. pada doedenum yang terdilatasi terdapat plika
sirkularis (valvulae coniventes) atau lipatan yang menyilang diameter jejunum
secara transversal.
Bila kolon tampak dilatasi, haustra harus ditemukan untuk memastikan
bahwa kolon tersebut mengalami dilatasi. Haustra tampak saling mengunci
(ingterdigitasi) dan tidak menyilang diameter kolon, berbeda dengan plika
sirkularis
10
11
sepanjang
Berdasarkan
usus.
penyebabnya
ileus
terjadi
peribahan
pada
awalnya
peningkatan
akan
peristaltik
tiga
pengelompokan
ileus
obstruktif
yang
dikelompokan
12
Pada stadium ini sumbatan aliran isi usus belum total, sehingga masih
ada seddikit isi usus yang dapat mngaril.
2. Stadium Simpel Ileus
Usus sudah tersumbat total, tapi dindingnya belum mengalami
strangulasi.
3. Stadium Ileus Strangulasi
Usus telah tersumbat total dan sudah ada gangguan vaskularisasi
Ileus Obstruksi dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. Adhesi
2. Hernia
3. Askariasis
4. Invaginasi
5. Volvulus
6. Kelainan KOngenital
7. Radang Kronik
8. Tumor
9. Tumpukan sisa makanan /fecalith
2. Non Mekanis (ileus paralitik /ileus adinamik)
Ileus paralitik atau ileus adinamik adalah keadaan dimana usus gagal atau
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltic untuk mengalirkan isinya. Ileus
paralitik biasanya melibatkan keseluruhan traktus gastrointestinal, walaupun
perubahan reflek dapat terlokalisir pada suatu area usus.
Pemeriksaan Radiologi Ileus Obstruktif
Ileus Obstruksi merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara
mendadak dan memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan
abdomen harus dilakukan secara segera tanpa harus dilakukan persiapan. Pada kasus
abdomen akut diperllukan pemeriksaan abdomen 3 posisi yaitu :
1. Posisi Terlentang (Supine)
Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari daerah obstruksi (>3 cm)
biasanya terjadi dalam 3-5 jam.
Penebalan dinding usus
Gambaran seperti duri ikan (hearing bone appearance)
Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu sama lain melebar
(normalnya 1-4 mm)
Gambaran distribusi udara usus yang tidak merata
13
14
15
Gambar 7c. Ileus Obstruksi letak rendah, tampak distensi kolon pada bagian proksimal
dari sumbatan
Gambar 7d. gambaran ileus obstruktif letak rendak pada foto LLD
Inflamasi akut kandung empedu biasanya disebabkan oleh batu yang menyumbat
duktus sistikus. Pada foto polos, batu radioopak dapat dideteksi pada kurang lebih
20% pasien. Gambaran USG biasanya lebih bersifat diagnostic dimana terlihat
distensi kandiung empedu > 4 cm, penebalan kandung empedu > 4 mm, cairan di
sekitar kandung empedu dan gambaran ecoik dari batu dan akustik shadow.
Sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan CT scan abdomen dan MRI dilaporkan
lebih besar dari 95% (Gambar 8). Pada kolesistitis akut dapat ditemukan cairan
perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4mm, edema subserosa
tanpa adanya ascites, gas intramural dan lapisan mukosa yang terlepas.
Pemeriksaan dengan CT scan dapat memperlihatkan adanya abses perikolesistik
yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan USG
17
Gambar 9c : CT scan abdomen, tampak batu batu empedu dan penebalan dinding
kandung empedu.
(sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)
3. Pankreatitis
peradangan akut pankreas akibat proses autodigestif oleh karena aktifasi prematur
dari zimogen menjadi enzim proteolitik dalam pankreas.
Pada pankreatitis akut, biasanya ditemukan ileus lokal atau generalisata dan
terdapat abses atau perdarahan yang akan terdeteksi suatu masa yang terlokalisir.
Sedangakan pada pancreatitis kronis akan tampak kalsifikasi setempat sepanjang
duktus pankreas. Komplikasi yang dapat timbul akibat pankreatitis antara lain,
pembentukan abses, perdarahan, nekrosis pancreas, pembentukan pseudokista
dan obstruksi bilier.
Pemeriksaan Radiologis yang dilakukan :
Foto Polos abdomen colon cut off sign, menyingkirkan ileus obstruksi,
perforasi usus.
USG batu traktus biliaris,Oedematous pankreas, peri pankreatitis
CT scan komplikasi lokal peripancreatic & retroperitoneal edema
18
`
Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia gerota serta
terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT Abdomen.
4. Pengumpulan di abses dan abdomen
Abses tampak sebagai masa jaringan lunak yang dapat mengandung gas. Abses
dapat dikelirukan dengan gambaran kolon pada foto polos. USG dan CT Scan
biasanya dapat menegakan diagnosis. Cairan intraperitoneum dan abses berkumpul
di bagian yang paling rendah di rongga peritoneum yaitu rongga subfenik, ruang sub
hepatic (antara lobus kanan hati dan ginjal kanan) dan didalam rongga pelvis di
ekskavatio retrovesikalis atau kantong douglas
Gambar 11a. Morisson poch berisi cairan pada pemeriksaan USG Abdomen
5.
19
merupakan kondisi serius dengan angka kematian tinggi bila diagnosis tidak dibuat
secara dini. Bila terapi dilakukan secara dini dan tepat, angka kematian cenderung
mengecil
Abses hati amoebik sering ditemukan di berbagai tempat di dunia. Pasien datang
dengan keluhan nyeri pada kuadran kanan atas dan nyeri tekan di sela intrakosta
pada kosta-kosta kanan bagian atas. Pencitraan penting dalam diagnosis. Hemi
diafragma kanan mengalami elevasi dan terdapat ateletaksis linear basal di lobus
kanan bawah karena pembesaran hati. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan
ultrasonografi hati yang akan mendeteksi lesi hipoekoik di dalam hati.
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto dada
Kelainan foto dada pada abses hati amuba dapat berupa peninggian kubah
diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru
dan abses paruFoto polos abdomen
A
Untuk mendeteksi abses hati amuba, USG sama efektifnya dengan CT atau
MRI. Sensitivitasnya dalam diagnosis abses hati amuba 85-95 %. USG dapat
mendeteksi kelainan sebesar 2 cm disamping sekaligus dapat melihat
kelainan traktus bilier dan diafragma. Keterbatasan USG terutama kelainan
pada daerah tertentu, pasien gemuk atau kurang kooperatif.
Abses hati amuba stadium dini kelihatan seperti suatu massa dan jika terjadi
pencairan bagian tengah, terlihat sebagai kista. Gambaran ultrasonografi
pada abses hati amuba adalah:1
1) Bentuk bulat atau oval
2) Tidak ada gema dinding yang berarti
3) Ekogenesitas lebih rendah dari parenkim hati normal
4) Bersentuhan dengan kapsul hati
5) Peninggian sonik distal
4. Tomografi Computer
Sensitivitas Tomografi Computer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk
melihat kelainan di daerah posterior dan superior. Tetapi tidak dapat melihat
integritas diafragma, sehingga tidak dapat menentukan efusi pleura sebagai
efusi reaktif atau ruptur dari diafragma
A
Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba dengan kontras IV
dan oral. Gambaran ini tidak dapat dibedakan dengan abses hati piogenik
Gambar 13b. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba pada pasien yang
sama dengan gambar 8 di atas tanpa kontras
6. Apendisitis
21
Gambar 14. Terlihat adanya abses periapendik pada foto polos abdomen
22
PENUTUP
BAB III
Akut Abdomen adalah salah satu kedaruratan medic
yang membutuhkan
penanganan lanjut yang cepat untuk mengurangi keparahan angka kesakitan dan
mengurangi angka kematian.
Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan
penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis
yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan
tambahan dengan khusus.
Radiologi mempunyai peran utama, untuk membantu ahli bedah dalam
memutuskan perlu atau tidaknya dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan nyeri
akut abdominal adapun pereriksaan yang dilakukan haruslah secara cepat dan terarah.
Pemeriksaan dilakukan untuk mencari etiologi secepat mungkin tanpa harus dilakukan
pemeriksaan secara elektif. Disini peranan dokter umum sebagai dokter yang berada di
lini utama (primer) sangatlah penting dalam membantu penegakan diagnosis akut
abdomen dengan pemilihan pemeriksaan penunjang secara tepat dan efisien
Tujuan pemeriksaan
a. Memperlihatkan adanya perforasi usus
b. Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal (obruksi ileus) atau paralitik.
c. Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil
d. Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal dan
dinding abdomen
Jenis Pemeriksaan Radiologis Yang Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam
Mendiagnosis Kasus Akut Abdomen, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
Daftar Pustaka
23
1. Djumhana A. Ileus Paralitik. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II Edisi III.
Jakarta> Balai Penerbit FK UI. 2003
2. Kim YK, Kwak HS, Kim CS, Han YM, Jeong TO, Kim IH, et al. CT findings of
mild forms or early manifestations of acute cholecystitis. Clin Imaging. Jul-Aug 2009;33(4):274-80.
3. McPhee SJ, Papadakis MA, Tierney LM, Current Medical Diagnosis &
Treatment. McGraw Hill: Lange. 2009
4. Peter Corr et all. Alih Bahasa Ramadhani Dian. Mengenal Pola Foto-Foto
Diagnostik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011
5. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I Edisi IV. EGC. Jakarta. 2009.
6. httpwww.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC1515923figureF2
7. http://www.radiologyteacher.com/index.cgi?&nav=view&DatID=50
8. http://emedicine.medscape.com/article/377318-overview
9. http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview
10. http://emj.bmj.com/content/25/12/856.extract
11. http://www.minnisjournals.com.au/ajum/article/Bedside-EmergencyDepartment-Ultrasound-at-Westmead-Hospital--59
24