Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

ANGINA PEKTORIS DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

Di susun oleh:
Masnurohmah
Arif Ismatulloh
Arif Maulana
Primanita P.M
Diki Muhtar Sidiq
Siti Sopiah
Fitriani
Fajar Ahmad

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik
miokard tanpa adnya infark.Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk
mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Pada makalah ini terutama akan dibahas
mengenai Angina pectoris tidak stabil karena angina pectoris tidak stabil adalah suatu
sindroma klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina pectoris yang dapat
berubah menjadi infark miokard ataupun kematian.
Sindroma Angina pectoris tidak stabil telah lama dikenal sebagai gejala awal dari
infark miokard akut (IMA).Bayak penelitian melaporkan bahwa angina pectoris tidak
stabil merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan kematian.Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa 60-70% penderita IMA dan 60% penderita mati mendadak pada
riwayat penyakitnya yang mengalami gejala angina pectoris tidak stabil.Sedangkan
penelitian jangka panjang mendapatkan IMA terjadi pada 5-20% penderita angina
pectoris tidak stabil dengan tingkat kematian 14-80%.
Dalam kelompok yang mengalami nyeri dada,terdapat serangan jantung yang
jumlahnya dua kali lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengalami nyeri
dada.Dalam kelompok yang mengalami angina dan kemungkinan serangan jantung
sebelumnya(mereka mengakui pernah mengalami sedikitnya satu kali serangan nyeri
dada yang parah,yang berlangsung lebih lama dari biasanya,bahkan pada saat
istirahat),terdapat lebih dari enam kali serangan jantung dbandingkan kelompok
lainnya.
Angina pectoris tidak stabil letaknya diantara spectrum angina pectoris stabil dan
infark miokard,sehingga merupakan tantangan dalam upaya pencegahan terjadinya
infark miokard
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari angina pektoris?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan angina pektoris?
C. Tujuan Masalah

Tujuan penulisan di bagi menjadi dua macam yaitu:


1. Tujuan umum:
Memberikan gambaran hasil asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa
angina pektoris
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan konsep konsep dasar angina pektoris yang terdiri dari pengertian,
etiologi, manifestasi klinis dan komplikasi
b. Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
angina pektoris
c. Mengulas atau menguraikan tentang dan keberhasilan asuhan keperawatan
D. Manfaat
1. Manfaat bagi Rumah sakit
Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan program pelayanan kesehatan
bukan saja kepada pasien angina pektoris akan tetapi juga pelayanan kepada
keluarga pasien terlebih yang mengalami kecemasan.
2. Manfaat bagi penulis
Untuk memperoleh pengalaman yang nyata dalam melakukan asuhan keperawatan.
3. Manfaat bagi masyarakat
Sebagai bahan masukan pengetahuan tentang bagaimana cara menghadapi penyakit
angina pektoris.
E. Metode Penulisan

Asuhan keperawatan ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan klien dan
keluarga dalam proses keperawatan. Adapun teknik dengan cara sebagai berikut:
1. Interview
Yaitu pengumulan data dengan mengandalkan komukasi langsung dengan klien
dan keluarga yang meliputi: Biodata, riwayat kesehatan pasien, data biologis,
psikologis sosial dan spiritual
2. Observasi dan pengkajian
Yaitu pengamatan langsung pada klien yang meliputi: keadaan umum atau gejala
yang timbul pada klien yang terdiri dari tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik.
3. Studi dokumentar
Yaitu pengumpulan data dan mempelajari catatan medic keperawatan dan hasil
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui perkembangan klien.
4. Studi kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang berdasarkan referensi dari kepustakaan
F. Sistematika Penulisan

BAB I :

Pendahuluan terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

BAB II :

metode dan sistematika penulisan.


Tinjauan teori yang terdiri dari: pengertian, etiologi, patofisiologi, dan
diagnosa keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

Konsep Teoritis Penyakit


A. Definisi
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan
bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan
segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun
Praktis Kardiovaskuler)
B. Klasifikasi
1. Angina pektoris stabil
a. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatan kebutuhan oksigen miokard
b. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas
c. Durasi nyeri 3-15 menit
2. Angina pektoris tidak stabil
a. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina
-

pektoris stabil
Adurasi serangan dapat stimbul lebih lama dari angina pektoris stabil
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas

ringan
Kurang responsif terhadap nitrat
Lebih sering ditemukan depresisegmen ST
Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau

trombosit yang beragregasi


3. Angina prinzmental (Angina Varian)

a. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari
b. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneterosklerotik
c. EKG menunjukan elevasi segmen ST
Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut Dapat terjadi aritmia.
(Prof. Dr. H.M Sjaifoellah Noer, 1996)
C. Etiologi
1. Aterosklerosis
2. Spasme arteri koroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta insufisiensi
D. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply
oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui
secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, lamun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal

yang

bertanggung

jawab

atas

perkembangan

ateriosklerosis.

Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan.


Sewaktu beban kerja suara jaringan meningkat. Apabila kebutuhan meningkat
pada jantung yang sehat maka arteri koroner mengalami kekakuan atau
menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan dan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan
supalai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat oksido)
yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya
fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner
yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard
berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu
nampak bila belum mencapai 75 %. Bila memenuhi kebutuhan energi mereka.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan Ph

miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung


berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi aksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda (Sylvia, A. Price, 2006)
E. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari angina pectoris menurut Brunner & Suddarth, (2005)
adalah:
1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah
inter skapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi, dizzines.
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang di sertai dengan
rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada di daerah
belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal). Meskipun rasa
nyeri biasanya terlokalisasi namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu,
bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.

Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang terus
menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan
akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan
segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri akan berkurang
apabila factor prespitasinya dihilangkan.

F. Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa angina diuat berdasarkan evaluasi manifestasi klinis nyeri dan riwayat
pasien. Pada angina jenis tertentu, perubahan pola EKG dapat membantu dalam
membuat berbagai diagnosa angina. Respon pasien kerja berat dan stres juga dapat
diuji dengan elektrokardiografi, pada saat klien bersepeda atau bersepeda statis.
1. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
2. Gambaran EKG : seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan
Aspirin dengan dosis yang rendah, misalnya angettes 75 yang dpaat
mengurangi kecenderungan dari sel darah merah dan membantu pencegahan
pembentukan maupun pengaturan.
2. Terapi
a. Glyseril trinitrat, diletakan di bawah lidah atau obat semprot dapat
mengendurkan arteri pada jantung dan dapat mengurangi serangan angina
b. Nitrat, geraakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi
serangan angina. Dapat berupa tablet atau potongan obat, dan sangat
efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala. Tetapi
setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang
terjadi.
c. Penghambat beta, memberikan efek pada hormone sehingga nadi akan
berdenyut secara pelan dan tekanan darah menjadi rendah. Hal ini akan
membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dan
memperbaiki suplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini
juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan.\

d. Antagonis kalsium, fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi


tekanan pada otot arteri coronary. Antagonis kalsium ada beberapa jenis,
antara lain verapamil (cordilox), dan nifedipin (adalat)
e. Pengobatan secara umum, yang mungkin diperlukan untuk mengontrol
atau mengetahui gejala-gejala dan memperbaiki kondisi tanpa ada efek
dari pengobatan itu sendiri. Pengobatan ini ini disesuaikan dengan

II.

kebutuhan masing-masing penderita.


H. Komplikasi
1. Infarksi myocardium yang akut (serangan jantung)
2. Kematian jantung secara mendadak
3. Aritmia cardiac
Asuhan keperawatan teoritis
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Dapatkan data mengenai keluhan utama (gejala yang paling dirasakan atau
gejala yang menyebabkan pasien datang kepelayanan kesehatan)
Contoh :
Pasien mengeluh nyeri dada saat naik tangga di kantornya .Nyeri dada seperti
tertimpa beban berat di dada sebelah kiri,dan menyebar ke bahu kiri,lalu ke
setengah bagian kiri dari rahang bawah.Nyeri bertambah saat menarik napas,
berkurang jika dalam keadaan rileks,dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali.
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Factor pencetus yang paling sering menyebabkan angina pektoris adalah
kegiatan fisik, emosi yang berlebihan atau setelah makan
b. Nyeri dapat timbul mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan
aktivitas)
c. Kualitas nyeri: Sakit dada dirasakan di daerah mid sternal dada anterior,
substernal, prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi banyak yang
menggambarkan sakitnya seperti di tusuk-tusuk, dibakar ataupun ditimpa
benda berat/tertekan.
d. Gejal dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti: mual, muntah keringat
dingin, berdebar-debar dan sesak nafas.

e. Waktu/lama nyeri : pada angina tidak melebihi 30 menit dan umumnya


masih respon dengan pemberian obat-obatan anti angina, sedangkan pada
infark rasa sakit lebih dari 30 menit tidak hilang dengan pemberian obatobatan anti angina, biasanya akan hilang dengan analgesik
Contoh :
Pasien datang ke IGD RSUD Tasikmalaya, dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri.

Di

IGD

kondisi

masih

sama,

dengan

keadaan

umum

lemah,pucat,sianosis, TD 176/108 mmHg, MAP 127, nadi 99 x/menit ireguler,


suhu badan 370C, RR 24 x/menit, CRT <2, pasien terlihat memegang dada
dan juga mengeluh pusing. pengkajian nyeri, nyeri bertambah saat menarik
napas, berkurang jika dalam keadaan rileks, kualitasnya seperti otot terasa
tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan punggung, dengan nilai 9, tiap 4-5
detik sekali.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Riwayat serangan jantung sebelumnya.
b. Riwayat penyakit pernafasan kronis
c. Riwayat penyakit hipertensi, DM, dan ginjal
d. Riwayat perokok
e. Diet rutin dengan tinggi lemak
5. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga penyakit jantung (AMI), DM, hipertensi, stroke, dan
penyakit pernafasan (asma)
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum:
TPRS
b. Kepala
1) Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun
2) Tampak perubahan ekspresi wajah seperti meringis, merintih
3) Terdapat/tidak nyeri pada rahang
c. Leher
1) Tampak distensi vena jugularis
2) Terdapat/tidak nyeri pada leher
d. Thorax

1) Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra s3/s4


menunjukan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau
murmur menunjukan gangguan katup jantung atau disfungsi otot
papilar, perikarditis
2) Irama jantung dapat normal/teratur atau tidak
3) Paru-paru suara nafas bersih/krekels/mengi/wheezing/ronchi
4) Terdapat batuk dengan atau tanpa produksi sputum
5) Terdapat sputum bersih, kental ataupun berwarna merah muda
e. Abdomen
1) Terdapat nyeri /rasa terbakar epigastrik / ulu hati
2) Bising usus normal / menurun
f. Ekstremitas
1) Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin
2) Terdapat oedema perifer atau oedema umum
3) Kelemahan atau kelelahan
4) Pucat atau sianosis, kuku datar, pucat pada membran mukosa dan bibir
g. Respon psikologis
1) Gelisah / cemas, seperti takut mati, kuatir dengan keluarga, kerja dan
keuangan
2) Depresi, manarik diri dan kontak mata kurang
3) Denial, menyangkal dengan sakitnya dan marah
h. Pemeriksaan diagnostik
1) Ekg
a) Monitor ekg terdapat aritmia
b) Rekam EKG lengkap terdapat T inverted / iskemik, segmen ST
elevasi ataupun depresi dan gelombang Q, patologis ini
menunnjukan telah terjadi nekrosis
2) Thorax Foto
a) Mungkin normal / menunjukan pembesaran jantung diduga gagal
jantung kongestif
b) Terdapat stenosis aorta
c) Penyakit paru lainnya seperti bronchitis / TBC
3) Laboratorium
a) Kolesterol / trigiserida serum : meningkat menunjukan risiko IHD
dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol merupakan pemicu
terbentuknya aterosklerosis yang merupakan sebagai penyebab
infark. LDH meningkat dalam 12 24 jam, memuncak dalam 24
48 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal

b) Enzim jantung iso enzim : CK, CK-MB ( iso enzim yang


ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12 24 jam, kembali normal dalam 36 48 jam.
CK MB sering dijadikan sebagai indikator AMI, sebab
diproduksi hanya saat terjadi kerusakan jaringan miokardium.
c) Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan
kontraktilitas, seperti hipokalemia / hiperkalemia
d) Sel darah putih : leukosit (10.000 20.000) biasanya tanpak pada
hari kedua setelah infark, sehubungan dengan proses inflamasi
e) Analisa gas darah / oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia /
proses penyakit paru akut / kronis
f) Kima : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfungsi
organ akut / kronik.

B. Analisa Data
No
Data
1. Data subjektif:
P: Nyeri saat naik
tangga
Q: seperti tertimpa
benda berat
R: Nyeri dada
sebelah kiri dan
menyebar ke bahu kiri
dari rahang bawah
S: Nyeri bertambah
saat menarik napas,
berkurang jika dalam

Etiologi
stenosis arteri, trombus,
spasme arteri
Suplay O2 ke sel miokardium
inadekuat
Sel miokardium
menggunakan glikogen
anaerob

Masalah
Nyeri

keadaan rileks dengan


skala nyeri 9
T: Tiap 4-5 detik sekali

Memproduksi asam laktat


Memproduksi asam laktat

Data objektif:
Wajah tampak terlihat
tegang,pucat,sianosis,
TD 176/108 mmHg,
nadi 99x/mnt

Mengiritasi reseptor
nyeri(nosiseptor)
Nyeri

Data subjektif:
Klien mengatakan
sesak
Data objektif:
RR: 24x/mnt,
penggunaan otot bantu
napas,napas cuping
hidung.

Ketidakseimbangan antara
suplay dan kebutuhan O2

Pola nafas tidak


efektif

Kompensasi tubuh
Hiperventilasi
Pola nafas tidak efektif

Data subjektif:
Klien merasa lemah

Iskemia

Data objektif:
Pasien gelisah,akral
dingin,sianosis.

Kontraksi miokard

Penurunan
curah jantung

CO menurun
Penurunan curah jantung

C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Nyeri
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia miokard

D. Intervensi keperawatan dan Rasional


No Dx. keperawatan
1
Nyeri berhubungan

biologis

Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan: Menunjukkan
tingkat nyeri sedang setelah
dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24
jam.

Di tandai dengan:

Kriteria Hasil:

dengan agen cedera

176/108 mmHg,
nadi 99x/mnt

1. Nyeri berkurang
2. Kegelisahan dan
ketegangan otot
tidak ada

Intervensi
Kaji dan catat respon
pasien /efek obat.
Pantau TD dan nadi
perifer
Tinggikan kepala tempat
tidur bila klien napas
pendek
Tinggal dengan klien yang
mengalami nyeri atau
tampak cemas

3. Tekanan darah dan


nadi norma
2

Pola nafas tidak


efektif berhubungan
dengan Nyeri
Ditandai dengan:
24x/mnt,
penggunaan
otot
bantu napas,napas
cuping hidung.

Tujuan:Menunjukkan pola
pernapasan efektif, setelah
diberikan intervensi selama
3 x 24 jam. Dengan kriteria
hasil:
1. Irama dan frekuensi
pernapasan dalam
rentang yang normal
2. Tidak ada
penggunan otot

Pantau dan usaha respirasi


Anjurkan napas dalam
melalui abdomen
Pertahankan oksigen aliran
rendah
dengan
O2
maskere
Posisikan pasien untuk
mengoptimalkan
pernapan, dengan posisi
kepala sedikit fleksi.

Rasional
Memberikan
informasi
tentang kemajuan penyakit
Td dapat meningkat secara
dini sehubungan dengan
rangsangan simpatis
Memudahkan pertukaran gas
untuk menurunkan hipoksia
dan napas pendek berulang
Cemas
mengeluarkan
katekolamin
yang
meningkatkan kerja miokard
dan dapat memanjangkan
nyeri iskemi

Untuk mengetahui
perubahan kecepatan dan
irama nafas
Meminimalkan penggunaan
otot bantu nafas
Mempertahankan oksigen
yang masuk ke tubuh
Mengoptimalkan pernafasan

bantu
3

Penurunan curah
jantung b.d iskemia
miokard

Tujuan:Curah Jantung
kembali adekuat. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam. Dengan Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan
peningkatan toleransi
aktivitas.

Pantau tanda vital


Mempertahankan tirah
baring pada posisi nyaman
selama episode akut
Tekankan pentingnya
menghindari regangan
atau angkat berat
Kaji tand-tanda dan gejala
GJK
Berikan oksigen tambahan
sesuai kebutuhan

Takikardi dapat terjadi


karena nyeri, cemas,
hipoksemia, dan
menurunnya curah jantung
Menurunkan konsumsi
oksigen atau kebutuhan
menurunkan kerja miokard
dan resiko dekompensasi
Manuver valsalva
menyebabkan rangsang
vagal, menurunkan frekunsi
jantung yang di ikuti oleh
takikardi
Angina hanya gejala
patologis yang disebabkan
oleh iskemia miokard
Meningkatkan kesediaan
oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk memperbaiki
kontraktilitas

Anda mungkin juga menyukai