(KARL FISCHER)
Nama
NIM
: P27834113015
Prinsip
Mentitrasi air dalam sampel dengan larutan Karl Fischer yang terdiri dari iodine,SO2,piridin dan
methanol.Iodine akan direduksi oleh SO2 dengan adanya piridin dan methanol selama adanya air
dalam sampel. Agar reaksi dapat berlangsung baik maka pada sampel ditambahkan indikator
metilen biru . Methanol dan piridin digunakan untuk melarutkan iodin dan sulfur dioksida agar
reaksi dengan air menjadi lebih baik. Selain itu piridin dan methanol akan mengikat asam sulfat
yang terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas dan tepat. Selama masih ada air dalam
bahan,iodine akan bereaksi tetapi begitu air habis maka iodin akan bebas. Pada saat timbul warna
iodine bebas ini,titrasi dihentikan.Iodin bebas ini akan memberikan warna kuning-coklat.untuk
memperjelas pewarnaan maka dapat ditambahkan metilen biru dan akhir titrasi akan memberikan
warna hijau.
Reaksi
I2 + SO2 + 2C6H5N => C6H5N.I2 + C6H5N.SO2
C6H5N.I2 + C6H5N.SO2 +C6H5N +H2O => 2(C6H5N.HI) + C6H5N.SO3
C6H5N.SO3+CH3OH => C6H5N(H)SO4CH3
I2 dengan metilen biru akan berubah warnanya menjadi hijau.
Metode titrasi
Dikenal dua macam metode:volumetric dan coulometric
a. Volumetrik:
Larutan yodium ditambahkan ke dalam pelarut yang mengandung sampel. Kebutuhan
yodium equivalen dengan jumlah air.
Terdapat dua metode: Satu komponen,dua komponen.
Satu komponen:
Agen titrasi mengandung semua bahan kimia yang dibutuhkan untuk reaksi
KFT(Karl Fischer Titration): iodine, sulfur dan basa yang dilarutkan dalam
alkohol/ether
Media kerja adalah alkohol
Mudah ditangani dan lebih murah
Dua komponen:
Agen titrasi hanya mengandung iodin dan metanol
Media kerja mengandung sulfur oksida dan basa yang dilarutkan dalam alkohol.
Proses titrasi lebih cepat tetapi mahal
b. Columetrik
Iodin tidak dititrasi tapi dihasilkan dari proses oksidasi Iodida pada anoda dengan
bantuan elektroda.
Penentuan kadar air dilakukan dengan mengukur total muatan (Coulomb) dengan rumus:
Q=Axs
A = Arus (Ampere)
s = waktu (detik)
Q = muatan (Coulomb)
Dimana 1 mg H2O = 10.72 C
Pereaksi
1. Pereaksi Karl Fischer
Larutkan 133 g Iodine (I2) dengan 425 ml pyridine kering dalam gelas botol kering
yang bertutup.
Kemudian tambahkan 425 ml ethylene glycol monomethyl ether kering.
Dinginkan pada suhu 4 C dalam penangas es dan busakan dengan 102 g -105 g SO2.
Campurkan hingga merata dan diamkan 12 jam. Pereaksi yang dibuat umumnya sudah
stabil, tapi perlu distandarisasi setiap satu seri penetapan.
Masukkan 50 ml formamida dalam gelas Barzelius berukuran 200 ml yang memiliki
stirer magnetik.
Titrasi perlahan-lahan hingga mendekati titik akhir hingga penambahan 0,1 ml
menyebabkan penunjuk bergerak ke kanan titik nol dan bertahan selama 60 detik.
Tambahkan dengan cepat 0,250 g - 0,350 g dissodium tartrate. 2H2O. Segera lakukan
titrasi lagi sampai mencapai titik akhir. Ulangi penentuan dan hitung rata-ratanya :
mg H2O/mL pereaksi =
2. Pelarut Karl Fischer
Campuran metanol anhidrat dan CHCl3 dengan volume yang sama
(catatan:pereaksi karl fischer juga tersedia secara komersil,sehingga tidak perlu membuat
pereaksi ,hanya perlu menstabilkan dan menstandarisasi)
Titrasi dengan menggunakan pereaksi Karl Fischer sampai mendekati titik akhir dan
tambahkan 0,1 ml sampai titik akhir tidak berubah selama 1 menit (biasanya > 50 amp)
Akhir titrasi memberikan warna kuning-coklat yang bila bercampur indikator metilen
biru akan berwarna hijau (titrasi dihentikan)
Perhitungan
% H2O =
100
Keterangan
Dalam pelaksanaannya titrasi harus dilakukan dengan kondisi bebas dari pengaruh kelembaban
udara. Untuk keperluan tersebut dapat dilakukan dalam ruang tertutup.
Cara titrasi Karl Fischer ini telah berhasil dipakai untuk penentuan kadar air dalam alkohol, esterester,senyawa lipida,lilin,pati,tepung gula,madu dan bahan makanan yang dikeringkan.
Tingkat ketelitiannya lebih kurang 0,5 mg dan dapat ditingkatkan lagi dengan sistem elektroda
yaitu dapat mencapai 0,2 mg.