Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A.

Latar Belakang Masalah Penelitian.........................................................1

B.

Perumusan Masalah Penelitian...............................................................3

C.

Tujuan Penelitian...............................................................................4

D.

Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN...............6


A.

Telaah Pustaka..................................................................................6

B.

Perumusan Model Penelitian dan Hipotesis.............................................17

BAB III.................................................................................................. 19
METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA.................................19
A.

Metode Penelitian............................................................................19

B.

Teknik Analisis Data.........................................................................20

BAB IV.................................................................................................. 21
PENUTUP............................................................................................... 21

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Undang-Undang No.25 Tahun 1992

Lampiran 2

Undang-Undang No. 17 Tahun 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah Penelitian


Pada masa modern ini, banyak organisasi bisnis yang dibentuk
untuk mencapai suatu tujuan yang menguntungkan di masa yang akan
datang.

Organisasi bisnis tersebut dibentuk untuk mendapatkan

keuntungan bagi pemilik usaha dari pelanggan atau partner bisnisnya.


Berbeda halnya dengan koperasi, koperasi adalah organisasi bisnis yang
dibentuk bersama-sama oleh anggota dan mempunyai tujuan bersama
untuk menyejahterakan seluruh anggotanya. Koperasi merancang sebuah
rencana kerja bersama dengan anggotanya untuk mendapatkan keuntungan
bersama dan untuk mewujudkan tujuan bersama.
Koperasi merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh Negara
Indonesia, koperasi dikatakan sebagai pembentuk ekonomi kerakyatan
yang berasaskan kekeluargaan, artinya tidak ada tujuan yang dibentuk
hanya untuk kepentingan satu pihak saja. Pembentukan rencana kerja,
kesepakatan aturan dan pengelolaan koperasi semuanya dimusyawarahkan
bersama anggota koperasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, tidak terlepas juga pada pengelolaan


keuangan koperasi. Anggota koperasi berhak untuk mengetahui setiap
pergerakan keuangan koperasi. Oleh karena itu, setiap tahunnya pengurus
koperasi wajib melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk
menyampaikan pertanggungjawabannya kepada anggota.

Dalam RAT

setiap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh koperasi wajib dilaporkan


kepada anggota oleh pengurus koperasi. Salah satu hal yang dilaporkan
yaitu berupa laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari
neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang bersangkutan
serta penjelasan atas dokumen tersebut. Penjelasan atas dokumen laporan
keuangan tersebut salah satunya berupa penjelasan analisis laporan
keuangan.

Analisis laporan keuangan koperasi sama dengan analisis

laporan keuangan organisasi bisnis lainnya, yaitu terdiri dari analisis


likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
Dalam analisis laporan keuangan koperasi juga terdapat range
untuk menentukan sehat atau tidaknya keuangan koperasi dan baik atau
tidaknya hasil analisis rasio keuangan tersebut.

Berkaitan dengan

penjelasan tersebut penulis bermaksud membandingkan 2 (dua) koperasi


yang bergerak dalam bidang yang sama, yaitu koperasi simpan pinjam.
Koperasi yang penulis analisis adalah Koperasi Sumber Bahagia dengan
Koperasi Jamaah Masjid Al-Muttaqien. Hal yang menjadikan alasan
penulis untuk menganalisis dan membandingkan rasio keuangan kedua

koperasi tersebut adalah hasil rasio dengan tingkat volume aktivitas


simpan dan pinjam pada kedua koperasi tersebut.
Contoh kasus yang terjadi adalah pada saat Koperasi Jamaah
Masjid Al-Muttaqien melakukan aktivitas simpan dan pinjam, tetapi dalam
hal tersebut volume tingkat anggota yang meminjam lebih sering
dibandingkan dengan yang menyimpan. Maka pengurus koperasi harus
melakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut dikarenakan uang yang
dikeluarkan untuk memberikan pinjaman kepada anggota berasal dari
simpanan anggota yang lainnya.

Sedangkan pada Koperasi Sumber

Bahagia yang juga melakukan aktivitas simpan dan pinjam, volume tingkat
anggota yang meminjam tidak sebanyak dan tidak sesering yang terjadi
seperti hal nya di Koperasi Jamaah Masjid Al-Muttaqien. Berdasarkan
fenomena tersebut hasil analisis rasio keuangan untuk kedua koperasi yang
sama dengan tingkat volume pinjaman yang berbeda, perilaku pengurus
untuk mengatasinya pun berbeda.

Maka dari itu, penulis bermaksud

menyusun proposal tugas akhir ini untuk menganalisis hasil perbandingan


rasio keuangan pada kedua koperasi dan menghasilkan sebuah keputusan
serta kesepakatan yang seharusnya dilakukan oleh pengurus koperasi,
pengawas koperasi dan juga aggota koperasi pada periode yang sedang
berjalan maupun periode yang akan datang.

B.

Perumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah penelitian dalam penyusunan proposal tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan koperasi dan pentingkah koperasi untuk
2.
3.
4.
5.
6.

masyarakat Indonesia?
Apa pengaruh koperasi untuk membentuk ekonomi kerakyatan?
Apa saja jenis-jenis koperasi?
Apa jenis koperasi yang diteliti?
Hal apa yang diteliti oleh penulis pada koperasi tersebut?
Manfaat apa yang didapatkan atas penelitian yang dilakukan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil
analisis rasio keuangan pada Koperasi Sumber Bahagia dan Koperasi
Jamaah Masjid Al-Muttaqien.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2 manfaat, yaitu sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan mengenai koperasi
kepada pembaca dan pentingnya koperasi bagi masyarakat
Indonesia.
b. Memberikan pengetahuan mengenai pelaporan keuangan koperasi
beserta aturan-aturannya.
c. Memberikan pengetahuan mengenai rasio keuangan koperasi.
d. Memberikan wawasan mengenai perkoperasian bagi penulis.
2. Manfaat Terapan

Manfaat terapan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai


berikut :
a. Memberikan hasil penelitian yang dapat bermanfaat bagi kedua
koperasi yang diteliti karena menghasilkan sebuah rekomendasi
upaya yang harus dilakukan oleh pengurus koperasi, pengawas
koperasi dan anggota koperasi.
b. Memberikan manfaat bagi penulis atas penelitian yang dilakukan
sehingga penulis dapat mewujudkan tujuan penelitian.

BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL
PENELITIAN

A.

Telaah Pustaka
A.1 Koperasi

1.

Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang


atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan
oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Fungsi dan Peran Koperasi

Fungsi dan peran Koperasi adalah :

a. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan


ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya;
b. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat;
c. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi
sebagai sokogurunya;
d. berusaha

untuk

mewujudkan

dan

mengembangkan

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama


berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
3. Prinsip Koperasi

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran


umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/
kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Prinsip bagi koperasi merupakan landasan untuk menunjang
kehidupan koperasi. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 prinsip
koperasi terdiri dari :
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;


c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. kemandirian.
Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi
melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut :

a.
b.

pendidikan perkoperasian;
kerja sama antarkoperasi.
Sedangkan dalam UU No. 17 Tahun 2012, prinsip koperasi

adalah sebagai berikut :


1) Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi yang meliputi:
a) keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
b) pengawasan

oleh

Anggota

diselenggarakan

secara

demokratis;
c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi
Koperasi;
d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom,
dan independen;
e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya,

serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang


jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
f)

Koperasi

melayani

anggotanya

secara

prima

dan

memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama


melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional,
regional, dan internasional; dan
g) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang
disepakati oleh Anggota.
2) Prinsip Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
sumber inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi
dan kegiatan usaha Koperasi sesuai dengan maksud dan tujuan
pendiriannya.
4. Bentuk dan Jenis Koperasi
a. Jenis Koperasi menurut fungsinya :
1) Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi
yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota
sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.
2) Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang
dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan

10

konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan


pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
3) Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan
barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai
pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi.
4) Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan
pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya:
simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di
sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna
layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut
koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan
koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut
koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).
b. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerjanya :
1) Koperasi Primer adalah koperasi yang minimal memiliki
anggota sebanyak 20 orang.
2) Koperasi Sekunder koperasi yang terdiri dari gabungan
badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja
yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi
sekunder dapat dibagi menjadi :

11

a) koperasi pusat, adalah koperasi yang beranggotakan


paling sedikit 5 koperasi primer
b) gabungan koperasi, adalah koperasi yang anggotanya
minimal 3 koperasi pusat
c) induk koperasi, adalah koperasi yang minimal
anggotanya adalah 3 gabungan koperasi

c. Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya :


1) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para
produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
2) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para
konsumen

akhir

atau

pemakai

barang/jasa

yang

ditawarkan para pemasok di pasar.


Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam
salah

satu

status

pengelompokkan

atau

koperasi

keduanya.
menurut

Dengan
status

demikian
anggotanya

berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut


fungsinya.
5. Karakteristik Koperasi
Karakteristik utama koperasi adalah posisi anggota koperasi
sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi.
Berdasarkan hal tersebut, koperasi memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut :

12

a. Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan


ekonomi yang sama
b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai
kemandirian,

kesetiakawanan,

keadilan,

persamaan

dan

demokrasi, tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap


orang lain
c. Koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan
oleh anggotanya
d. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada
anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitarnya.
6. Transaksi Koperasi
Transaksi koperasi dapat terjadi antara koperasi dengan
anggotanya, dan juga dapat terjadi antara koperasi dengan non
anggota/ masyarakat sekitar bila koperasi mempunyai kelebihan
kemampuan sebagaimana yang di maksud pada karakteristik
koperasi poin d. Transaksi yang terjadi antara koperasi dengan
anggotanya merupakan hubungan khusus yang disebut hubungan
pelayanan.

Sedangkan transaksi yang terjadi antara koperasi

dengan non anggota/ masyarakat sekitar disebut dengan hubungan


bisnis. Perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi
yang berbeda tersebut harus dipisahkan, dan mencerminkan
implementasi

prinsip,

tujuan

dan

fungsi

koperasi

untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat umum.


7. Pelaporan Keuangan Koperasi

13

Atas transaksi koperasi yang terjadi seperti yang telah


dijelaskan di atas, maka koperasi harus membuat pelaporan
keuangannya untuk dipertanggungjawabkan kepada anggotanya
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagaimana yang telah
dijelaskan.
Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi, yang
dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja pengelolaan
koperasi. Dalam UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Pasal 35, disebutkan bahwa setelah tahun buku Koperasi ditutup,
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat
anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan tahunan yang
memuat sekurang-kurangnya :
a. perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang
bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut;
b. keadaan dan usaha Koperasi serta hasil usaha yang dapat
dicapai.
8. Dasar Hukum Perkoperasian
Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada
tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992
Nomor 116. Pada tahun 2012 ditetapkan Undang-Undang baru
yaitu UU No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian.
Undang-Undang ini memiliki beberapa kejanggalan.

Tetapi

Akhirnya,

14

UU No.17 Tahun 2012 dicabut oleh Mahkamah Konstitusi.


Undang-Undang tersebut akan dikaji lagi untuk menyesuaikan
dengan prinsip dan aturan koperasi yang seharusnya.

Untuk

mengisi kekosongan peraturan, maka peraturan koperasi kembali


menggunakan UU No. 25 Tahun 1992.
Pada pelaporan keuangan koperasi, semula digunakan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (PSAK 27),
namun saat ini PSAK tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi sejak
tahun 2012. Pada tahun 2012 dikeluarkan peraturan Kementrian
Koperasi dan UKM Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tanggal 25
Juli 2012 tentang Pedoman Umum akuntansi Koperasi yang
menyatakan pedoman akuntansi koperasi menggunakan UU No. 25
Tahun 1992 dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi terdiri dari :
a. Neraca
b. Perhitungan Hasil Usaha
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam pedoman umum akuntansi koperasi peraturan
Kementrian

Koperasi

dan

UKM

Nomor

04/Per/M.KUKM/VII/2012 tanggal 25 Juli 2012, komponen


laporan keuangan dilengkapi sesuai dengan SAK ETAP yaitu
adanya :
a. Laporan perubahan ekuitas (modal)
b. Arus kas

15

Setelah adanya peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian


Koperasi dan UKM tanggal 25 Juli 2012, maka seluruh koperasi
Indonesia harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan
pedoman umum akuntansi tersebut.
A.2 Laporan Keuangan
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Tentang Penyajian
Laporan Keuangan, Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya
disebut sebagai laporan keuangan) adalah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan. Berkaitan dengan laporan keuangan koperasi, maka komponen
laporan keuangan koperasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 1992
menggunakan SAK ETAP terdiri dari :
1. Neraca
2. Perhitungan Hasil Usaha
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Modal)
4. Arus Kas
5. Catatan Laporan Keuangan
Dalam pelaporan keuangan koperasi wajib dilaporkan dalam
pertanggungjawaban pengurus koperasi saat dilaksanakannya Rapat
Anggota Tahunan (RAT).

Dalam rapat tersebut pengurus harus

memberikan rincian atas laporan keuangan dan penjelasan laporan


keuangan berupa hasil analisis keuangan kepada anggota.
A.3 Analisis Keuangan
Analisis keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha,
stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek.
Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan

16

laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana


tersaji dalam laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan

peralatan (tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca


dan laba-rugi). Penting disadari bahwa analisis rasio bukanlah proses
membagi suatu pos dengan pos lain. Analisis membutuhkan pemahaman
yang mendalam tentang berbagai aspek keuangan berikut keterkaitannya
satu sama lain.
Pada umumnya rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, profitabilitas
dan solvabilitas. Berikut penjelasan atas rasio keuangan tersebut :
1. Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya.
2. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu
keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari
laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan
laporan hasil kinerja perseroan.
3. Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh
kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh
kewajiban terhadap ekuitas.
Pada koperasi rasio likuiditas serupa dengan pada organisasi bisnis
lainnya yaitu merupakan hasil dari pembagian antara aktiva lancar dibagi
dengan utang lancar. Untuk rasio profitabilitas pada koperasi merupakan

17

pembagian antara sisa hasil usaha dibagi dengan total pasiva. Sedangkan
untuk rasio solvabilitas sama dengan organisasi bisnis lainnya.
B.

Perumusan Model Penelitian dan Hipotesis


Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah rekomendasi
upaya yang harus dilakukan oleh pengurus koperasi, pengawas koperasi
dan anggota koperasi dengan cara membandingkan dua koperasi yang
bergerak dalam bidang yang sama yaitu simpan pinjam. Penelitian yang
sejenis dengan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan tetapi penelitian
hanya dilakukan untuk menganalisis rasio keuangan pada 1 (satu) koperasi
saja dan penelitian tersebut menghasilkan penentuan tingkat kesehatan
koperasi.

Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu

membandingkan hasil analisis rasio keuangan 2 (dua) koperasi dan


menghasilkan sebuah rekomendasi upaya yang harus dilakukan.

18

BAB III
METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA

A. Metode Penelitian
a. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data
dokumenter. Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang
antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen rapat, memo
atau dalam bentuk laporan.

Dalam penelitian ini penulis

menggunakan data dokumenter berupa laporan keuangan koperasi


yang diteliti.
b. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media


perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam penelitian
ini penulis menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
historis selama 5 tahun periode sebelumnya yang telah disusun
dalam arsip koperasi.
c. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara
manual yaitu dengan melihat laporan keuangan koperasi selama 5
tahun periode sebelumnya yang ada pada buku Rapat Anggota
Tahunan (RAT) kedua koperasi yang diteliti.
d. Lokasi Penelitian

19

Lokasi penelitian dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam Sumber


Bahagia yang berlokasi di Jl. Gardujati 74 Bandung dan Koperasi
Jamaah Masjid Al-Muttaqiem yang berlokasi di Jl. Sukagalih No. 88
Bandung.
e. Rencana Waktu Penelitian
Rencana waktu penelitian akan dilakukan pada semester 6 saat
program studi D3 Akuntansi memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan riset data dan penyusunan Tugas Akhir.

B. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif. Yaitu penelitian ini akan menghasilkan sebuah upaya
yang harus dilakukan dengan kualitas baik yang seharusnya.

BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal tugas akhir ini disusun untuk beberapa tujuan yaitu :
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Bisnis
b. Untuk memenuhi persyaratan menyusun Tugas Akhir pada Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Bandung.

20

Proposal tugas akhir ini penulis susun dengan sebenar-benarnya dan penulis
berharap kritik serta saran atas penjelasan proposal tugas akhir ini disampaikan
kepada penulis, agar proses kelanjutan untuk menyusun tugas akhir menjadi lebih
baik.

21

Anda mungkin juga menyukai