Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Mengambil sample darah di daerah pembuluh darah vena bukanlah pekerjaan mudah, tetapi
begitulah tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh seorang analis yang bertugas di
laboratorium kesehatan. Meskipun terlihat sangat sederhana, terdapat berbagai tahap yang harus
dilakukan dengan benar apabila ingin mendapatkan hasil yang sempurna.
Phlebotomy yaitu pengambilan sample darah dengan cara melubangi pembuluh darah vena
subcutis.
Phlebotomis harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten yaitu pada saat mengumpulkan
sample darah harus dengan sikap trampil, aman dan dapat dipercaya. Tujuan phlebotomi adalah
memperoleh sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan,
dengan memperhatikan pencegahan interferensi preanalisis, memasukkannya ke dalam tabung
yang benar, memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit mungkin menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien.
Dalam peraturan perundang-undangan di indonesia belum diatur tenaga kesehatan yang disebut
sebagai teknisi phlebotomi, oleh karena itu teknisi phlebotomi belum sah sebagai salah satu
tenaga kesehatan.
Keputusan menteri kesehatan nomor : 370/MenKes/SK/III/2007 Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Kesehatan tidak mencantumkan kewenangan analis kesehatan/pranata
laboratorium kesehatan untuk melakukan phlebotomi kecuali tercantum dalam hal persiapan
pengambilan sampel.
RUANG LINGKUP
Pengambilan darah vena
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan,
pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan.
Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :
1.
Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan
volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah darah
yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml
yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.
2.
Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang bisa
merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ yang
akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi,
pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan
diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.
3.
Kapas alkohol
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang
dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.
4.
Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini
bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum.
Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil
atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.
5.
Vacuum Tube
Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada
jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah
volume tertentu telah tercapai.
6.
Blood Container
Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini biasa digunakan untuk
pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri
untuk efisiensi biaya.
7.
Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
Pengambilan darah kapiler
Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratorium dengan volume yang
lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan ini umumnya digunakan untuk
pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.
Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :
1. Lancet
Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler
dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa berupa classic lancet yang terpisah dari
pemantiknya. Atau bisa berupa automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa
pemantik lagi.
2. Kapas alkohol.
3. Obyek Glass
Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan darah atau
pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
4. Deck Glass
Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar
bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.
5. Tensimeter
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia. Dalam
sampling tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.
6. Kertas Saring
Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk menyaring larutan.
Bisa digunakan untuk pemeriksaan Bleeding time.
7. Tabung kapiler
Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki daya kapilaritas atau
menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga cukup dengan menempelkan salah satu
ujungnya, maka darah akan mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan
antikoagulan bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.
8. Wax
Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan dasar tabung hematokrit
sehingga disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran nilai hematokrit, darah bisa tertahan
didalam tabung.
PENGAMBILAN DARAH VENA
Daerah edema
Hematoma
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual
dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
Penusukan
o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih
lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat
suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder,
pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran
terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan
vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai
dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan
jarum terpasang dengan erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke
dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka
darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir.
Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan
tabung kedua, begitu seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi
beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang
fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST)
dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian
atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah.
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat,
digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED
(ESR).
Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan
bDNA.
Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi aerob, anaerob dan jamur
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas
jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah
Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama botol
biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua tes koagulasi (tabung
tutup biru), ketiga tabung non additive (tutup merah), keempat tabung tutup merah
atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA),
tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki
atau ibu jari kaki.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume
kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau
analisa gas darah (capillary method).
Prosedur
Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.
Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperasperas keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini
bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas
kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk
mencegah terbentuknya jendalan.
Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang
telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di
samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama 2 menit. Pasang
plester pada bagian ini selama 15 menit.
Khusus Pengambilan Darah Vena Pada Pasien Yang Terpasang Cairan Intra Vena
Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line,
misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan yang
terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah dilakukan pasa
lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan pengambilan pada
vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan untuk dilakukan
pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel darah pada pasien
yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas 70%).
Aternatif 1
Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.
Alternatif 2
Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.
Alternatif 3
Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan yang
terpasang infus dengan cara :
1. Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum
pengambilan.
2. Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.
3. Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang infus
atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.
4. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
5. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta
jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.
Alternatif 4
Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :
1. Hentikan aliran infus seperti cara di atas
2. Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel
darah selanjutnya dalam tabung.
3. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
4. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta
jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.
Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter. Phlebotomis
dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.
Bahan bacaan :
1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.
2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek
Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3, Jakarta, 2004.
3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6, EGC,
2007.
4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian
Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.
5. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung, 1992.
6. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of
Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia, 1990.
7. WebPath, Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health Sciences Library