PENDAHULUAN
Salah satu instrumen diagnostik psikologis yang dapat dimanfaatkan adalah tes
grafis sebagai salah satu teknik proyektif untuk mengungkap gambaran aspek
emosi. Hanya saja hasil diagnosa tes grafis secara tradisional tidak secara eksplisit
menjelaskan kecerdasan emosional. Sebagai suatu metoda diagnostik yang
digunakan dalam setting klinis, pendekatan teknik projektif lebih mengarah pada
asesmen kepribadian (personality) secara utuh. Diperlukan telaah lebih seksama,
sehingga apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional dapat diinterpretasi
dari data yang diungkap oleh tes-tes grafis. Tes grafis adalah bagian dari tes
proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad
20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat
berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tandatangan dan coretan-coretan manusia yang dapat diintepretasikan.
Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan
Ebbinghaus
sebagai
psikiater
di
bidang
gangguan
mental
BAB II
PEMBAHASAN
memiliki makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia/
2. Sejarah tes grafis :DAP
1. 1885 : pemanfaatan gambar utk memahami pribadi seseorg
2. 1900-1915 : studi hasil gambar
3. th 1920 -1926, DAP dirancang oleh Florence Goodenough, menulis
measurement of inteligence by draawinngs dipublikasikan pertama kali untuk
menilai kapasitas intelegensi anakAnak diminta dg cara sederhanamenggambar
manusia dan kemudian disediakan pensil dan kertas putih kosong utk
menggambar.
Tujuan : untuk menilai IQ berdasar jmlh detail dlm menggambar, diikuti dg
asumsi bahwa ketepatan dlm menggambar mempengaruhi fungsi intelektual anak
4. th, 1936 oleh Harris
mempublikasikan versi baru dr riset Goodenough (Goodenough-Harris D.AP.).
Subyek diminta membuat 3 gambar : 1 gambar manusia laki-laki, satu gambar
wanita, 1 gambar menurut diri sendiri. Evaluasi gambar dilakukan terpisah,
menggambar, dan hubungan antara gambar, jika perlu dapt pula diminta
keterangan gambar yang dpt berguna untuk mengungkapkan perasaan seseorang
dan sikap-sikapnya yang diwujudkan dalam bentuk gambar.
4. Sejarah tes grafis:Wartegg
Latar belakang dr gestalt psychology atau Ganzheit Psychology dikembangkan
pada University of Leipzig oleh F. Krueger dan F. Sander dengan asumsi bahwa
tidak hanya obyek pengalaman, tetapi subyek yang mengalami hrs dilihat sebagai
suatu struktur. Sender menciptakan teknik Phantasie test, subyek dihadapkan
pada materi drawing completion test (DCT), yang menghasilkan sifa struktural
khas dari subyek. Keberhasilan Sender mendorong Dr. Ehrig Wartegg untuk
melanjutkan penelitian tsb, akhirnya menemukan tes wartegg /DCT (drawing
completion test )/WZT (Wartegg Zeichen Test) yang dipakai sekarang ini.
B. Tes grafis sebagai tes proyeksi dan asesmen kepribadian :
Tes psikologi adalah pengukuran tingkah laku yang objektif dan standar, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Norma Tes Grafis Sebagai Tes Proyeksi Dan Asesmen Kepribadian Tes psikologi
ada 2 wilayah pengukuran :
1. Mental tes , misal: tes kecerdasan dan bakat
2. Tes afektif/kepribadian, misal inventory, tes proyektif, grafis Fungsi tes
kepribadian : untuk mengukur perbedaan antar individu atau antara reaksi-reaksi
individu pada peristiwa yang berbeda tes grafis sebagai tes proyeksi dan asesmen
kepribadian - Tes proyeksi : eksternalisasi aspek-aspek psikis, terutama aspekaspek ketidaksadaran ke dalam suatu stimuli yang kurang atau tidak struktur yang
sifatnya ambigu. Misal :tes grafis, SSCT, TAT-CAT, Tes Rho. KLASIFIKASI
TEKNIK PROYEKTIF :
sehat - Reliabilitas dan validitas yang kurang - Kurang ada penelitian yang
dikaitkan dengan budaya untuk petunjuk interpretasi Strategi mengatasi :
sebaiknya dikombinasikan dengan alat tes lain apabila digunakan untuk
menegakkan diagnosis.
melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah.
Sederhana karena tugas yang diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan
waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar
kerja HVS 70gr ukuran A4 dan sebatang pinsil HB.
1. Gambar Orang (Draw a Person Test)
Ada beberapa versi dari Tes Gambar Orang, yaitu versi Goodenough yang
biasanya dipakai untuk memperoleh nilai I.Q Versi ini kemudian dikembangkan
Harris sehingga dikenal sebagai Draw a Person Tes versi Goodenough-Harris.
Apabila pada versi Goodenough subyek hanya menggambar 1 figur saja maka
pada versi Goodenough Harris, subyek diminta untuk menggambar 3 figur, yaitu
figur laki, perempuan dan figur diri. Pad dua tes ini, figur yang digambar
diberikan penilaian kuantitatif, misalnya kepala diperoleh nilai : 1; mata diberi
nilai 1; ada pupil diberi nilai 1 dan seterusnya sehingga diperoleh skor total. Skor
total ini masih diolah lebih lanjut sehingga akhirnya memunculkan nilai IQ.
Berbeda dengan yang disebut diatas adalah versi Machover yang tidak
memberikan penilaian kuantitatif tetapi kualitatif.
Versi Machover ini dilandasi teori Psikoanalisa.
Prinsip interpretasi.
Pada waktu kita menghadapi lembar kertas dengan hasil karya subyek
berupa figure manusia, maka seolah-olah kita berhadapan langsung dengan si
penggambarnya. Kita akan mendapat kesan pertama tentang gambar tersebut.
Dalam analisis selanjutnya, kita berpegang pada 3 hal yaitu :
b.
c.
e.
Lengan dan tangan: Kondisi lengan dan penempatannya, yaitu menjauh dari
tubuh atau melekat pada tubuh menunjukkan hubungan subyek dengan
lingkungannya. Maka lengan yang ditaruh dipunggung sehingga hanya
sebagian saja yang tampak, menunjukkan keengganan subyek untuk
berhubungan dengan orang. Tangan yang dimasukkan ke dalam saku, atau
tangan yang tidak tampak, diassosiasikan dengan konflik dan perasaanperasaan bersalah yang berhubungan dengan kegiatan tangan tersebut.
f.
Tungkai kaki dan kaki: Figur dengan perlakuan tidak biasa terhadap kaki
atau tungkai kaki berhubungan dengan perasaan aman atau tidak aman.
Tungkai kaki merupakan serana bergerak dan perlakuan terhadap bagian ini
mencerminkan perasaan seseorang mengenai mobilitas.
2.
Gambar Pohon
Persyaratan : Kertas HVS 70mgr ukuran A4, pinsil HB, tidak pakai
penghapus, alas menggambar harus licin dan keras, waktu tidak dibatasi
(kecuali tes kelompok).
persyaratan, maka subyek diberi kertas baru dan diberi instruksi: Gambarlah
pohon lain dari yang telah anda gambar.
10
11
coretan
dalambentuk
noda-noda
yang
tampak
seperti
penyakit
kulit.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes Grafis merupakan salah satu Tool yang saat ini masih dianggap sebagai alat
tes yang dapat dipercaya keakuratannya oleh sebagian psikolog. Untuk itu
interpretasi tes grafis terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menganalisa hasil tes grafis ini.
Namun interpretasi tes grafis saat ini dapat diinterpretasi secara cepat, tepat, dan
akurat apabila kita mengetahui trik atau caranya. Spirit Psychology Professional
berusaha memberikan suatu bentuk pelatihan bagi para Profesional (baik Psikolog
maupun Mahasiswa S2-Profesi Psikologi) yang ingin mengetahui bagaimana
dapat mengupas dengan benar tes Grafis, sehingga dapat menghasilkan suatu
interpretasi yang cepat, benar dan tepat.
Pelatihan ini merupakan workshop yang di-setting selama dua hari penuh dimana
para peserta akan memperoleh pemahaman dan keterampilan:
1. Berlatih melakukan interpretasi dan mengetahui kegunaan dan manfaat tes
BAUM, Draw A Person (DAP), House Tree Person (HTP), Wartegg
(WZT))
2. Memahami filosofis dari interpretasi tes BAUM, Draw A Person (DAP),
House Tree Person (HTP), Wartegg (WZT)
3. Memperoleh pemahaman bagaimana menginterpretasi secara cepat, tepat,
dan akurat sehingga lebih efisien dan efektif bagi psikolog, maupun
Mahasiswa S2-Profesi Psikologi yang akan melakukan interpretasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://tiorry-psikologi.blogspot.com/2011/02/grafis.html
Anonym.
TES
PSIKODIAGNOSTIK
GRAFIS
SEBAGAI
ALAT
.http://www.masbow.com/2009/08/tes-kepribadian-
epps.html.23-Maret 2015
Kinget, G.M., (1952). The Drawing Completion Test ; A Projective Technique for
The Investigation of Personality. (Terjemahan).
Ogdon, D.P., (1984). Psychodiagnostics and Personality Assessment ; A
Handbook (2nd.ed). Los Angeles : Western Psychological Sevices.
14