PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber
terhadap ekosistem.
1.2
Rumusan masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari biogas?
2. Bagaimana proses pembentukan biogas ?
3. Bagaimana pemanfaatan biogas dalam kehidupan sehari-hari ?
4. Bagaimana implikasi biogas terhadap ekosisitem ?
1.3
Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari biogas
2. Mengetahui proses pembentukan biogas
3. Mengetahui pemanfaatan biogas dalam kehidupan sehari-hari
4. Mengetahui implikasi biogas terhadap ekosisitem
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil
fermentasi dari bahan organik dalam sebuah reaktor (biodigester) dengan kondisi
anaerob. Biogas terdiri dari campuran beberapa gas campuran beberapa gas yang
tergolong sebagai bahan bakar di mana gas yang dominan adalah CH4 dan yang
lain yang jauh lebih kecil adalah CO2, NO2, SO2, H2S, (Melvin, 2005).
Kandungan gas metan yang dominan, menyebabkan biogas memiliki nilai
kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni
(100 %) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3.
Nilai kalori dari 1 m3 Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah,
LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Kesetaraan biogas dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1. Nilai Kesetaraan 1 m3 Biogas dan Energi yang dihasilkan.
Jenis Energi
Elpiji
0,46 kg
Minyak tanah
0,62 liter
Minyak Solar
0,52 liter
Bensin
0,80 liter
Gas kota
1,50 m3
Kayu Bakar
3,50 kg
2.2
mengalami proses fermentasi dalam reaktor dalam kondisi anaerob (tanpa udara).
Reaktor yang digunakan dalam pembuatan biogas disebut digester atau
biodigester, dan di wadah inilah bakteri dapat tumbuh dengan mencerna bahan
organik. (Suyitno, 2012).
Komponen pada biodigester sangat bervariasi, tergantung pada jenis
biodigester yang digunakan.
sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam,
serta dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.
bakteri alami dalam kondisi anaerob. Bahan baku pembuatan biogas yang banyak
digunakan di Indonesia adalah kotoran dan urin hewan ternak. Bahan baku lain
yang bisa digunakan adalah kotoran manusia, sampah bio (organik), dan limbah
industri pangan misalnya ampas tahu. Pemiilihan bahan biogas dapat ditentukan
dari perbandingan kadar karbon dan nitrogen (rasio C/N) dalam bahan tersebut,
namun parameter ini bukan jaminan satu-satunya untuk kualitas biogas yang
tinggi karena masih banyak parameter yang lain khususnya pada reaktor biogas.
Menurut Sasse dalam Suyitno: 2012, bahan organik yang mampu menghasilkan
kualitas biogas tinggi memiliki rasio C/N sekitar 20-30.
Table 2. Rasio C/N beberapa Material Organik yang Umum Digunakan (Uli
Werner dalam Suyitno,2012)
Material Organik
Rasio C/N
Urine
0,8
Kotoran sapi
10 20
Kotoran babi
9 13
Kotoran ayam
58
Kotoran kambing
30
Kotoran manusia
Jerami padi-padian
80 140
Jerami jagung
30 65
Rumput hijau
12
Sisa sayuran
35
Metana (CH4)
55-75
25-45
Nitrogen (N2)
0-0.3
Hidrogen (H2)
1-5
0-3
Oksigen (O2)
0.1-0.5
2.2.2
Hidrolisis (Liquefaction),
Pada tahap ini, bahan-bahan organik yang mengandung selulosa,
b)
c)
yang benar-benar kedap udara dan gelap serta dengan suhu sekitar 35oC. Urea
yang berasal dari protein dihidrolisa oleh bakteri menjadi gas metan (CH4) dan
NH4+. CO2 yang dihasilkan direduksi menjadi CH4 dan H2O.
2.2.3
Biogas dibuat dalam suatu reaktor yang disebut biodigester, reaktor ini dibuat
kedap udara supaya bahan organik dapat terurai secara biologi dengan bantuan
bakteri-bakteri
alami,
sehingga
dari
proses
penguraian
tersebut
dapat
10
sampah organik.
Menurut Suyitno : 2012 , jenis bakteri yang secara umum dikenal dalam proses
fermentasi anerob antara lain:
Bakteri Psychrophilic,
Bakteri fermentasi Psychrophilic hidup pada temperatur 8 25 0C, dengan
kondisi kerja optimum pada temperatur 8-25 0C. Bakteri ini tumbuh dengan baik
di daerah subtropis dan beriklim dingin. Waktu penyimpanan bakteri dalam
digester adalah lebih dari 100 hari.
Bakteri Mesophilic,
Bakteri fermentasi Mesophilic, hidup pada temperatur 35 47 0C, dengan
kondisi kerja optimum pada temperatur 35-45 0C. Bakteri ini tumbuh dengan baik
di negara negara tropis seperti Indonesia. Waktu penyimpanan bakteri dalam
digester adalah kurang lebih 30-60 hari.
Bakteri Thermophilic,
Bakteri fermentasi Thermophilic
11
Konsentrasi (mg/L)
Zinc
350 1000
Sulfur
200
Copper
10 -250
Chromium
200-2000
Nickel
100-1000
Cyanide
Calcium
8000
Sodium
8000
Magnesium
3000
12
13
optimum bila rasio C:N bernilai 30:1, dimana jumlah karbon 30 kali dari jumlah
nitrogen.
Namun tidak semua bahan organik dapat terurai menjadi gas dalam
digester anaerob, karena bakteri anaerob tidak dapat menguraikan lignin dan
beberapa hidrokarbon. Digester yang berisi nitrogen tinggi dan belerang rendah
dapat menghasilkan racun berupa amonia dan H2S.
terdapat dalam limbah pada bahan organik selama proses digester terjadi dan ini
mengindikasikan laju penghancuran/pembusukan material padatan limbah
organik. TS juga mengindikasikan banyaknya padatan dalam bahan organik dan
nilai TS sangat mempengaruhi lamanya proses pencernaan/digester bahan
organik.
Volatile Solids (VS) merupakan bagian padatan (total solid-TS) yang berubah
menjadi fase gas pada tahapan asidifikasi dan metanogenesis dalam proses
fermentasi limbah organik. Dalam pengujian skala laboratorium, berat saat bagian
padatan
Tabel 6: Potensi Produksi Gas untuk Beberapa Tipe Bahan Organik.
Tipe Limbah Organik
Sapi (Lembu/Kerbau)
0.023 - 0.040
Babi
0.040 - 0.059
Ayam
0.065 - 0.116
Manusia
0.020 - 0.028
SampahSisa Panen
0.037
baku tetap tercampur dengan bakteri dan temperatur terjaga merata diseluruh
14
Penjernihan Biogas
Kandungan gas atau zat lain dalam biogas seperti air, karbon dioksida,
asam sulfat H2S, merupakan polutan yang mengurangi kadar panas pembakaran
biogas bahkan dapat menyebabkan karat yang merusakan mesin. Banyak cara
pemurnian biogas diantaranya Physical Absorption (pemasangan water trap di
pipa biogas), chemical absorption, pemisah membran permiabel, hingga
penyemprotan air atau oksigen untuk mengikat senyawa sulfur atau karbon
dioksida.
Bila biogas digunakan untuk bahan bakar kendaraan atau bahan bakar
pembangkit listrik, gas H2S yang berpotensi menyebabkan karat pada komponen
mesin harus dibuang melalui peralatan penyaring/ filter sulfur.
Bakteri starter
Pengaruh starter, untuk mempercepat proses fermentasi dibutuhkan starter
Starter alami
Lumpur aktif seperti lumpur kolam ikan, air comberan atau
cairan septick tank, timbunan kotoran, dan timbunan sampah
organik.
b)
15
Starter buatan
Bakteri yang dibiakkan secara laboratorium.
2.
3.
halus atau butiran kecil, Selain itu tergantung kandungan pada bahan yang akan
dijadikan biogas tersebut.
16
2.3
alternatif yang berpotensi menggantikan peran LPG dan petrol (bensin). Tetapi
dalam pembuatan biogas juga menghasilkan gas yang bersifat pengotor, yaitu
Hidrogen sulfida (H2S). Jika gas tersebut ikut terbakar dan bebas diudara dapat
teroksidasi ke udara membentuk SO2 dan SO3 yang dapat memicu terjadinya
hujan asam. Selain H2S terdapat pula gas-gas lain seperti uap air (H2O) dan
Karbon dioksida (CO2). Kandungan sejumlah uap air (H2O) dalam biogas , dapat
menyebabkan penurunan nilai kalor biogas.
b.
17
18
2.4
selain dihasilkannya gas yang berpotensi sebagai peganti bahan bakar khususnya
minyak tanah dan LPG yang dipergunakan untuk memasak, pada proses produksi
gas bio akan dihasilkan sludge atau lumpur yang dapat langsung dipergunakan
sebagai pupuk organik pada tanaman atau budidaya pertanian.
Limbah biogas yang berupa sludge atau lumpur adalah kotoran ternak
yang telah hilang gasnya (slurry) yang dapat dijadikan pupuk organik yang sangat
kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur
tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh
pupuk kimia. Dengan begitu menggunakan produk biogas, maka tanaman akan
tumbuh dengan sehat tanpa menyebabkan polusi, dan dengan melimpahnya
tanaman, sampah-sampahnya dapat digunakan untuk produksi biogas lagi.
Selain itu dengan pemanfaatan produksi biogas yang optimal, dapat
mengurangi ancaman kelangkaan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. (Organisation for economic co-operation And development, 2010)
Pencemaran karena gas metan menyebabkan bau yang tidak enak bagi
lingkungan sekitar. Gas metan (CH4) berasal dari proses pencernaan ternak
ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap
19
pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 % per tahun dan terus
meningkat. (Suryahadi dkk., 2002).
Peternakan merupakan penyumbang terbesar gas metana (CH4) yang
memiliki kadar perusak lebih besar dari CO2 terhadap lingkungan. Gas metana
merupakan bagian dari siklus karbon karena mengandung atom C didalamnya.
Semakin tinggi jumlah pemberian pakan kualitas rendah, semakin tinggi produksi
metan. Apalagi di Indonesia, emisi metan per unit pakan atau laju konversi metan
lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang diberikan rendah.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Biogas adalah gas yang tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil
fermentasi dari bahan organik dalam sebuah reaktor (biodigester) dengan kondisi
anaerob. Tahap-tahap dalam proses pembuatan biogas terdiri dari hidrolisis,
pengasaman, dan pembentukan nitrogen. Dalam proses pembuatan biogas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi anaerob biodigester,
temperatur, drajat keasaman, nutrisi, tekanan, lama proses fermentasi, rasio C/N,
bakteri starter, pengadukan, bentuk bahan, dan penjernihan biogas. Kandungan
metana yang tinggi pada biogas membuat biogas berpotensi sebagai bahan bakar
yang dapat dimanfaatkan dalam sektor rumah tangga seperti memasak , dan
sebagai pembangkit listrik. Implikasi biogas bagi ekosistem adalah dihasilkannya
pupuk organik dari limbag biogas berupa lumpur yang kaya akan unsur-unsur, dan
dapat mengurangi kadar gas metana bebas diudara yang berpotensi menyebabkan
global warming
3.2 Saran
Masyarakat indonesia seharusnya berperan aktif dalam pengembangan
energi-energi alternatif khususnya biogas, hal ini berhubungan dengan
ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin langka yang dapat memicu krisis
energi. Peran pemerintah juga sangat berpean penting dalam pemberdayaan
biogas. Apabila hal ini dapat terealisasikan maka masyarakat Indonesia dapat
mengurangi ketergantungan menggunankan bahan bakar fosil dan terhindar dari
krisis energi di tahun yang akan datang.
21
DAFTAR RUJUKAN
22
ENERGI ALTERNATIF
(BIOGAS)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Interaksi Makhluk Hidup
yang dibina oleh Ibu Metri Dian Insani, S.Si., M.Pd.
Oleh
Gita Ayu Septyana
130351603590
Kls A / OFF A
23