Disusun Oleh:
Ima Yunita R.
Nadira Wulandari
Rachmaniar Arief
Saukani Sophi
Siti Aisyah Wali
Prodi:
S1 Keperawatan Reguler VI A
Sistem Kardiovaskuler II
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan makalah kami yang berjudul Gagal Jantung Kongestif (Kiri).
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, kami
berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I:
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 4
B.
Tujuan............................................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah............................................................................................. 5
BAB II:
PEMBAHASAN............................................................................................................. 6
A.
Gagal Jantung................................................................................................... 6
1.
Etiologi........................................................................................................... 6
2.
Terminologi.................................................................................................... 7
3.
Klasifikasi....................................................................................................... 8
4.
Patofisiologi.................................................................................................... 9
B.
Pengertian.................................................................................................... 10
2.
Patofisiologi.................................................................................................. 12
3.
Manifestasi Klinis......................................................................................... 12
4.
Mekanisme Kompensasi...............................................................................14
5.
Pemeriksaan Penunjang............................................................................... 15
6.
Asuhan Keperawatan................................................................................... 16
BAB III:
PENUTUP.................................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung menjadi masalah masyarakat yang utama pada beberapa Negara
industri maju dan Negara berkembang seperti Indonesia. Sindroma gagal jantung ini
merupakan masalah penting pada usia lanjut, dikarenakan prevalensi yang tinggi
dengan prognosis yang buruk. Prevalensi gagal jantung kongestif akan meningkat
seiring meningkatnya populasi usia lanjut, karena populasi usia lanjut bertambah
dengan cepat disbanding penduduk dunia seluruhnya, malahan relative bertambah
besar pada Negara berkembang termasuk Indonesia.
Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama keadaan sakit
dan kematian bangsa berindustri maju. Di Amerika Serikat, penyakit jantung
menunjukkan angka kematian dua kali lipat dari pada kanker, yang merupakan kirakira 37% sebab kematian. Kira-kira 88% disebabkan karena penyakit jantung
iskemia (ICHD) yang juga merupakan penyakit jantung koroner (CHD).
Dari data tersebut di dapat tanda tanda terang dengan jumlah kematian sebagai
akibat penyakit jantung yang dilaporkan berkurang dalam hamper dua decade
terakhir ini, yang kenyataannya sebagian besar disebabkan penurunan angka
kematian. Kematian sebagai akibat penyakit jantung biasanya disebabkan karena
gangguan irama jantung atau kelemahan pemompaan progresif. Sering yang satu
menyebabkan penyakit jantung yang lain.
Semua penyakit jantung dapat disertai berbagai macam aritmi seperti fibrilasi
atrium, akstrasistol atau takikardi hidup penderita. Gangguan irama jantung terjadi
bila jalur konduksi normal dihambat oleh neroksis, radang, dan fibrosis maupun bila
kesalahan metabolism local menimbulkan focus iritasi listrik. Meskipun aritmia terjadi
secara dramatic, sukar untuk diidentifikasi lesi patologi yang khas. Selain itu semua
penyakit jantung utama, bila dalam keadaan parah dapan berpengaruh pada
kapasitas fungsi pemompaan. Melalui lintasan apapun sindrom klinik yang dikenal
sebagai kegagalan jantung kongestif (CHF), dapat menimbulkan dan mendominasi
gambaran klinik.
Karena akibat akhir ini semua bentuk penyakit jantung utama ini berupa sindrom
kompleks dengan variasi dampa kmaka CHF dibahas secara rinci sebelum
memasuki pembahasan penyakit. Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan
abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan jantunguntuk memompa darah ke jaringan dalam memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh.
Ciri penting dari definisi ini adalah gagal jantung didefinisikan relative terhadap
kebutuhan metabolic tubuh dan penekanan arti kata gagal di tujukan pada fungsi
pemompaan jantung secara keseluruhan. Diagnosis dini dan identifikasi etiologi dari
pasien gagal jantung kongestif sangat diperlukan karena banyak kondisi yang
menyerupai sindroma gagal jantung pada usia dewasa maupun usia lanjut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari gagal jantung kongestif (kiri) berupa:
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis
d. Patofisiologi
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Komplikasi
g. Penatalaksanaan dan Penanganan
2. Untuk Menyetahui konsep keperawatan dari gagal jantung kongestif (kiri)
berupa:
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi dan Rasional
d. Implementasi
e. Evaluasi
C. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A Gagal Jantung
1. Etiologi
a. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencangkup aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degenerative atau inflamasi.
b. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi myokardio karena tergangguny aaliran darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark myokardio (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi Sistemik Pulmonal (Peningkatan Afterload)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi myokard) dapat
dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan
kontraktilitas jantung. Tapi untuk alas an yang tidak jelas, hipertrofi otot
jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal Karena dan akhirnya
akan terjadi gagal jantung.
d. Peradangan dan Penyakit Myokardium Degeneratif.
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
f. Faktor Sistemik
3. Klasifikasi
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan,
gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan gagal
jantung kongestif. Klasifikasi fungsional jantung ada 4 kelas, yaitu:
a. Kelas 1 : Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik.
keadaan istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi ak tivitas fisik ringan saja
akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
d. Kelas 4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik
rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik
dijelaskan dengan persamaan:
CO = SV x HR
Keterangan:
CO = Cardiac Output
SV = Stroke Volume
HR = Heart Rate
Frekuensi jantung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, system saraf simpatik akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah
jantung.
Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan
kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah
jantung normal masih dapat dipertahankan.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, dan
tergantung pada tiga factor, yaitu:
1. Preload
Sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan
bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut
jantung.
2. Kontraktilitas
Mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat
sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dari
kadar kalsium.
3. Afterload
Mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan
oleh tekanan atriole.
Pada gagal jantung, jika satu atau lebih dari ketiga factor tersebut
terganggu, hasilnya curah jantung berkurang. Kemudahan dalam
menentukan pengukuran hemodinamika melalui prosedur pemantauan
3 Manifestasi Klinis
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :
a. Dispnu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa pasien dapat mengalami
ortopnu pda malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea
( PND)
b. Batuk
Biasanya penderita gagal jantung kiri ini akan batuk secara tiba - tiba
pada saat terbangun dari tidurnya.
c. Mudah lelah
timbul berat badan bertambah akibat penambahan cairan badan, kaki bengkak,
perut membuncit, perasaan tidak enak di epigastrium.
Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan :
a. Gejala paru berupa dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal
dyspnea.
b. Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual,
muntah, asites, hepatomegali, dan edema perifer.
4 Mekanisme Kompensasi
a. Mekanisme respon darurat yang pertama berlaku untuk jangka pendek
(beberapa menit sampai beberapa jam), yaitu reaksi fight-or-flight. Reaksi
ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan
noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah;
noradrenalin juga dilepaskan dari saraf. Adrenalin dan noradrenalin
adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali terjadi
stres mendadak. Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin
menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu
meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung
sampai derajat tertentu. Curah jantung bisa kembali normal, tetapi
biasanya disertai dengan meningkatnya denyut jantung dan bertambah
kuatnya denyut jantung. Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan
5 Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Thorax
b.
EKG
Kelainan EKG dibawah ini dapat ditemukan pada Gagal Jantung:
Aritmia jantung.
c.
5. Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istrahat
a. Gejala:
Keletihan/kelemahan terus menerus sepanjang hari.
Insomnia.
Nyeri dada dengan aktivitas.
b. Tanda:
Gelisah
perubahan status mental.
2. Sirkulasi
a. Gejala:
Riwayat hipertensi
IM akut
episode GJK sebelumnya
penyakit katup jantung
bedah jantung
endokarditis.
b. Tanda:
TD : rendah (gagal pemompaan)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokardia, perubahan frekuensi, irama, perubahan
structural (kelainan katup).
2. Intoleran aktvitas berhubungn dengan ketidak seimbangan suplai
oksigen, kelemahan umum.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penigkatan produksi
ADH, resistensi natrium dan air.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya cairan
antara kapiler dan alveolus.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomigali.
6. Integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan perfusi
jaringan.
7. Kurang pengetahuan, mengenai kondisi, program pengobatan
berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi
tentang hubungan fungsi jatung/penyakit/gagal.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
integritas
kulit
dan
memerlukan
intervensi
pengawasan ketat.
Kaji bising usus. Catat kelluhan anoreksia, mual.
Rasional : kongesti visceral dapat menganggu fungsi
gaster/intestinal.
Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil
dan sering. Rasional : penurunan mortilitas gaster
dapat berefek merugikan pada digestif dan absorsi.
Makan
sedikit
dan
sering
meningkatkan
digesti/mencegah ketidaknyamanan abdomen.
Palpasi hepatomegali. Catat keluhan nyeri abdomen
kuadran kanan atas/nyeri tekan. Rasional : perluasan
gagal
jantung
menimbulkan
kongesti
vena,
menyebabkan distensi abdomen, pembesaran hati,
dan menganggu metabolism obat.
Pemberian obat sesuai indikasi: Diuretic contoh
furrosemid (lasix), bumetanid (bumex). Rasional :
meningkatkan laju aliran urin dan dapat menghambat
reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal.
Tiazid dengan agen pelawan kalium, contoh
spironolakton (aldakton). Rasional: meningkatkan
diuresi tanpa kehilangan kalium berlebihan.
b. Intervensi:
Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan
ekspansi dada. Rasional : distress pernapasan dan
perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai
akibat dari diafragma yang menekan paru-paru.
Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot
bantu nafas Rasional : kesulitan bernafas dengan
ventilator dan/atau peningkatan tekanan jalan napas
di duga memburuknya kondisi/terjadinya komplikasi.
Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas
krekels. Rasional : bunyi napas menurun/tak ada bila
jan napas obstruksi sekunder terhadap perdarahan,
krekels dan mengi menyertai obstruksi jalan
napas/kegagalan pernapasan
Tinggikan kepala dan bantu untuk mencapi posisi
yang senyaman mungkin. Rasional : duduk tinggi
memungkinkan ekspansi paru dan memudahka
pernapasan. Pengubahan posisi dan ambulansi
meningkatkan pengisian udara segmen paru berbeda
sehingga memperbaiki difusi gas.
6. Integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan perfusi
jaringan.
a. Tujuan:
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN.
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak
dijumpai dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di
negara sedang berkembang. Kejadian gagal jantung dalam individu yang menderita
kematian jantung mendadak sekitar 64 dan 90 %
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan
kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole.
Akibat kekurangan penyediaan oksigen ke otak , menyebabkan korban kehilangan
kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba.
Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu
pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor
pencetus . Termasuk dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi
cairan dan garam, meningkatkan kontraktilitas dan mengurangi beban jantung.
Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat, pengaturan suhu, kelembapan,
oksigen, pemberian cairan dan diet.
2. SARAN.
Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung
diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung
selain itu pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau
pengobatan dini terhadap penyebabnya.