Anda di halaman 1dari 16

http://www.academia.

edu/8397048/Makalah_Manusia_dan_Lingkungan_ilmu_so
sial_budaya_dasar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan (milleu) memiliki hubungan dengan manusia.
Lingkungan memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian
pula kehidupan manusia akan memengaruhi lingkungan tempat
hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan kehidupan manusia
sudah diakui para pemikiraan tokoh dunia sejak dahulu.
Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek
geografi dan lembaga politik. Montesquieu menyatakan bahwa
iklim mempengaruhi perilaku politik dan semangat manusia.
Arnold Toynbee menyatakan peradban manusia akan tumbuh
pada lingkungan yang sukar dan penuh tantangan sehingga
melahirkan elan vital. Henry Thomas Bucle mentakan bahwa
iklim, tanaman, dan tanah saling berkaitan dalam memengaruhi
karakter dan sifat manusia.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa faktor lingkungan (tanah, iklim, topografi, sumber daya
alam) dapat menjadi prakondisi bagi sifat dan perilaku manusia.
Lingkungan menjadi salah satu variabel yang memengaruhi
kehidupan manusia. Manusia pun dapat memengaruhi
lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
Bab ini mengkaji masalah lingkungan hidup dan manusia serta
hubungan timbal balik antara keduanya. Uraiannya mencakup :
hakikat dan makna lingkungan bagi manusia; kualitas penduduk
dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia; problematika
lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat beradab;
isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa.
B.

Tujuan Penulisan

1.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :


Pembaca diharapkan mampu mengetahui hakikat dan makna

lingkungan bagi manusia.


2. Mengetahui kualitas penduduk dan lingkungan terhadap
kesejahteraan manusia.
3. Mengetahui masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi
masyarakat beradab.
4. Serta mengetahui isu-isu penting tentang prsoalan lintas
budaya dan bangsa.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat daripenulisan makalah ini ialah :
1. Mampu menjelaskan hakikat dan makna lingkungan bagi
manusia.
2. Menguraikan pentingnya kualitas penduduk dan lingkungan
terhadap kesejahteraan manusia.
3. Mengidentifikasi masalah lingkungan sosial budaya yang
dihadapi masyarakat beradab.
4. Mengemukakan isu-isu penting tentang prsoalan lintas budaya
dan bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
A. Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan
lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia mencoba
mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan
dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban istilah Toynbeesebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan
agar lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia
menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang
membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup
tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas
yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M.
Setiadi,2006). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya.
Lingkungan dapat berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik.
Lingkungan alam dan buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan
lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial budaya di mana

manusia itu berada. Lingkungan alam adalah keadaan yang


diciptakan oleh Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah
dibuat oleh manusia. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat
berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara
berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai,
serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan
alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian
dari lingkungan binaan/buatan).
Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala
yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan
memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup,
berada, tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai
lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.
4. Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban
manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan
lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
B. Definisi Lingkungan Hidup Indonesia
Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan
Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera
dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan
kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa
Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.

Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum


pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara.
Persetujuan Internasional Tentang Lingkungan Hidup Indonesia termasuk dalam
perjanjian: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam,
Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan
Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran
basah, Perubahan Iklim - Protokol Kyoto (UU 17/2004), Perlindungan Kehidupan
Laut (1958) dengan UU 19/19 Masalah Lingkungan Hidup di Indonesia.Bahaya
alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran
hutan, gunung lumpur, tanah longsor

C. Teori Etika Lingkungan Hidup


Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh
bagaimana pandangannya terhadap sesuatu itu, Kalau sesuatu hal dipandang
sebagai berguna dan penting, maka sikap dan perilaku terhadap sesuatu itu lebih
banyak bersifat menghargai. Sebaliknya jika sesuatu hal dipandang dan dipahami
sebagai sesuatu yangn tidak berguna dan tidak penting, maka sikap dan perilaku
yang muncul lebih banyak bersifat mengabaikan, bahkan merusak.. Manusia
memiliki pandangan tertentu pada alam, dimana pendangan itu telah menjadi
landasan bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam. Dari beberapa
pandangan etika yang telah berkembang tentang alam disini akan dibahas tiga
teori utama, yang dikenal dengan Shallow environmental Ethics, Intermediate
Environmental ethics, dan Deep Environmental ethics. Ketiga teori ini dikenal
juga sebagai antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme[i]. Ketiganya akan
dicoba diterangkan satu persatu, sambil meninjaunya secara kritis.
1. Antroposentrisme

Antroposentrisme (antropos = manusia) adalah suatu pandangan yang


menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Pandangan ini
berisi pemikiran bahwa segala kebijakan yang diambil mengenai lingkungan
hidup harus dinilai berdasarkan manusia dan kepentingannya. Jadi, pusat
pemikirannya adalah manusia. Kebijakan terhadap alam harus diarahkan untuk
mengabdi kepada kepentingan manusia. Pandangan moral lingkungan yang
antroposentrisme disebut juga sebagai human centered ethic, karena
mengandaikan kedudukan dan peran morl lingkungan hidup yang terpusat pada
manusia. Maka tidak heran kalau fokus perhatian dalam pandangan ini terletak
pada peningkatan kesejahteraan dan kebahagian manusia di dalam alam semesta.
Alam dilihat hanya sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan
kebutuhan dan kepentingan manusia. Dengan demikian alam dilihat sebagai alat
bagi pencapaian tujuan manusia.
2. Tinjauan kritis atas teori antroposentrisme
Antroposentrisme didasarkan pada pandangan filsafat yang mengklaim bahwa hal
yang bernuansa moral hanya berlaku pada manusia. Manusia di agungkan sebagai
yang mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting dalam kehidupan ini, jauh
melebihi semua mahluk lain. Ajaran yang telah menempatkan manusia sebagai
pusat suatu sistem alam semesta ini telah membuat arogan terhadap alam, dengan
menjadikan sebagai objek untuk dieksploitasi.
Antroposentrisme sangat bersifat instrumentalis, dimana pola hubungan
manusia dengan alam hanya terbatas pada relasi instrumental semata. Alam dilihat
sebagai alat pemenuhan dan kepentingan manusia. Teori ini dianggap sebgai
sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit ( shallow environmental
ethics).
Antroposentrisme sangat bersifat teologis[1] karena pertimbangan yang diambil
untuk peduli terhadap alam didasarkan pada akibat dari tindakan itu bagi
kepentingan manusia. Konservasi alam misalnya, hanya dianggap penting sejauh
hal itu mempunyai dampak menguntungkan bagi kepentinmgan manusia

B. Kualitas Penduduk dan Lingkungan terhadap Kesejahteraan


manusia
1. Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Penduduk pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal
disuatu tempat yang secara bersama-sama menyelenggarakan
kehidupannya. Penduduk Negara adalah orang-orang yang
bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada
kekuasaan politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah
tata aturan Negara yang bersangkutan. Hal yang berkaitan
dengan penduduk Negara meliputi:
a.

Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan,

keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.


b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah
penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan
perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara
(Winarno,2007).
Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah
lingkungan hidup. Penduduk dengan segala aktivitasnya akan
memberikan dampak terhadap lingkungan. Demikian pula makin
meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan makin
meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak
lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan.
Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negatif bagi
kesejahteraan penduduk. Contoh perubahan positif :
pembangunan jalan-jalan raya yang bisa menghubungkan
daerah-daerah yang sebelumnya terisolir penghijauan,
penanaman turus jalan. Perubahan yang positif dari lingkungan
tersebut tentu dapat memberikan keuntungan dan sumber

kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negatif : yaitu kerusakan


lingkungan hidup.
Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh
kualitas penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk
mencerminkan kualitas insani dan sumber daya manusia yang
dimiliki Negara.
2. Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia
Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar
manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi
sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian, lingkungan
mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan
lingkungan sebagai tempat maupun sumber kehidupannya yang
dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan
yang sebelumnya tidak memiliki daya dukung serta lingkungan
yang tidak dapat untuk hidup (unhabitable) menjadi lingkungan
yang memiliki daya dukung yang baik dan bersifat habitable.
Contoh : manusia membangun bendungan, dam, atau waduk
guna menampung air. Air tersebut digunakan untuk cadangan
jika terjadi kemarau panjang, air bendungan digunakan untuk
mengairi sawah-sawah waega. Air juga digunakan sebagai
penggerak untuk pembangkit listrik. Daerah-daerah yang
sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab sekarang ini
sudah bisa ditanami pepohonan. Manusia membuat saluran
khusus untuk menyalurkan air sungai ke wilayah tersebut.
Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan buatan.
Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu
pengetahuan yang maju dan teknologi modern dapat mengatasi
keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat fisik atau

lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap


tidak mungkin dapat digunakan sebagai tempat hidup, sekarang
ini dimungkinkan. Daerah itu sekarang mampu memberi
kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
telah meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penciptaan
lingkungan hidup yang mendukungnya.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pemgelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan
hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk
e.

kepentingan generasi sekarang dan yang akan dating.


Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah
Negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah

bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas


manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin
baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan
memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan
kesejahteraan.
C. Problematika Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi
Masyarakat Beradab
Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya
berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai
kelompok beserta pranatanya dengan symbol dan nilai, serta
terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam)

dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari


lingkungan binaan/buatan).
1. Interaksi dalam Lingkungan Sosial
Interaksi sosial bisa terjadi dalam situasi persahabatan ataupun
permusuhan (kerjasama atau konflik), bisa dengan tutur kata,
jabat tangan, bahasa isyarat, atau bahkan tanpa kontak fisik.
Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak
apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihah.
2. Pranata dalam Lingkungan Sosial
Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata
rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi keperluan
yang khusus dalam kehidupan masyarakat. Contohnya,
permainan silat yang diperagakan anak-anak sekolah yang
sedang istirahat dan pertandingan silat dalam suatu kejuaraan.
Maksud dari contoh ini adalah contoh yang pertama bukan
pranata karena berlangsung dalam situasi tidak resmi dan tidak
adanya aturan baku yang ditetapkan. Sedangkan contoh yang
kedua merupakan pranata karena berlangsung dalam situasi
resmi dengan mendasarkan pada aturan pertandingan silat yang
telah ditetapkan.
3. Problema dalam Kehidupan sosial
Problema sosial merupakan persoalan karena menyangkut tata
kelakuan yang abnormal, amoral, berlawanan, dengan hokum,
dan bersifat merusak. Problema sosial menyangkut nilai-nilai
sosial dan moral yang menyimpang sehingga perlu diteliti,
diperbaiki, bahkan untuk dihilangkan. Problema sosial yang
terjadi dan dihadapi masyarakat banyak dan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a.

Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan,


kelaparan, dan pengangguran.

b. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah


penyakit.
c. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri,
sakit jiwa, dan disorganisasi.
d. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti
perceraian, kejahatan, kenakalan anak, konflik ras, dan
konflik keagamaan.
D. Isu-isu Penting tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa
Isu-isu penting yang menjadi persoalan lintas budaya dan
bangsa pada umumnya merupakan isu global yang menjadi
keprihatinan umat manusia sedunia. Merupakan isu global
karena persoalan ini tidak hanya dihadapi umat manusia dalam
suatu Negara atau wilayah tertentu, tetapi melanda ke berbagai
belahan dunia.
Berikut ini adalah isu-isu yang mengenai lingkungan dan
isu mengenai kemanusiaan, yaitu :
1. Isu tentang Lingkungan
a. Kekurangan Pangan
Kekurangan pangan menciptakan kekhawatiran berbagai pihak.
Dunia pun diliputi kekhawatiran itu, karena pertambahan
penduduk yang tinggi, terutama di negara-negara berkembang.
Kekurangan pangan menciptakan gejala serius berupa kelaparan,
karena pangan itu merupakan kebutuhan pokok manusia yang
hakiki.
b. Kekurangan Sumber Air Bersih
Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Khususnya air
bersih banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan,
terutama sekali untuk minum. Kurangnya ketersediaan air bersih
berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber kehidupan.
Tidak tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai
macam penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah,
dan penyakit lain yang menular.

c. Polusi atau Pencemaran


Polusi atau pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain
kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu : pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemar udara dapat
berupa gas dan partikel. Contohnya : gas, Gas CO, CO2, dan batu
bara. Polusi air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah
industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
sampah organik, dan fosfat. Pencemaran tanah disebabkan oleh
sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng; detergen yang bersifat
nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia
dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
d. Perubahan iklim
Sumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang
dihasilkan oleh banyak pembangkit energi mengakibatkan
terjadinya pencemaran udara. Perubahan iklim mengakibatkan
adanya perubahan-perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya,
seperti peningkatan suhu, melelehnya gunung es permukaan air
laut naik, banyaknya banjir dan badai, serta musim panas yang
semakin panjang.
2. Isu Tentang Kemanusiaan
a. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan
dengan kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di berbagai
keadaan hidup.

b. Konflik atau Perang


Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan
lain sebagainya.
c. Wabah Penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitaannya meningkat
secara nyata, melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sumber
penyakit dapat berasal dari manusia, tumbuhan, dan bendabenda yang mengandung atau tercemar penyakit, serta yang
menimbulkan wabah. Wabah membahayakan kesehatan
masyarakat karena dapat mengakibatkan sakit, cacat, dan
kematian.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari sekian banyak uraian diatas, maka penulis bisa
mengambil kesimpulan bahwa lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan

memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan


kesejahteraan.
B. SARAN-SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada
pembaca diantaranya sebagai berikut :
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan
motivasi belajar yang lebih tinggi lagi.
Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda
harus mempunyai wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang hakikat
dan makna lingkungan bagi manusia, kualitas penduduk dan
lingkungan terhadap kesejahteraan manusia, masalah
lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat beradab,
serta isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan
bangsa. Lebih banyak mempelajari maka akan lebih
menguasainya. Amin Ya Rabbal Alamiin

DAFTAR PUSTAKA

Elly M. Setiady, M.Si. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.

Jakarta:

Kencana Prenada Media.


Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan
dalam Pembangunan. Jakarta : UI Press.

Soerjani, M, A. Yuwono dan Dedi Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup, Pendidikan,


Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan.
Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL),
Jakarta.
Winarno,MA, 2007, Kebijakan Publik, teori dan Proses,Jakarta :
Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai