PENDAHULUAN
Rempah-rempah merupakan bagian tumbuhan yang memiliki aroma dan rasa yang khas
dan biasanya digunakan sebagai bumbu masakan. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai
macam rempah-rempah dimana setiap daerah memiliki keistimewaan rempah-rempah
tersendiri. Penggunaan rempah-rempah dalam masakan semakin memperkaya ragam
masakan tradisional dimasing-masing daerah di Indonesia (Susiarti & Francisca, 2005).
Beberapa rempah-rempah Indonesia antara lain jahe, cengkeh, pala, kunyit, kencur,
temulawak, akar wangi, kayu manis, kayu secang dan masih banyak lagi, dimana
beberapa diantaranya merupakan komoditas ekspor. Dari berbagai macam rempahrempah, kayu secang memiliki khasiat dan kegunaan yang tidak kalah dari rempahrempah lainnya, terutama adanya kandungan antioksidan yang tinggi (Rina dkk, 2012).
Secang sebenarnya banyak dikenal sebagai tanaman liar dan kadang digunakan sebagai
pagar pembatas. Secang bisa tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 1000 m dpl,
di daerah pegunungan yang tidak terlalu dingin.
1.1.
Tanaman kayu secang merupakan tanaman semak berupa pohon kecil. Tinggi tanaman
kayu secang kurang dari 10 m. Tanaman kayu secang memiliki ranting berlentisel dan
berduri dengan letak yang tersebar. Daun pada tanaman secang merupakan daun
majemuk dan bersirip. Dalam setiap sirip, memiliki anak daun sebanyak 10-20 pasang
dan saling berhadapan. Tanaman kayu secang merupakan tanaman yang menghasilkan
bunga dengan warna kuning. Dalam sebuah tanaman kayu secang dihasilkan pula
polong dengan warna hitam atau coklat tua yang memiliki bentuk lonjong dan pipih.
Bagian dari kayu secang yang sering digunakan sebagai rempah-rempah adalah kayu
yang telah dibuang kulitnya. Pemanenan kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2
tahun. Saat kayu secang direbus maka akan dihasilkan warna merah gading muda yang
dapat digunakan sebagai pewarna atau cat pada bahan anyaman, pewarna kue &
minuman, serta sebagai tinta. Berikut merupakan taksonomi tanaman kayu secang:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dycotyledoneae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Caesalpinia
Spesies
: Caesalpinia sappan L.
seperti
anti-inflamasi,
antimikroba,
antioksidan,
antivirus,
dan
anticomplementary, senyawa ini merupakan komponen utama dan senyawa penciri dari
kayu secang (Batubara et al., 2010).
Flavonoid (JENIS FLAVONOID APAA?) yang terdapat dalam ekstrak kayu secang
memiliki sejumlah kemampuan yaitu dapat meredam atau menghambat pembentukan
radikal bebas hidroksil, anion superoksida, radikal peroksil, radikal alkoksil, singlet
oksigen, hidrogen peroksida (Shahidi, 1999; Miller, 2002).
Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna.
2.2.
Beberapa manfaat kayu secang untuk kesehatan dan dapat menyembuhkan maupun
mengurangi gejala dari beberapa penyakit, diantaranya:
menopause)
Sebagai antibakteri
Anti kanker
Brazilein
diketahui memiliki aktivitas antikanker (Zhong et al., 2009) .
Salah satu kandungan utama dari secang adalah brazilein.
Lim, D.K., U. Choi, and D.H. Shin, 1997, Antioxidative activity of some solvent
extract from Caesalpinia sappan Linn., Korean J. Food Sci. Technol, 28(1): 7782
Rahmi K, Erlina Rivanti, Ika Nurzijah. 2010. Kajian Komprehensif Ekstrak Etanolik Kayu Secang
(CaesalpiniaSappanL.)sebagaiAgenKemopreventifTertarget.NaskahTidakTerpublikasi.
Wedang Uwuh
Penggunaan kayu secang sebagai obat umumnya dalam bentuk minuman dengan
cara menyeduh kayu secang dalam air sehingga bahan aktifnya dapat larut dalam
air
Teh Secang
Sirup Secang
Bir Pletok
3.
KESIMPULAN
3. DAFTAR PUSTAKA
References:
Batubara,I.,T. Mitsunaga and H.ohashi, 2010. Screening anti acne potency of
Indonesian medicinal plants: Antibacterial, lipase inhibition and antioxidant
Cipta, Jakarta.
Lim, D.K., U. Choi, and D.H. Shin, 2007, Antioxidative activity of some solvent
extract from Caesalpinia sappan Linn., Korean J. Food Sci. Technol, 28(1):
7782
Safitri, R. 2002. Karakterisasi Sifat Antioksidan In Vitro Beberapa Senyawa
Yang Terkandung Dalam Tumbuhan Secang (Caesalpinia sappan L.). Disertasi.