INFO ARTIKEL
Keterangan artikel:
Ditugaskan pada 3 November 2014
Dikumpulkan pada 24 November
2014
Kata kunci:
Biocoal
Torefaksi
Minyak Sawit
Temperatur
ABSTRAK
Minyak sawit merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak dimiliki
oleh negara tropis seperti Indonesia. Penggunaan dari minyak sawit sudah
disadari oleh masyarakat namun belum banyak tereksploitasi dalam bidang
energi. Krisis energi yang semakin mendekat membuat energi alternatif dari
suatu negara menjadi hal mutlak yang harus dicapai. Torefaksi dari biomassa
minyak sawit merupakan salah satu cara untuk mendapatkan energi
alternatif mengingat kondisi operasi yang mudah dan rendah dari proses ini.
Hasil yang didapat dari proses ini adalah biocoal yang memiliki karakteristik
yang tidak kalah dengan batubara pada umumnya. Untuk mengoptimalkan
hasil yang didapat maka diperlukan studi yang lebih mendalam tentang faktor
yang mempengaruhi pada proses torefaksi ini.
1. Pendahuluan
Biomassa adalah sumber utama energi terbarukan
yang dapat diutilisasi sebagai bahan baku untuk
produksi biofuel untuk mencapai kebebasan suatu
negara dalam bidang energi . Indonesia adalah
produsen terbesar minyak sawit di dunia dengan
memproduksi 22,2 juta ton minyak , atau 48 % dari
total pasokan dunia [ 1 ] . Jenis biomassa yang
dihasilkan oleh industri kelapa sawit adalah sebagai
berikut yaitu tandan kosong buah atau empty fruit
bunches( EFB ) , serat mesocarp , kernel shells , daun
dan batang . EFB , serat mesocarp dan kernel shells
digunakan atau dibuang di pabrik kelapa sawit ,
sedangkan daun dan batang digunakan atau dibuang di
perkebunan . Sebagai salah satu produsen terbesar
dan dan pengekspor kelapa sawit, Indonesia memiliki
ketersediaan yang melimpah dalam biomassa kelapa
sawit sebagai sumber yang menjanjikan untuk bahan
baku lignoselulosa. Biomassa lignoselulosa memiliki
kadar air yang tinggi , kepadatan energi rendah dan
sulit untuk transportasi , ditangani , disimpan dan
dipakai langsung pada sistem pembakaran tanpa
pretreatment.
pada
Gambar
1.
Metodologi
2.3
Rancangan Proses
Hal ini juga sesuai bahwa fraksi massa yang tinggi dari
hemiselulosa dapat meningkatkan laju dekomposisi
selama proses torefaksi pada beberapa literatur yang
ada[ 12,13 ] . Selain itu , struktur berongga TKS juga
dapat berkontribusi pada dekomposisi tingkat yang
lebih cepat. Selain itu dapat diamati pula bahwa PKS
adalah biomassa minyak sawit yang paling sulit untuk
terurai selama proses torefaksi . Fraksi massa lignin
tinggi pada PKS telah memberikan kontribusi sehingga
tingkat dekomposisinya rendah seperti yang terlihat
pada Tabel 1. Oleh karena itu, massa yang tersisa
setelah 3000C untuk PKS adalah yang tertinggi,
dibandingkan dengan PMF dan TKS . Jadi tingkat
dekomposisi biomassa minyak sawit dipengaruhi oleh
kondisi torefaksi danmkomposisi hemiselulosa ,
selulosa dan lignin dari
biomassa
.
Karakteristik yang paling penting dari produk
torefaksi adalah nilai kalor dari biocoal yang
diproduksi , yang menyediakan hasil energi dalam
produk atau biasa disebut energy yield
Energy yield merupakan faktor penting dalam
mengevaluasi aspek ekonomi dari teknologi torefaksi
4.
Kesimpulan