FISIKA FARMASI
Di susun oleh:
Nama
No. Mahasiswa
: 09.0064
Dosen Pembimbing
I.
TUJUAN
1.
2.
II.
DASAR TEORI
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem
yang mendapat suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu (Moechtar, 1989).
Istilah reologi berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu
pengetahuan), digunakan untuk memerikan aliran zat cair dan deformasi zat padat.
Viskositas adalah suatu ungkapan yang menyatakan tekanan yang mencegah zat cair
untuk mengalir. Makin tinggi viskositasnya, makin besar tekanannya. Zat cair
sederhana dapat diperikan dengan viskositas absolut. Tapi sifat-sifat reologik dari
sistem dispersi heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dengan satuan
tunggal (Moechtar, 1989).
Sifat reologi dari sistem farmasi dapat mempengaruhi pemilihan peralatan
untuk
prosessing
yang
digunakan
dalam
pembuatannya.
Selanjutnya
kekeurangmampuan memilih alat yang tepat dapat menghasilkan produk yang tidak
dikehendaki, setidak-tidaknya yang menyangkut sifat alirnya (Moechtar, 1989).
Jika zat diklasifikasikan menurut tipe alir dan deformasi, maka pada umumnya
zat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : sistem Newton dan sistem bukan Newton.
Pemilihannya tergantung dari apakah sifat alirnya sesuai dengan hukum alir Newton
atau tidak (Moechtar, 1989).
Sistem Newton, Hukum aliran dari Newton diilustrasikan oleh gambar.
Gambar diasumsikan sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul
paralel, bagaikan setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan
suatu kecepatan konstan, setiap lapisan di bawahnya akan bergerak dengan suatu
kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam.
Digunakan istilah : Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan
(dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran.
=
F/A = F
dv/dr
G
-2.
Fluiditas
Viskositas kinematik = /
Satuan viskositas kinematik adalah stoke dan sentistoke. Skala lain seperti
Saybolt, Reedwood, Engler dan lain-lain, untuk pengukuran viskositas telah
digunakan
dalam
berbagai
industri.
Mereka
kadang-kadang
harus
III.
ALAT
1. Viskometer Brookfield
4. Baskom plastik
2. Matglass
5. Beaker glass
3. Thermometer
IV.
BAHAN
1. Air
4. Larutan gula 60 %
2. Alkohol 96%
5. Air es
V.
CARA KERJA
A.
2.
3.
4.
B.
2.
3.
4.
C.
Penentuan viskositas air gula 60% pada suhu 25oC dan 20oC
1.
2.
3.
4.
D.
2.
3.
Ukur viskositasnya
VI.
61
Spindle
61
Rpm
4,0
Rpm
4,0
Cp
44
2,9%
Cp
44
2,9%
Auto Range
1500
100%
Auto Range
1500
100%
Rata-rata = cp : 4,4
2,9%
Suhu 25oC
Data 1 :
B.
Data 2 :
Spindle
61
Spindle
61
Rpm
2,5
Rpm
2,5
Cp
106
4,4%
Cp
106
4,4%
Auto Range
2400
100%
Auto Range
2400
100%
Rata-rata = cp : 106
4,4%
61
Spindle
61
Rpm
2,5
Rpm
2,5
Cp
113
4,7%
Cp
103
4,3%
Auto Range
2400
100%
Auto Range
2400
100%
Rata-rata = cp : 108
4,5%
Suhu 25oC
Spindle
61
Spindle
61
Rpm
2,5
Rpm
2,5
Cp
127
5,3%
Cp
127
2,9%
Auto Range
2400
100%
Auto Range
2400
100%
Rata-rata = cp : 127
5,3%
C.
62
Rpm
2,5
Cp
420
Auto Range
12000 100%
3,5%
Suhu 25oC
D.
Spindle
62
Rpm
2,5
Cp
360
Auto Range
12000 100%
3,0%
61
Rpm
2,5
Cp
89
2,7%
Auto Range
2400
100%
Air
Air
Kelompok
Kelompok
1
Alkohol 70%
Alkohol 96%
Aceton
Air Gula
Es
20oC
25oC
20oC
44
106
1,32
2,9%
4,4%
3,5%
15%
20oC
25oC
20oC
25oC
20oC
25oC
20oC
25oC
20oC
25oC
Kelompok
107
106
137
9,8
101
4,4%
4,8%
5,7%
4,1%
4,2%
44
106
89
108
127
2,9%
4,4%
2,7%
4,5%
5,3%
4,6
113
127
108
106
113
142
3,1%
4,7%
5,3%
4,5%
4,4%
4,7%
5,6%
Kelompok
115
103
110,5
4,8%
4,3%
4,6%
46
125
115
3,1%
3,2%
4,8%
Kelompok
3
Kelompok
Kelompok
6
Nama
Air Gula
Air Gula
Air Gula
Air Gula
20%
25%
30%
35%
Kelompok
20oC
25oC
20oC
25oC
20oC
25oC
20oC
25oC
20oC
25oC
Kelompok
460
430
3,8%
3,6%
Air Gula
Air Gula
50%
60%
20oC
25oC
20oC
25oC
Kelompok
580
560
2,9%
2,8%
Kelompok
420
360
3,5%
3,0%
Kelompok
4
Kelompok
127
82
96
101
5,2%
3,4%
4,0%
4,2%
Kelompok
113
380
420
440
4,7%
3,2%
3,5%
3,7%
VII.
PEMBAHASAN
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem
yang mendapat suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu (Moechtar, 1989).
Dari pengertian tersebut diketahui bahwa semakin kental cairan semakin besar
viskositasnya, dan yang mempengaruhi kekentalan suatu cairan atau larutan antara
lain, kadar zat yang terlarut serta suhu yang mempengaruhi. Karena semakin rendah
suhu semakin rendah pula gerakan molekul zat tersebut, sehingga akan membuat
viskositas semakin tinggi. Serta semakin tinggi kadar zat yang terlarut maka semakin
besar tahanan yang ditimbulkan oleh molekul-molekul zat yang terlarut.
Satuan viskositas kinematik adalah stoke dan sentistoke. Skala lain
seperti Saybolt, Reedwood, Engler dan lain-lain, untuk pengukuran viskositas
telah digunakan dalam berbagai industri. Mereka kadang-kadang harus
dikonversikan dengan menggunakan tabel atau rumus-rumus menjadi
viskositas absolut dan sebaliknya (Moechtar, 1989). Dari yang telah
diterangkan oleh Moechtar, bahwa banyak terdapat satuan untuk viskositas
selain poise dan atau centipoise.
prosessing
yang
digunakan
dalam
pembuatannya.
Selanjutnya
kekeurangmampuan memilih alat yang tepat dapat menghasilkan produk yang tidak
dikehendaki, setidak-tidaknya yang menyangkut sifat alirnya (Moechtar, 1989).
Selain itu mempelajari viskositas suatu zat dapat digunakan untuk menentukan
takaran bahan yang diperlukan dalam pembuatan suatu sediaan terutama sediaan cair.
Prinsip kerja dari viskometer Brookfield adalah berdasarkan metode cone and
plate yaitu menggunakan instrumen yang terdiri dari rotating cone dengan sudut
tumpul dan flat plate yang lebih rendah dan tidak bergerak. Lempeng dinaikan sampai
puncak kerucut benar-benar menyentuh permukaan. Cairan diisikan melalui celah
segitiga antara cone dan plate. Tegangan permukaan mencegahnya dari penyebaran
pada plate. Plate dipertahankan sampai temperatur konstan dengan membentuk
sirkulasi air. Cone diatur dengan kecepatan yang teratur. Tarikan kental pada putaran
cone mendesak tenaga putaran pada dinamometer dengan gaya gesekan. Sudut yang
terbentuk oleh cone dan plate biadsanya + 3o dan rata-rata kedalaman celah + 2mm.
Metode selain metode Brookfield diantaranya :
a. Falling ball viscometer, mendapatkan nilai viscometer dengan cara mengukur
waktu yang dibutuhkan oleh suatu boa jatuh melalui sampel pada jarak
tertentu.
b. Cup-type viscometer mendapatkan nilai viskositas dengan mengukur waktu
yang diperlukan oleh suatu sampel untuk mengalir pada suatu celah sempit.
c. Rotational viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan mengukur gaya
puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan kedalam sampel.
Berdasarkan tipe alir, maka pada umumnya zat cair dibagi menjadi dua
kategori, yaitu : sistem Newton dan sistem bukan Newton. Pemilihannya tergantung
dari apakah sifat alirnya sesuai dengan hukum alir Newton atau tidak (Moechtar,
1989). Dan cairan-cairan dan larutan-larutan yang digunakan pada praktikum kali ini
termasuk ke dalam sistem Newton karena merupakan cairan tunggal (Air dan alkohol)
dan larutan dari senyawa yang memiliki ukuran molekul kecil (Larutan gula).
IX.
KESIMPULAN
1.
2.
Tujuan dari mempelajari viskositas adalah untuk menentukan alat, bahan, serta
metode yang akan digunakan untuk membuat suatu sediaan terutama sediaan
cair.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. N., 1993, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi, Gadjah Mada
University Press, Jogjakarta.
Martin, A. N., 2008, Farmasi Fisik : Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Moechtar, 1989, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Disperi, Gadjah Mada
University Press, Jakarta.
http://en.wikipedia.org
Praktikan