dan jamur, yang berkhasiat mematikan (bakterisid) atau menghambat pertumbuhan (bakteriostatik)
mikroorganisme lain serta toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Antibiotik dapat digolongkan dalam dua
aspek, yaitu berdasarkan struktur kimia dan spektrum kerjanya
Berdasarkan struktur kimia:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tiamfenikol
8. Golongan Aminoglikosid Neomisin
Sedangkan, berdasarkan spektrumnya:
1. Spektrum luas efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Contoh : tetrasiklin,
kloramfenikol.
2. Spektrum sempit efektif terhadap bakteri gram positif atau gram negatif saja. Contoh : streptomisin
(Gram negatif).
Apabila antibiotik berada dalam suatu sediaan lakukan pemisahan melalui ekstraksi. Beberapa metode
ekstraksi antara lain :
1.
2. Ekstraksi cair-cair bergantung pada Kd dan rasio distribusi (D) zat uji dalam pelarut organik/air.
Beberapa jenis analisis pendahuluan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi antibiotik, antara lain :
1. Warna
a. Tidak berwarna Contoh : Penisilin, Eritromisin, Kloromisetin.
b. Larutan coklat merah Contoh : Rifampisin
2. Rasa rasa sangat pahit kloramfenikol
3. Bau bau khas Penisilin
4. Higroskopis Streptomisin, Kanamisin, dan Rifampisin
5. Kelarutan:
a. mudah larut dalam air : bentuk garam sulfat, kloridanya
b. tidak larut air : garam palmitat / stearat
Selanjutnya dapat dilakukan uji kualitatif:
1. Reaksi Warna
a. Zat uji direaksikan dengan 2 mL H2SO4 pekat kemudian dikocok, maka akan terbentuk:
Warna kuning: Streptomisin, Eritromisin, Oksitetrasiklin, Klortetrasiklin, Kloramfenikol
Warna jingga: Tetrasiklin
3
Reaksi Iodazida
2 ml lar 0,003 N Iodium (3 ml 0,1 N I2 + 100 ml air) + beberapa tetes lar kanji + 100 mg Na azida
padat biru + 50 mg zat kocok warna hilang atau larutan menjadi jernih gelembung nitrogen
dari penisilin.
1) AMOKSISILIN
- Isolasi: Sejumlah isi kapsul yang mengandung setara
dengan 0,5 g amoksisilin, ditambah dengan 5 ml air.
Spektrofotometri UV
Zat dilarutkan di dalam asam encer dan diperiksa
(A11=62a).
High
(HPLC)
Pada metode ini dapat digunakan dua sistem.
alcohol
- Analisis sampel: Siapkan larutan sampel, larutan
Liquid
Chromatography
pelarut depan telah bergerak sekitar dari panjang - Tipe: Kromatografi cair
lempeng, pindahkan lempeng dari chamber, tandai - Detektor: UV 230 nm
Spektrofotometri UV
Sampel dilarutkan di dalam asam encer dan diperiksa
a. Ampisilin Kapsul
- Larutan standar: 5 mg/ml USP Ampisilin RS serapannya pada panjang gelombang
257 nm
dalam campuran aseton dan 0,1 N asam (A11=9.2a), 262 nm, dan 268 nm.
hidroklorat (4:1)
- Larutan Sampel: 5 mg/ml ampisilin, dari serbuk
tablet dalam campuran aseton dan 0,1 N asam
hidroklorat (4:1)
- Adsorbent: 0,25 mm kromatografi lapisan yang
terbuat dari campuran silika gel.
- Volume aplikasi: 2 mikroliter
Gambar 6. Spektrum Serapan Ampisilin
- Sistem pelarut pengembang: aseton, toluen, asam High Performance Liquid Chromatography
asetat glasial, dan air (26:4:1:4)
(HPLC)
- Reagen penyemprot: 3 mg/ml ninhidrin dalam Pada metode ini dapat digunakan dua sistem. Sistem
alkohol
pertama yaitu sistem HY yang menghasilkan indeks
- Analisis sampel: Siapkan larutan sampel, larutan
retensi (RI) 226. Sistem kedua yaitu sistem HAA
standar, dan kembangkan kromatogram. Pada
yang menghasilkan waktu retensi 3,8 menit.
saat pelarut depan telah bergerak sekitar dari
- Fase Gerak: Asetonitril, air, kalium fosfat
panjang lempeng, pindahkan lempeng dari
monobasa 1M, asam asetat 1N (80:909:10:1)
Pengencer: Air, kalium fosfat monobasa 1M,
chamber, tandai pelarut depan, dan keringkan
dalam udara hangat selama 10 menit. Buatlah
titik pada lempeng sambil disemprot halus
dengan reagen penyemprot dan keringkan pada
suhu 90C selama 15 menit.
- Kriteria penerimaan: nilai Rf titik larutan sampel
harus sesuai dengan larutan standar.
b. Ampisilin Tablet
Amoksisilin
Ampisilin
Rumus Bangun
Reaksi Diazo
Waktu Retensi
Fluoresensi
(+) positif
3,1 menit
(-) Gelap
3) ASAM KLAVULANAT
Spektrofotometri UV
(-) negative
3,8 menit
(+) Terang
-
Asam Klavulanat
8
High
Performance
Liquid
Chromatography
(HPLC)
Definisi: Amoksisilin dan Kalium Klavulanat
untuk Suspensi Oral mengandung amoksisilin,
dalam
jumlah
yang
tertera
pada
etiket.
jam
setelah
suspensi
diencerkan.
Tipe: Kromatograf cair (LC)
Detektor: UV 220 nm
Kolom: 4 mm x 30 cm; berisi bahan pengisi
puncak analit
Simpangan baku relatif: NMT 2,0%.
waktu
B.
GOLONGAN TETRASIKLIN
1) TETRASIKLIN
Rumini (+)
Cuprifil (+)
Marquis (+)
Legalrothera (+)
Sistem TB-Rf 00
- Pelat: Silika Gel G, tebal 250 m, direndam atau
disemprot dengan 0,1M KOH dalam metanol, dan
dikeringkan.
Fase Gerak: Sikloheksan - Toluen - Dietilamin
(75:15:10)
Sistem TAE-Rf 88
- Pelat: Silika Gel G, tebal 250 m.
- Fase Gerak: Metanol
Dilihat di bawah sinar ultraviolet, memberikan
fluoresensi orange; Diasamkan dengan larutan
kalsium permanganat, memberikan hasil positif.
(Clarke's Analysis of Drugs and Poisons, 2005)
Kromatografi Gas
Berdasarkan TIAFT Book (de Zeeuw 2002):
- Kolom: 3% SE-30 atau OV-1 pada 80 hingga 100
mesh Chromosorb G HP (Dicuci dengan asam
nya dimatikan.
Asetonitril
RI:10.
Laju alir
1,5 hingga 3 m.
Detektor: UV diode-array
Cuprifil
(+)
.HCL
Diazo (+)
Fenol
Beilstein (+)
Rumini
(+)
Spektrofotometri UV
metanol.
- Lempeng
11
Tetrasiklin HCl
: Larut dalam 10 bagian air. Larutan dalam air jika dibiarkan menjadi keruh karena
pengendapan tetrasiklin
Uji Reaksi Klorida
Tetrasiklin menunjukkan hasil negatif
Tetrasiklin HCl meunjukkan hasil positif
3) OKSITETRASIKLIN HCL
353 nm.
Larutan 0,001% b/v dalam HCl 0,01 N pada 268
nm adalah 0,37 sampai 0,40; dan pada 353 nm
injeksi selanjutnya.
Laju alir : 1 mL/menit.
Detektor : UV diode-array.
2. System HY - RI 260
Kolom : C18 Symmetry (250 x 4.6 mm i.d., 5 m)
Suhu Kolom : 40C.
12
Spektrum IR
asetonitril 500 mL
Detektor : UV diode-array
4) KLORTETRASIKLIN HCl
Spektrum UV
Spektrum IR
KCKT
Sistem HY (Clarke's):
4.
13
KLT
Sistem TARf 72;
Sistem TAERf 81
KCKT
Sistem HXRI 354;
Sistem HYRI 291;
Sistem HAAretention time, 12.0 min.
Spektrofotometri UV
Tidak ada absorpsi yang signifikan pada 230-360 nm.
Rotasi Jenis
Larutkan 1 gram Klindamisin dalam aquadest dan
encerkan hingga 25,0 ml dengan pelarut yang sama
(aquadest). Akan didapatkan hasil +130o sampai
+150o, diukur dengan perbandingan zat anhidrat.
Gambar 17. Spektrum Inframerah klindamisin
Terdapat puncak pada bilangan gelombang A. 1690
cm-1(C=O), B. 1513 cm-1 (N-H), C. 1250 cm-1 (C-N),
D. 1080 cm-1 (C-O eter), E. 640 cm-1 (C-Cl)
5.
14
(+)
Heinsberg
(+)
Legalrothera
(+) Diazo,
Cuprifil
6.
1721 cm1
: Karbonil (Ester)
1188 cm1
: Eter
1052 cm1
: C-OH
GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA
1) Streptomisin Sulfat
15
16
Reaksi Spesifik
Spektrofotometri Inframerah
Dihidrostreptomisin Sulfat
pelarut
- Larutan baku: Larutkan dihydrostreptomycin sulfate
dalam 5 ml air
- Fase diam: silica gel
- Fase gerak: 70 g/L larutan potassium dihydrogen
Kromatografi Cair
phosphate
- Volume totolan: 10 l
- Jarak elusi: 2/3 pelat
- Deteksi: semprot menggunakan 2 g/L larutan 1,3dihydroxynaphthalene dalam ethanol 96 % dan 460
g/L larutan asam sulfat; kemudian dipanaskan pada
150 selama 5-10 menit
- Hasil: Larutan uji mempunyai spot dengan posisi ,
warna dan ukuran yang sesuai dengan larutan baku.
Gambar22. Kromatogram
Dihidrostreptomisin Sulfat
200 mg zat + metanol 2 ml + 0.1 ml H 2SO4. Panaskan sebentar. Streptomisin akan mengendap pada suhu
kamar. Filtrat + asam pikrat Kristal dengan titik leleh 283oC
Reaksi Spesifik
methanol
Lajur alir 0.8 mL/menit
Volume injeksi: 20 L
Kolom ZORBAX StableBond SB-C18, 4.6 mm
150 mm, m, Agilent p/n 866953-902
Reaksi Spesifik
Larutkan lebih kurang 10 mg dalam 1 ml air + 5
ml H2SO4 15 N dan panaskan pada suhu 100 oC
Volume: 50 l
Detection: ELSD, 50 C, 4 bar nitrogen
Senyawa: Neomycin sulphate B, Neomycin
sulphate C
Kromatogram:
(ointment)
1 Imp. 1
panaskan
akan
2 Imp. 2
3 Imp. 3
4 Neomycin sulphate C
5 Neomycin sulphate B
di
WB
selama
menit
lempeng
masukkan
kromatografi
lempeng
ke
silika
dalam
gel,
bejana
menggunakan KCKT
amonium hidroksida P-aseton P (71,5:8,5:20) Spektrum Inframerah
yang dibuat segar dan biarkan merambat sampai
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
- Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan
panaskan pada suhu 105 selama 1 jam.
Semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P
dalam butanol P (1 dalam 100), panaskan pada
suhu 105O selama 5 menit.
- Amati kromatogram: harga Rf
bercak merah
7.
19
Spektrum IR
2) KLORAMFENIKOL PALMITAT
Reaksi Warna
Identifikasi dengan KCKT
Larutkan 0,2 g zat dalam 2 ml piridin, tambahkan 2
- Fase gerak : metanol asam asetat glasial dan
ml dari 100 g/l larutan potassium hydroxide, dan
air (127:1:27)
panaskan dalam water bath warna merah
- Mode
: LC
Spektrum UV
- Detektor
: UV 280 nm
Dalam air 278 nm (A11=298a). Kloramfenikol
Palmitat Alkohol 271 nm (A11=178a).
Kolom
: 3,9 mm X 30 cm
Laju alir
: 2 mL/menit
Kriteria penerimaan
: 90-120%
Spektrum IR
20
Reaksi Warna
Spektrum UV
- Larutkan 10 mg zat dalam 1 ml etanol + 3 ml Deteksi menggunakan Spektrofotometer UV dengan
dari 10 g/l larutan calcium chloride R dan 50 panjang gelombang 254 nm.
Identifikasi dengan KCKT
mg serbuk Zn panaskan water-bath selama 10
Fase gerak
: metanol dan 0,05 M
menit. Saring larutan dan dinginkan.
monobasic ammonium phosphate dengan 10%
Tambahkan 0.1 ml benzoyl chloride R dan
asam phosphoric hingga ph 2,50,1 (2:3)
kocok selama 1 menit, + 0.5 ml larutan ferric
Mode : LC
Detektor
: UV 275 nm
chloride dan 2 ml chloroform R dan kocok.
Kolom : 4,6 mm X 10 cm
Laju alir: 1 mL/menit
lapisan atas berwarna merah violet dan ungu.
Volume injeksi : 10 L
Larutkan 50 mg dalam 1 ml piridin, tambahkan
Efisiensi kolom : NLT 1750 plat teoritis
0.5 ml larutan sodium hydroxide dan 1,5 air.
Faktor ikutan : NMT 1,2
Standar deviasi relatif: NMT 2 %
Panaskan dalam water bath selama 3 menit
warna merah. Tambahkan 2 ml asam nitrat dan
dinginkan dengan air mengalir. Tambahkan 1 ml
0.1 M silver nitrate Terbentuk presipitat
putih.
KLT
Dengan menggunakan silika gel GF254 plate R.
Fase gerak: dilute acetic acid R, metanol R,
kloroform R (1:14:85 v/v/v).
21
4) Tiamfenikol
Reaksi Warna
Spektrum IR
Zat ditambah H2O2 30 % dan 1 tetes FeCl30,5N,
Lakukan identifikasi dengan Spektrofotometri UV
lalu tambahkan HNO3 dan larutan BaCl2 0,5N akan
pada panjang gelombang 254 nm.
menghasilkan endapan BaSO4 bewarna putih
KLT
Menggunakan fase diam silika gel GF 254. Fase
8.
ISOLASI
1. Tablet siprofloxacin digerus hingga halus.
2. Timbang tablet yang telah digerus, setelah itu larutkan kedalam metanol.
3. Kocok larutan tersebut dan kemudian disaring.
4. Uapkan di waterbath hingga kering.
5. Serbuk siap diidentifikasi.
Kromatografi Lapis Tipis
Plate: silika gel with (2.5 10 cm)
Fase Gerak: ethylacetat-acetone-methanol-water (5:2.5:2.5:1.5).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Sistem HAA
-
Kolom : C8 Symmetry (250 4.6 mm i.d., 5 m) dengan Symmetry C18 pre-column (20 mm).
Suhu Kolom
: 30C
Fase Gerak
: (A:B) = Buffer Fosfat (pH 3.8) : Asetonitril
Laju alir : 1 mL/menit untuk 6.5 menit, kemudian meningkat secara linier pada 1.5 mL untuk 6,5
hingga 25 menit dan diamkan selama 3 menit (setimbangkan kembali dengan membuat laju alir
pada1,5 mL/menit)
Detektor : UV diode-array
Waktu Retensi : 4,8 menit
22