PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan suatu konstruksi, pertama tama sekali yang dilaksanakan dan
dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi ( struktur bawah ) baru kemudian
melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya
pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah
yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang
bekerja pada bangunan ke tanah yang disekitarnya.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu
pekerjaan konstruksi yang harus dicicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah
berbedabeda. Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan
teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja
diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang
terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban
konstruksi tersebut.
Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu
pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis struktur
atas apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada
jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik, biasanya
dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam
adalah pilihan yang tepat.
Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Pondasi
tiang pancang adalah batang yang relative panjang dan langsing yang digunakan untuk
menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan
tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relative cukup dalam
dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya dukung ujung
( end bearing capacity ) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang, dan daya dukung geser atau
selimut ( friction bearing capacity ) yang diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi
antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.
1
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan ada
tiang pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu.
Dari segi bentang penampang, tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat,
pipa, huruf H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat dilakukan
dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.
B.Rumusan Masalah
1. Apa keuntungan serta kerugian pemakaian tiang pancang beton,kayu, dan baja?
2. Alat-alat berat apa yang digunakan dalam pemancangan?
3. Berapa tegangan ijin masing-masing tiang pancang beton,baja,dan kayu?
C.Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca :
1. Mengetahui keuntungan serta kerugian pemakaian tiang pancang beton,kayu,dan baja
2. Mengetahui alat-alat berat yang digunakan dalam pemancangan
3. Dapat menghitung tegangan ijin tiang pancang
BAB 2
2
PEMBAHASAN
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang
yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang
menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja
(steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di
dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe
tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbedabeda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang
strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu
memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber
pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi
dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana
menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan selama
1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang
penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi
baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para
pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus.
Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknikteknik instalansi tiang pancang bermunculan.
Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:
1.
2.
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah
menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila besarnya hasil
estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan
pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang
pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya
perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah
dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di atas pondasi tiang.
Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban
horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti
jertty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang
berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang
cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988).
Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang
pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya
(super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam
tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung
dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang
composite (kayu beton dan baja beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah
stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi
terlibat.
Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan
bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara
terhadap guling.
Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi
perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik
keluar kemudian.
4
Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada
tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.
Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air
melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai
tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan
tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991).
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang
sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil,
sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi
tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu
pengangkatan dan pemancangan.
Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang
Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe
pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan sangat
tergantung pada kondisi:
Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada
diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang
meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan satu persatu.
1.
Pondasi
tiang
pancang
menurut
pemakaian
bahan
dan
karakteristik strukturnya
Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles, 1991) antara lain:
a.
pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya
telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan
ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar
didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana
tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing
dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang
harus menembus tanah keras atau tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang
katu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang
dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang
selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk
kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap
tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini
biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk
setiap tiang.
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana
sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh
balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan
sebagai tiang pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian.
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi
yang diijinkan. Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan
6
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada
sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang
pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang
atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada
tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat
penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu
membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang
pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik
yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu
Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam
pengangkutan.
Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi
ke dalam tanah.
Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untukend bearing
pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan
dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima
beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan
segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini
sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan
perahu.
Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang
terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya
sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di
bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama
pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang
kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur.
Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan
menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan.
Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur
yang menyebabkan kebusukan.
dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat
dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama
dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton
ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah
besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa
kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal
ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang
dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini
kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan
waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi
delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal
ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction
pile.
Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang
banyak untuk poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air
maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast
reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan
waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.
2.
3.
dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada
pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan
dua cara:
1.
Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton
Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton,
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
c.
tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak
digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari baja maka
kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan
tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian
tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang
panjang dengan tahanan ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
a.
Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang
terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati
keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
b.
Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena
terendam air.
c.
Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang
padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga
akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat dengan
permukaan tanah. Hal ini disebabkan karenaAerated-Condition (keadaan udara pada pori-pori
tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini
dapat ditanggulangi dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung
beton sekurang-kurangnya 20 ( 60 cm) dari muka air tanah terendah.
Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang
terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.
Perlindungan Terhadap Korosi
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau
ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan
lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana
daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang
12
baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas
muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu
tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum pemancangan, pelat topi, batang baja
atau pantek harus ditambatkan pad pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus
ditanamkan ke dalam pur (pile cap).
Perpanjangan Tiang Pancang
Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan
harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat
ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga
dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana
tiang pancang pipa atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan
yang dilas harus kedap air.
Sepatu Tiang Pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja
gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya
dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau
siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga
dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup
ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk
dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.
Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
13
Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga mencapai
kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakan tiang pancang kayu tersebut
dan ini harus terletak dibawah muka air tanah yang terendah.
b.
Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan dalam casing dan
terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
c.
Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core ditarik
keluar dari casing. Kemudian beton dicor kedalam casing sampai penuh terus
dipadatkan dengan menumbukkan core ke dalam casing.
2.
yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya di beri alur spiral. Secara singkat
pelaksanaanya sebagai berikut:
a.
Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman yang telah
ditentukan di bawah muka air tanah.
14
b.
Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari casing dan
tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang sampai mencapai
lapisan tanah keras. Pada pemancangan tiang pancang kayu ini harus diperhatikan
benar-benar agar kepala tiang tidak rusak atau pecah.
c. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.
d.
Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam casing.
Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar yang mana
tulangan ini dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada ujung atas
tiang pancang kayu tersebut.
e.
Beton kemudian dicor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat casing
ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan terisi beton tadi
ditahan dengan cara meletakkan core diujung atas shell.
3.
Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga sampai pda
kedalaman tertentu (di bawah m.a.t)
b.
Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan casing terus
dipancang sampai kelapisan tanah keras.
c.
Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton
sebagian dicor dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi dalam casing.
d.
Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak tertentu
sehingga terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola diatas tiang
pancang kayu tersebut.
e.
Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi sampai padat
setinggi beberapa sentimeter diatas permukaan tanah. Kemudian beton ditekan
dengan core kembali sedangkan casing ditarik keatas sampai keluar dari tanah.
15
f.
Tiang pancang composit seperti ini sering dibuat oleh The Mac Arthur Concrete Pile
Corp.
4.
Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place concrete.
Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit yang bagian
bawahnya terbuat dari kayu.
Cara pelaksanaan tiang tipe ini adalah sebagai berikut:
a. Casing dan core dipasang bersama-sama sehingga casing seluruhnya masuk dalam
tanah. Kemudian core ditarik.
b.
Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan dalam
casing terus dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah keras.
c. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.
d. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing hingga
bertumpu pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja. Bila
diperlukan pembesian maka besi tulngan dimasukkan dalam shell dan kemudian
beton dicor sampai padat.
e. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing ditarik
keluar dari tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau pasir. Variasi
lain pada tipe tiang ini dapat pula dipakai tiang pemancang baja H sebagai ganti
dari tiang pipa.
5.
atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari baja.
Adapun cara pelaksanaan tiang composit ini adalah sebagai berikut:
a.
Pipa dengan sumbat beton dicor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa baja
dipancang dalam tanah dengan drop hammersampai pada tanah keras. Cara
pemasangan ini sama seperti pada tiang franki biasa.
b.
Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan, pipa diisi
lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa ditarik
lagi ke atas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola.
16
c.
Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai bertumpu
pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.
d.
Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil atau
pasir.
2.
Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah sebelumnya lalu
tiang dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali.
b.
Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah dari
bagian dalam tiang.
c.
Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam tanah dengan
memberikan tekanan pada tiang.
d.
Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air yang keluar
dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak dapat dipancangkan kedalam tanah.
17
Cara penggalian
Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara lain :
a. Penggalian dengan tenaga manusia
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah
penggalian lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan merupakan cara
konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam,
yang pada umumnya hanya mampu dilakukan pada kedalaman tertentu.
b. Penggalian dengan tenaga mesin
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah
penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki
kemampuan lebih baik dan lebih canggih.
Palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai tiang. Pada kepala tiang dipasang
semacam
topi/cap (shock
absorber)
untuk
menghindari
tiang
rusak
akibat
tumbukan hammer. Cap ini biasanya terbuat dari kayu.Pemukul jatuh terdiri dari blok
pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian
dilepas dan menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan
18
berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang
kecil.
2.
(b)
(a)
19
Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh
udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya
sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh
(c)
(d)
Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting hammer), (b) Pemukul
aksi double (double acting hammer), (c) Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul getar
(vibratory hammer) ( Hardiyatmo,H.c., 2002 )
3.
mempercepat gerakan ke bawahnya Kecepatan pukulan dan energi output biasanya lebih
tinggi daripada pemukul aksi tunggal.
4.
satu silinder dengan dua mesin diesel, piston/ram, tangki bahan bakar, tangki pelumas, pompa
bahan bakar, injector, dan mesin pelumas. Pada pengoperasiannya, energi alat didapat dari
berat ram yang menekan udara di dalam silinder .Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram,
balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan
digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang
dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan (gambar c).
20
5.
dengan beban eksentris. Pada saat pasangan batang berputar dengan arah yang berlawanan,
berat yang disebabkan oleh beban eksentris menghasilkan getaran pada alat. Getaran yang
dihasilkan tersebut menyebabkan material di sekitar pondasi yang terikat pada alat, akan ikut
bergetar. Alat ini sangat sesuai digunakan pada tanah yang lembab .Pemukul getar merupakan
unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi tinggi (Gambar d).
21
6. Hydraulic Hammer
Alat ini memiliki cara kerja berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis.
Hidraulic Hammer ini dimanfaatkan untuk memancangkan pondasi tiang baja H dan pondasi
lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat ini sesuai digunakan
ketika ada keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukkan cukup pendek.
Untuk memperpanjang tiangnya dapat dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya.
Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang
diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan
nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan
memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan
penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
22
2.
Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan
jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap
daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan
terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar
air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman
minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar
pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena
dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi
dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat
betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan
dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya
dukung
ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan,
dimensi pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.
Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang
tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda
dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang
pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hatihati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.
3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan
tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir
(final set).
4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat.
Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.
5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya
bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras
yang diharapkan belum tercapai.
23
24
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjangbackstay sambil
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengancenter gate pada
dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama
untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu
ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
25
D. Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung.
Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal
dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang
tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi
setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan.
lapisan keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan
penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan
keras yang berada dibawah ujung tiang .
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh
perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya (Gambar 2.9b). Tahanan gesek
dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas
tiang.
27
dimana :
qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiang
dan Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe tanah.Tahanan kulit persatuan luas
(f)diprediksi sebagai berikut :
dimana :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.
Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah.
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.
Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik s diberikan pada
Tabel 2.2
Fb
3,5
1,75
1,75
Fs
7,0
3,5
3,5
28
Tabel 2.2 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda ( Titi dan Farsakh, 1999)
Tipe Tanah
s(%)
Tipe Tanah
s(%)
Tipe Tanah
s(%)
Pasir
1,4
Pasir
2,2
Lempung
2,4
Pasir
2,0
berlanau
Pasir
2,8
berpasir
Lempung
2,8
kelanauan
Pasir
2,4
berlanau
berpasir
dengan
dengan
lempung
Lanau
3,0
lanau
Lempung
kelanauan
berlanau
dengan
dengan
lempung
Pasir
pasir
Lempung
2,8
Lanau
berlempung
berlempun
dengan
lanau
Pasir
pasir
Lanau
3,0
berlempung
3,0
3,0
4,0
berlanau
dengan
3,4
Lempung
6,0
berlempun
g
Pada umumnya nilai s untuk pasir = 1,4 persen, nilai s untuk lanau = 3,0 persen dan
nilai s untuk lempung = 1,4 persen.
Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian
sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4)
dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus
29
dimana :
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
1. Daya Dukung berdasarkan Kekuatan bahan
P=(Ap*Tbk)+(As*Tau) ; dimana ; P = daya dukung tiang pancang ijin (kg)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)
Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)
Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2)
2. Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir (CPT/Cone Penetration Test)
P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5 ;
dimana ; P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)
qc = Nilai konus (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
Ka = Keliling penampang tiang (cm1)
JHL = Jumlah hambatan lekat
SF = Safety factor ; 3 dan 5
3. Daya dukung tiang pancang berdasarkan Data SPT/ Standart Penentration Test
Qu = (40*Nb*Ap)
E.
P = (Qu +Qsi)/3
Faktor Aman
Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi kapasitas
ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan dengan maksud :
a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang digunakan.
b. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas tanah.
c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban yang bekerja.
d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau kelompok
masih tetap dalam batas-batas toleransi.
e. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih dalam batas
toleransi.
Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-pengujian beban
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai sedang (600 mm),
penurunan akibat beban bekerja (working load) yang terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk
faktor aman yang tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).
Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan
memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu) dibagi
dengan faktor aman (SF) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang telah banyak
digunakan untuk perancangan pondasi tiang pancang, sebagai berikut :
31
Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer
dan koef. Restitusi
Tipe Hammer
Single and double acting hammer
Diesel Hammer
drop Hammer
Efficiency, E
0.7 - 0.8
0.8 - 0.9
0.7 - 0.9
Pile Material
Cast iron hammer and concrette pile ( whitout cap )
Wood cushion on steel pile
Wooden pile
Coefficient of restitution, n
0.4 - 0.5
0.3 - 0.4
0.25 - 0.3
Pemakaian pondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian antara
lain adalah sebagai berikut:
Keuntungannya yaitu:
1.
Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat.
2.
3.
4.
Kerugiannya yaitu:
1.
2.
3.
4.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
Metode pelaksanaan:
1.
2.
Pengangkatan tiang.
3.
4.
Kelebihan:
1.
2.
3.
Kekurangan:
1.
2.
3.
4.
Pemancangan
Kelebihan:
1.
2.
3.
4.
5.
Kekurangan:
1.
2.
3.
4.
Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungan sulit
dan memerlukan alat penyambung khusus.
5.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
33
Tekan (Pressed)
Kelebihan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kekurangan:
1.
Bila panjang tiang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
2.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
3.
4.
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis, dimensi,
jarak, jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan. Alasan penggunaan
pondasi tiang pancang ini adalah:
1.
2.
Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain
(bored pile).
3.
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Penggolongan pondasi tiang pancang menurut bahan terbagi atas : beton,baja, kayu, dan
komposit
35
2. Pemasangan tiang pancang dapat dilakukan dengan cara dicetak dari luar ataupun di bor
di lokasi kerja
3. Alat berat pemancang tiang pancang yaitu : pemukul jatuh, pemukul aksi tiang,
pemukul aksi double, pemukul diesel, pemukul getar, hydraulic hammer.
4. Metode pelaksanaan tiang pancang dimulai dari tahap persiapan, pengangkatan, dan
pemancangan
5. Kapasitas daya dukung tiang pancang dapat dihitung berdasarkan kekuatan baahan, data
sondir, data SPT, dan daya dukung tiang pancang
B.Saran
Disarankan kepada pembaca agar membaca isi makalah dari awal hingga akhir agar
isi makalah dapat dimengerti dengan baik.
36