Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKENARIO II
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas tutorial blok Oral Diagnosa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Disusun oleh:
Ketua
: Rada Kusnadi
(131610101021)
Scriber Papan
(131610101030)
Scriber Meja
(131610101025)
Anggota
:
1. Printis Insana Camilia
(131610101019)
2. Faiqatin Cahya R
(131610101016)
3. Fitriana Wadianur
(131610101017)
4. Khurin In Salamatul U
(131610101031)
(131610101035)
6. Melisa Novitasari
(131610101036)
7. Meirisa Yunastia
(131610101089)
8. Akhmad Yusuf S.
(131610101092)
(131610101095)
(131610101076)
(131610101078)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial. Laporan ini disusun
untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok III pada skenario kedua.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1.drg Dyah Setyorini M.Kes, selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok III Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
telah memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang
telah kami dapatkan selama diskusi tutorial.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
dalam perbaikanperbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang lingkup endodontik gigi anak adalah perawatan pulpa gigi sulung
dan gigi permanen muda. Tujuan endodontik pada gigi sulung adalah untuk
mempertahankan fungsi gigi sulung tersebut sampai waktu tanggalnya gigi atau
paling sedikit untuk kepentingan perkembangan oklusi gigi geligi. Semua ini
diperlukan pengetahuan pulpa baik kondisi dan perawatannya dan juga
kepentingan gigi kearah perkembangan oklusal, dan lebih jauh lagi benih gigi
pengganti tidak mendapat gangguan resiko atau jejas dan infeksi pulpa atau
periradikulair gigi sulung.
Tujuan
perawatan
endodontik
gigi
permanen
muda
adalah
Hasil pemeriksaan klinis diperoleh gigi 85 fraktur, perforasi pulpa tes miller 1mm,
sakit dan gigi masih vital. Hasil radiografi diperoleh gigi 85 pulpa terbuka,
jaringan periapikal sehat, tidak ada kelainan jaringan periodontal, perawatan apa
yang akan dilakukan pada gigi 85.
1.3 Mapping
Etiologi
Pemeriksaan Klinis
Karies Gigi
Tes
Perforasi
Perforasi
Vital
Perforasi
Non Vital
Pulpotomi
Pulpektomi
Rencana Perawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Indikasi
1. Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda
gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa.
2.
ada
kelainan
patologis
pulpa
klinis
maupun
rontgenologis.
Kontraindikasi
1. Rasa sakit spontan.
2. Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.
3. Ada mobiliti yang patologi
4. Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa,
resorpsi akar interna maupun eksterna.
5. Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh
terhadap infeksi sangat rendah.
6. Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.
Obat yang dipakai formokresol dari formula Buckley :
- Formaldehid 19%
- Kresol 35%
- Gliserin 15%
- Aquadest 100
Teknik pulpotomi vital :
Kunjungan pertama
1) Ro-foto.
2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.
3) Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan,
kemudian gigi diolesi dengan larutan yodium (Gambar A).
4) Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril
dengan kecepatan tinggi dan semprotan air pendingin kemudian
pemotongan atau amputasi jaringan pulpa dalam kamar pulpa sampai
batas dengan ekskavator yang tajam atau dengan bur kecepatan rendah
(Gambar B, C dan D).
5) Setelah itu irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dan mencegah
masuknya sisa sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikular.
Hindarkan penggunaan semprotan udara.
6) Perdarahan sesudah amputasi segera dikontrol dengan kapas kecil yang
dibasahi larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau
aquadest, letakkan kapas tadi di atas pulp stump selama 3 5 menit.
7) Sesudah itu, kapas diambil dengan hati hati. Hindari pekerjaan kasar
karena pulp stump sangat peka dan dapat menyebabkan perdarahan
kembali.
8) Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis
saluran akar ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil
yang dibasahi dengan formokresol jangan terlalu basah, dengan
meletakkan kapas tersebut pada kasa steril agar formokresol yang
berlebihan tadi dapat diserap (Gambar E).
9) Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat
warna coklat tua atau kehitam hitaman akibat proses fiksasi oleh
formokresol.
Indikasi
1. Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karen karies atau
trauma.
2. Pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesi.
3. Pada pasien yang perdarahan yang abnormal misalnya
hemofili.
4. Kesulitan dalam menyingkirkan semua jaringan pulpa pada
perawatan pulpektomi terutama pada gigi posterior.
5. Pada waktu perawatan pulpotomi vital 1 kali kunjungan sukar
dilakukan karena kurangnya waktu dan pasien tidak kooperatif.
Kontraindikasi
1. Kerusakan gigi bagian koronal yang besar sehingga restorasi
tidak mungkin dilakukan.
2. Infeksi periapikal, apeks masih terbuka.
3. Adanya kelainan patologis pulpa secara klinis maupun
rontgenologis.
Kunjungan pertama
1) Ro-foto, isolasi daerah kerja.
2) Karies disingkirkan kemudian pasta devital para formaldehid dengan
kapas kecil diletakkan di atas pulpa.
3) Tutup dengan tambalan sementara, hindarkan tekanan pada pulpa.
4) Orang tua diberitahu untuk memberikan analagesik sewaktu waktu
jika timbul rasa sakit pada malamnya.
Kunjungan kedua (setelah 7 10 hari)
1)
2)
3)
4)
5)
kavum pulpa.
6) Tutup bagian yang diamputasi dengan campuran ZnO / eugenol pasta
atau ZnO dengan eugenol / formokresol dengan perbandingan 1:1.
7) Tutup ruang pulpa dengan semen kemudian restorasi.
c. Pulpotomi non vital
Pulpotomi non vital (mortal) adalah amputasi pulpa bagian
mahkota dari gigi yang non vital dan memberikan medikamen/ pasta
antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan aseptik.
Tujuan dari pulpotomi non vital adalah untuk mempertahankan gigi
sulung non vital untuk space maintainer.
Indikasi
Kunjungan pertama
1) Ro-foto daerah kerja.
2) Buka atap pulpa / ruang pulpa
3) Singkirkan isi ruang pulpa dengan ekskavator atau bur bulat yang
besar sejauh mungkin dalam saluran akar.
4) Bersihkan dari debris dengan aquadest kemudian keringkan dengan
kapas.
5) Formokresol yang telah diencerkan atau CHKM diletakkan dengan
kapas kecil ke dalam ruang pulpa kemudian ditambal sementara.
Kunjungan kedua (setelah 2 10 hari)
1) Periksa gigi tidak ada rasa sakit atau tanda tanda infeksi.
2) Buka tumpatan sementara, bersihkan kavitas dan keringkan.
3) Letakkan pasta dari ZnO dengan formokresol dan eugenol (1:1) dalam
kamar pulpa, tekan agar pasta dapat sejauh mungkin masuk dalam
saluran akar.
BAB 3
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
3.1 Pemeriksaan Klinis Penyakit pada Skenario
Riwayat penyakit yang lengkap dapat mengarah ke suatu diagnosa.
Pemeriksaan klinis merupakan alat bantu dalam mendiagnosa yang terdiri
dari:
a. Pemeriksaan subyektif.
Beberapa tanda, gejala dan keluhan rasa sakit dapat memberi gambaran
keadaan
pulpa.
Anak
dalam
keterbatasan
umurnya
belum
mampu
jaringan
lunak
atau
gingiva,
lidah,
bibir
apa
ada
PR :
1.
2.
3.
4.
5.
1. a. Pulpotomi vital
Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan
jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan
melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa
yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital.
Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi
permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan
formokresol atau glutaraldehid. Pada gigi dewasa muda dipakai
kalsium hidroksid. Kalsium hidroksid pada pulpotomi vital gigi sulung
menyebabkan resorpsi interna.
Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area
yang terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital.
Pulpotomi vital dengan formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung
dengan singkat danbertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada
kamar pulpa.
Teknik pulpotomi vital :
Kunjungan pertama
1) Ro-foto.
2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.
3) Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan,
kemudian gigi diolesi dengan larutan yodium (Gambar A).
4) Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril
dengan kecepatan tinggi dan semprotan air pendingin kemudian
pemotongan atau amputasi jaringan pulpa dalam kamar pulpa sampai
batas dengan ekskavator yang tajam atau dengan bur kecepatan rendah
(Gambar B, C dan D).
5) Setelah itu irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dan mencegah
masuknya sisa sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikular.
Hindarkan penggunaan semprotan udara.
6) Perdarahan sesudah amputasi segera dikontrol dengan kapas kecil yang
dibasahi larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau
aquadest, letakkan kapas tadi di atas pulp stump selama 3 5 menit.
7) Sesudah itu, kapas diambil dengan hati hati. Hindari pekerjaan kasar
karena pulp stump sangat peka dan dapat menyebabkan perdarahan
kembali.
8) Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis
saluran akar ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil
yang dibasahi dengan formokresol jangan terlalu basah, dengan
meletakkan kapas tersebut pada kasa steril agar formokresol yang
berlebihan tadi dapat diserap (Gambar E).
9) Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat
warna coklat tua atau kehitam hitaman akibat proses fiksasi oleh
formokresol.
10)Kemudian di atas pulp stump diletakkan campuran berupa pasta dari
ZnO, eugenol dan formokresol dengan perbandingan 1:1 (Gambar F), di
atasnya tempatkan tambalan tetap (Gambar G).
4) Periksa gigi tidak ada rasa sakit atau tanda tanda infeksi.
5) Buka tumpatan sementara, bersihkan kavitas dan keringkan.
6) Letakkan pasta dari ZnO dengan formokresol dan eugenol (1:1) dalam
kamar pulpa, tekan agar pasta dapat sejauh mungkin masuk dalam
saluran akar.
secara
kornersial;
seperti
Pulpdent,
Dycal.
atau
Life.
suatu hahan rudiopak, seperti barium sulfat agar campuran lebih dapat
dilihat pada radiograf.
Teknik pulpotomi Kalsium Hidroksida
Suatu radiograf diagnostikharus diperiksa untuk menentukan
pendekatan kekamar pulpa, untuk mengevaluasi bentuk dan ukuran
salurun akar, dan untuk memastikan keadaan jaringan periradikular. Gigi
harus dites vitalitasnya dan hasilnya dicatat. Gigi dianastesi lokaI,
menggunakan metode infitrasi atau konduksi. isolator karet dipasang. dan
medan operasi disinfeksi dengan antiseptik yang cocok. Digunakan teknik
aseptik sepanjang seluruh prosedur. Pada pengambilan struktur gigi yang
mengalami karies. pembukaan ke kamar pulpa dicapai sepanjang garis
lurus, menggunakan daerah yang terbuka sebagai titik permulaan dan
mengambil seluruh atap kamar pulpa dengan bur steril pendarahan dapat
dikendalikan dengan gulungan kapas steril basah. Bagian koronal pulpa d
diambiI dengan ekskavator sendok yang besar, tajam dan steril, atau kurer
periodontal. Suatu ekskavator sendok dengan shank panjang Iebih balk
daripada bur untuk mengambil jaringan puIpa Iunak, karena dapat
memberikan kontrol pulpa lunak karena dapat memberikan kontrol yang
Iebih cermat dalam memutuskan jaringan pulpa koronal dari jaringan
pulpa radikular. Pada gigi anterior, dimana kamar pulpanya kecil dan tidak
jeIas dan saluran akar, perlu digunakan suatu bur untuk mengambil pulpa
bagian rnahkota. Pada gigi posterior, bagian membulat (seperti bulbus)
pulpa yang terkandung dalam kamar pulpa di bawah orifis saluran akar
harus diambil; padag igi anterior, bagian membulat sampai, tetapi tidak
melebihi, sepertiga servikaI saluran akar harus diambil. Sebanyak
mungkin jaringan harus ditinggalkan dalam saluran akar, untuk
memungkinkan maturasi seluruh pulpa. daripada hanya sebagian saja.
Sebuah gigi yang hanya dewasa sebaian adalah lemah dan rentan terhadap
fraktur oleh kekuatan oklusal. Ekskavator dengan shank yang ekstra
panjang sering diperlukan untuk mencapai kamar puIpa gigi molar dan
mengeluarkan sisa pulpa yang melekat pada dasar pulpa. Untuk
Gigi harus diperiksa dengan radiograf dan tes vitalitas tiap 3 bulan.
Arus perlu agak ditambahkan daripada normal untuk mendapatkan reaksi
terhadap tes pulpa listrik. Karena gigi dengan pulpotomi kalsium
hidroksida dapat menghasilkan resorpsi internal atau dapat mengalami
kalsilikasi saluran akar sempurna, terapi endodontik harus di lakukan
segera setelah apeksogenesis sudah menyeluruh. Jembatan kalsifik
ditembus, dan terapi saIuran akar dimulai bila apeks sudah matang. Pada
kejadian rasa sakit atau matinya pulpa, isi saluran akar harus diambil
secepat mungkin, dan terapi endodontik harus dimulai bila apeks sudah
matang, tapi bila apeks belum matang, terapi apeksifikasi harus dimulai.
e. pulpotomi dengan formokresol
Tujuan perawatan ini untuk mendapatkan resorpsi akar gigi desidu
secara normal. Indikasi perawatan adalah pada gigi karies masih vital
dengan pulpa terbuka,tidak ada kelainan patologis pada lamina dura dan
resorbsi internal dan eksternal. Tanda klinis jaringan pulpa dalam saluran
akar masih normal.
Teknik perawatan pulpotomi formokresol :
Satu kali kunjungan :
Pasien dilakukan anastesi kemudian dipasang rubber dam. Pada
gigi yang dirawat jaringan karies dihilangkan (fisur bur) dengan high
speed,kemudian setelah dekat dengan pulpa gunakan low speed. Kavitas
dibersihkan dengan saline solution. Tindakan selanjutnya dilakukan
amputasi jaringan pulpa seluruh kamar pulpa dengan ronde bur atau
sendok ekskavator yang steril. Pendarahan dihentikan dengan cotton pelet
steril dan kemudian cotton pelet diberi formokresol selama 5 menit.
Diletakkan pada ujung jaringan pulpa yang terpotong agar terjadi jaringan
fixasi. Tindakan selanjutnya dresing diletakkan campuran pasta dan Zn
oksida + eugenol (1tetes) + formokresol (1tetes) pada pulpa yang
Pada pulpotomi nonvital, walaupun gigi sudah non vital namun jaringan pulpa
yang diamputasi hanyalah sampai sebatas daerah mahkota saja. Jaringan
pulpa pada daerah akar ditinggalkan dalam keadaan steril. Sedangkan pada
pulpektomi, jaringan pukpa yang diambil adalah seluruhnya yaitu hingga
menuju saluran akar dan apikal gigi. Dari segi waku pengerjaan, pulpektomi
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pulpotomi. Dan biasanya
pulpotomi tidak efektif dilakukan pada orang dewasa.
4.
5.
BAB 4
KESIMPULAN
Tujuan
perawatan
endodontik
gigi
permanen
muda
adalah
DAFTAR PUSTAKA