A. TUJUAN
1. Mempelajari penguat Op-Amp tergantung dari loop feedback negatif eksternal
2. Mempelajari pengoprerasian penguat inverting
3. Mempelajari pengiperasian penguat nin inverting
4. Mempelajari penguat inverting sebagai penjumlah
B. ALAT dan BAHAN
1. Modul Percobaan
2. Osciloskop Dual Trace
3. Power Suply
4. Generator Fungsi
5. Kabel Penghubung
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya
C. TEORI DASAR
1. Penguat Inverting
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai
penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang
berkebalikan dengan phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (OpAmp) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi
tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi
pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk
mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut.
Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka
faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali.
Untuk mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting amplifier)
dapat menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan penguat
operasional (OpAmp) seperti pada gambar berikut Rangkaian Penguat Membalik
(Inverting Amplifier).
Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak membalik
diatas sama-sama 10KOhm makabesarnya penguatan tegangan dari rangkaian
penguat diatas dapat dihitung secara matematis sebagai berikut.
Pada gambar diatas terlihat rangkaian penguat tak membalik diberikan inpul
sinyal AC dengan tegangan 1 Vpp. Dari gambar sinyal input dan output diatas
terbukti bahwa rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) diatas
memiliki output yang tegangannya 2 (dua) kali lebih besar dari sinyal input dan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input yang diberikan ke rangkaian penguat
tak-membalik (non-inverting amplifier) tersebut.
3. Pengguat Penjumlah
Rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi
Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk
menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal
input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah
dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat
inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian
adder/penjumlah
secara sederhana
berikut.
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2,
V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3.
Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat
operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing
tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
dirumuskan
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penguat Op Amp Inverting
sebagai
berikut.
3. Penguat Penjumlah
Hubungkan rangkaian seperti gambar dibawah:
Rangkaian penjumlah
Hubungkan saklar S1, hitung tegangan output : ... volt. Tegangan input adalah 1,5
volt
Hubungkan saklar S1 dan S2, hitung tegangan output : ... volt . tegangan input
adalah 1,5 volt. Hitung tegangan pada pin 2 Op-Amp:... volt . Dapatkah anda
menjelaskan pengukuran ini ?
Balikan polaritas B1, amati tegangan output untuk S1 tertutup dan S2
terbuka ... volt. Jika S2 tertutup dan S1 terbuka : ... volt. Jika kedua saklar tertutup
:...volt.
4. Offset Null
Menghubungkan rangkaian seperti gambar dibawah
offset voltage
Dalam kondisi power on, hitung besarnya output offset voltage : ... volt
Hubungkan rangkaian offset null seperti pada gambar diatas. Ubah nilai
potensiometer sampai diperoleh tegangan output sebesar 0 volt. Dapatkah
hal itu terjadi ?
D. HASIL PENGAMATAN
1. Penguat Op-Amp Inverting
Rf
Rr(k)
Pengukuran
V1pp
V0 pp
Gain
Perhitungan
Fasa Vo
Gain
Gambar
VO/VI
10
1,08
1.08
1x
180
1,08
1x
4,7
1,08
2.18
2,01x
180
2,2
2.03x
3,3
1,08
3,06
2,83x
180
3,2
2,83x
33
1,08
0,36
0,33x
180
0,32
0,29x
10k
- Perhitungan
Rr(k)
V1pp
Pengukuran
Gain
V0 pp
Perhitungan
Fasa
Vo
Gain
VO/VI
10
1,08
2,06
1,90x
1,9x
4,7
1,08
3,16
2,9x
3,12
2.92x
3,3
1,08
4,12
3,81x
3,81x
33
1,08
1,40
1,2x
1,3
1,29x
- Perhitungan
Gambar
1.3
F. Penguat Penjumlah
Vin S2 (v)
Vout
1
2
3
4
0
1,5
0
1,5
-1,47
-1,93
+1,49
+1,94
( - +)
( - +)
( - +)
( - +)
Rf = 10K
R1= 10K
R2= 3,3K
Perhitungan
1,5
1,5
1,5
1,5
Keterangan
G. Offset Voltage
Power Suply
Vout
OFF
ON
0,062
1,945
H. Offset Null
Power Supply
Vout
Rx(ohm)
OFF
0( set dimulai 0)
13,75K
F in
vin
Vout
GF
1KHz
4Vpp
3,4 Vpp
ANALISA DATA
1. Penguat Inverting
Dari data hasil pengamatan pada tabel diatas dapat kami analisa sesuai dengan
data percobaan Penguat Op-Amp. Pada penguat Inverting ini inputnya dari positif (+)
jadi sinyal outpunya beda fasa 180 dari inpunya dan bentuknya sama yaitu gelombang
sinus. Untuk input Rf tetap atau konstan yaitu 10 k, dalam percobaan ini ada 4
percobaan yaitu dengan perbedaan Rr nya = 10 k, 3,3 k, 4,7 k, dan 33 k berikut
analisanya :
pp
percobaan kedua = 2,18 V dan yang ketiga = 3,06 V. Dan untuk Gainnya juga
mengalami penguatan sebesar yaitu percobaan kedua = 2,01x dan percobaan
ketiga = 2,83x. Disebabkan nilai Rr nya lebih kecil dari Rf nya sehingga terjadi
penguatan dan beda fasa 180.
Untuk pengukuran dan perhitungan dalam percobaan ini tidak terlalu beda jauh,
sehingga dapat dikatakan sesuai dengan yang diharapkan.
gelombang sinus. Untuk input Rf tetap atau konstan yaitu 10 k, dalam percobaan ini
ada 4 percobaan yaitu dengan perbedaan Rr nya = 10 k, 3,3 k, 4,7 k, dan 33 k
berikut analisanya :
. Hasilnya tidak
pp
sebesar 1,40
Dari hasil pengukuran dan perhitungan tidak terlalu jauh sehingga percobaan
tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Penguat Penjumlah
Pada percobaan penguat penjumlah ini, pada rangkaiannya menggunakan umpan
balik negatif dan kedua input di masukan ke input - (negatif), oleh karena itu output yang
terjadi adalah berbalik 180o. Tegangan input seolah-olah dijumlahkan oleh rangkaian,
padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan parallel tahanan input, dimana
penetapan nilai tahanan yang sama pada masing-masing jalur input akan mengakibatkan
penguatan yang teratur, sehingga tegangan keluaran akan didapat dengan penguatan yang
teratur pula.
Pada percobaan dengan polaritas (- +) didapatkan Vin S1 1,5 dan Vin S1 0 hasil
penjumlahan nya -1,47, dan hasil perhitungan nya menunjukan nilai -1,5. Maka
nilai percobaan dan perhitungan sesuai
Pada percobaan dengan polaritas (- +) didapatkan Vin S1 1,5 dan Vin S1 1,5 hasil
penjumlahan nya -1,94, dan hasil perhitungan nya menunjukan nilai -1,95. Maka
nilai percobaan dan perhitungan sesuai.
4. Offset Voltage
Pada percobaan ini didapat Vout pada saat power suply OFF adalah 0,062 V
Pada percobaan ini didapat Vout pada saat power suply ON adalah 1,945 V.
Pada percobaan diatas saat keadaan Power Suply OFF nilai Rx adalah 13,75 K
Hal ini didapatkan dengan mencocokkan nilai potensiometer sehingga harga offset
voltage dapat bernilai nol.
5. Offset Null
Pada percobaan diatas saat keadaan Power Suply OFF nilai Rx adalah 13,75K. Hal
ini karena dikami mengatur nilai potensio meter sehingga bernilai nol
Pada percobaan ini mendapatkan nilai input sebesar 3,4 V dan nilai output sebesar 4V.
Hal ini berarti nilai output dari masukan op-amp tidak berubah terlalu jauh atau tidak
jadi penguatan di sinyal masukan bahwa nilai dari CMRR op amp yang di gunakan
pada percobaan ini sudah ideal.
KESIMPULAN
1. Pada Penguat Inverting input yang diberikan bernilai negatif dan output nya bernilai
positif dengan perbedaan fasa 180, pada semua percobaan terjadi penguatan jika nilai
Rf lebih kecil dari Rr. Pada percobaan dengan nilai Rf 33K terjadi pelemahan karena
nilai nya lebih besar dari RR
2. Pada Penguat Inverting input yang diberikan bernilai negatif dan output nya bernilai
positif dengan perbedaan fasa 0, pada semua percobaan terjadi penguatan jika nilai Rf
lebih kecil dari Rr. Pada percobaan dengan nilai Rf 33K terjadi pelemahan karena nilai
nya lebih besar dari RR
3. Pada Pengguat Penjumlah terdapat dua input yang berbeda yaitu tegangan input seolaholah dijumlahkan oleh rangkaian, padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan
parallel tahanan input, dimana penetapan nilai tahanan yang sama pada masing-masing
jalur input akan mengakibatkan penguatan yang teratur, sehingga tegangan keluaran
akan didapat dengan penguatan yang teratur pula.
4. Offset Voltage adalah tegangan yang berfungsi untuk menjadikan nilai output menjadi
nol , jika ada dua input yang sama besar ,pada percobaan ini nilai offset voltage pada
saat power suply OFF Vout 0,062V dan saat Power Suply ON Vout 1,945
5. Nilai yang didapatkan pada percobaan offset null adalah sebesar 13,75K . Nilai ini
adalah nilai yang dibutuhkan agar Offset Voltage menjadi ideal .
6. Common Mode Rejection Ratio yang dimiliki op amp pada percobaan ini adalah ideal
karena sinyal input hampir sama dengan sinyal output . Yang artinya tidak terjadi
penguatan di input