Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.PENGERTIAN
Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik adalah
suatu komplikasi akut dari diabetes melitus di mana
penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa
menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan
suatu keadaan yang disebut koma. Ini terjadi pada
penderita diabetes tipe II (www.wikipedia.com)
Hyperglikemia, Hiperosmolar Non Ketogenik adalah
sindrom berkaitan dengan kekurangan insulin secara
relative, paling sering terjadi pada panderita NIDDM.
Secara klinik diperlihatkan dengan hiperglikemia berat
yang mengakibatkan hiperosmolar dan dehidrasi, tidak
ada ketosis/ada tapi ringan dan gangguan neurologis
Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketosis adalah
keadaan koma akibat dari komplikasi diabetes
melitus
di
mana
terjadi
gangguan
(glukokortikoid,
steroid,
C.MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala umum pada klien dengan HHNK
adalah haus, kulit terasa hangat dan kering, mual dan
muntah, nafsu makan menurun, nyeri abdomen, pusing,
pandangan
kabur,
banyak
kencing,
mudah
lelah
(www.tabloid-nakita.com).
Gejala-gejala meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kadang-kadang
terdapat
gejala-gejala
gastrointestinal.
7.
Hipernatremia.
8.
9.
menyebabkan
glycogenolisis
yang
dapat
mengakibatkan
hiperosmolar.
Kondisi
diuresis
osmotik
secara
berlebihan
Bersamaan
keadaan
glukosuria
maka
jaringan
mulai
membaik,
baru
hipersemolar
ketotik
sensitif
hiperglikemik
terhadap
non
insulin
dan
dosis
rendah
sangat
pelaksanaan
menggunakan
bermanfaat.
pengobatan
skema
ketoasidosis diabetik
3.Kalium
pada
mirip
ketoasidosis
Karena
itu
dapat
proprotokol
kekurangan
kalium
harus
segera diberikan
4.Hindari infeksi sekunder
Hati-hati dengan suntikan, permasalahan
infus set, kateter
G.PATHWAY
< hormon insulin
glikogenesis
transport
hemokonsentrasi
glikosuria
viskositas darah
gang. transport O 2
iskemia jaringan
Gagal
Jantung
kehilangan cairan >>
nekrosis
otak
G3 perfusi jaringan
potasium, sodium,
Koma
phospat
imbalance elektrolit
kesadaran
metabolisme anaerob
merangsang
pusat haus
dehidrasi
asam laktat
Jalan napas
efektif
hiperosmolar
fatigue
polidipsi
Intoleransi aktivitas
hipovolume
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Primery Survey
a. Air way
Kemungkinan ada sumbatan jalan nafas, terjadi karena
adanya penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari
gangguan transport oksigen ke otak.
b. Breathing
Tachypnea, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
oksigen.
c. Circulation
Sebagai akibat diuresis osmotik, akan terjadi dehidrasi.
Visikositas darah juga akan mengalami peningkatan, yang
berdampak pada resiko terbentuknya trombus. Sehingga
akan menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ.
d. Disability
2. Sekunder Survey
Bilamana managemen ABC menghasilkan kondisi yang stabil,
perlu pengkajian dengan menggunakan pendekatan head to
toe.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam keadaan apatis
sampai koma, tanda-tanda dehidrasi seperti turgor turun
disertai tanda kelainan neurologist, hipotensi postural, bibir
dan lidah kering, tidak ada bau aseton yang tercium dari
pernapasan, dan tidak ada pernapasan Kussmaul.
a. Pemeriksaan fisik
(Tachicardia,
Hipotensi
postural,
Persepsi-managemen kesehatan
Riwayat DM tipe II
Riwayat keluarga DM
Gejala timbul beberapa hari, minggu.
b.
Nutrisi metabolik
Rasa haus meningkat, polidipsi atau tidak ada rasa
haus.
Anorexia
Eliminasi
Poliuria, nocturia.
Diarhe atau konstipasi.
d.
Aktivitas exercise
lelah, lemah.
e.
Kognitif
Kepala pusing, hipotensi orthostatik.
Penglihatan kabur.
Gangguan sensorik.
2. Pemeriksaan Diagnostik
1. Serum glukosa: 800-3000 mg/dl.
2. Gas darah arteri: biasanya normal.
3. Elektrolit biasanya rendah karena diuresis.
4. BUN dan creatinin serum meningkat karena
dehidrasi atau ada gangguan renal.
5. Osmolalitas serum: biasanya lebih dari 350 mOsm/kg.
6. pH > 7,3.
7. Bikarbonat serum> 15 mEq/L.
8. Sel darah putih meningkat pada keadaan infeksi.
9. Hemoglobin dan hematokrit meningkat karena
dehidrasi.
10.
potasium serum.
11.
B. Prioritas Masalah.
1. Volume cairan kurang dari kebutuhan
2. Gangguan perfusi jaringan
3. Jalan napas tidak efektif
4. Intoleransi aktivitas
5.
6.
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi.
1. Volume cairan kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan deuresis osmotik
Intervensi :
a. Dapatkan riwayat pasien atau orang terdekat sehubungan
lamanya atau intensitas dari gejala seperti pengeluaran
urine yang berlebih.
Rasional :
Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total.
Tanda dan gejala mungkin sudah ada pada beberapa waktu
sebelumnya.
b. Pantau TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik.
Rasional :
Hipovolemia dapat dimanisfestasikan oleh hipotensi dan
takikardia. Perkiraan berat ringannya hipovolemia, dapat
dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari
kerja
pernapasan,
pernapasan
dangkal,
kering
mungkin
sebagai
cerminan
dari
dalam
langsung
refleks
terhadap
berkedip
keamanan
pasien.
mengisyaratkan
adanya
disritmia,
dan
perubahan
TD
dapat
PaO2
atau
kebutuhan
darah
peningkatan
untuk
bermakna
PaCO2
dukungan
dapat
dapat
ventilasi.
mengakibatkan
dapat
memberikan
motivasi
untuk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hyperglikemia, Hiperosmolar Non Ketogenik adalah sindrom
berkaitan dengan kekurangan insulin secara relative, paling
sering terjadi pada panderita NIDDM.
2. Angka kematian HHNK 40-50%, lebih tinggi dari pada
diabetik ketoasidosis. Karena pasien HHNK kebanyakan
usianya tua dan seringkali mempunyai penyakit lain.
3. Sindrome
Hiperglikemia
Hiperosmolar
Non
Ketotik
insulin
menyebabkan
hambatan
pergerakan
DAFTAR PUSTAKA
untuk
perencanaan
dan
pendokumentasian
ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun oleh :
Nori sulistyawati 010401072
Nursalim
0104010