PENDAHULUAN
BAB II
6
KAJIAN TEORI
2.1 Pabrik Tahu
Industri tahu saat ini telah berkembang pesat dan menjadi salah satu industri
rumah tangga yang tersebar luas baik di kota-kota besar maupun kecil. Industri tahu
dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat dari
hasil proses produksi tahu berupa ampas tahu. Limbah cair tahu dihasilkan dari
proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu sehingga kuantitas
limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu mengandung polutan
organik yang cukup tinggi serta padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologi. Menurut Soedarmo dan Sediaoetama
dalam Dhahiyat (1990), di dalam 100 gram tahu terdapat 7,8 gram protein, 4,6 gram
lemak dan 1,6 gram karbohidrat. Polutan organik yang cukup tinggi tersebut apabila
terbuang ke badan air penerima dapat mengakibatkan terganggunya kualitas air dan
menurunkan daya dukung lingkungan perairan di sekitar industri tahu. Penurunan
daya dukung lingkungan tersebut menyebabkan kematian organisme air, terjadinya
alga blooming sehingga menghambat pertumbuhan tanaman air lainnya dan
menimbulkan bau (Rossiana, 2006).
2.1.1 Pengertian Limbah
Limbah cair industri tahu yang dibuang ke badan air penerima tanpa
pengolahan merupakan salah satu sumber pencemar terhadap perairan yang
menyebabkan kematian biota aquatik sehingga perlu dilakukan uji toksisitas akut
merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak
bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka
ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada
juga limbah dari suatu kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju
dan modern, peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang
mudah seperti ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci
piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring
sehingga peningkatan akan limbah tak bisa di elakkan lagi.
telanjang.
Contoh
dari
besarnya
dampak
yang
ditimbulkan
yaitu
bergerak
karena
kerusakan
pada
saraf).
Kejadian
ini
terajadi
di
Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak
sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan
turunannya mengalami hal serupa.
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pencemaran
limbah
terhadap
lingkungan diantaranya :
a.Volume Limbah
Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan
ditimbulkan semakin besar pula terasa.
b.Kandungan Bahan Pencemar
Kandunngan
yang
terdapat
di
limbah
ini
mengakibatkan
pencemaran
banyaknya
industry
yang
berdiri.
Dengan
semakin
banyak
manusia
melakukan
aktivitas
untuk
menghasikan
sesuatu
barang
produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan
yang dilakukan oleh manusia menggunkan mesin dan juga sulitnya untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bias dimanfaatkan
untuk
keperluan
manusia.
Berikut
adalah
limbah
yang
dihasilkan
oleh
aktivitas
terhadap
lokal.berikut
alam
walaupun
jumlahnya
sangat
lingkungan
karena
lokasinya
yang
biasanya
bersifat
yang
menghasilkan
limbah
ini
contoh
dari
aktivitas
alam
sedikit
pengaruhnya
yaitu :
Pembusukan bahan organik alami
Adanya aktifitas gunung berapi
10
lingkungan.
terutamadiakibatkan
Walaupun
oleh
dilain
aktivitas
pihak
manusia
limbah
hal
ini
terus
meningkat
didorong
oleh
Perkembangan industri
Pada
Modernisasi
saat
sekarang
perkembangan
teknologi
untuk
menghasilkan
barang
Pertambahan penduduk
Semakin
banyaknya
meningkatnya
penduduk
kebutuhan
akan
di
bumi
tempat
ini
tinggal
mengakibatkan
serta
bertambah
meingkatnya
jumlah
kebutuhan akan barang. Hal ini dapat menimbulkan berberpa macam masal
seperti :
11
Pembukaan
lahan
untuk
pemukiman
dan
saran
transportasi
berdampak
Penimbunan sampah
Semakin
hari
kita
melihat
banyaknya
sampah
yang
menumpuk
karena
12
o Dead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda,
sapi, kucing tikus dan lain-lain.
o Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di
jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.
o Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak
2.1.4 Dampak Limbah Industri Tahu
Herlambang (2002) menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan
oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah gangguan
terhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya kandungan
bahan organik. Selama proses metabolisme oksigen banyak dikonsumsi,
sehingga apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari
air akan segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh
reaerasi dari udara. Apabila konsentrasi beban organik terlalu tinggi, maka
akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi
berupa amonia, karbondioksida, asam asetat, hirogen sulfida, dan metana.
Senyawa-senyawa tersebut sangat toksik bagi sebagian besar hewan air,
dan akan menimbulkan gangguan terhadap keindahan (gangguan estetika)
yang berupa rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau. Bila kondisi
anaerobik tersebut dibiarkan maka air limbah akan berubah warnanya
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Apabila limbah ini dialirkan
ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan sebagai
pemenuh kebutuhan sehari-hari maka akan menimbulkan gangguan
kesehatan berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit
lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi
lingkungan yang tidak baik (Kaswinarni, 2007).
2.2 Tahu
13
14
15
d. Mencegah osteoporosis
Tahu juga bisa menjadi sumber yang kaya kalsium tergantung pada koagulan
yang digunakan dalam pembuatan (seperti kalsium sulfat yang digunakan oleh
produsen tahu).
Hal ini membantu melindungi terhadap penyakit seperti kehilangan tulang,
kelemahan tulang, rheumatoid arthritis dan osteoporosis. Penelitian baru juga
menunjukkan bahwa isoflavon dalam makanan kedelai dapat memperkuat densitas
(kepadatan tulang). Ini bisa membuat tahu berguna dalam menangkal penyakit tulang
pada wanita postmenopause.
16
17
2.3 Sungai
2.3.1 Pengertian dan Macam-macam Sungai
Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut.
Berdasarkan kondisi fisiknya akan terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Bagian hulu : pada kondisi hulu aliran air deras, batu-batuan juga besar dan erosi
yang terjadi adalah erosi vertikal ke bawah (air terjun).
2. Bagian tengah : Pada bagian ini aliran air sudah agak tenang, batu-batuan juga
sudah tidak besar lagi dan erosi yang terjadi ke samping/horizontal.
3. Pada bagian hilir : pada bagian ini aliran air sudah tenang, batu-batuan juga sudah
berubah menjadi kental/pasir dan sudah jarang terjadi erosi.
~ Sungai berdasarkan sumber airnya
Dibagi menjadi :
1. Sungai hujan : Sungai yang aliran airnya berasal dari air hujan. Contoh : Sungai
Cisadane, Sungai Mahakam.
2. Sungai Gletser : sungai yang terbentuk dari es yang mencair.
19
3. Sungai Campuran : Sungai yang aliran airnya berasal dari campuran gletser dan air
hujan. Contoh Sungai digul (Papua) dan sungai memberano (Papua)
~ Sungai berdasarkan debit aliran airnya :
1. Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan tidak dipengaruhi oleh
musim. Contoh Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas.
2. Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya dipengaruhi oleh musim, meluap
ketika musim hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung,
Sungai Cisadane.
3. Sungai episodik ; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan,
contoh Sungai Kasada
2.3.2 Manfaat Sungai
Keuntungan dari keberadaan sungai antara lain sebagai berikut.
Sumber air bagi pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat.
Tempat pengembangbiakan dan penangkapan ikan guna memenuhi
kebutuhan manusia akan protein hewani.
Sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Tempat rekreasi, misalnya melihat keindahan air terjun dan bendungan.
Untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai.
seperti mencuci, mandi, dan membersihkan perabot rumah tangga.
Tempat berolahraga seperti arung jeram dan dayung.
20
Sebagai media penyebaran bibit penyakit, seperti kolera, disentri, dan lainlain. Bibit penyakit disebarkan melalui air apabila air sungai digunakan untuk
keperluan hidup sehari-hari.
Dapat menyebabkan polusi air, terutama sungai-sungai yang penuh dengan
sampah.
Dapat menimbulkan banjir dan mendatangkan kerugian yang cukup besar bagi
manusia.
Berbagai dampak negatif yang telah dikemukakan tadi, sebagian besar
disebabkan oleh tindakan manusia sendiri, di samping adanya perubahan kondisi
fisik, seperti perubahan curah hujan. Oleh karena itu, pencegahannya harus
dilakukan terhadap faktor-faktor fisik dan manusia secara terpadu.
2.4 Pencemaran Air
2.4.1 Pengertian Pencemaran Air
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak
digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi adalah peristiwa masuknya
zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat
aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut
polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal,
berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas,
radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya.
Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak
dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap
lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen
lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan
warna, bau dan rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari
21
penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal
dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat
berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat
berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran
hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari
saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )
2.4.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah
pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak
perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang
banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari
industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahanbahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air
semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk.
Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terusmenerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat
mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan
banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam
kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir
genangan.
22
Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan
volume air yang besar
Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran
air dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )
23
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Hal-hal yang akan dibahas dalam bab ini meliputi persiapan
penelitian seperti
pengumpulan data, pelaksanaan observasi ke tempat tujuan,
metode penelitian dan
pengolahan data.
25
26
MASYARAKAT SEKITAR
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
17 Orang
JUMLAH
3 Orang
20 Orang
Angket
Gender :
1. Apakah Menurut anda sungai ini tercemar atau tidak ?
a. Iya
b.Tidak
2. Apakah sungai ini pernah menimbulkan banjir ?
a. Iya
b.Tidak
3. Apakah dampak dari sungai ini mengganggu kenyamanan anda ?
a. Iya
b.Tidak
4. Apakah masyarakat pernah mengeluhkan tentang kondisi sungai ini ?
a. Iya
b.Tidak
5. Pernahka h anda melihat orang yang terkena penyakit karena pencemaran dari
sungai tersebut ?
27
a.Iya
b.Tidak
6. Menurut anda , faktor utama yang menyebabkan sungai tercemar
adalah
7. Apakah sudah ditindak lanjuti oleh masyarakat setempat ?
a.Iya
b.Tidak
8. Apakah pencemaran ini sudah lama terjadi ?
a.Iya
b.Tidak
28
2.
negatif jika kontak dan bereaksi dengan target biota pada konsentrasi tertentu dan
waktu tertentu. Faktor-faktor yang berkaitan dalam pemaparan toksikan adalah:
Jenis toksikan Toksikan hidrofilik (suka air) akan terlarut dalam air dan lebih
cepat mengadakan kontak reaksi dibanding toksikan hidrofobik bagi biota
pelagik.
Durasi pemaparan Pemaparan jangka pendek (skala waktu jam dan hari)
secara umum sangat pendek dibandingkan umur reproduksi biota dari
toksikan (misalnya hidrofilik) dapat memberikan efek akut. Pemaparan jangka
panjang (skala waktu hari, minggu, bulan dan tahun) secara umum meliputi
umur generasi biota mungkin diperlukan bagi toksikan (misalnya hidrofobik)
agar memberi kesempatan toksikan mengadakan kontak reaksi dan
memberikan efek kronis.
29
kontinu.
diartikan
sebagai
kemampuan
racun
(molekul)
untuk
menimbulkan kerusakan apabila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan
terhadapnya (Soemirat, 2003). Toksisitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain komposisi dan jenis toksikan, konsentrasi toksikan, durasi dan frekuensi
pemaparan, sifat lingkungan, dan spesies biota penerima. Toksikan merupakan zat
(berdiri sendiri atau dalam campuran zat, limbah, dan sebagainya) yang dapat
menghasilkan efek negatif bagi semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis
(populasi, individu, organ, jaringan, sel, biomolekul) dalam bentuk merusak struktur
maupun fungsi biologis.
Toksikan dapat menimbulkan efek negatif bagi biota dalam bentuk
perubahan struktur maupun fungsional, baik secara akut maupun kronis/ sub kronis.
Efek tersebut dapat bersifat reversibel sehingga dapat pulih kembali dan dapat pula
bersifat irreversibel yang tidak mungkin untuk pulih kembali.
Uji toksisitas merupakan uji hayati yang berguna untuk menentukan tingkat
toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar dan digunakan juga untuk pemantauan
rutin suatu limbah. Uji toksisitas akut dengan menggunakan hewan uji merupakan
salah satu bentuk penelitian toksikologi perairan yang berfungsi untuk mengetahui
30
apakah effluent atau badan perairan penerima mengandung senyawa toksik dalam
konsentrasi yang menyebabkan toksisitas akut. Parameter yang diukur biasanya
berupa kematian hewan uji, yang hasilnya dinyatakan sebagai konsentrasi yang
menyebabkan 50% kematian hewan uji (LC50) dalam waktu yang relatif pendek satu
sampai empat hari.
Klasifikasi menurut waktu, yaitu uji hayati jangka pendek (short term
bioassay), jangka menengah (intermediate bioassay) dan uji hayati jangka panjang
(long term bioassay);
P
larutan, yaitu uji hayati statis (static bioassay), pergantian larutan (renewal biossay),
mengalir (flow trough bioassay).
3.5.3 Pemilihan Hewan Uji
Untuk keperluan penelitian toksikologi diperlukan hewan uji, pemilihan
hewan uji dalam penelitian toksisitas dilakukan berdasarkan tingkat trofis masingmasing hewan uji pada piramida rantai makanan. Berikut dijelaskan beberapa jenis
organisme yang biasa digunakan dalam uji toksisitas yang mewakili setiap tingkat
trofis dalam piramida rantai makanan (Soemirat, 2003):
31
32
3.5.
4 Tahapan Penelitian
33
(limbah cair 5 L dan air 5 L), 100% (limbah cair 10 Ldan air 0 L).
3. Uji Dasar
Uji dasar dilakukan terhadap limbah cair industri tahu dengan variasi konsentrasi
yang berada pada rentang dimana nilai LC50 uji pendahuluan berada didalamnya. Uji
dasar dilakukan dengan waktu pengamatan 24 jam. Uji dasar dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
1
a.
ekor setiap
sebagai supply
b.
dari
uji pendahuluan.
3
4
c.
Data kematian ikan dianalisis dengan metode analisis data. Hasil uji
dapat diterima apabila 90% hewan uji pada kontrol di akhir
pengamatan masih hidup. Apabila yang bertahan hidup
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis melakukan pembahasan masalah. Yang akan diuraikan dari
hasil pembagian angket dan hasil penelitian melalui eksprimen .
4.1 Tehnik Wawancara
4.1.1 Pembahasan masalah
N
Pertanyaan
Point
Jawaban (orang)
Prosentase
Point (b)
Prosentase
(a)
(%)
(%)
20
100 %
0%
19
95 %
5%
15
75 %
25%
Apakah Menurut
anda sungai ini
1
menimbulkan
banjir ?
Apakah dampak
dari sungai ini
35
mengganggu
kenyamanan anda?
Apakah
masyarakat pernah
4
mengeluhkan
tentang kondisi
12
60%
40%
11
55%
45%
60%
40%
80%
20%
sungai ini ?
5
Pernahkah anda
melihat orang yang
terkena penyakit
karena pencemaran
dari sungai
tersebut ?
Apakah sudah
ditindak lanjuti
oleh masyarakat
12
setempat?
Apakah
pencemaran ini
7
sudah lama
16
terjadi ?
36
Dari tabel diatas maka penulis menjelaskan hasil dari daftar tabel tersebut :
1. Pada soal nomor satu, jumlah koresponden yang menganggap sungai telah
tercemar sebanyak 20 dari 20 koresponden.
Jumlah Koresponden
Ya; 100%
\
2. Pada soal nomor dua, jumlah koresponden yang menganggap sungai tersebut
menimbulkan banjir sebanyak 19 dari 20 koresponden.
Jumlah Koresponden
Tidak; 5%
Ya; 95%
37
3. Pada soal nomor tiga, jumlah koresponden yang menganggap sungai tersebut
mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar sebanayak 15 dari 20
koresponden.
Jumlah Koresponden
Tidak; 25%
Ya; 75%
38
Jumlah Koresponden
Tidak; 40%
Ya; 60%
5.
39
Jumlah Koresponden
Tidak; 45%
Ya; 55%
6.
Jumlah Koresponden
Tidak; 40%
Ya; 60%
40
Jumlah Koresponden
Tidak; 20%
Ya; 80%
41
Pita Indikator
pH
Keterangan
42
pH air sebelum
tercemar air limbah,
bersifat asam
6 menit
2 menit
4 menit
(sebelum
terkena
normal
normal
normal
Gelas 1
limbah)
Gelas 2
(saat
terkena
normal
limbah)
diam
43
Gelas 3
(Sesudah
terkena
normal
limbah)
terbuka
mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang di sungai akan menyebabkan tercemarnya
sungai . Untuk memproduksi 1 ton tahu dihasilkan limbah 3000-5000 liter . Limbah
cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut , akan
mengalami perubahan fisika,kimia,dan hayati yang akan menghasilkan racun atau
menciptakan media untuk tumbuhnya bakteri . Bila dibiarkan dalam air limbah ini
akan berubah menjadi semakin keruh yang akan mengakibatkan gangguan
pernapasan seperti apa yang telah terjadi pada ikan di dalam pecobaan air limbah
pabrik tahu .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa air sungai yang mengandung
limbah pabrik tahu memiliki kandungan pH basa (8), dan dapat menganggu
keseimbangan biota air yang ada didalamnya seperti ikan-ikan kecil dalam jangka
waktu yang singkat. Selain itu, bila air sungai mengalami perubahan fisika,kimia,dan
hayati akan menghasilkan racun atau menciptakan media untuk tumbuhnya bakteri .
Bila dibiarkan dalam air limbah ini akan berubah warna menjadi semakin keruh yang
akan mengakibatkan gangguan pernapasan seperti apa yang telah terjadi pada ikan di
dalam pecobaan air limbah pabrik tahu. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang
45
tidak dapat ditemukan biota air lagi seperti ikan di dalam sungai-sungai yang
tercemar khususnya di wilayah DKI Jakarta.
5.2 Saran
Penulis memberikan saran bagi pembaca yaitu :
1. Pabrik-pabrik dalam membuang air limbahnya jangan langsung dibuang ke
sungai namun harus disaring terlebih dahulu
2. Para pelaku yang melakukan pencemaran lingkungan (termasuk air di
dalamnya) akan mendapatkan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam pasal 98, pasal 99, pasal 100, pasal
101, pasal 102, dan pasal 103.
1.
Aktivitas Ekonomi
Mereka berjualan setiap hari, dari mulai pukul 07.00 WIB pagi hingga pukul
17.00, bahkan hingga pukul 18.00 WIB setiap harinya.
3.
46
Terdapat dua kelas berdasarkan basis ekonomi disana setelah kami melakukan
observasi dan analisis sosial yaitu :
Pedagang resmi, yaitu pedagang yang mempunyai kios yakni para pedagang
yang berada di dalam JT 007.
Pedagang kaki lima yang berada di jalan raya, trotoar, bahkan berjualan di depan
kios pedagang JT 07.
1.
Sejarah komunitas
Sejarah berdirinya pedagang kaki lima di dekat Pasar Jatinegara, sejak tahun
1964 berdirinya JT 007 oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta waktu itu, maka sejak
tahun tersebut sudah ada pedagang kaki lima di sekitar Jatinegara hingga saat ini.
Walaupun sekarang JT 007 sudah di pegang atau di bina oleh UKM, dengan sistem
berupa hak pakai.
Dan sejak tahun 1964 lah, para pedagang kaki lima pun sudah ada di sekitar
JT 007 yang bertempat di dekat pasar dan stasiun Jatinegara tersebut.
2.
Hubungan sosial (gender, status, suku, agama, dll) baik, Walaupun dalam
keseharian mereka lebih cenderung mengobrol atau berinteraksi dengan pedagang
yang barang dagangan yang sejenis, sebab mereka biasanya posisi mereka berjualan
berdekatan dan bersampingan, serta juga cenderung kepada asal daerah yang sama,
misal dari Bogor, Sumedang dan lainnya. Jadi hubungan sosial mereka satu sama lain
cukup dekat dan erat tidak terdapat masalah walau terdapat persaingan dalam
berdagang tapi menurut mereka rezeki sudah diatur dan sudah masing-masing
porsinya.
Untuk gender sendiri hampir 70% untuk PKL disana adalah laki-laki,
sebagian besar ialah bapak-bapak atau yang sudah berkeluarga. Selebihnya baru
perempuan dan kebanyakan atau sebagian besar ialah ibu-ibu. Kemudian mayoritas
para pedagang disana ialah Islam hampir 90 % Islam, sementara agama lain selain
Islam ialah Kristen yaitu para pedagang-pedagang resmi di JT 007 yang mayoritas
beragama Kristen.
47
1. Heterogen/Homogen budaya
Budaya disana sendiri ialah heterogen atau bermacam-macam budaya saling
bercampur di sana, Sebab budaya hetrogen ialah bermacam-macamnya asal daerah
dari masing-masing pedagang kaki lima, bahkan kebanyakan atau sebagian besar
ialah para pendatang dari luar Jakarta para PKL disana, mulai dari, Banten, Jateng,
Jabar, Jatim, Sumatera dan daerah lain.
3. Pendidikan
RiwayatPendidikandariparapedagang kaki lima (PKL) di
sekitarpasarJatinegarabermacam-macamyaitu :
SD
48
SMP
SMA
Bahkanada yang sempatkuliah, namun tidak menyelesaikan sampai selesai, sebab
sudah merasa enak dengan berjualan.
49