Anda di halaman 1dari 14

KERTAS KERJA AUDIT

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai


berikut : kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan
auditnya.

Kertas

kerja

(working

paper)

merupakan

mata

rantai

yang

menghubungkan catatan klien dengan laporan audit, oleh karena itu, kertas kerja
merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya,
auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk mendukung
simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan audit. Kertas kerja audit
merupakan media yang digunakan auditor untuk mendokumentasikan seluruh
catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulakan dan simpulan yang dibuat auditor
dalam setiap tahapan audit. Kertas kerja yang dibuat atau diperoleh akuntan dapat
berupa memo, analisis, surat komfirmasi, surat representasi manajemin, komentar
yang dibuat atau diperoleh akuntan, tembusan dokumen-dokumen penting serta
daftar daftar, baik yang dibuat oleh akuntan maupun yang diserahkan oleh klien dan
di verifikasi oleh akuntan. Dalam melakukan pemeriksaanya akuntan harus diberi
kebebasan oleh klien untuk memperoleh imformasi yang diperlukannya.
Sumber diperolehnya dokumen kertas kerja:
1. Dari pihak klien
a.

Neraca Saldo (Trial Balance)

b.

Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation)

c.

Analisis Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule)

d.

Rincian Persediaan (Final Inventory List)

e.

Rincian Hutang (Liabilities List)

f.

Rincian Beban Umum dan Administrasi

g.

Rincian Beban Penjualan

h.

Surat Pernyataan Langganan

2. Dari analisa yang dibuat oleh auditor


a.

Berita acara pemeriksaan kas (cash opname)

b.

Pemahaman

dan

evaluasi

Internal

control

(termasuk

pertanyaan quesionare untuk mengetes SPI)


c.

Analisis Penarikan Aset

d.

Analisis mengenai cukup tidaknya allowance for bad debts

e.

Working Balance Sheet (WBS)

f.

Working Profit and Loss (WPL)

g.

Top Scedule

h.

Supporting Scedule

i.

Konsep Laporan Audit

j.

Management Letter

3. Dari pihak ke tiga


1.

Konfirmasi Bank

2.

Konfirmasi Piutang

3.

Konfirmasi Liabilities

4.

Hasil Konfirmasi dari Penasehat hukum Perusahaan

Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :


a. Telah

dilaksanakannya

standar

pekerjaan

lapangan

pertama,

yaitu

pemeriksaan telah direncanakan dan supervise dengan baik.


b. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman
memadai atas pengendalian intrn telah diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
c. Telah dilaksanakan standarpekerjaan lapangan ketiga, yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur pemeriksaan telah ditetapkan, dan pengujiantelah
dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
memadai untuk mensyaratkan pendapat atas laporan keuangan audit.
I.

JENIS-JENIS KERTAS KERJA


Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh
auditor dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara
garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 6 tipe kertas kerja berikut ini :
1. Program audit (audit program)
2. Working trial balance
2

3. Ringkasan jurnal adjustment


4. Skedul utama (lead schedule atau top schedule)
5. Skedul pendukung (supporting schedule)
6. Memorandum Audit dan Dokumentasi Informasi Penguat
1. Program Audit (Audit Program)
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit
unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk
mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat
tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan :
Pemeriksaan yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap elemen
yang tercantum dalam laporan keuangan.
Tanggal pelaksanaan prosedur audit.
Paraf pelaksana prosedur audit.
Penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan auditor, program ini
berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan lapangan.
Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang
bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja
audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang
yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah
asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan
dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai
supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang berlangsung.
2. Working Trial Balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo
akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun
sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan kembali yang
diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan
tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements).
Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh
auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar
saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini
3

digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang


diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku
besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Working trial balance ini
mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet) yang
digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam
penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai
berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku
pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja
e. Penyajian laporan keuangan
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan
skedul pendukung ( supporting schedules).
b. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke
dalam skedul utama ( lead schedules atau top schedules) dan
ringkasan jurnal adjustment.
c. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan
ringkasan jurnal adjustment ke dalamworking trial balance.
d. Penyusunan laporan keuangan auditan.

3. Ringkasan Jurnal Adjustment


Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan
dalam laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan
kekeliruan tersebut, auditor membuat draft jurnal adjustment yang nantinya
akan dibicarakan dengan klien. Disamping itu, auditor juga membuat jurnal
penggolongan kembali ( reclassification entries) untuk unsur, yang meskipun
tidak salah dicatat oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan
keuangan yang wajar, harus digolongkan. Jurnal adjustment yang diusulkan
4

oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk jurnal penggolongan
kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment maupun jurnal
penggolongan

kembali

harus

disertai

penjelasan

yang

lengkap.

Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali. Jurnal


penggolongan kembali digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh
pengelompokkan yang benar dalam laporan keuangan klien. Jurnal ini
digunakan untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam kertas kerja
auditor; tidak untuk disarankan agar dibukukan ke dalam catatan akuntansi
klien.
Di lain pihak, jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk
mengoreksi catatan akuntansi klien yang salah, sehingga jurnal ini disarankan
oleh auditor kepada klien untuk dibukukan dalam catatan akuntansi kliennya.
Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan kembali ini mula-mula
dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan jurnal adjustment. Kemudian
jurnal-jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung ke dalam
skedul utama yang berkaitan dalam working trial balance.
4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas
informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang
berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun
buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan dalam
laporan keuangan dalam satu jumlah. Skedul utama memiliki kolom yang
sama dengan kolom-kolom yang terdapat dalam working trial balance.
Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama dipindahkan ke dalam
kolom yang berkaitan dengan working trial balance.
5. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang
tercantum dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas
kerja pendukung yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang
dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan
menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode
5

verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam audit, serta jawaban
atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga berbagai
simpulan yang dibuat oleh auditor.
6. Memorandum Audit dan Dokumentasi Informasi Penguat
Memorandum audit merupakan data tertulis yang disiapkan auditor
dalam bentuk naratif, misalnya komentar atas kinerja prosedur auditing dan
kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan audit. Dokumentasi informasi
penguat meliputi pendokumentasian pengajuan pertanyaan mengenai hasil
rapat dewan komisaris, respon konfirmasi dan representasi tertulis serta
salinan berbagai kontrask penting.
II.

MANFAAT KERTAS KERJA


Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksaanakan tugas audit,
manfaat utama KKA antara lain :
a. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.
b. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi
pekerjaan para pelaksana audit.
c. Merupakan alat pembuktian ari laporan hasil audit.
d. Menyajikan data untuk keperluan referensi
e. Merupakan salah satu pedoman untuk tuga audit berikutnya.

Tujuan pembuatan kertas kerja audit, yaitu:


a. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan audit
b. Kertas kerja audit dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung
pendapatnya dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan
audit yang memadai.
c. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
d. Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat
dalam auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang
memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang
telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.
e. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit.
f. Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit
yang dilaksanakan dalam brbagai waktu, tempat, dan pelaksana.
Setiap audit tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang
6

membentuk kertas kerja. Pengorganisasian dan pengkordinasian


bebagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
kertas kerja.
g. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
h. Dari kertas kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat
untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap
klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan. Auditor
memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien, catatan akuntansi
klien dan pengendalian intern klien serta rekomendasi perbaikan yang
diajukan

kepada

klien

dalam

audit

yang

lalu.

Jurnal-

jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan secara wajar


laporan keuangan yang lalu.
III.

TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS KERTAS KERJA


Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing
yang ditetapkan IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor
melakukan

perencanaan

dan

penyupervisian

terhadap

audit

yang

dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, dan


mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai prosedur audit.
Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh auditor untuk
membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi.
Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien
atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor
akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur
dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk
menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk
tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang diperoleh audit
dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal
yang bersifat rahasia.
SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan
prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus
menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun, sehingga dapat memenuhi
7

kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai


penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada kertas
kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah
terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihakpihak yang tidak diinginkan.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang
berkaitan dengan kerahasiaan kertas kerja berbunyi sebagai berikut Anggota
Kompartemen Akuntan

Publik

tidak

diperkenankan

mengungkapkan

informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.


Seorang auditor tidak dapat memberikan informasi kepada pihak
bukan klien kecuali jika klien mengizinkannya. Meskipun kertas kerja dibuat
dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan-catatan
klien, serta atas biaya klien, hak pemilikan atas kertas kerja tersebut
sepenuhnya berada di tangan akuntan publik, bukan milik klien atau milik
pribadi auditor. Karena kertas kerja tidak hanya berisi informasi yang
diperoleh auditor dari catatan klien saja, tetapi berisi pula program audit yang
akan dilakukan oleh auditor, maka tidak semua informasi yang tercantum
dalam kertas kerja dapat diketahui oleh klien.
Auditor bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan
kertas kerja. Untuk kertas kerja yang dikategorikan permanen, disimpan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sedangkan kertas kerja tahun berjalan
disimpan oleh auditor sepanjang diperlukan oleh auditor dalam rangka
melayani klien dan untuk memenuhi ketentuan undang-undang. Setiap
auditor tidak dapat memberikan informasi kepada pihak bukan klien kecuali
jika klien mengizinkannya.

IV.

CARA MEMBUAT KERTAS KERJA YANG BAIK


Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan kertas kerja, meliputi:
1. Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja
8

Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu
tujuan yang akan dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa
tujuan yang hendak dicapainya dan kemudian merencanakan dengan
cermat cara terbaik untuk mencapainya. Data yang tidak relevan tidak
perlu dikumpulkan, hal ini untuk mengefisienkan pengarsipan dan waktu
penelaahan kertas kerja audit.
2. Hindari pekerjaan menyalin
Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja
audit terbuangnya waktu dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal
mungkin melaksanakan pekerjaan mereka secara efisien dan tepat guna.
Untuk menganalisis rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu
menyalinnya, tetapi cukup dengan menggunakan rincian yang ada pada
pembukuan klien.

3. Hindari penulisan ulang


Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya
waktu, tambahan biaya, risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain.
Penekanan penyusunan kertas kerja audit adalah sedapat mungkin
menghindari penulisan ulang, tetapi haruslah dapat meringkas isi atau
pokok yang menjadi fokus auditor dari hasil analisis bukti audit.
4. Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun
Suatu kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan
untuk semua akun penting yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan
kertas kerja laba rugi, baik secara naratif sebagai acuan atau penjelasan
suatu masalah ataupun berupa catatan kaki kertas kerja neraca dan kertas
kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule) tanpa perlu membuat
kertas kerja terpisah.
5. Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan

Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap


tentang prosedur audit (langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan
untuk memeriksa suatu akun dan transaksi tertentu.
6. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari
perkiraan yang diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan
kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa.
7. Tuangkan dalam bentuk tulisan
Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali
dibutuhkan dalam audit. Hal ini dapat berupa catatan yang menjelaskan
suatu skedul dan observasi yang mempengaruhi prinsip dan metode
akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama audit di lapangan dan
pemecahannya harus diungkapkan secara lengkap dalam kertas kerja.

8. Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh


Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran beban,
auditor tidak cukup hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan
oleh klien. Auditor harus selalu memeriksa dokumen sumber transaksi.
Oleh sebab itu, selain mencatat penjelasan lisan dalam kertas kerja audit,
auditor juga harus melampirkan keterangan bahwa pemeriksaan saldo
akun atau transaksi telah dilakukan untuk mendukung penjelasan lisan
tersebut.
9. Jawablah pertanyaan yang muncul
Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan,
seperti keyakinan kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam
rekening Koran bank tidak tercermin dalam buku besar dan lain
sebagainya. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang terjadi merupakan
aspek yang paling penting dalam audit dan staf audit harus

10

memperhatikan agar pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab


pada saat selesainya audit.
10. Kertas

kerja

harus

mereview working

diparaf

oleh

papers sehingga

orang
dapat

yang

membuat

diketahui

siapa

dan
yang

bertanggung jawab.
11. Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi
dan indeks kertas kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa
yang terlibat dalam penugasan audit tersebut.
Cara membuat kertas kerja yang baik
1.

Lengkap, Kertas kerja harus lengkap dalam arti :


a. Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan
komposisi semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas
kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.
c. Kertas kerja harus dapat berbicara sendiri, harus berisi informasi
yang lengkap, tidak berisi informasi yang masih belum jelas atau
pertanyaan yang belum terjawab.

2.

Teliti,

dalam

pembuatan

kertas

kerja,

auditor

harus

memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan sehingga


kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3.

Ringkas, kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang


pokok saja dan yang relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta
disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan oleh auditor harus
merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan
penyalinan catatan klien ke dalm kertas kerja.

11

4.

Jelas, kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihakpihak yang akan memeriksa kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor.
Penyajian informasi secara sistematik perlu dilakukan.

5.

Rapi, Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan


penyusunan kertas kerja akan membantu auditor senior dalam me-review
hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan auditor dalam memperoleh
informasi dari kertas kerja tersebut.

SIMPULAN
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai
berikut : kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan
auditnya.
Kertas kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan akuntansi
klien dengan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Manfaat kertas kerja audit
yaitu : sebagai dasar perencanaan audit tahun selanjutnya, sebagai dasar untuk
menentukan jenis laporan audit yang pantas, sebagai dasar untuk supervisi audit oleh
supervisor dan partner. Seorang auditor tidak dapat memberikan informasi kepada

12

pihak bukan klien kecuali jika klien mengizinkannya. Meskipun kertas kerja dibuat
dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan-catatan klien,
serta atas biaya klien, hak pemilikan atas kertas kerja tersebut sepenuhnya berada di
tangan akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Karena kertas
kerja tidak hanya berisi informasi yang diperoleh auditor dari catatan klien saja,
tetapi berisi pula program audit yang akan dilakukan oleh auditor, maka tidak semua
informasi yang tercantum dalam kertas kerja dapat diketahui oleh klien.
Untuk membuktikan bahwa seseorang merupakan auditor yang kompeten, ia
harus dapat menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat.

Untuk

memenuhi tujuan ini ada lima faktor cara membuat kertas kerja yang baik yang harus
diperhatikan, yaitu: lengkap, teliti, ringkas, jelas, dan rapi.

DAFTAR PUSTAKA
Arens,A Alvin,Mark S. Beasley, Randal J. Elder. 2010. Auditing dan Jasa Assurance.
Jakarta:Salemba Empat.
Hall, A James,Tommie Singleton. 2002. Audit Teknologi Informasi dan Asurance.
Jakarta:Salemba Empat.
Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan. Edisi 4. Cetakan ke 1, Jogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Mulyadi, 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Syafri, Sofyan Harahap. Auditing Kontemporer. Jakarta: PT Penerbit Erlangga, 1991.
http://ahmadeksan.blogspot.com/2013/12/koleksi-gambar.html (diakses tanggal 10
April 2015)
13

http://husna-syakur.blogspot.com/2012/05/kertas-kerja-auditing.html(diakses tanggal
10 April 2015)
http://lauradevy.blogspot.com/2013/12/kertas-kerja-audit.html (diakses tanggal 10
April 2015)
http://maielvasundari.blogspot.com/2013/10/kertas-kerja-audit.html (diakses tanggal
10 April 2015)
http://zetzu.blogspot.com/2010/10/kertas-kerja-audit.html (diakses tanggal 10 April
2015)
http://keuanganlsm.com/kertas-kerja-pemeriksaan-audit-working-paper/

(diakses

tanggal 10 April 2015)


http://demonkamikazetuit.blogspot.com/2012/04/kertas-kerja-audit.html

(diakses

tanggal 10 April 2015)


http://warta-ekonomi.blogspot.com/2009/11/tanggung-jawab-auditor-atas-kertas.html
(diakses tanggal 10 April 2015)

14

Anda mungkin juga menyukai