Anda di halaman 1dari 6

3.

peran perawat dalam membimbing ibadah pada pasien


Membimbinng pasien beribadah.
peran perawat dalam membimbing pasien untuk beribadah sangat penting untuk dilakukan.
misalnya, pasien yang dalam keadaan sakit dan pasien te. rsebut dalam keadaan tidur, sedangkan
waktu sudah menunjukkan untuk sholat dzuhur, perawat wajib membangunkan pasien dan
mengingatkan untuk sholat. apabila pasien tersebut tidak dapat berwudhu sendiri, perawat bisa
membantunya atau bahkan pasien yang tidak dapat bangun dari tempat tidurnya, perawat bisa
membantu untuk mewudhuhkan pasien dengan tayammum atau dengan air wudhu biasa.
misalnya untuk tayammum sendiri, peawat dapat membantunya dengan menontohkan terlebih
dahulu bagaimana caranya bertayammum, sedangkan membimbing pasien dalam berwudhu
dengan air biasa perawat dapat mengusap-usapkan air tersebut dengan sebuah handuk kecil pada
anggota bagian wudhu diantaranya bagian tangan, bagian kaki, bagian muka dll.
1. Membimbing Pasien untuk sholat Fardhu
Orang yang sakit, wajib pula mengerjakan sholat fardhu dengan cara yang ditentukan oleh
syara. Termasuk pasien selama akal dan pikirannya masih sadar. Pasien diwajibkan untuk sholat,
begitu juga dengan perawat mempunyai kewajiban untuk mengingatkan pasien untuk sholat.
Cara-caranya yaitu :
1. Bagi pasien yang tidak kuasa untuk sholat berdiri boleh sholat dengan duduk. Untuk cara
rukunya dengan membungkukkan sedikit dari punggungnya. Sedangkan untuk cara
sujudnya adalah sesuai dengan sujud dalam sholat. (seperti gambar dibawah)

2. Bagi pasien yang tidak kuasa sholat dengan duduk dan berdiri, maka
boleh sholat dengan mengarahkan kedua kakinya kearah kiblat, kepalanya agak ditinggikan
sedikit dengan bantal sampai mukanya dapat mengarah ke kiblat. Cara mengerjakan sholat ini
hanya dengan menggerakkan badanya ke muka dengan agak menunduk.

3. Bagi pasien yang tidak mampu sholat dengan cara tidak dengan
menghadapkan kedua kakinya kearah kibklat, maka berbaring dengan seluruh anggota badannya
dihadapkan kearah kiblat, untuk ruku dan sujudnya menurut kadar kemampuannya.

4. Bagi pasien yang masih tidak bias mengerjakan sholat dengan cara
berbaring seperti yang tersebut diatas, maka cukup dengan isyarat dengan mata atau kepala.
5. Bagi pasien yang tidak mungkin semuanya dilakukan, maka cukup dengan dikerjakan dalam
hati dengan sengaja niat mengerjakan sholat.

Berikut ini akan dibahas mengenai tata cara dan adab yang baik dalam menjenguk
orang yang sedang sakit, baik di rumah maupun di rumah sakit. Pada umumnya, orang
yang sakit akan memiliki suatu perubahan sikap dari keadaan normalnya. Sikap yang
berubah itu bisa bermacam-macam, bisa menjadi lebih sensitif, mudah marah, abai,
menjadi lebih sopan, dan sebagainya.
Selain itu, mungkin di sekitar orang yang sakit terdapat orang lain seperti orang tua,
saudara, teman, kekasih, tetangga, tamu dan sebagainya, baik yang sudah kita kenal
maupun yang belum dikenal. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita menjaga sikap dan
sopan santun selama mengunjungi saudara kita yang sakit agar tidak menimbulkan halhal yang tidak diinginkan. Adapun adab-adab mengunjungi orang sakit di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. Bersikap sopan dan ramah.
1. Memakai pakaian yang layak, sopan, dan tidak mengundang syahwat.
2. Memberikan bantuan jika dibutuhkan.
3. Tidak mengganggu pasien dan penunggunya di rumah sakit atau
klinik.
4. Jangan berkunjung jika yang sakit sedang tidur atau istirahat.
5. Mendoakan si sakit agar cepat lekas sembuh.

6. Niat berkunjung dengan ikhlas dan dengan itikad yang baik pula.
7. Tidak membawa makanan yang dilarang bagi si sakit.
8. Tidak menakut-nakuti yang sedang sakit akan penyakit yang diderita.
9. Memberinya nasihat yang baik, di antaranya nasihat untuk bersabar,
berbaik sangka kepada Allah Swt., dan menasihatinya agar selalu
mengharapkan ridha dan kasih sayang-Nya.

Boleh jadi, pada suatu kesempatan, kita menengok orang yang sakitnya sudah parah
dan tinggal menunggu sakaratul maut saja. Jika demikian, ada abad-adab lain yang
harus kita perhatikan, di antaranya sebagai berikut.
1. Menghadapkannya ke kiblat sekiranya si sakit akan mengakhiri hidupnya.
2. Menalqinkannya dengan kalimat l ilha ilallhu. Apabila orang yang kita kunjungi
sedang sekarat dan dia seorang muslim, ada baiknya kita bantu mengingatkan untuk
mengucapkan dua kalimat syahadat. Rasulullah saw. pernah bersabda, Talqinkanlah
orang yang akan meninggal di antara kamu dengan l ilha ilallhu. (HR Muslim)
3. Membacakan Al Quran surat Ysn. Rasulullah saw. bersabda, Bacakan surat Ysn
olehmu kepada orang yang tengah sakit keras. (HR Abu Dawud dan An Nasai).
4. Meminta berdoa kepada yang hadir untuk si sakit.
5. Membangkitkan semangat dan harapan positif.
6. Mendampinginya.
7. Memberinya air minum.

Doa apa saja yang bisa kita baca saat mengunjungi orang sakit? Beberapa hadits
menyebutkan bahwa setiap kali mengunjungi sahabatnya yang tengah sakit, Rasulullah
saw. senantiasa membacakan doa untuknya. Berikut ini beberapa di antara doa yang
beliau contohkan saat menjenguk orang sakit.
1. Aisyah berkata, Jika Rasulullah saw. mendatangi salah seorang keluarganya yang
tengah sakit, beliau akan mengusap-usap si sakit dengan tangan kanannya sambil
membaca doa, Allahuma Rabban adz hibil basa isyfi Anta syfi la syifan ill
syifuka, syifan l yughdiru saqaman; Ya Allah, Tuhan sekalian manusia,

hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah, hanya Engkau yang dapat


menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali (kesembuhan) dari-Mu, sembuh yang tidak
dihinggapi penyakit lagi. (HR Bukhari dan Muslim)
2. Abu Abdillah bin Abil Ash pernah mengeluhkan penyakit yang dideritanya kepada
Rasulullah saw. Beliau kemudian berkata kepada Abu Abdillah, Letakkanlah tanganmu
di tempat yang sakit, lalu bacalah basmallah (tiga kali), kemudian bacalah, Adzu bi
izzatillhi wa qudratihi min syarri m ajidu wa uh dzru(tujuh kali); Aku berlindung pada
kemuliaan dan kekuasaan Allah dari bahaya yang aku rasakan dan aku khawatirkan.
(HR Muslim)
1. Saad bin Abi Waqqash berkata, Ketika Rasulullah saw. menjengukku,
beliau berdoa, Allahumma syfi Sada, Allahumma syfi Sada,
Allahumma syfi Sada; Ya Allah, sembuhkanlah Saad; ya Allah,
sembuhkanlah Saad; ya Allah, sembuhkanlah Saad. (HR Muslim)
2. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, Barang
siapa menjenguk orang sakit yang belum sampai tiba ajalnya, lalu
membacakan kepada si sakit doa ini tujuh kali, pasti Allah akan
menyembuhkan penyakit si sakit itu.[1]
3. Ibnu Abbas berkata bahwasanya Rasulullah saw. pernah menjenguk
seorang Arab gunung (Badui). Seperti biasanya, setiap kali Rasulullah
saw. menjenguk orang sakit, beliau berkata, La basa, thahrun insya
Allah; Tidak apa-apa. Semoga penyakit ini menjadi pembersih dari
dosa-dosa, insya Allah. (HR Bukhari)
4. Abu Said Al Khudri berkata bahwa Jibril mendatangi Rasulullah saw.
dan bertanya, Muhammad, apakah engkau sakit?

Rasulullah saw., Ya.


Jibril pun membaca doa, Bismillhi arqika min kulli syaiin yudzika wa min syarri kulli
nafsin auaini hsidin Allahu yasfika bismillhi arqika; Dengan nama Allah aku
menyebuhkanmu dari segala yang mengganggumu dan dari bahaya setiap nafsu atau
mata penghasud. Allah yang menyembuhkan engkau. Dengan nama Allah aku
menyembuhkanmu. (HR Muslim)
1. Abu Said Al Khudri dan Abu Hurairah menyaksikan Rasulullah saw. berkata sebagai
berikut.

Barang siapa yang membaca l ilha illallhu wallhu Akbar, maka akan dijawab oleh
Allah, Benar, tiada Tuhan kecuali Aku dan Aku yang Mahabesar. Jika engkau membaca

l ilha illallhu wahdahu l syarkalahu, Allah akan menjawab, Benar tidak ada Tuhan
kecuali Aku sendiri dan tiada sekutu bagi-Ku. Jika engkau membaca, l ilha illallhu
lahul mulku walahulhamdu, Allah akan menjawab, Benar tiada Tuhan kecuali Aku,
bagi-Ku segala pujian dan bagi-Ku semua kekuasaan kerajaan. Jika engkau berkata l
ilha illallhu wal haula wal quwwata ill billh, Allah akan menjawab, Benar, tiada
Tuhan kecuali Aku dan tiada daya kekuatan kecuali dengan pertolongan-Ku. Rasulullah
saw. bersabda, Barang siapa yang membaca semua kalimat itu ketika sakit dan ketika
hendak ajal, maka dia tidak akan dimakan api neraka. (HR At Tirmidzi) r

Tidaklah ada perkataan Ibnu Adam yang diucapkannya, kecuali perkataan itu
pasti dihisab oleh Allah Swt. termasuk rintihannya ketika dia sakit.
Thawus bin Kaisan Al Khaulani

[1] Bacaannya ialah Asalullahal Azhim, Rabbal arsyil azhim an yasyfiyaka (tujuh kali);
Aku memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Tuhan yang mempunyai Arsy yang
besar, semoga Allah menyembuhkanmu. (HR Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Al Hakim)

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Pembidaian
    Sop Pembidaian
    Dokumen5 halaman
    Sop Pembidaian
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen11 halaman
    Kelompok 5
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen11 halaman
    Kelompok 6
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen11 halaman
    Kelompok 6
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • ER DEPT NURSING
    ER DEPT NURSING
    Dokumen5 halaman
    ER DEPT NURSING
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kalkulasi Dosis
    Kalkulasi Dosis
    Dokumen50 halaman
    Kalkulasi Dosis
    Aini Hayati
    Belum ada peringkat
  • Vitamin
    Vitamin
    Dokumen6 halaman
    Vitamin
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kuliah Terapi LansiaUHT
    Kuliah Terapi LansiaUHT
    Dokumen84 halaman
    Kuliah Terapi LansiaUHT
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Vitamin
    Vitamin
    Dokumen6 halaman
    Vitamin
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Pilihan Antihipertensi
    Pilihan Antihipertensi
    Dokumen3 halaman
    Pilihan Antihipertensi
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen7 halaman
    Kelompok 3
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Kalkulasi Dosis
    Kalkulasi Dosis
    Dokumen50 halaman
    Kalkulasi Dosis
    Aini Hayati
    Belum ada peringkat
  • Pilihan Antihipertensi
    Pilihan Antihipertensi
    Dokumen3 halaman
    Pilihan Antihipertensi
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Bab 1
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Askep Kehamilan1
    Askep Kehamilan1
    Dokumen5 halaman
    Askep Kehamilan1
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Jadi
    Jadi
    Dokumen1 halaman
    Jadi
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Imunologi
    Imunologi
    Dokumen12 halaman
    Imunologi
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • FAKTOR
    FAKTOR
    Dokumen2 halaman
    FAKTOR
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Perkembangan Agama-Agama Besar Di Indonesia
    Sejarah Perkembangan Agama-Agama Besar Di Indonesia
    Dokumen22 halaman
    Sejarah Perkembangan Agama-Agama Besar Di Indonesia
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Bab 1
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • JK
    JK
    Dokumen2 halaman
    JK
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Askep Kehamilan1
    Askep Kehamilan1
    Dokumen5 halaman
    Askep Kehamilan1
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen5 halaman
    Bab 3
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Askep Kehamilan1
    Askep Kehamilan1
    Dokumen5 halaman
    Askep Kehamilan1
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Unsur Psikologi Memori Daya Ingat
    Unsur Psikologi Memori Daya Ingat
    Dokumen24 halaman
    Unsur Psikologi Memori Daya Ingat
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Metode-Metode Psikologi
    Metode-Metode Psikologi
    Dokumen9 halaman
    Metode-Metode Psikologi
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Belajar dan Berpikir
    Belajar dan Berpikir
    Dokumen10 halaman
    Belajar dan Berpikir
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Imunologi
    Imunologi
    Dokumen12 halaman
    Imunologi
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat
  • Obesitas
    Obesitas
    Dokumen4 halaman
    Obesitas
    FarikhaturRosyidah
    Belum ada peringkat