TELUR
Nama
NRP
Kelompok
No. Meja
Assisten
Tanggal Percobaan
Oleh:
: Eka Safutri Mulyastuti
: 123020215
:I
: 6 (Enam)
: Rully Meilisa Kusuma A
: 20 November 2014
I.
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang
Dalam mempertahankan kelanggengan hidupnya, hewan tertentu berkembang
biak dengan menghasilkan telur sepeeti ikan, ungags, binatang melata dan
sebagainya. Sebagai bahan pangan, telur mempunyai nilai yang penting karen
amerupakan sumber protein dan lemak. Untuk dapat menangani dan memanfaatkan
telur seoptimal mungkin perlu diketahui sifat-sifatnya baik secara fisik maupun
kimia, serta perubahan- perubahannya selama penyimpanan.
Banyak sekali jenis hewan yang dapat menghasilkan telur. Dari sekian banyak
jenis telur yang dihasilkan oleh beberapa hewan, hanya beberapa jenis telur yang bisa
diperdagangkan dan dikonsumsi manusia yaitu telur ayam, bebek, telur puyuh, dan
telur ikan. Yang paling popular adalah telur ayam sehingga dalam kehidupan seharihari istilah diasosiasikan dengan telur ayam. (Muchtadi, 2013)
Telur adalah suatu bahan makanan sumber zat protein hewani yang bernilai gizi
tinggi. Untuk dunia kuliner telur sangat penting, karena telur banyak kegunaanya di
dalam masak-memasak (Tarwoyjo, 1998).
Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain,
kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti
ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dan lain-lain. Telur mempunyai citarasa yang enak
sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam
pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein
yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur
(Mietha 2008).
Selain mengandung banyak kebaikan telur juga memiliki sisi buruk. Karena
selain kandung lemak yang cukup tinggi, telur juga mengandung kolesterol dalam
kebersihan,
Kulit Telur
Pengukuran
Ambil sampel telur lalu masukan kedalam toples bening yang sudah diberikan
metilen blue rendam telur dan diamkan selama 1 jam , setelah itu lalu pecahkan,
amati yang terjadi hitung bintik biru yang terdapat dalam telur.
Amati telur jika mengapung pada nilai spesifik gravity < 1,075 maka kualitas
telur kurang.
Amati telur jika mengapung pada nilai spesifik gravity > 1,075 maka kualitas
telur baik.
66,9 gram
14 mm
44,1 mm
Indeks Yolk
Nilai Z
Tinggi Albumen
Diameter Albumen
Indeks Albumen
Unit Haugh
Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)
0,317
0,697
3,9 mm
122 mm
0,032
53,388
Telur Bebek
Terdapat bintik biru pada kulit telur
bagian dalam
Mengapung
Mengapung
Kualitas telur kurang baik
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapat parameter dari telur
ayam ras berkualitas cukup baik yang ditandai dengan keadaan dan kebersihan
kulitnya yang baik dan bersih, hanya terdapat sedikit keretakan dan tidak terlihatnya
kantung udara pada telur, volume kantung udaranya kecil, serta putih dan kuning
telurnya pun jernih.
Candling telur adalah peneropongan telur dengan menggunakan lampu pijar 2530 watt atau peneropongan telur dengan diarhakan pada cahaya, hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah telur tersebut rusak atau tidak, bebas dari benda asing atau
noda darah, bebas dari pertumbuhan embrio, bintik daging noda hitam, putih dan
noda hijau, kulit telur bersih atau utuh dan besar kecilnya rongga atau kantong udara
yang kesemuanya di atas akan sangat menentukan kualitas telur baik atau tidak, siap
dikonsumsi atau harus dibuang karena rusak. (Nafiatul, Laila. 2013)
Beberapa faktor yang menentukan kualitas telur diantaranya kondisi ruang udara,
kuning telur, dan putih telur, (Santoso, 1985). Ruang Udara. Telur yang segar
memiliki ruang udara yang lebih kecil dibandingkan telur yang sudah lama. Di luar
negeri, kualitas telur dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran kedalaman ruang
udaranya. Berikut ini pembagian kualitas telur berdasarkan ukuran kedalaman ruang
udaranya. (a) Kualitas AA memiliki kedalaman ruang udara 0,3 cm.. (b) Kualitas A
memiliki kedalaman ruang udara 0,5 cm. (c) Kualitas B memiliki kedalaman ruang
udara lebih dari 0,5 cm. (Santoso, 1985).
Kuning Telur. Telur yang segar memiliki kuning telur yang tidak cacat, bersih,
dan tidak terdapat pembuluh darah. Selain itu, di dalam kuning telur tidak terdapat
bercak daging atau bercak darah.
Putih Telur. Putih telur dari telur yang segar adalah tebal dan diikat kuat oleh
kalaza. Untuk telur kualitas AA, putih telur harus bebas dari titik daging atau titik
darah (Santoso, 1985).
Kualitas isi telur (kekentalan putih telur, warna dan posisi kuning telur, ada
tidaknya noda) tanpa perlakuankhusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang
lama. Dalam suhu ruang, telur akan mengalami kerusakan setalah disimpan lebih dari
dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai oleh kocaknya isi telur dan bila dipecah
tidak mengumpul lagi (Haryoto, 1996).
Kualitas telur mulai turun sejak ditelurkan hingga dikonsumsi. Hampir semua
telur yang berkualitas tinggi pada saat ditelurkan menurun kualitasnya ketika
disimpan sampai saatnya dikonsumsi (Muchidin, 1993).
Penilaian terhadap putih telur mempengaruhi pembagian kualitas telur, yaitu menjadi
1. Kualitas AA, putih telur terlihat jernih, tidak berwarna, masih statis.
2. Kualitas A, putih telur terlihat jernih, dan agak tidak statis.
3. Kualitas B, putih telur terlihat jernih, sudah agak cair, sudah tidak statis.
4. Kualitas C, putih telur mulai berair, dan ada sedikit noda darah.
Begitu pula penilaian terhadap kuning telur mempengaruhi pembagian kualitas
telur, yaitu menjadi :
1. Kualitas AA, kuning telur masih baik dan berada di tengah putih telur, bayangannya
tidak terlihat, bebas dari noda kuning telur, cembung atau tidak datar.
2. Kualitas A, kuning telur sudah agak ke pinggir, bayangan masih cerah, cembung, dan
bebas noda.
3. Kualitas B, kuning telur sudah jauh ke pinggir, bayangan gelap, bentuknya sudah
lebar dan datar, dan mulai terdapat noda walaupun belum nyata benar.
4. Kualitas C, kuning telur sudah jauh ke pinggir, bayangan jelas, bentuknya lebar dan
datar, dan mulai terlihat bakal anak itik, tetapi tidak ada noda berat (Suharno, 2003).
Kualitas telur juga dapat pula dilihat dari berat atau bobot telur tersebut. Dari
pengamatan yang dilakukan, didapatkan berat telur ayam yang digunakan adalah 70
gram, sehingga telur tersebut dapat digolongkan menjadi telur jumbo dengan kisaran
berat > 68,5 gram. Kualitas telur berdasarkan beratnya dapat digolongkan menjadi 6
golongan, yaitu :
1. Telur jumbo dengan berat telur > 68,5 gram/butir
2. Telur sangat besar dengan berat telur 61,4 gram/butir
3. Telur besar dengan berat telur 54,53 gram/butir
4. Telur medium dengan berat telur 47,2 gram/butir
5. Telur kecil dengan berat telur 40,2 gram/butir
6. Telur pee wee dengan berat telur < 40 gram/butir
(Sudaryani, 1999).
Berdasarkan unit Haugh telur, kualitas telur dapat dibedakan menjadi:
1. Kualitas AA dengan nilai unit Haugh > 72.
2. Kualitas A dengan nilai unit Haugh 60 72.
3. Kualitas B dengan nilai unit Haugh 31 60.
4. Kualitas C dengan nilai unit Haugh < 31 (Sudaryani, 1999).
dengan adanya bercak biru pada bagian dalam cangkang telur menunjukkan bahwa
telah terjadi penyerapan terhadap air metilen blue tersebut ke dalam telur, yang
diakibatkn karena adanya pori-pori yang besar yang ada pada permukaan cangkang
atau kulit luar dan selaput tipis pada cangkang telur. Dengan membesarnya pori-pori
pada cangkang telur, dapat mengakibatkan terjadinya respirasi pada telur dan
kemungkinan besar yang terjadi adalah masuknya partikel-partikel berbahaya yang
tidak diinginkan, termasuk di dalamnya adalah mikroba yang mengakibatkan
cepatnya pembusukan (Tarwotjo, 1998).
Kesegaran isi telur merupakan kondisi di mana bagian kuning telur dan putih
telur yang kental berada dalam keadaan membukit apabila telur dipecahkan dan
isinya diletakkan diatas permukaan datar dan halus, misalya kaca. Hal ini disebabkan
oleh sifat kaca yang tidak dapat tembus benda cair, bahan yang keras, jernih, tahan
terhadapp panas, dan tembus cahaya.
Haugh unit merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui kesegaran isi
telur, terutama bagian putih telur. Untuk mengukurnya, telur harus dipecah lalu
ketebalan putih telur diukur dengan alat mikrometer. Telur yang segar biasanya
memiliki putih telur yang tebal. Besarnya haugh unit dapat ditentukan dengan
menggunakan tabel konversi. Semakin tinggi nilai haugh unit suatu telur
menunjukkan bahwa kualitas telur tersebut semakin baik.Untuk menentukan kualitas
isi telur dapat dilihat dari bagian telur di sebelah dalam. Beberapa faktor yang
menentukan kualitas telur diantaranya kondisi ruang udara, kuning telur, dan putih
telur, (Santoso, 1985).
Penentuan kualitas telur berdasarkan haugh unit menurut standar United State
Departement of Agriculture (USDA) adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Kerusakan isi telur karena CO2 yang terkandung di dalamnya sudah banyak yang
keluar sehingga derajat keasaman telur meningkat. Penguapan yang terjadi juga
membuat bobot telur menurun dan putih telur menjadi lebih encer. Masuknya
mikroba ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur juga akan merusak isi telur.
Tanda-tanda telur segar yang baik adalah bentuk kulitnya bagus, cukup tebal, tidak
cacat (retak), teksturnya baik, warnanya bersih, rongga udara dalam telur kecil, posisi
kuning telur di tengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah (Haryoto, 1996).
Kerusakan yang terjadi pada telur segar dapat berupa keretakan pada
kulit telur,
pertumbuhan embrio atau heat spot, penguapan kadar air dalam telur, perubahan
komposisi
kimia,
pegenceran
isi
telur,
hilangnya
CO 2,
dan
tumbuhnya
lapisan kental, dan lapisan encer dalam. Kuning telur dibungkus oleh suatu membran
yang disebut membran vitelina atau membran kuning telur. Kuning telur tersusun dari
lapisan gelap (kuning) dan lapisan terang (putih) secara bergantian. Pada permukaan
kuning telur terdapat blastoderm (bintik tempat pertumbuhan awal embrio). Kuning
telur diikat oleh kalaza sehingga kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah.
Adanya latebra menyebabkan blastoderm tetap dipermukaan sebelah atas kuning
telur (Muchtadi, 1992).
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A, (1987), Ilmu Pangan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Haryoto, (1996), Pengawetan Telur Segar, Penerbit Kanisus, Yogyakarta.
Listiyowati,
Retno,
(2003),
Kuning
Telur
Bukan
Sekedar
Warna,
LAMPIRAN
1. Indeks Kuning Telur Ayam Ras
Tinggi Kuning Telur
= 14 mm
44,1 mm
0,317 mm
= 3,9 mm
= 66,9 g
10 x tinggi kuning telur
3 x berat telur utuh
Nilai Z
=
10 x 14 mm
= 3 x 66,9 gram =0,687
= 3,9 mm
Berat utuh
= 66,9 gram
Unit Haugh