Anda di halaman 1dari 4

BENTANG LAHAN DAN VEGETASI

Campur tangan manusia terhadap alam untuk kepentinganya sendiri sering


mengungkapkan potensi dan kemampuan produksi suatu daerah teetentu. Sebagai contoh
gerumbulan Hazel (Corylus avellana) yang begitu umum berkembang I tanah-tanah yang berat di
Inggris, bila dibuka biasanya akan menghasilkan lahan yang baik untuk pertumbuhan gadum.
Selai daerah kutub, pegunungan tinggi dan guun pasir sangat sedikit lahan yang tidak tertutup
oleh tumbuhan, sehingga vegetasi dapat menjadi ciri bentang lahan setempat. Karena adanya
tumbuhan tersebut membutuhkan syarat-syarat yang mendukung pertumbuhanya dimana di
setiap lahan akan berbeda dan sangat beragam. Dengan demikian hal tersebut dapat memberikan
lapangan penelitian yang dapat memperkirakan penggunaan terbaik yang dapat diterapkan di
suatu wilayah.

Bentang Lahan dan Bentuk Lahan Penyusunya

Keberadaan bentang lahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kategori konstruksional
dan kategori destruksional. Bentuk lahan kostruksional pertama adalah benua-benua dan dasar
samudra, yang kedua adalah dataran-dataran (dengan struktur horizontal dan tekstur rendah),
plato (dataran tinggi dengan tekstur horizontal dengan relief tinggi), gunung (dengan struktur
terganggu yang beraneka ragam, dan gunung api (dengan struktur seperti kerucut). Vegentasi
yang biasa menyelubungi daerah-daerah tersebut biasanya menempati kedudukan sekunder dan
tidak bebas dalam hirearki alami serta selalu terikat dengan sifat-sifat setempat dan kondisi di
gunung-gunung, dst. Batuan dataran tinggi biasanya tersusun horizontal tehadap endapanya atau
bahkan ekstrasi pembekuanya dalam lapisan-lapisan yang rata, memaksakan keseragaman
mengenai kondisi dn vegetasi yang menyertainya. Demikian sebaliknya dengan di daerah
pegunungan yang memiliki lahan demikian ekstrim sehingga tidak dapat diberikan penjelasan
yang singkat.

Berikutnya adalah bentang lahan ketiga yang disebut sebagai bentang lahan destruksioal.
Bentuk ini dihasilkan oleh agen-agen erosi yang bekerja pada bentuk-bentuk konstruksional.
Sebagian karakteristiknya ditentukan oleh penyebab-penyebab erosi dan sebagian yang lain
ditentukan oleh bentuk lahan konstruksional yang bersangkutan. Diantara contohnya adalah
lembah sungai yang dihasilkan oleh erosi yang merupakan pemindahan bahan, delta sungai yang
merupakan hasil pengangkutan dan peletakan pengendapan, jembatan-jembatan alami yang
merupakan sisa-sisa setelah material di skitarnya terpindahkan. Masing-masing bentuk lahan
tersebut memiliki karakteristik terseniri yang kemudian dpat memberikan sumbanga kepada
berbagai tipe bentang lahan. Bagaimanapun juga vegetasi yang tumbuh di aas bentang lahan
tersebut terkadang tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tempat yang lain tetapi
terkadang pula menjadi benar-benar sebagai karakteristik untuk suatu bentuk lahan tertentu.
Demikianlah bukit-bukit pasir cenderung dihuni oleh rumput kasar pengikat pasir yang terdapat
sepanjang daerah dari kutub utara sampai daerah tropika.

Bentuk Lahan dan Kehiupan Tumbuhan

Disini akan dibahas berbagai bentuk lahan destruksioanal secara garis besar dan bentuk
kehidupan tumbuhan yang hidup di situ serta karakteristiknya. Hal pertama yang akan dibahas
adalah penyebab-penyebab utama erosi yang diantaranya adalah sungai (aliran air), sungai es
(gletser), air tanah, angin, gelombang serta arus air. Sertiap golongan structural yang merupakan
hasilnya kemudian dapat dibagi lagi menjadi bentuk lahan erosional, deposional, dan residual
serta bentuk-bentuk minor lainya yang tidak seberapa penting.

Cirri-ciri erosional yang ditimbulkan oleh sungai, disamping “dataran erosi” (pineplain)
mencakup pula berbagai jenis lembah dan ngarai. Dengan letaknya yang lebih rendah dari
dataran lain menyebabkanya cenderung menunjang vegetasi yang lebih subur. Disamping
lembah-lembah yang lebih terbuka, aliran air juga dapat mengikis alur-alur yang sempit, jurang-
jurang dan kanyon yang tebing-tebingnya curam dan biasanya berbatu-batu memberikan habitat
kepada tumbuhan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Akibatnya tumbuhan tersebut dapat
menjadi indicator untuk keadaan basah atau keadaan keteduhan, terkadang pula menjadi
indicator suatu substrat tertentu seperti yang diberikan oleh batuan berkapur. Sangat sering
ditemukan bahwa lembah yang bentangan lerengnya menghadap ke utara mempunyai kondisi
yang sama sekali berbeda dengan lereng yang menghadap ke selatan, yang barang kali lebih jelas
ditunjukan oleh perbedaan flora dn vegetasi dari pada dengan pengamatan metereologi biasa.
Sebgai contoh adalah adalah tumbuhan paku, merupakan tumbuhan yang berkarakteristik untuk
tebing yang lembab dna teduh, sedang sukulenta hanya terdapat di tempat-tempat yang kering
dan terkena sinar matahari.

Cirri-ciri deposisional yang terbentuk oleh sungai atau aliran air seperti misalnya,
dataran-dataran dan bukit-bukit alluvial, endapan dataran banjir, gisik-gisik penghalang aliran
air, delta dan tanggul-tanggul alami. Masing-masing mempunyai kecenderungan untuk
menunjang suatu tipe vegetasi yang cocok untuk masing-masing wilayah.

Cirri-ciri bentuk lahan residualyang ditinggalkan oleh erosi sungai dalam bahasan ini
dianggap tidak terlalu peting. Meskipun vegetasi di tempatnya dapat mengikat permukaan
sedemikian rupa sehingga dapat menghambat pembentuknya, namun biasanya hanya berupa
vegetasi yang miskin. Sebagai contoh adlah igir-igir pemisah dan sisa-sisa bukit, sisa-sisa erosi
dengan puncak yang subur (mesa) dan gumuk-gumuk (butt). Bentuk-bentuk lahan ini
kemungkinan besar bersifat berbatu-batu dan tersingkap dengan akibat hanya mempunyai
vegetasi yang miskin.

Cirri-ciri erosional yang ditimbulkan oleh sungai es agak mirip dengan yang diakibatkan
oleh sungai, hanya saja lembahnya lebih dalam berbentuk huruf “U” dengan dinding yang
curam. Dasarnya juga terkikis sehingga kandungan tanahnya sedikit yang berakibat vegetasi di
atasnya menderita walaupun mendapat keuntungan wilayah yang terlindung. Cekungan dan laur
yang lebih dalam sering terisi oleh air, dan terutama genangan-genangan yang banyak terdapat di
sungai es.

Cirri-ciri deposisional yang ditinggalkan oleh sungai es banyak yang masih ada seperti
misalnya morena (moraine) dan endapan glasiofluvial (endapan sungai es) Morena akhir, yang
terletapa pada ujung sungai es yang tepinya tinggal stasioner untuk waktu yang lama, biasanya
berbentuk seperti jalur berbukit-bukit atau bukit-bukit kecil bulat dengan cekungan yang
terdistribusi tidak beraturan, terkdang mencakup danau-danau dan rawa-rawa. Vegetasinya dari
temapat ke tempat sangat variable dan biasanya bersifat subur karena material yang terkandung
banyak mengandung unsure hara, daerah seperti ini biasanya dimanfaatkan sebagi lahan
pertanian dan perkebunan.

Cirri-ciri residual yang ditinggalkan oleh sungai es juga bermacam-macam, meski


umumnya terdadah, berbatu-batu dan mempunyai vegetasi yang miskin.

Anda mungkin juga menyukai