Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Reta Novi Ardianti
1208028
nasogastrik)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok kardiogenik
Vasodilatasi
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan
vasodilatasi
2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Cedera akibat terbakar dan benturan
Reaksi transfusi yang parah
Agen nefrotoksik
Antibiotik aminoglikosida
Agen kontras radiopaque
Logam berat (timah, merkuri)
Obat NSAID
Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
Pielonefritis akut
glumerulonefritis
3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat
dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh
kondisi-kondisi sebagai berikut :
Batu traktus urinarius
Tumor
BPH
Striktur
Bekuan darah
C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
ginjal
dengan
dengan
LFG
LFG
antara
antara
30-59
15-
(laki-laki)
72 x creatini serum
= ( 140-umur ) x berat badan ( kg ) X 0.85
(perempuan)
72 x creatini serum
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin angiotensin - aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat
cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang,
perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan
metabolisme
protein
fomitus
dalam
usus,
yang
berhubungan
perdarahan
pada
dengan
saluran
infeksi
vaskuler
reaksi antigen
antibody
zat toksik
tertimbun
pe cairana
terosklerosis
molekul ginjal
hidroureter
kerja nefron
hidronefrosis
GFR
retensi Na
Sindrom uremia
ggn. Keseimbangan
Asam-basa
Pruritis
prod. asam
Intoleran
aktivitas
oksihemoglobin turun
Vol.interstisiil
Ggn.
Integritas
kulit
As. Lambung
Ggn.
Perfusi
jaringan
preload
Nausea, vomitus
iritasi lambung
Beban jantung
Infeksi
perdarahan
Gastritis
hematemesis, melena
Mual, muntah
COP
Aliran darah ginjal
Resiko
kekurangan
nutrisi
Potensial
anemia
hematuria
anemia
Nye
ri
GGK
Perpospaternia
iritasi/cedera
jaringan
RAA
Retensi Na&H2O naik
Suplai O2 jar.
soplai O2 otak
metab. Anaerob
syncope
Kelebihan
vol. cairan
Intoleran
aktivitas
edema paru
Ggn.
Perfusi
jaringan
Ggn.
Pertukaran
gas
F.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan maka perlu pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain:
1. Pemeriksaan lab.darah
a. Hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
b. RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
c. LFT (liver fungsi test )
d. Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
e. koagulasi studi
PTT, PTTK
f. BGA
2. Urine
a. urine rutin
b. urine khusus : benda keton, analisa kristal batu
3.
Pemeriksaan kardiovaskuler
a. ECG
b. ECO
4.
Radidiagnostik
a. USG abdominal
b. CT scan abdominal
c. BNO/IVP, FPA
d. Renogram
e. RPG ( retio pielografi)
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu:
1. Konservatif
Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
Observasi balance cairan
Observasi adanya odema
Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
Peritoneal dialysis
jantung)
3. Operasi
Pengambilan batu
transplantasi ginjal
I.
PENCEGAHAN
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah
dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan
kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat
peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan
termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.
Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang
menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan
kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status
kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara
C Long, 2001)
J.
PENATALAKSANAAN DIIT
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan
homeostasis selama mungkin.
1. Intervensi diit.
Protein dibatasi karena urea, asam urat dan asam organik merupakan hasil
pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika
terdapat gangguan pada klirens renal. Protein yang dikonsumsi harus
bernilai biologis (produk susu, telur, daging) di mana makanan tersebut
simptomatik
Suplemen
alkali,
transfusi,
obat-obat
Warna
kulitposisi, berpindah&perawatan diri
normal,hangat&kering Pastikan klien mengubah posisi
Monitor
peningkatan
Kedalaman nafas normal ketdkmampuan
istirahat,
Tidak ada retraksi dada /kecemasan dan seseg nafas.
penggunaan otot bantuan
pernafasan
Pengelolaan Jalan Nafas
Atur posisi tidur klien untuk
maximalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Monitor status pernafasan dan
Monitor
adanya
indikasi
Kriteria hasil:
overload/retraksi
Bebas dari edema
Kaji daerah edema jika ada
anasarka, efusi
Suara paru bersih
Fluit monitoring:
Tanda vital dalam batas
Monitor intake/output cairan
normal
Monitor serum albumin dan protein
total
Monitor RR, HR
Monitor turgor kulit dan adanya
kehausan
Monitor warna, kualitas dan BJ
urine
Anjurkan
klien
untuk
meningkatkan asupan nutrisinya.
Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi dan pentingnya
bagi tubuh klien
Monitor Nutrisi
Jelaskan
tentang
program
Mengenal kebutuhanpengobatan
dan
alternatif
perawatan
danpengobantan
pengobatan tanpa cemas Diskusikan perubahan gaya hidup
Klien
/
keluargayang mungkin digunakan untuk
kooperatif saat dilakukanmencegah komplikasi
tindakan
Diskusikan tentang terapi dan
pilihannya
Eksplorasi kemungkinan sumber
yang bisa digunakan/ mendukung
PK: Anemia
cukup
Anjurkan istirahat cukup
Berikan
dorongan
untuk
pembatasan masukan cairan yang
ketat : 800-1000 cc/24 jam. Atau
haluaran urin / 24 jam + 500cc
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diet, rendah natrium (24g/hr)
pantau tanda dan gejala asidosis
metabolik ( pernafasan dangkal
cepat, sakit kepala, mual muntah,
Ph rendah, letargi)
Kolaborasi dengan timkes lain
dalam therapinya