Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. PENGERTIAN
Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam
setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembangden
gan mengorbankan organ tubuh yang menjadi hospesnya. Karsinoma buli atau karsinoma
vesika urinary atau tumor kandung kemih adalah tumor superfisial yang dapat
mengadakan infiltrasi ke dalam lamina phropia, otot, dan lemak perivesika yang
kemudian menyabar ke jaringan sekitar.
Dinding vesika urinaria dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa. Lebih dari
90% kanker vesika urinaria berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma
sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa (Sudoyo, dkk, 2009; Purnomo,
B.B, 2003).
2. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma buli merupakan 2% dari seluruh keganasan, dan merupakan keganasan
kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali
lebih sering menyerang pria daripada wanita. Di daerah industri kejadian tumor ini
meningkat tajam. Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor superfisial.
Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak
perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Di samping itu
tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen menuju
kelenjar limfe, perivesika, obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis. Penyebaran
hematogen paling sering ke hepar, paru-paru dan tulang.
3. ETIOLOGI
Penyebab-penyebab
tumor buli
semakin
beberapa
pabrik
kimia,
terutama
pabrik
cat,
laboratorium,
api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja salon/ pencukur rambut sering
pabrik
korek
terpapar
oleh
bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, benzidine, dan 4aminobifamil)
Perokok
Risiko untuk mendapat karsinoma buli-buli pada perokok 2-6 kali lebih besar
dibanding dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan karsinogen amin
aromatik dan nitrosamine.
Infeksi saluran kemih
Telah diketahui bahwa kuman E.Coli dan Proteus spp menghasilkan nitrosamine yang
merupakan zat karsinogen.
Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan
Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung
sakarin
dan
bersifat
anaplastik.
Dalam
selnya belum matang sehingga diferensiasi kearah pola yang jelas seperti papilari,
epidermoid atau adenokarsinoma tidak terjadi.
Karsinoma campuran
Terdapat
4-6%
dari
seluruh
tipe
tumor.
Merupakan
kombinasi
Yang
antara
tersering
Tumor berbentuk papiler, masih berdiferensiasi baik, ukuran relatif kecil dengan
dasar yang sempit. Tumor hanya menyebar di jaringan di bawah lamina propria, tidak
ke dalam dinding otot kandung kemih atau lebih.Tidak ada kelenjar limfe yang
terlibat. Dapat diatasi dengan transurethral, namun sudah radioresistant.
Tumor telah menyerang pelvis atau dinding abdominal, atau telah menyerang hingga
jaringan limfe. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun masih
sensitif terhadap radio terapi.
menembus
otot
dinding vesika.
Stage B1 : neoplasma sudah menyebar superficial sampai setengah dari otot detrusor.
(Sudoyo, 2009).
dilakukan pemeriksaan USG. Foto toraks juga perlu dilakukanuntuk melihat bila ada
metastasis ke paru-paru.
Sistoskopi dan Biopsy
sistoskopi
dilakukan
oleh
urologis
mengevaluasi
kandung
khusus
kemih
yaitu
cytoscope. Identifikasi dari sebuah tumor biasa dilakukan dengan sistoskopi. Banyak
tumor yang muncul dari bagian yang lebih tergantung darikantung kemih, seperti basal,
trigonum, dan daerah di sekitar orifisium vesika. Namun mereka juga dapat
muncul dimana saja. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi mutlak
dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama jika penderita
berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tumor di
buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi untuk menentukan derajatinfiltrasi tumor yang
menentukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan dapat juga digunakan sebagai
tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan).
CT scan atau MRI
Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT scanning merupakan
x-ray detail dari tubuh, yang menunjukkan persimpangan-persimpangan dari organ-organ
yang mana tidak ditunjukkan oleh sinar x-ray konvensional.
MRI lebih sensitif dari CTScan, yang memberikan keuntungan dapat mendeteksi kelenjar
limfe yang membesar didekat tumor yang menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke
kelenjar limfe.
(FKUI, 2000)
8. KOMPLIKASI
Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat ulserasi
tumor. Pada obstruksi ureter jarang terjadi infeksi ginjal. Bila tumor menginvasi leher
buli, maka dapat terjadi retensi urin. Cystitis, yang mana sering kali berada dalam tingkat
yang harus diwaspadai merupakan hasil dari nekrosis dan ulserasi dari permukaan tumor.
Ulserasi ini terkadang dapat dilihat dalam kasus tumor-tumor yang tidak menembus, dari
beberapa gangguan dengan aliran darah tetapi muncul dalam 30 persen kasus dimana
tumor menembus kandung kemih yang terkontraksi dengan kapasitas yang sangat kecil
dapat mengikuti ulserasi dengan infeksi dan infiltrasi ekstensif dalam dinding kantung
kemih. Kembalinya tumor dalam kantung kemih dapat menunjukkan tipe lain dari
komplikasi. Jika pertumbuhan tumor kembali terjadi di area yang sama, kemungkinan hal
tersebut adalah hasil dari perawatan yang kurang profesional dan kurang layak pada
tumor asalnya.
Kematian tidak jarang terjadi dikarenakan oleh komplikasi yang timbul karena
disebabkan oleh tumor itu sendiri atau perawatan tersebut. Hidronefrosis dan
urosepsis, dengan gagal renal, toxemia, cachexia, dan kelelahan fisik
dari
iritabilitas
vesikal, sering kali menjadi suatu gambaran yang harus diperhatikan. Hidronefrosis dapat
disebabkan oleh oklusi ureter. Bila terjadi bilateral, terjadilah uremia (Lusaya, et al.,
2014)
9. PENGOBATAN
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah
reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas
infiltrasi tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain
Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat atau
wait and see.
Instilasi
intravesika
dengan
obat-obat
mitosimin
C,
BCG,
5-Flourouracil,
maintenan
terapi
sebaiknya
menghindari cara ini karena dapat menyebabkan komplikasi sistemik berat. Efisiensi
obat dapat dicapai dengan membatasi intake cairan sebelum terapi, pasien
dianjurkan berbaring dengan sisi berbeda, tidak berkemih 1-2 jam setelah terapi.
Sistektomi parsial, radikal atau total
Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi di sepanjang
dinding posterolateral atau puncak buli. Pada sistektomi radikal dilakukan pengangkatan
seluruh buli dan jaringan atau organ disekitarnya. Pada pria dilakukan pengangkatan buli,
jaringan sekitarnya, prostat dan vesika seminalis.
Pada wanita dilakukan pengangkatan buli, ceviks, uterus, vagina anterior atas ovarium.
Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan
sekitarnya
(pada
pria
berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urin dari kateter dialirkan melalui
beberapa cara diversi urine.
Radiasi eksterna
Radiasi eksterna diberikan selama 5-8 minggu. Merupakan alternatif selain sistektomi
radikal pada tumor ilfiltratif yang dalam. Rekurensilokal sering terjadi
Terapi ajuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen sisplatinumSiklofosfamid
Pada pasien tumor buli kadang ditemukan metastase regional atau metastase jauh. Dan
sekitar 30-40% pasien denagn tumor invasif akan bermetastase jauh meskipun sudah
dilakukan sistektomi radikal dan radioterapi. Pemberian single kemoterapi agen
atau kombinasi menunjukkan respon yang baik pada pasien tumor buli metastase.
Respon
doxorubicin, siklofosfamid.
(Sjamsuhidajat, R. dan W.D. Jong, 2005)
vinblastin,
cisplastin,
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, B.B. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto.
Lusaya,
et
al.
2014.
Hydronephrosis
and
Hydroureter.
Available
at
Pengkajian meliputi kebiasaan klien terhadap pemeliharaan kesehatan baik sebelum atau
sesudah sakit, gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang
dilakukan, kepatuhan terhadap pengobatan. .
2. Nutrisi / Metabolik
Kaji mengenai kesulitan menelan, mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia dan
ketidakmampuan untuk makan karena penurunan nafsu makan. penurunan berat badan,
pantangan terhadap makanan, alergi terhadap makanan. Tanda : turgor kulit buruk, kering
/ bersisik, massa otot berkurang / lemak subkutan berkurang, IMT = (kekurangan BB
tingkat berat), klien tampak kurus. Pada lansia kaji lingkat lengan sebagai penanda status
gizi.
3. Eliminasi
Kaji mengenai frekuensi miksi dalam sehari, karakteristik urin, adakah masalah dalam
proses miksi seperti kesulitan mengeluarkan atau nyeri, penggunaan alat bantu untuk
miksi, gambaran pola BAB, karakteritik, penggunaan alat bantu, hematuria atau darah
pada urine.
4. Aktivitas dan Latihan
Kaji kemungkinan ditemukan gangguan aktivitas dan latihan karena klien mengalami
keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
ketidakmampuan untuk tidur.
5. Persepsi, Sensori, Kognitif
Kaji gangguan berupa rasa nyeri. Kaji adanya faktor stres dalam waktu yang lama,
adanya perasaan berduka. Tanda: ansietas, takut, perasaan bersalah (menyalahkan diri
sendiri), keputusasaan, kesedihan, ekpresi kurang dalam penerimaan terhadap penyakit,
ekspresi kurang kedamaian, rasa bersalah
6. Tidur dan Istirahat
Kaji adanya perubahan pada pola tidur baik akibat nyeri atau stress.
7. Konsep Diri
Kaji adanya perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran, tidak berpartisipasi
dalam kegiatan agama, perubahan pola ibadah, merasa diabaikan dan diasingkan,
menolak interaksi dengan orang lain, merasa dipisahkan dari lingkungan sosial.
Perubahan interaksi dalam keluarga, seperti: perubahan tugas dalam keluarga, perubahan
c.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri ditandai dengan napas
d.
f.