Anda di halaman 1dari 14

Perawatan Luka Bakar di 24 Jam Pertama: Panduan Sederhana dan

Praktis dengan Menjawab 10 Pertanyaan dalam Bentuk Tahap demi


Tahap
Abstrak
Residen yang sedang dalam pelatihan, mahasiswa kedokteran dan staf lain di sektor
bedah, ruang gawat darurat (UGD) dan unit perawatan intensif (ICU) atau Unit Luka Bakar
menghadapi banyak pertanyaan tentang perawatan luka bakar. Perawatan luka bakar tidak
selalu mudah. Lebih lanjut lagi, Pedoman Nasional dan Internasional berbeda dari satu
daerah ke daerah lain. Di satu sisi, penting untuk memahami patofisiologi, klasifikasi luka
bakar, perawatan bedah, perbaharuan terakhir di ilmu tentang luka bakar. Di sisi lain, situasi
klinis untuk mengobati kasus-kasus ini membutuhkan panduan yang jelas untuk memenuhi
setiap aspek selama prosedur pengobatan. Oleh karena itu, 10 pertanyaan telah disusun
dan di bahas dalam bentuk tahap demi tahap untuk mencapai pendidikan yang sangat baik
dan pengobatan yang optimal terhadap cedera luka bakar dalam 24 jam awal. Sepuluh
pertanyaan ini akan dengan jelas membahas kriteria rujukan ke unit luka bakar, intervensi
rutin, tes laboratorium, indikasi Bronkoskopi dan pertimbangan khusus untuk trauma
inhalasi, konsultasi langsung dan terarah (merujuk), operasi/pembedahan darurat dan
admission order. Memahami dan menjawab 10 pernyataan tidak hanya akan mencakup
proses penanganan luka bakar selama 24 jam pertama tetapi juga tampaknya menjadi
panduan interaktif yang jelas untuk tujuan pendidikan.
Kata Kunci: Perawatan luka bakar, operasi luka bakar, unit luka bakar, resusitasi luka bakar, panduan
perawatan luka bakar

Pembahasan
Selama perputaran ke ruang gawat darurat (UGD), sektor bedah atau unit luka bakar,
residen dibawah pelatihan harus memperhatikan patofisiologi dan klasifikasi luka bakar,
pengobatan/perawatan, pembaharuan terakhir dalam ilmu tentang luka bakar termasuk
prognosis cedera luka bakar [1]. Menangani kasus luka bakar dalam 24 jam pertama adalah
representasi satu dari tantangan terbesar dalam perawatan luka bakar dan memang akan
merefleksikan tingkat morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu, panduan bagi pengobatan
selama 24 jam pertama bisa sangat membantu. Banyak pedoman terpercaya ada mengenai
hal ini seperti pedoman American Burn Association untuk kriteria rujukan ke pusat luka
bakar dan panduan operasi pada unit luka bakar. Selain itu, harus dicatat bahwa the
International society for Burn injuries (ISBI) memberikan tujuan yang baik mengenai
pendidikan dan menetapkan beberapa pedoman dengan World Health Organisations dan
banyak organisasi-organisasi Eropa termasuk European Burn Association, German Society
for Burn Treatment and British Burn Association for the treatment of Burn injuries.
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Panduan praktis ini dibuat untuk memudahkan bagi setiap peserta pelatihan,
mahasiswa kedokteran dan staf untuk memahami prinsip-prinsip dasar manajemen yang
harus dilakukan di setiap kasus luka bakar selama 24 jam pertama. Setiap peserta pelatihan
memang harus memahami tanggung jawabnya untuk pasien-pasien unik ini dan seharusnya
mengidentifikasi proses penanganan dengan cara yang komprehensif. Ini tidak hanya berarti
menutup semua luka, tetapi juga untuk membawa pasien ke status normal nya termasuk
psikologis, sosial dan tentu saja aspek fisik.
Metode
Sebuah panduan yang jelas telah tersusun atas kelompok sasaran, yang meliputi 10
pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab dengan baik untuk melengkapi pengobatan
pada pasien luka bakar pada 24 jam pertama. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan
yang harus diambil sebagai pertimbangan:
1. Apakah pada pasien terdapat kriteria cedera yang membutuhkan rujukan ke Unit
Luka Bakar?
2. Bagaimana melaksanakan Survei Primer dan Survei sekunder?
3. Bagaimana untuk memperkirakan total area permukaan yang terbakar (total burned
survace area (%TBSA)) dan tingkat luka bakar?
4. Apa aspek utama Resusitasi?
5. Apa intervensi rutin yang seharusnya dilaksanakan untuk setiap kasus cedera luka
bakar selama masuk ke Unit Luka Bakar?
6. Apa jenis tes laboratorium yang harus dilakukan?
7. Apakah pasien memiliki cedera inhalasi dan apakah Bronkoskopi terindikasi untuk
semua pasien?
8. Konsultasi jenis apakah yang seharusnya segera dilakukan?
9. Apakah pasien membutuhkan operasi/bedah darurat atau tidak?
10. Jenis admission order apakah yang harus ditulis?
Selain itu, tulisan ini tidak hanya menyatakan pedoman yang harus diikuti, tetapi juga
menjelaskan setiap point dan mempertimbangkan bahwa banyak rumah sakit di seluruh
dunia tidak memiliki unit luka bakar khusus dan, dengan demikian sebagian besar proses
pengobatan terjadi di ruang gawat darurat (UGD ). Selain itu, pedoman internasional
mengenai pengobatan luka bakar juga telah ditinjau dalam literatur.
10 pertanyaan sebagai panduan praktis:
1. Apakah pada pasien terdapat kriteria cedera yang membutuhkan rujukan ke Unit
Luka Bakar?
Sebuah jawaban yang jelas harus diberikan dalam keadaan pra-rumah sakit. Ini harus
dilakukan dengan baik oleh orang rujukan atau dokter yang membawa. Tidak berarti
bahwa seorang pasien dengan cedera luka bakar harus dengan segera di pindah ke
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

unit luka bakar. Dalam kasus sebuah pusat luka bakar tidak dapat menerima seorang
pasien, proses pengobatan awal juga bisa dilakukan di ruang gawat darurat (UGD)
hingga pengangkutan ke unit luka bakar bisa dilakukan.
Kriteria utama untuk rujukan ke unit luka bakar termasuk sebagai berikut[2]:
Luka bakar tingkat kedua dan ketiga lebih dari 10% TBSA pada pasien yang
lebih muda dari 10 tahun dan lebih tua dari dan lebih tua dari 50 tahun.
Luka bakar tingkat kedua dan ketiga lebih besar dari 20%
Luka bakar tingkat ketiga lebih besar dari 5%
Luka bakar wajah, tangan, kaki, alat kelamin, perineum dan sendi utama
Luka bakar karena sengatan listrik (termasuk cedera akibat petir)
Luka bakar bahan kimia
Cedera inhalasi
Pasien dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya
Luka bakar tingkat ketiga melingkar ke tungkai atau dada
Luka bakar yang melibatkan trauma bersamaan dengan risiko besar
morbiditas dan mortalitas (yaitu trauma ledakan).
2. Bagaimana melaksanakan Survei Primer dan Survei Sekunder?
Luka Bakar itu sendiri memiliki peran sekunder pada saat survei primer. Langsung
masuk pada pedoman Advanced Trauma Life Support (ATLS) harus dilakukan dan
poin-poin berikut harus diperiksa/dicheck:
Saluran Napas : Pengenalan lebih awal dari saluran nafas yang membahayakan yang
diikuti oleh intubasi yang cepat dapat menyelamatkan hidup [3]. Jika ada jelaga
didalam mulut dianggap intubasi awal bahkan jika pasien bernafas dengan normal.
Pernapasan: Menentukan apakah pasien mengeluarkan udara atau tidak.
Sirkulasi: Mendapatkan akses vaskular yang tepat dan perangkat monitor untuk
mengontrol detak jantung dan tekanan darah.
Cacat: Mendeteksi apakah ada manifestasi lain, termasuk fraktur dan deformitas,
cedera abdominal atau defisit neurologis.
Paparan: Pasien harus benar-benar terbuka dan harus tidak berpakaian. Paparan
terhadap semua lubang harus dilakukan di bagian ini.
Resusitasi cairan: Sebuah andalan dalam pengobatan. Hal ini dibahas dalam
pertanyaan ketiga setelah perhitungan total luas permukaan yang terbakar (% TBSA)
tetapi pedoman Acute Trauma Life Support (ATLS) harus diikuti untuk menjaga
proses sirkulasi.
Perhatikan bahwa anak rentan terhadap hipotermia karena permukaan yang tinggi
untuk rasio volume dan massa rendah lemak. Suhu lingkungan harus sekitar dari 28
sampai 32 C (80o-90oF).
Suhu pasien harus dijaga setidaknya di atas 34 C.

Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Survei sekunder dirancang sebagai survei spesifik luka bakar. Hal ini dilakukan selama
masuk ke unit luka bakar. Riwayat lengkap harus didekati termasuk:
Deteksi mekanisme cedera.
Waktu cedera
Pertimbangan penyalahgunaan[4]
Tinggi dan berat badan
Kemungkinan keracunan karbon monoksida berdasarkan riwayat luka bakar
dalam daerah tertutup serta adanya jelaga di mulut dan hidung [5]
Luka bakar wajah
3. Bagaimana memperkirakan total luas permukaan yang terbakar (%TBSA) dan
tingkat luka bakar?
Total luas permukaan yang terbakar (%TBSA) adalah sebuah ukuran penilaian dari
luka bakar kulit. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1, pada orang dewasa rule
of nines digunakan untuk menentukan presentase total dari area yang terbakar
untuk setiap bagaian utama dari tubuh [6,7]. Namun, aturan ini tidak bisa digunakan
dalam luka bakar pada anak-anak. Lund-Browder chart adalah salah satu metode
paling akurat untuk memperkirakan tidak hanya ukuran dari area yang terbakar
tetapi juga tingkat luka bakar di setiap bagian. Penggunaan diagram ini telah
menunjukkan sebuah akses yang mudah dan keadaan yang dapat dibaca dengan
cepat dalam praktek klinis dan juga penggunaannya dalam luka bakar anak-anak. Itu
tersedia di banyak Center dan juga tersedia online. Perlu dicatat bahwa sebuah
alamat internet telah ditambahkan pada akhir artikel ini untuk mempermudah akses
untuk tujuan pendidikan. Estimasi akurat harus dilakukan untuk memperkirakan
jumlah cairan intravena, indikasi rujukan ke unit luka bakar dan indikasi operasi dan
juga perkiraan prognosis. Tingkat luka bakar dihitung untuk memperkirakan
prognosis dan juga tipe pengobatan dan sebagai akibatnya tipe operasi yang harus
dilakukan. Luka bakar diklasifikasikan sebagai:
Luka bakar tingkat pertama:
Warna kemerahan yang khas dan rasa sakit dari kulit yang terkena. Kerusakan epitel
kecil terjadi tanpa pembentukan lepuh. Biasanya terjadi dengan luka bakar sengatan
matahari.
Luka bakar superfisial tingkat kedua: kerusakan epitel lengkap dan hanya terjadi
kerusakan papilla dermis. Tingkat ini tidak meninggalkan kerusakan neurovaskular.
Dengan demikian, ini menyebabkan nyeri, berdarah dan hadir dengan lepuhanlepuhan.
Perbaikan epitel terjadi dalam 14 hari. Ini hampir tidak meninggalkan bekas luka
setelah penyembuhan. Kadang-kadang yang tinggal adalah perubahan warna.
Luka bakar dalam (deep) tingkat kedua (deep): kerusakan epitel lengkap dan ada
kerusakan dermis retikuler. Ini berakibat pada neurovaskular. Dengan demikian,
pada umumnya hadir tanpa perdarahan atau sensasi dan muncul berwarna putih.
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Lepuhan juga bisa hadir tetapi lebih besar daripada di luka bakar superfisial tingkat
kedua. Penyembuhan dapat terjadi tetapi membutuhkan waktu lebih lama dari 14
hari dan menghasilkan bekas luka

Luka bakar derajat ketiga: melibatkan epidermis, dermis dan jaringan subkutan. Kulit
tampak kasar yang terdiri dari thrombotic vessels (Gambar 2).
Luka bakar derajat keempat (masih diperdebatkan): luka bakar derajat ketiga dengan
keterlibatan fasia,otot dan bahkan tulang.

Cedera luka bakar superfisial (derajat pertama)


Luka bakar superfisial ketebalan parsial (derajat kedua superfisial)
Luka bakar dalam (deep) ketebalan parsial (derajat kedua dalam/tidak
dangkal)
Luka bakar ketebalan penuh (derajat ketiga)
Luka bakar tingkat keempat (klasifikasi masih diperdebatkan karena beberapa
referensi tidak mendukung derajat yang satu ini).

4. Apa aspek utama dari Resusitasi?


Perhitungan total luas permukaan yang terbakar (% TBSA) sangat penting dalam
bagian ini. Charles Baxter, MD, di Parkland Hospital , Southwestern University
Medical Centre, merancang pada tahun 1960 [8,9] rumus Parkland (Parkland
Formula) untuk menghitung kebutuhan cairan untuk 24 jam pertama. Meskipun
banyak modifikasi terhadap formula ini telah diusulkan, formula ini masih
merupakan salah satu cara termudah untuk menghitung volume cairan untuk pasien
luka bakar.
4 mL x Berat badan pasien x TBSA = Volume untuk diberikan dalam 24 jam
pertama
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

50% dari volume ini diinfuskan dalam 8 jam pertama, mulai dari saat cedera, dan
50% diinfuskan selama 16 jam terakhir dari hari pertama. Jenis pemberian cairan
masih menjadi pertanyaan perdebatan. Lactated Ringer telah umum digunakan dan
bahkan digunakan hingga saat ini. Di sisi lain, banyak pusat menyarankan solusi
elektrolit seimbang seperti Ringer-acetate untuk mencegah pemberian dosis tinggi
laktat. Menurut pengalaman kami dan menurut yang terbaik dari pengetahuan kita,
kami percaya bahwa larutan elektrolit seimbang adalah pilihan yang aman dan
karena itu mereka dianjurkan di pusat (center) kami.
Selain itu, populasi luka bakar spesifik biasanya membutuhkan volume resusitasi
yang lebih tinggi kadang-kadang sebanyak 30-40% lebih tinggi ( mendekati5,7 mL /
kg /% TBSA) dari yang diperkirakan oleh Parkland formula [10,11]. Klein et al telah
menyarankan bahwa pasien saat ini menerima cairan lebih daripada pasien dulu.
Tujuan mereka adalah untuk menemukan prediktor signifikan dari hasil negatif
setelah resusitasi. Mereka menyimpulkan bahwa volume yang lebih tinggi setara
dengan risiko lebih tinggi untuk komplikasi, yaitu komplikasi paru-paru [12,13]. Hasil
ini mendukung bahwa kelebihan cairan dalam jam-jam kritis dari penanganan awal
luka bakar dapat menyebabkan oedema yang tidak perlu [14]. Secara keseluruhan,
penggunaan formula Parkland hanya proses estimasi. Secara klinis, kebutuhan cairan
dari seorang individu, setelah penggunaan formula yang disarankan, harus
setidaknya dipantau oleh beberapa faktor penting seperti hasil urin, tekanan darah
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

dan tekanan vena sentral. Poin penting dan dianggap sebagai tujuan dalam resusitasi
cairan adalah untuk mempertahankan hasil urine sekitar 0,5 ml / kg /jam pada orang
dewasa dan antara 0,5 dan 1,0 ml/kg/jam pada pasien dengan berat badan dibawah
30 kg [15].
Kegagalan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini harus ditangani dengan koreksi dalam
tingkat pemberian cairan sekitar 25% [16]. Karena kebocoran kapiler, sebagian besar
Pusat (center)luka bakar menyarankan untuk tidak menggunakan koloid dan
hasil/produk dari darah lainnya selama 24 jam pertama. Jika digunakan dalam fase
awal (hingga 12jam), dapat menyebabkan edema jaringan berkepanjangan dan
komplikasi paru berturut-turut. Selanjutnya koloid tidak berhubungan dengan
peningkatan kelangsungan hidup, dan oleh karena itu lebih mahal daripada kristaloid
[18]. Liberati et al menganjurkan bahwa tidak ada bukti bahwa hasil/produk darah
(termasuk human albumin) mengurangi kematian jika dibandingkan dengan
alternatif yang lebih murah seperti saline [19].
Maintenance dose diberikan setelah 24 jam pertama. Hal ini dapat dihitung sebagai
berikut [1,20]:
100 ml/kg: untuk 10 kg pertama
50 ml/kg: untuk 10 kg kedua
20 ml/kg: setiap kilogram diatas 20 kg
Pertimbangan khusus untuk anak-anak:
Modified parkland Formula digunakan untuk kategori pasien sebagai berikut
4 mL x berat badan pasien x TBSA x Maintenance Fluid = Volume untuk
diberikan pada 24 jam pertama
5. Apa jenis intervensi rutin yang seharusnya dilakukan untuk setiap kasus luka bakar
selama memasukkan ke Unit luka bakar?
Pasien cedera berbeda dalam hal ukuran dan kedalaman luka bakarnya. Kondisi yang
sudah ada sebelumnya memainkan peran penting dalam fase ini. Kateter vena
sentral (Central Venous Catheter) dan garis arteri (Arterial line) diindikasikan jika
pasien hemodinamik tidak stabil atau jika sering diperlukan analisis gas darah.
Selain itu, tabung nasogastrik (nasogastric tube) dan kateter urin (urine catheter)
diindikasikan dalam pasien dengan 20% TBSA atau lebih. Nasogastric tube akan
mengawali pemberian makan segera dan mengurangi kemungkinan ileus atau
aspirasi. Kateter urin (urinary catheter) yang dilengkapi dengan pemeriksaan suhu
lebih disukai. Sebelum membasuh pasien, penyeka untuk uji mikrobiologis (swabs for
microbiological examination) harus diambil dari daerah-daerah yang berbeda
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

termasuk daerah luka bakar, mulut, hidung, daerah inguinal. Harus diperjelas bahwa
pasien dibasuh dengan baik dengan air hangat dan kemudian di evaluasi mengenai
total luas permukaan yang terbakar (TBSA) dan juga tingkat luka bakar. Evaluasi yag
pasti dari total luas permukaan yang terbakar (TBSA) hanya dapat dibuat ketika
pasien dibasuh sepenuhnya dan luka-lukanya dapat dinilai dengan baik. Dalam fase
ini, indikasi operasi dibuat termasuk escharotomy debridement dan pada situasi
tertentu cangkok kulit. Poin ini akan dibahas pada pertanyaan ke 9.
6. Jenis tes laboratorium apa yang harus dilakukan?
Tes laboratorium dasar meliputi sebagai berikut:

Hitung darah lengkap (Complete Blood Count/CBC) dan analisis gas darah
arteri (Arterial Blood Gas/ ABG),
Urea dan Elektrolit (U & E),
Uji masa prothrombin/ masa thrombin parsial dan International Normalized
Ration (INR)
Sputum Culture dan Sensitivitas
Kreatina Kinase (Creatine Kinase /CK) dan C-reactive protein (CRP)
Glukosa darah,
Urine Drug Test (Test urin),
Human chorionic gonadotropin (B-HCG); jika pasiennya adalah wanita
Tes Albumin,
Nilai tiroid dan pengukuran mioglobin
7. Apakah pasien memiliki cedera inhalasi dan apakah Bronkoskopi terindikasi untuk
semua pasien?
Luka bakar yang terjadi di daerah tertutup dan seluruh luka bakar yang mengenai
kepala dikategorikan cedera inhalasi [22,23]. Jika dicurigai keracunan karbon
monoksida (CO), lakukan analisis gas darah arteri (ABG) untuk mendeteksi
karboksihemoglobin (COHb), suplai langsung oksigen 100%, X-ray dada dan
diskusikan kemungkinan terapi hyperbaric oxygen (HBO) [24]. COHb lebih tinggi dari
20% kasus yang hadir dengan defisit neurologis adalah indikasi mutlak untk HBO,
sedangkan jumlah COHb 10% dan lebih tinggi dilihat sebagai indikasi relatif untuk
HBO [24]. Secara keseluruhan, pasien luka bakar intubasi memberikan akses yang
baik untuk bronkoskopi. Dalam kasus ini, fiberoptic bronhoscopy dapat digunakan
untuk mengevaluasi tingkat edema pernafasan dan proses inflamasi yang disebabkan
oleh segala bentuk cedera inhalasi termasuk keracunan karbon monoksida (CO)
[22,23]. Di sisi lain, peran bronkoskopi masih bisa diperdebatkan dalam hal aspek
terapi serta prosedur invasifnya.
8. Jenis konsultasi apakah yang harus segera dilakukan?
Bergantung pada survei sekunder, beberapa konsultasi mungkin diperlukan. Dalam
kasus luka bakar wajah, konsultasikan:
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Departemen Otolaryngology (ENT)


untuk mengecualikan luka bakar pada saluran napas atas, laring edema atau
dalam kasus pecahnya membran timpani.
Ophthalmology:
Untuk menyingkirkan erosi atau ulserasi kornea.
Mengikuti prosedur yang sama sebagaimana yang dilakukan di survey primer.
Seperti yang dipandu oleh Advance Trauma Life Support (ATLS), konsul atau
konsul ulang jika sudah dilakukan:
- Operasi/pembedahan trauma
- Operasi/pembedahan abdomen
- Neurosurgery
9. Apakah pasien membutuhkan Pembedahan Darurat atau tidak?
Debridement:
Istilah Debridement tidak hanya sebuah prosedur pembedahan. Debridement bisa
dilakukan oleh prosedur-prosedur bedah, kimia, mekanik, atau autolitik. Modalitas
bedah termasuk eksisi tangensial awal (Necrectomy) dari jaringan yang terbakar dan
penutupan luka dini oleh cangkokan kulit telah menyebabkan kemajuan signifikan
dalam tingkat mortalitas dan secara substansial menurunkan biaya pada pasienpasien ini [25,26]. Lebih lanjut, dalam beberapa keadaan, escharotomy atau bahkan
fasciotomy harus dilakukan.
Indikasi dari pembedahan debridement:
Luka bakar dalam tingkat kedua
Luka bakar tipe apapun, yang sangat terkontaminasi
Luka bakar melingkar tingkat ketiga dengan dugaan kompartemen (pikirkan:
Escharotomy)
Luka bakar melingkar sekitar pergelangan tangan (pikirkan: Carpal tunnel
release)
Keuntungan pembedahan debridement:
Untuk mengurangi jumlah jaringan necrotic (bermanfaat untuk prognosis)
Untuk mendapat sebuah sampel untuk tujuan diagnosis (jika dibutuhkan)
Komplikasi dari debridement:

Nyeri
Pendarahan
Infeksi
Risiko musnahnya/hilangnya jaringan yang sehat

Kontraindikasi:

Suhu badan rendah dibawah 34o C

Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Ketidakstabilan kardiovaskular dan sistem respirasi

Peserta pelatihan (trainee) seharusnya sadar terhadap istilah-istilah berikut:


-

Eksisi tangensial: Eksisi tangensial dari bagian superfisial (yang terbakar) dari
kulit
Eksisi Epifascial: Teknik ini disediakan untuk luka bakar yang meluas
setidaknya ke tingkat subkutikular.
Eksisi Subfacial: diindikasikan ketika luka bakar meluas sangat dalam dan
mencapai fascia dan otot. Ini dibutuhkan hanya untuk kasus khusus.
Escharotomy: diindikasikan untuk luka bakar dalam dermis melingkar tingkat
kedua dan ketiga. Ini digunakan untuk mencegah sebuah sindrom
kompartemen jaringan lunak karena pembengjajan setelah luka bakar yang
sangat dalam. Escharotomy dilakukan dengan membuat insisi/sayatan
melalui eschar untuk memaparkan jaringan lemak dibawah ini. Ini dapat
diilustrasikan pada gambar 3. Perlu dicatat bahwa garis escharotomy pada
jari jempol dan jari kelingking, sebagai sebuah standar Internasional, harus
selalu dilakukan pada sisi radial dan tidak pada sisi ulnar.
Fasciotomy: Fasciotomy adalah sebuah prosedur limb-saving ketika
digunakan untuk mengobati sindrom kompartemen akut. Sebuah sayatan
dibuat di kulit yang meluas hingga fascia dimana hal itu akan mengurangi
tekanan. Ingat bahwa Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dapat dihasilkan dari
luka bakar melingkar disekitar pergelangan tangan oleh pembengkakan
berturut-turut.
Setelah prosedur yang dipilih dari kategori diatas, luka yang dihasilkan harus
ditutup. Autografts, contoh i.e. Cangkokan Kulit split-ketebalan/splitthickness skin grafts (transfer kulit autologous), tetap menjadi pengobatan
andalan untuk banyak pasien (Gambar 4a-d dan 5).

Pengganti dermal atau matriks dapat digunakan jika ada daerah luka bakar yang
lebar. Ini adalah beberapa contoh:
Biobrane: Luka Biosintetik dibangun dari sebuah film silikon dengan sebuah bahan
nilon.
Suprathel: Pengganti kulit Inovatif terbuat dari polylactide untuk pengobatan luka
dermal superficial terutama Luka bakar superficial tingkat kedua.
Alloderm: Dermis yang dibiakkan dan diproses digunakan dibawah lepuhan kulit
untuk mereproduksi struktur berlapis dari dermis dan epidermis di sebuah
cangkokan.
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Integra: Matriks luka bilayer terdiri dari matriks berpori dari persilangan kolagen
tendon sapi dan glycosaminoglycan dan sebuah lapisan semi-permeable polysiloxane
(silikon). Harus digunakan dalam prosedur dua langkah [27].
Matriderm: Matriks tiga dimensi yang terdiri dari kolagen dan elastin.
Penggunaannya memandu autologous untuk pembangunan dari "neo-dermis"
[28,29]. Dapat digunakan dalam prosedur satu langkah dan juga dua langkah.

Perhatikan bahwa dalam banyak kesempatan, penutupan luka yang cepat tidak
dapat dicapai. Dalam kasus ini, penutupan sementara lebih disukai. Setelah
stabilisasi pasien dan persiapan Wound Bed, rekonstruksi direncanakan untuk
menutup luka secara permanen. Dalam hal ini, beberapa metode dapat dilakukan
termasuk:
Allografts: Kulit Kadaver digunakan untuk penutup sementara.
Xenograft: Cangkok diambil dari spesies lain (sapi babi) dapat digunakan sebagai
penutup sementara.
10. Apa jenis Admission Order yang harus ditulis?
Admission order rutin meliputi:
Tanda-tanda vital: Pemantauan terus menerus terhadap denyut jantung,
tekanan darah, tekanan nadi, tingkat pernafasan, suhu dan tekanan vena
central
Dokumentasi alergi
Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Diet : Nil per os (NPO) jika luka bakar lebih dari 30% selama 24 jam awal.
Tabung Nasogastrik (Nasogastric Tube) akan mengawali pemberian makanan
segera dan mengurangi kemungkinan ileus atau aspirasi.
Cairan I.V. : mengikuti Parkland formula
Konsultasi: Psikiatri atau Psikologi (hanya jika pasien sadar/bangun)
Multivitamin dan Trace: Vitamin C, ZnSo4, Selenium dan Vitamin E
Tetanus prophylaxis
Ulcer prophylaxis

Analgesia: pilihan tergantung pada ukuran luka bakar, kedalaman, umur dan faktor
trauma lain seperti trauma tumpul dan fraktur.

Obat tambahan (untuk orang dewasa yang terventilasi mekanik (mechanically


ventilated adults) dengan cedera inhalasi asap): nebulized heparin sulfate
dicampur dalam 3 ml normal saline setiap 4 jam dan 3 ml 20% nebulized Nacetylcysteine ditambah 0,5 ml albuterol sulfate setiap 4 jam selama 7 hari
[30].

Pembahasan
Ada beberapa panduan tentang penanganan luka bakar. Ini termasuk pedoman yang
ditetapkan oleh organisasi-organisasi dan oleh dokter atau peneliti di bidang tersebut. Kis et
al mencari literatur antara tahun 1990 dan 2008 dan mengambil 546 kutipan, yang 24
adalah pedoman praktek klinis pada perawatan umum dan intensif pasien luka bakar.
Semua topik-topik utama luka bakar dicakup oleh setidaknya satu pedoman, tetapi tidak ada
satu pedoman apapun yang menyebut semua area penting terhadap hasil [31]. Contoh,
Alsbjoern B et al menstruktur pedoman untuk pengobatan tetapi konsentrasi utamanya
pada perawatan luka daripada cara komprehensif [32].
Salah satu pedoman yang paling terkenal dan digunakan telah ditetapkan oleh
International Society for Burn Injuries (ISBI). IBSI bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dan, dengan demikian meningkatkan proses pendidikan tentang perawatan
luka bakar di negara berkembang. Pedoman American Burn Association dianggap sebagai
salah satu pedoman yang paling dapat diandalkan dan bahkan diikuti dan dipercaya oleh
asosiasi besar lainnya dan masyarakat seperti South African Burn Society atau the Australian
and New Zealand Burn Association.

Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Kriteria untuk transfer ke pusat luka bakar mungkin berbeda antara organisasi yang
disebutkan diatas. Namun, kriteria yang ditetapkan oleh American Burn Association
merepresentasikan yang tersebar luas sejauh ini dan juga sepenuhnya didukung oleh
American College of Surgeons [33-36]. Di Eropa, sebuah kelompok kerja dari pusat luka
bakar di German speaking countries (DAV) mengembangkan panduan yang dikembangkan
dengan sangat baik untuk pengobatan, sama baiknya dengan rujukan ke unit luka bakar.,
yang diterima oleh German Society for Burn Treatment (DGV), dan juga Austrian and Swiss
Burn Societis [37]. Disisi lain, pedoman-pedoman ini tidak membahas semua aspek
oengobatan dalam fase akut. Tidak ada keraguan bahwa pedoman-pedoman ini dan faktorfaktor lain termasuk perkembangan kemajuan teknologi dalam perawatan luka bakar
meningkatkan kualitas pengobatan untuk pasien luka bakar dalam beberapa dekade
terakhir. Namun, banyak dari pedoman-pedoman inni dibuat terutama untuk bedah plastik
dan merepresentasikan informasi berlebihan tentang penanganan luka dan rencana jangka
panjang dari rekonstruksi bedah.

Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Berbeda dengan pedoman yang disebutkan diatas, tulisan ini membahas 24 jam
pertama pada luka bakar dan tidak hanya meliputi perawatan bedah tetapi juga polytrauma
protocol serta rencana pengobatan perawatan intensif dasar bagi pasien.
Jurnal ini ditulis tanpa bertujuan untuk menutupi terapi luka bakar karena sengatan
listrik dan bahan kimia. Kami percaya bahwa luka bakar karena sengatan listrik atau bahan
kimia membutuhkan evaluasi dan pengobatan/perawatan khusus yang berbeda dari luka
bakar termal.
Secara keseluruhan, luka bakar termal adalah yang paling umum jika dibandingkan
dengan 2 jenis luka bakar yang terakhir tadi dan, dengan demikian panduan ini
berkonsentrasi pada luka bakar termal. Selain itu, jurnal ini mempertimbangkan bahwa
informasi tersebut harus sederhana, tetapi juga efektif dengan penjelasan yang baik dapat
dengan mudah dipahami dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Kesimpulan
Memahami dan menjawab 10 pertanyaan diatas tidak hanya akan mencakup proses
penanganan luka bakar dalam 24 jam pertama, tetapi juga harus menjadi panduan interaktif
yang jelas untuk tujuan pendidikan. Kasus luka bakar dapat sangat berbedadan, oleh karena
itu, trainee, mahasiswa kedokteran dan personel dalam sektor bedah, ruang gawat darurat
(UGD) dan unit perawatan intensif (ICU) atau Unit luka bakar menghadapi banyak
pertanyaan tentang pasien-pasien yang sakit kritis ini. Kami menemukan bahwa metode ini
memberikan tujuan yang baik dan tidak hanya menambah kuallitas pengobatan tetapi juga
meningkatkan pendidikan. Oleh karena itu, itu adalah alasan yang baik dan motivasi yang
positif bagi kami untuk menstruktur 10 pertanyaan yang lain sebagai sebuah panduan yang
jelas yang mencakup pengobatan luka bakar setelah 24 jam pertama hingga sembuh.

Vinka Avrilla
vinka.avrilla@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai

  • BPH
    BPH
    Dokumen44 halaman
    BPH
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Skill Lab 1
    Skill Lab 1
    Dokumen30 halaman
    Skill Lab 1
    Bella
    Belum ada peringkat
  • Pem - Tel+pend+tuba 2013
    Pem - Tel+pend+tuba 2013
    Dokumen68 halaman
    Pem - Tel+pend+tuba 2013
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kulit Soap
    Tugas Kulit Soap
    Dokumen3 halaman
    Tugas Kulit Soap
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Bagan Patofis Rosasea
    Bagan Patofis Rosasea
    Dokumen1 halaman
    Bagan Patofis Rosasea
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Clostridium Tetani
    Clostridium Tetani
    Dokumen12 halaman
    Clostridium Tetani
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Artikel Meningitis
    Artikel Meningitis
    Dokumen3 halaman
    Artikel Meningitis
    Boyz_Big
    Belum ada peringkat
  • Choreoathetosis
    Choreoathetosis
    Dokumen12 halaman
    Choreoathetosis
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen3 halaman
    Meningitis
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • SP Parasit
    SP Parasit
    Dokumen5 halaman
    SP Parasit
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Meningitis
    Penyakit Meningitis
    Dokumen4 halaman
    Penyakit Meningitis
    Ikrima Rosyidah Sofiya Utamy
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Dokumen2 halaman
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen6 halaman
    HIPERTENSI
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    Dokumen2 halaman
    Epidemiologi Saraf 2013 Smster 6
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover Sken 3
    Cover Sken 3
    Dokumen1 halaman
    Cover Sken 3
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Ikakom 1
    Ikakom 1
    Dokumen2 halaman
    Ikakom 1
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Kolom Kosong Penelitiakolom Indeksn
    Kolom Kosong Penelitiakolom Indeksn
    Dokumen8 halaman
    Kolom Kosong Penelitiakolom Indeksn
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Radiasi
    Radiasi
    Dokumen2 halaman
    Radiasi
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • PBL 1 SMSTR 5
    PBL 1 SMSTR 5
    Dokumen9 halaman
    PBL 1 SMSTR 5
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Soal Saraf Uts
    Soal Saraf Uts
    Dokumen18 halaman
    Soal Saraf Uts
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Report
    Cover Case Report
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Report
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen27 halaman
    Skenario 1
    wulandariiswara
    Belum ada peringkat