Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERCOBAAN 4 KESETIMBANGAN: HASIL KALI

KELARUTAN

ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk membuat suatu larutan jenuh, menentukan kelarutan,
dan menentukan hasil kali kelarutan garam CaCO3. Prosedur kerja yang digunakan pertamatama adalah mencampurkan CaCO3jenuh dengan HCl, kemudian pada larutan tersebut
ditambahkan NaOH dan indikator metil jingga, kemudian larutan tersebut dititrasi dengan
larutan HCl hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda. Titrasi sampai
3 kali. Setelah didapatkan rata-rata volume HCl yang digunakan, barulah nilai Ksp nya dapat
dihitung.
Hasil kali kelarutan atau Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlarut
dalam larutan tersebut dimana pada suhu tertentu terjadi kesetimbangan antara konsentrasi
ion-ion tersebut dengan padatannya. Setelah dilakukan perhitungan, ternyata harga Ksp yang
didapatkan berbeda dengan nilai teoritisnya. Pada perhitungan didapatkan harga Ksp
CaCO3 sebesar 4 x 10-6 M2 sedangkan secara teoritis adalah 4,9 x 10-9 M2. Perbedaan yang
besar ini dikarenakan ion yang berperan serta dalam kesetimbangan kelarutan secara
bersamaan juga terlibat dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks. Faktor lainnya
yang berpengaruh adalah bahan-bahan yang dipergunakan sudah lebih dahulu teroksidasi,
selain itu kurang sterilnya alat-alat yang digunakan sehingga akan mempengaruhi
konsentrasi larutan tersebut, dan kurang tepatnya praktikan pada saat mengukur volume
larutan
Kata kunci : Larutan, ksp, kesetimbangan, kelarutan, larutan jenuh.

PERCOBAAN 4
KESETIMBANGAN: HASIL KALI KELARUTAN

4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat larutan jenuh CaCO 3,
menentukan kelarutan garam CaCO3 dan menentukan hasil kali kelarutan garam CaCO3.
4.1.2 Latar Belakang
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang membentuk suatu larutan jenuh dengan
pelarutnya pada suhu tertentu. Kelarutan zat-zat yang ada berbeda-beda antara satu dengan
lainnya dan pada konsentrasi yang sama. Pada umumnya kelarutan suatu zat tertentu
tergantung temperatur dan ion-ionnya.
Dalam perindustrian ada banyak aplikasi yang digunakan berdasarkan reaksi
kesetimbangan. Misalnya pembuatan ammonia menurut Haber-Bosch,dan pembuatan asam
sulfat menurut proses kotak industri. Dalam proses industri tersebut kondisi reaksi
diusahakan menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik.
Pada percobaan ini, dimaksudkan agar praktikan dapat dalam menentukan kelarutan.
Dalam kelarutan tersebut juga seorang praktikan dapat menentukan hasil kali kelarutan suatu
garam. Hal ini ditentukan dengan menggunakan konsep kesetimbangan kimia.

4.2 DASAR TEORI


Konsentrasi kesetimbangan mencerminkan kecendrungan intrinsik atom untuk hadir
sebagai molekul-molekul reaktan atau produk,meskipun sejumlah konsentrasi yang
memenuhi kondisi setimbang tersebut bisa terjadi begitu besar,hanya ada satu rumus umum
dalam larutan adalah:
aA(aq)+bB(aq)cC(aq)+dD(aq)...(4.1)
K = [C] [D] .(4.2)
[A] [B]
.....(4.2)
Pangkat-pangkat dalam rumus diatas adalah koefisien-koefisien dari reaktan dan produk
tersebut di dalam persamaan reaksi yang sudah setimbang (Underwood,1999: 432).
Kesetimbangan berlangsung apabila larutan jenuh dari garam yang sedikit larut
bersentuhan dengan garam yang belum larut. Misalnya,beberapa gram garam yang sedikit
larut dibenamkan dalam gelas air. Hanya sekuantitas kecil akan larut dan menghasilkan ionion dalam larutan. Persamaan yang dapat ditulis yaitu suatu larutan asam klorida
ditambahkan ke suatu larutan perak nitrat:
AgCl(s)Ag++Cl(4.3)
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi pelarutan ini adalah:
Kc = [Ag+][Cl]..(4.4)

1.
2.
3.
4.

a.
b.
c.

[AgCl]
...(4.4)
Untuk suatu larutan jenuh perak klorida,pengaruh zat padat yang terlarut AgCl
(s),berapa saja adalah konstan,tidak bergantung pada banyaknya zat yang tidak terlarut yang
terdapat pada penjenuhan:
[AgCl(s)] = K atau (Kc) (K) = Ksp = [Ag+] [Cl].(4.5)
Hasil kali dua tetapan (Kc) (K) dinyatakan sebagai tetapan Ksp yang disebut tetapan hasil
kali kelarutan untuk AgCl,tetapan itu sama dengan hasil kali konsentrasi ion Ag + dan Cl
dalam mol per liter larutan jenuh. Untuk persamaan umum,persamaan kesetimbangan pelarut
adalah:
AmBn(s)mAn++nBm-...(4.6)
Dengan rumus Ksp-nya:
Ksp = [An+]m [Bm-] n..(4.7)
(Keenan,1986: 2).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
Konsentrasi, jika konsentrasi suatu zat ditingkatkan, kesetimbangan bergeser menjauhi zat
tersebut dan sebaliknya.
Tekanan, jika tekanan ditambah, kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang kecil dan
sebaliknya.
Volume, jika volume diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke jumlah yang besar, dan
sebaliknya.
Suhu, jika suhu dinaikkan, kesetimbangan bergeser ke reaksi endoterm,dan jika
suhu diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke reaksi eksoterm, jika reaksi bergeser ke
kanan, Kc bertambah, dan jika reaksi bergeser ke kiri Kc berkurang.
(Amelia,2010).
Setiap zat, baik elektrolit maupun non-elektrolit selalu dapat larut dalam zat cair. Sering
kita dengar orang mengatakan dapat larut atau tidak dapat larut, padahal pelarut yang
digunakan adalah zat cair. Sebenarnya, dalam hal itu lebih tepat dikatakan mudah larut atau
sukar larut. Elektrolit-elektrolit ada yang terdiri dari beberapa macam garam dan basa yang
mempunyai bentuk padat dan sukar larut dalam air. Meskipun demikian, apabila zat-zat
tersebut dilarutkan dalam air maka sebagian kecil dapat larut juga. Bagian zat yang larut
tersebut mengalami ionisasi. Larutan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori,yaitu larutan
jenuh, kurang jenuh, dan lewat jenuh:
Larutan kurang jenuh adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
Larutan jenuh adalah larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut.
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, sehingga
terdapat endapan.
(Ratih,2001: 57-58).
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut sehingga menjadi larutan tepat jenuh dalam
1 liter pelarut. Kelarutan dapat dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikan temperatur pada
umumnya akan memperbesar kelarutan suatu zat. Kelarutan suatu zat padat (garam atau basa)
dalam air pada temperatur tertentu menyatakan banyaknya mol zat tersebut yang dapat larut
dalam 1 liter air, sehingga terbentuk suatu larutan tepat jenuh. Jadi, satuan untuk kelarutan zat
adalah mol/liter atau gram/liter. Terdapat perbedaan mendasar antara kelarutan dan hasil kali

kelarutan. Perbedaannya terletak pada zat terlarut dan pelarut yang digunakan. Pada
kelarutan, zat terlarutnya sembarang, boleh zat elektrolit atau zat non-elektrolit, sehingga
pelarutnya juga sembarang zat cair. Lain halnya dengan hasil kali kelarutan, zat terlarutnya
hanya zat elektrolit yang sukar larut dalam air dan pelarutnya juga hanya air (Ratih,2001: 58).
Zat-zat beserta ion-ionnya yang sukar larut dalam air berada dalam kesetimbangan dan
mempunyai harga tetapan kesetimbangan (K) sangat kecil. Untuk menyatakan jumlah ion
yang berada dalam kesetimbangan pada zat yang sukar larut dalam larutan tepat jenuh
digunakan istilah hasil kali kelarutan. Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ionion dalam larutan tepat jenuh dipangkatkan koefisien reaksi. Hasil kali kelarutan ditulis
dengan notasi Ksp (sp=solubility product). Kelarutan zat elektrolit yang sukar larut dalam air
ditulis dengan notasi s, satuannya mol/liter (Ratih,2001: 58).
Khusus untuk zat elektrolit,terdapat hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Hal itu dapat terlihat pada larutan,baik larutan kurang jenuh,tepat jenuh, maupun lewat jenuh.
Larutan kurang jenuh jika hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisien < Ksp.
Larutan tepat jenuh jika hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisien = Ksp. Larutan
lewat jenuh jika hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisien > Ksp. Mengacu pada
definisi di atas untuk elektrolit AxBy menjadi: Jika [A y+]x. [Bx-]y < Ksp AxBy, berarti larutan
kurang jenuh. Jika [Ay+]x. [Bx-]y = Ksp AxBy, berarti larutan tepat jenuh. Jika [Ay+]x. [Bx-]y >
Ksp AxBy, berarti larutan lewat jenuh (Ratih,2001: 62).
Reaksi kimia berlangsung maka laju reaksi berkurang dan konsentrasi pereaksi
berkurang. Dalam banyak hal setelah waktu tertentu reaksi dapat berkesudahan,yaitu semua
pereaksi habis bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada perangkat
kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dari produk reaksi menjadi tetap. Reaksi demikian
disebut reaksi reversibledan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi ini produksi reaksi
menjadi tetap dan reaksi pada semacam ini produk reaksi yang terjadi bereaksi membentuk
pereaksi. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan) sedangkan laju reaksi
sebaliknya bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi pereaksi
bertambah (Wilson,1998).

4.3 METODOLOGI PERCOBAAN


4.3.1 Alat dan Rangkain Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Statip
Buret
Corong
Botol semprot
Propipet
Pipet tetes
Pipet gondok 10 ml
Pipet gondok 15 ml
Pipet gondok 25 ml
Erlenmeyer 250 ml

Gelas piala 250 ml


Gelas piala 2000 ml
4.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Larutan jenuh
Larutan HCl 1 M
Larutan NaOH 1 M
Indikator metil jingga
Akuades

1.
2.
3.
4.
5.

6.

4.3.3 Prosedur Kerja


Mengambil larutan jenuh CaCO3 sebanyak 25 ml,kemudian memasukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml.
Menambahkan larutan HCl 1 M sebanyak 5 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Menambahkan larutan NaOH 1 M sebanyak 10 ml dan menambahkan
indikator metil jingga sebanyak tiga tetes.
Memasukkan larutan HCl 1 M ke dalam buret.
Mentitrasi larutan hasil campuran kerja (3) dengan larutan HCl dari buret.Hentikan titrasi
jika larutan telah berubah warna dari kuning menjadi merahmuda,mencatat volume HCl 1
M. Mengulang titrasi sampai 3 kali dengan mengulangi langkah 1-5.
Merata-ratakan volume HCl 1 M. Menghitung Ksp CaCO3 dan membandingkan dengan
harga Ksp teoritisnya.

4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pada Larutan CaCO3
No
.
1.

Langkah Kerja

Hasil Pengamatan
Warna bening

2.
3.
4.
5.

Mengambil larutan jenuh CaCO3 25 ml dan


memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Menambahkan HCl 1 M sebanyak 5 ml.
Menambahkan NaOH 1 M 10 ml.
Menambahkan metal jingga 3 tetes.
Mentitrasi dengan HCl yang miniskus awalnya
1,6 ml dan miniskus akhir 6,7 ml.

Tetap bening
Tetap bening
Berubah menjadi kuning
Warna berubah menjadi
merah muda
V1 = 5,1 ml
Pengulangan kedua dengan miniskus awal 6,7 V2 = 5,1 ml
ml dan akhir 11,8 ml.

6.

7.
8.

Pengulangan ketiga dengan miniskus awal 11,8 V3 = 5,1 ml


ml dan akhir 16,9 ml.
Menghitung rata-rata volume HCl yang dipakai
untuk titrasi.
= 5,1 ml

4.4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan menjelaskan tantang CaCO 3,yaitu kesetimbangan garam
CaCO3 dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Larutan jenuh CaCO3 adalah larutan yang
tepat akan mengendap apabila di dalamnya ditambahkan padatan CaCO 3, dimana padatan
tersebut tidak akan larut dan membentuk endapan kembali. CaCO3 merupakan garam yang
mempunyai sifat elektrolit dan juga mempunyai kesetimbangan yang tergolong kecil.
Saat percobaan dimulai, dilakukan pencampuran larutan jenuh CaCO 3dengan larutan
HCl 1 M. Pencampuran larutan jenuh CaCO 3 dengan larutan HCl 1 M dimaksudkan untuk
menjadikan HCl sebagai pelarut untuk melarutkan endapan CaCO 3, karena CaCO3 mudah
larut dalam HCl. Reaksi yang terjadi adalah:
CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
Dari reaksi diatas terlihat bahwa koefisien pada HCl lebih besar daripada koefisien
CaCO3 karena Ca2+ dan Cl2-. Jadi, untuk bereaksi dengan Ca2+pada CaCO3 maka akan
diperlukan 2 kali HCl yang memiliki H+ dan Cl-,sehingga akan terbentuk CaCl2.
Reaksi yang terjadi tersebut berakibat menyisakan HCl karena tidak diketahui
banyaknya Ca2+ yang ada di dalam larutan CaCO3, sehingga ketika dilakukan penambahan
larutan NaOH 1 M, maka HCl yang berlebih tersebut akan bereaksi dengan NaOH. Reaksi
yang terjadi adalah:
HCl + NaOH NaCl + H2O
Setelah penambahan NaOH, larutan tersebut ditambahkan metil jingga yang mempunyai
trayek pH sebesar 3,1 - 4,4 sebanyak 3 tetes. Sehingga larutan tersebut yang pada saat
ditambahkan HCl dan NaOH tetap berwarna bening,berubah menjadi berwarna kuning. Ini
menandakan dalam larutan masih terdapat HCl sisa, oleh karena itu dilakukan titrasi untuk
mengetahui banyaknya volume HCl yang diperlukan agar bereaksi dengan NaOH.
Titrasi dilakukan hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah
muda, karena pada saat ini larutan telah setimbang dan mencapai titik ekuivalen. Titik
ekuivalen yaitu titik dimana perbandingan konsentrasi asam yaitu HCl yang bereaksi sama
dengan konsentrasi NaOH sebagai basa yang bereaksi. Dengan kata lain titik saat asam (HCl)
dan basa (NaOH) telah tepat habis bereaksi.
Kesetimbangan yang terbentuk pada percobaan kali ini adalah kesetimbangan
heterogen, yaitu kesetimbangan dengan 2 fase lebih atau wujud yang berbeda. Reaksinya
dapat ditulis:
CaCO3 + 2HCl + 2NaOH CaCl2 + Na2CO3 + 2H2O
Dalam percobaan ini dilakukan tiga kali titrasi. Titrasi dilakukan untuk mengetahui
banyaknya volume HCl yang digunakan untuk bereaksi dengan NaOH. Pada proses titrasi
tersebut didapatkan volume HCl yang digunakan pada titrasi pertama sebesar 5,1 ml, kedua
sebesar 5,1 ml, dan ketiga juga tetap sebesar 5,1 ml, sehingga dirata-ratakan volumenya tetap
sebesar 5,1 ml.

Pada perhitungan Ksp garam CaCO3,diperoleh harga Ksp adalah 4x10-6 M2. Harga
Ksp dari perhitungan tersebut ternyata tidak sama dengan harga nilai Ksp teoritisnya, yaitu
4,8x10-9 M2. Perbedaan ini kemungkinan terdapat kesalahan beberapa faktor saat titrasi.
Beberapa faktor tersebut seperti pengukuran volume bahan, ketika pengenceran, suhu
ruangan yang tidak sesuai sejumlah 25o C, dan juga pada kebersihan alat-alat yang
kemungkinan kurang bersih atau terkontaminasi dengan zat lain sehingga mengakibatkan
data yang diperoleh masih kurang akurat.

4.5 PENUTUP

1.
2.
3.
4.
5.

4.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
Larutan jenuh adalah larutan yang terbentuk dalam keadaan dimana ion-ion yang larut
kembali membentuk padatan.
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlahpelarut tertentu.
Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion pada larutan tepatjenuh
dipangkatkan koefisien reaksi masing-masing.
Kelarutan garam CaCO3 yang diperoleh dari percobaan ini sebesar 0,002 M
Nilai Ksp CaCO3 yang didapat pada percobaan ini sebesar 4x10-6 M2.
4.5.2 Saran
Sebelum memulai praktikum,hendaknya praktikan terlebih dulu mengecek semua
alat-alat yang akan digunakan agar dalam keadaan steril. Praktikan juga diharapkan fokus dan
teliti terhadap percobaan, agar hasil yang didapat maksimal dan juga akurat. Karena jika
terjadi keteledoran pada percobaan maka hasil yang didapat mungkin akan berbeda dengan
teoritis.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia.2010.Kesetimbangan Kimia.
www.slideshare.net
Diakses pada 19-10-2011.
Keenan,C.W.1986.Kimia Untuk Universitas.Erlangga: Jakarta.
Ratih,Kartini.2001.Sains Kimia 3a.Bumi Aksara: Jakarta.

Underwood,A.L,dkk.1999.Analisa Kimia Kuantitatif.Erlangga: Jakarta.


Wilson.1998.Organic Chemistry.
www.wordpress.co.id
diakses pada 19-10-2011.

KAMIS, 18 AGUSTUS 2011

Percobaan Hasil kali kelarutan (Kimia Fisika)


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
HASIL KALI KELARUTAN

OLEH:
MOCH. KRISNARIANSYAH (08091003010)
SRI WAHYUNI (08091003004)
YOHANA BUDIKRISTINA (08091003028)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG

Timbal klorida (PbCl2) sedikit larut dalam air. Kesetimbangan


terjadi pada larutan PbCl2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2

(s)

Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)

Konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi di atas adalah


:

Ksp =

Karena aktivitas padatan murni -1, maka persamaan di atas dapat


disedrhanakan menjadi:

Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam
satuan molar. Nilai Ksp di atas dikenal sebagai konstanta hasil kali kelarutan
PbCl2.

I.2

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh hasil kali kelarutan (Ksp) dengan kelarutan.
2. Apa saja yang mempengaruhi kelarutan suatu larutan.

I.3

TUJUAN PERCOBAAN

1.

memperlihatkan prinsip-prinsip hasil kali kelarutan

2.

menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut

3.

menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat ketergantungan


Ksp pada suhu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu,


zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat
larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah
etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut
miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit
terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering
diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada
sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam
beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk
menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang
metastabil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
1. Temperatur
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas
pelarutan (H) negatif, maka daya larut turun dengan turunnya temperatur. Bila
panas pelarutan (H) positif, maka daya larut naik dengan naiknya temperatur.
2. Jenis zat terlarut dan pelarut
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling
bercampur baik, sedang yang tidak biasanya sukar bercampur.
3. Tekanan

Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan zat
cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas.
Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :
1. Jenis pelarut dan zat terlarut.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling
bercampur baik sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol
bercampur sempurna (completely misible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible),sedang air dan minyak sama sekali tidak bercampur
(completely immiscible).
2. Temperatur.
- Zat padat dalam cairan.
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan,
bila temperatur dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun
terdapat beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperatur
dinaikkan misalnya pembentukan larutan air dari seriumsulfat (Ce2(SO4)3).
- Gas dalam cairan
Kelarutan suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan
naiknya temperatur.
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas.
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4 yaitu :
1. Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifatsifat larutan adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
2. Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya
larut N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat
besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air,
sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan
ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dan
CO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedangkan NH3 dan
H2S lebih mudah larut dalam air daripada alkohol.

3. Larutan cairan dalam cairan


Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur
sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan
tergantung dari jenis cairan dan temperatur.
Contoh :
a. Zat-zat yang mirip daya larutnya besar.
Benzena-Toluena
Air-Alkohol
Air-Metil
b. Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur
Air-Nitro Benzena
Air-Kloro Benzena
4. Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis
pelarut, temperatur, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi
larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air
sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat organik
dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya
larut bertambah dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai
panas pelarutan positif.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai
temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen)
dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan
tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh
dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk
kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap
perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari
dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan
dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk
lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari
lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan
mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan
keduanya dapat dicampur dengan sempurna.

Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan


diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan.
Ada dua macam larutan, yaitu :
1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk
suatu larutan yang susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati
adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan dapat bercampur secara seragam
(miscible).
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih
terdapat permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagianbagian atau fase-fase yang terpisah.
Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Insoluble, yaitu jika kelarutannya sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram
zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
b.Immisable,yaitu jika kedua zat tersebut tidak dapat larut antara zat satu ke
dalam zat yang lain. Misalnya, minyak dalam air.
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu
pelarut untuk menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).
(http://www.scribd.com/doc/23305819/Praktikum-Kimia-Fisika-Kelarutan-SebagaiFungsi-Suhu)
Apabila suatu zat kita larutkan ke dalam suatu pelarut, ternyata ada
yang mudah larut(kelarutannya besar), ada yang sukar larut (kelarutannya kecil),
dan ada yang tidak larut(kelarutannya dianggap nol). Sebenarnya, tidak ada zat
yang tidak larut dalam pelarut. Misalnya, dalam pelarut air semua zat (termasuk
logam) dapat larut, hanya saja kelarutannya sangat kecil. Jika suatu zat terlarut
dalam pelarut sangat sedikit, misalnya kurang dan 0,1 gram zat terlarut dalam
1.000 gram pelarut, maka zat tersebut kita katakan tidak larut (insoluble).Di sini,
kita akan membicarakan zat padat yang sedikit kelarutannya dalam air.
Jika suatu zat padat, contohnya padatan PbI 2, kita larutkan ke dalam air
maka molekul-molekul padatan PbI 2 akan terurai, selanjutnya melarut dalam air.
Untuk melarutkan PbI 2 ke dalam air akan ada dua proses yang berlawanan arah
(proses bolak-balik), yaitu proses pelarutan padatan PbI 2 dan proses
pembentukan ulang padatan PbI 2 . Mula-mula, laju pelarutan padatan
PbI 2 sangat cepat dibandingkan dengan laju pembentukan ulang padatan
tersebut. Makin lama, konsentrasi PbI 2 yang terlarut meningkat dengan teratur
dan laju pembentukan ulang padatan juga meningkat. Pada saat laju pelarutan

padatan PbI 2 sama dengan pembentukan ulang padatan, proses yang saling
berlawanan arah tersebut kita katakan berada dalam kondisi kesetimbangan .
Pada kondisi kesetimbangan ini, larutan PbI 2 pada kondisi tepat jenuh.
Jumlah PbI 2yang dapat larut sampai dengan tercapainya kondisi tepat jenuh
dinamakan kelarutan PbI 2 . Secara umum, pengertian kelarutan suatu zat dalam
air adalah batas maksimum dari jumlah suatu zat yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu air.
PbI 2 melarut dalam air dalam bentuk ion Pb 2+ dan 2 ion I -, sehingga
proses kesetimbangan PbI 2 dalam air merupakan kesetimbangan ionisasi
PbI 2 dalam air, yaitu sebagai berikut.
PbI

2 (s)

--> Pb

2+

(aq)

+2I

(aq)

Dalam larutan PbI 2 jenuh terdapat reaksi ionisasi PbI 2 dalam keadaan
setimbang. Tetapan kesetimbangan ini kita namakan tetapan hasil kali
kelarutan (solubility product constant) dan disimbolkan dengan K sp .
Persamaan tetapan kesetimbangan PbI

Persamaan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah sebagai berikut.

Dari persamaan K sp di atas dapat kita nyatakan pula bahwa nilai


dari K sp merupakan perkalian dari ion-ion yang melarut dipangkatkan dengan
koefisien masing-masing. Besarnya nilai hasil kali kelarutan mencerminkan
mudah atau tidaknya larutan elektrolit larut dalam air.
(http://sahri.ohlog.com/kelarutan-dan-hasil-kali.oh85096.html)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1

WAKTU DAN TEMPAT


Waktu

: 13.00 sampai selesai

Tempat : Laboraturium kimia fisika fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNSRI, Inderalaya.

III.2

ALAT DAN BAHAN


a. Alat
Termometer (100oC)

Buret 50 ml

Erlenmeyer 250 ml untuk penangas

Rak tabung reaksi

Pembakar gas , kaki tiga dan kasa

Tabung reaksi

b. Bahan
Pb(NO3)2 0,075 M
KCl 1,0 M

III.3

PROSEDUR PERCOBAAN

Tempatkan larutan Pb(NO3)2 dan KCl pada dua buret yang berbeda

Siapkan larutan seperti pada tabel di bawah ini dengan cara pertamatama dengan menambahkan 10 ml Pb nitrat 0,0075 ke dalam tiap-tiap
tabung reaksi baru menambahkan KCl sebanyak yang di cantumkan

No campuran

Volume 0,0075

Volume 1,0 M

Pb(NO3)2 ml

KCl (ml)

10

0,5

10

1,00

10

1,50

10

2,00

kimia. Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai