Anda di halaman 1dari 7

edisikhusus

edisikhusus

PMMC

8 - 10 april 2015

News

www.pmmc.or.id

media komunikasi penjual & pembeli farmasi

TAJUK UTAMA

INDONESIA
kembali menjadi tuan rumah

CPHI SEA 2015

Tercatat lebih dari 260 peserta dari 25 negara seperti Bahrain, Brasil,
Kolombia, Lithuania, hingga Yordania akan menampilkan produk bahan
baku farmasi unggulan, mesin, perlengkapan dan produk kemasan.

Hari ini 8 april 2015, Menteri


Kesehatan Republik Indonesia yang
diwakili oleh Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Dra. Maura Linda
Sitanggang, Apt. PhD. secara resmi
membuka pameran niaga industri
farmasi terkemuka Convention on
Pharmaceutical Ingrediants South
East Asia (CPhl SEA) 2015 yang sudah

keempat kalinya diselenggarakan


di Indonesia pada 8 - 10 April 2015
di Jakarta Internasional Expo
Kemayoran selain Dra. Maura Linda
Sitanggang, Apt. PhD, sambutan juga
disampaikan oleh Johannes Setijono
sebagai Ketua Umum Gabungan
Perusahaan Farmasi Indonesia dan
Christopher Eve, selaku President
Director PT UBM Pameran Niaga
Indonesia.
bersambung halaman 3

Pharma Materials Management Club

PMMCNEWS I

edisikhusus

8 - 10 april 2015

edisikhusus

lanjutan halaman 1

Pada Event CPhl SEA 2015 yang bergengsi ini


merupakan peluang bagi para pelaku industri farmasi
dan penyedia bahan baku obat, baik tingkatan lokal
ataupun dari seluruh dunia untuk menjangkau pasar Asia
Tenggara yang sedang tumbuh pesat dan masih sangat
potensial dalam mengembangkan industri farmasi skala
internasional.
Kembalinya Indonesia terpilih menjadi tuan rumah
untuk event CPhl SEA 2015 adalah karena peluang yang
sangat besar negara ini untuk wilayah asia tenggara
dalam mengembangkan industri bahan baku lokalnya,
dengan perkembangan yang terus terjadi saat ini dan
terbentuknya masyarakat ekonomi asean (MEA)
menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi industri
farmasi Indonesia oleh karena itu dalam menghadapi
MEA diperlukan adanya kerjasama dari segala sektor dan
networking yang kuat untuk mendukung industri farmasi
meningkatkan kualitas baik dalam pelayanan maupun
ketersediaan bahan baku farmasi agar kompetitif dengan
Negara ASEAN lainnya, salah satunya melalui CPhl SEA.
(try)

I PMMCNEWS

Pharma Materials Management Club

Pharma Materials Management Club

PMMCNEWS I

edisikhusus

edisikhusus

8 - 10 april 2015

Optimis Raih Pasar

Rp 700 Triliun
Pada 2025

Kunjungan Booth dipameran CPHI SEA

2015, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian


dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Dra. Maura Linda
Sitanggang, Apt. PhD yang didampingi oleh
bapak Johannes Setijono Ketua Umum GP
Farmasi Indonesia dan Mr. Christopher
Eve, selaku President Director PT UBM
Pameran Niaga Indonesia, disambut oleh
bapak Jonathan Sudarta bersama beberapa
prinsipal dari MENSA GROUP.

Dalam roadmap yang dibuat GP Farmasi Indonesia,


tahun 2025 industri farmasi Indonesia ditargetkan
akan menempati posisi 15 besar dunia dan memiliki
pangsa pasar senilai Rp 700 triliun.
Sekalipun pertumbuhan per tahun
saat ini baru mencapai 10 persen,
namun Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia optimis bisa memenuhi target
tersebut.
Kita tetap optimis itu bisa dicapai,
tapi tentu saja harus ada percepatanpercepatan yang dilakukan, ujar Maura
Linda Sitanggang, Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Percepatan yang dimaksud diantaranya,
meningkatkan volume ekspor dan
memacu pertumbuhan pasar di dalam
negeri. Percepatan ini akan terlaksana
jika kondisi ekonomi dalam negeri juga
mengalami pertumbuhan sesuai harapan.
Selain itu, industri farmasi sangat
terkait dengan lintas sektor. Salah satunya
adalah Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Jika daya serap pasar
perorangan terhadap produk obat-obatan
bisa mencapai 4-5 persen, menurut Linda,
maka target ini bisa dicapai.

I PMMCNEWS

Pharma Materials Management Club

Pharma Materials Management Club

Menanggapi soal bea masuk bahan


baku obat kimia yang masih banyak
dikeluhkan oleh perusahaan importir,
menurutnya, harus dibahas di internal
Kementerian Kesehatan dengan
Kementerian Keuangan.
Bea masuk impor bahan baku obat itu
terkait dengan kebijakan viskal, dan itu
menjadi kewenangan pihak Kementerian
Keuangan, ujarnya.
Sekadar informasi, hingga saat ini
kondisi bahan baku farmasi masih
tergantung dengan impor yang mencapai
90 persen lebih. Sejumlah kendala masih
menghadang para pemilik modal untuk
membangun industri bahan baku di
dalam negeri.
Menurut Linda, sebenarnya, payung
hukum investasi sudah ada dan tidak
ada masalah. Yang menjadi masalah,
membangun industri farmasi tidak bisa
dalam waktu cepat. ketika investasi
diperuntukkan membangun industri

farmasi dari nol hingga produk jadi, maka


baru bisa dioperasikan dalam tempo
antara tiga hingga lima tahun berikutnya.
Selain itu, butuh investasi yang cukup
besar.
Persoalan ketersediaan bahan baku
bukan hanya terjadi pada industri
farmasi berbahan baku kimia. Tetapi
juga pada industri obat-obatan herbal.
Para pengusaha obat-obatan herbal
di Indonesia masih banyak yang
mengeluhkan soal transfer teknologi
untuk bisa mengolah sendiri. Selain
berbiaya tinggi, butuh kesiapan sumber
daya manusia yang kompeten di bidang
ini.
Sekalipun demikian, bahan baku obatobatan herbal, menurut Linda, Indonesia
sudah melakukan ekspor ke beberapa
negara. Kita memiliki bahan baku herbal
yang melimpah, makanya kita sudah bisa
melakukan ekspor, ujarnya. (*)

PMMCNEWS I

edisikhusus

8 - 10 april 2015

Industri Farmasi Indonesia

Harus Pintar
Menangkap Pasar

edisikhusus

Selamat

atas
terselenggaranya

CPHI SEA 2015

Johannes Setijono
(Ketua Umum GP Farmasi Indonesia)

sudah aktif masuk ke Vietnam,


Afrika, filipina dan beberapa negara
Asean lainnya, ujarnya.

Kemampuan ekspor produk obat-obatan industri farmsi Indonesia hingga saat


ini dinilai masih cukup kuat. Beberapa negara yang masih menjadi tujuan ekspor
antara lain: negara-negara Asia, Afrika, dan Timur tengah. Dengan diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun depan, Indonesia memiliki peluang
untuk memperebutkan porsi pasar yang mencapai 40 persen di pasar asean.
Menurut Johannes Setijono, Ketua
Umum Gabungan Perusahaan Farmasi
Indonesia (GPFI), indutsri farmasi
dalam negeri memiliki ketahanan yang
cukup kuat untuk bersaing dengan
negara-negara Asean lainnya. Tapi kita
harus lebih siap-siap karena Indonesia
merupakan pasar yang terbesar di Asean.
Sudah pasti dari luar negeri ingin sekali
masuk ke Indonseia.
Seharusnya kita oke dalam
menghadapi MEA. Kita tidak perlu
6

I PMMCNEWS

khawatir, ujarnya kepada wartawan


usai acara pembukaan CPhI, di Jakarta
International Expo, Kemayoran, Jakarta, 8
April 2015.
Johannes mengatakan, saat ini, industri
farmasi dalam negeri (nasional) masih
menguasai 70 persen pasar obat-obatan
dalam negeri. Selebihnya, dikuasi oleh
industri farmasi asing (PMA), baik yang
diproduksi di Indonesia maupun yang
diimpor.
Namun demikian, psikologi pasar

internasional akan berbeda dengan


pasar dalam negeri. Pasar internasional
memiliki daya saing yang lebih ketat.
Karena itu, Johannes meminta agar
industri farmasi Indonesia siap-siap untuk
bersaing di pasar dunia. Indonesia harus
mampu meningkatkan volume ekspor
produk obat-obatan.
Jangan sampai, Indonesia hanya jadi
pasar bagi farmasi asing, tapi juga harus
mampu mengekspor produk farmasi
dalam negeri. Selama ini produk kita

Pharma Materials Management Club

Dua Prasyarat
Dalam roadmap yang telah
disusun, GP farmasi Indonesia
menargetkan pada tahun 2025,
industri farmasi Indonesia
diharapkan masuk dalam 15 besar
industri dunia dengan pangsa pasar
mencapai Rp 700 triliun. Untuk
mencapai target ini, menurut
Johannes, sangat tergantung dua hal.
Pertama, makro ekonomi
Indonesia harus bisa tumbuh sesuai
dengan asumsi yang ada di Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) pemerintah. Kalau
pertumbuhan ekonomi Indonesia
memenuhi skenario pembangunan
ini, dimana pada tahun 2025 GDP
bisa mencapai US$ 4 triliun, menurut
Johannes, maka industri farmasi
diprediksikan akan bisa tumbuh
sesuai harapan.

Kedua, perusahaan-perusahaan
farmasi yang ada di Indonesia
harus mampu memanfaatkan
pasar tersebut. Antara lain dengan
transformasi industri, yakni bersedia
investasi dalam Reseach and
Development (R&D), investasi dalam
bahan baku, dan investasi dalam
produk alami.
Ini semua prasyarat dalam untuk
pasar bisa tumbuh. Tapi kalau pasar
nasionalnya tidak lebih baik, ya
nggak bisa, ujarnya.
Untuk mendorong tercapainya
target ini, GP Farmasi terus
memasyarakatkan hal ini agar semua
industri yakin punya kesempatan
untuk mencapai target ini. (*)

Pharma Materials Management Club

PMMCNEWS I

edisikhusus

edisikhusus

"openingceremony"
CPHI SEA 2015

"openingceremony"
CPHI SEA 2015

8 - 10 April 2015

I PMMCNEWS

8 - 10 April 2015

Pharma Materials Management Club

Pharma Materials Management Club

PMMCNEWS I

edisikhusus

8 - 10 april 2015

Bukti CPhI SEA 2015


Pameran terpercaya

edisikhusus

DIDUKUNG

SOFTWARE TERBAIK

Sebagai salah satu distributor bahan baku terbesar di Indonesia,


PT TDP selalu menggunakan sistem yang terstandarisasi. Sudah
lebih dari 10 tahun, PT TDP telah mempertahankan sertifikasi ISO
9001:2008. Pada tahun 2014 PT TDP semakin memperkuat dan
memperbaiki sistem melalui pendekatan teknologi.
Mungkin akan muncul pertanyaan,
Mengapa perusahaan trading
dengan model bisnis yang sederhana
perlu melakukan investasi pada
penggunaan sistem berstandar tinggi
seperti SAP? TDP menyesuaikan
standar dari customer dan
supplier yang banyak diantaranya
merupakan perusahaan dengan
taraf multinasional. Seiring dengan
makin berkembangnya bisnis TDP,
maka akan semakin besar kebutuhan
akan sistem yang dirancang
untuk mampu mengimbangi
10

I PMMCNEWS

Pharma Materials Management Club

Pharma Materials Management Club

perkembangan perusahaan, dan


tingkat pelayanan yang diharapkan
oleh rekan bisnis TDP. SAP Business
One Ver 9.0 For SAP HANA dipilih PT
TDP karena sudah memiliki standar
internasional dengan software
yang terpercaya sehingga sesuai
dengan perkembangan TDP, yaitu
sebagai perusahaan yang bersedia
melakukan investasi demi masa
depan yang lebih baik.
Dengan adanya dukungan dari
sistem yang baik, dan perkembangan
dengan penggunaan teknologi,

diharapkan TDP semakin efektif


dalam menangani customer dan
supplier, sehingga tingkat pelayanan
yang diberikan dan dapat dinikmati
oleh customer akan terus meningkat,
dan principals juga akan merasa
lebih nyaman dan percaya pada TDP
untuk menjual produk mereka.
Dengan demikian, keuntungan
akan dapat dirasakan diberbagai
aspek, baik bagi TDP maupun untuk
semua rekan bisnis TDP. (tdp)

PMMCNEWS I

11

edisikhusus

For your Amoxyciline/ampiciline requirements, contact

CSPC and PT. DCP

PT. MERINDO MAKMUR


Perkantoran Kencana Niaga

Jl. Taman Aries Blok D1 - 2K & L, Kembangan Jakarta 11620 Indonesia


T +62 21 5858581 (hunting), 58906030, F +62 21 585 8570
12

I PMMCNEWS

Pharma Materials Management Club

Anda mungkin juga menyukai