Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok Kelas F14

2 Sore Akuntansi
Manajemen dan Biaya

Product Costing:
Case
(Beauville Furniture
Corp)

Disusun oleh :
Amin Arianto
Aryo
Irham Akbar
Absen 19

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA

STATEMENT OF AUTHORSHIP

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas


terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan
orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
1 | Page

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk


makalah/tugas pada mata ajaran lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan
jelas bahwa saya/kami meng-gunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.
Nama Mahasiswa

: Amin Arianto
: Aryo
: Irham Akbar

Kelas

: F14 2 Sore

Mata Ajaran

: Akuntansi Manajemen Biaya

Judul Makalah/Tugas : Pembahasan Problem dan Kasus Akuntansi Manajemen


Hari, Tanggal
Nama Pengajar
Tandatangan

Amin Arianto

: Sabtu, 21 Februari 2015


: Dr. Timotius
:

Aryo

KASUS :
Beauville Furniture

2 | Page

Irham Akbar

Beauville Furniture adalah perusahaan furniture yang berasal dari Amerika Serikat, dimana
operasinya antara lain : Departemen Penggergajian, Departemen Kain, dan Departemen
Furniture
Departemen Penggergajian
Departemen Penggergajian membeli kayu dari pihak ketiga lalu membagi kayu tersebut
menjadi 4 kelas potongan kayu, yang seluruhnya akan digunakan oleh Departemen Furniture,
antara lain :

Kelas Utama dan Kedua


Kelas Biasa no 1
Kelas Biasa no 2
Kelas Biasa no 3

Walaupun sebenarnya potongan-potongan kayu tersebut tidak untuk dijual ke pihak luar,
namun harga jual potongan-potongan kayu tersebut dapat diketahui.
Departemen Kain
Departemen Kain bertanggung jawab untuk memproduksi jenis kain yang akan digunakan
untuk pembuatan furniture, secara keseluruhan, Departemen ini hanya memproduksi 3 jenis
kain yaitu :

FB60
FB70
FB80

Untuk memproduksi 3 jenis kain tersebut, Beauville Furniture memiliki 3 operasi produksi
yang terpisah dan dilakukan secara bersamaan. Proses produksi 3 Kain tersebut, secara garis
besar terpecah menjadi dua proses, antara lain:

Penenunan dan pembuatan pola


Pewarnaan dan penggulungan

Seluruh cost yang terjadi di bagian ini akan ditransfer seluruhnya ke Departemen Furniture.
Departemen Furniture
Bagian furniture memproduksi pesanan dengan basis per pesanan, seluruh pesanan pelanggan
akan masuk ke bagian ini, termasuk ukuran, kain dan warna yang diinginkan. Bagian ini
secara keseluruhan memiliki dua departemen produksi antara lain:

Pemotongan
Perakitan

3 | Page

Untuk mendapatkan perlengkapan untuk semua proses yang ada di Departemen Furniture,
Beauville Furniture membelinya dari pihak luar.

ACCOUNTING PROBLEM - THE BIAYA BERSAMA, STANDART COSTING AND


PROCESS COSTING PROBLEM
Pada departemen-departemen tersebut, terdapat beberapa biaya bersama. Yang dimaksud
dengan biaya bersama disini adalah biaya yang dipakai ataupun dihasilkan dari dua atau pun
beberapa proses
untuk menghasilkan
satu atau
beberapa
jenis
produk
(http://slametridwn.blogspot.com) , yaitu:
1. Physical Unit Method, mengalokasikan biaya bersama berdasarkan dari ukuran fisik
pada saat titik pisah (http://meiputribersama.blogspot.com/2012/03/joint-productjoint-cost.html)
2. Sales-Value-Split-Off Method: mengalokasikan biaya bersama berdasarkan dari harga
jual pada saat titik pisah (http://meiputribersama.blogspot.com/2012/03/joint-productjoint-cost.html)
Selain itu problem lain yang ditemui adalah perhitungan rate untuk overhead, untuk
perhitungannya ada dua metode yaitu:
1. Normal Costing : dimana rate overhead yang digunakan berdasarkan pada budget
overhead yang ditetapkan diawal tahun yang lalu di sesuaikan biasanya di akhir
periode berdasarkan penggunaan aktual, sehingga akan mucul over/under applied
Overhead.
2. Actual Costing : dimana rate overhead yang digunakan berdasarkan pada actual actual
overhead yang dikeluarkan perusahaan.
Problem lainnya adalah perhitungan cost per departement dengan menggunakan Process
Costing System, ada dua cara untuk mengalokasikan cost di tiap departemen:
1. FIFO Fist In First Out, yaitu metode untuk mengitung cost yang ditransfer ke
departemen terkait dengan memisahkan antara cost transferred in dengan cost yang
terjadi pada periode tertentu
2. Weight Average Method, yaitu metode untuk menghitung cost yang ditransfer ke
departemen terkait dengan menggabungkan cost transferred in dengan cost yang
terjadi pada periode tertentu
Problem terakhir adalah membandingkan Normal Costing dengan Standart Costing,
perbedaannya adalah:
1. Normal Costing menggunakan nilai actual untuk Direct Material dan Direct Labor
sedangkan menggunakan pre-determine rate untuk Overheadnya.
2. Standart Costing menggunakan pre-determine Direct Material, Direct Labor dan
Overhead.

4 | Page

THE BUSINESS PROBLEMS


Beauville telah berbisnis selama 20 tahun, namun pada 5 tahun terakhir Beauville Furniture
mengalami penurunan profit dan penurunan penjualan. Beauville Furniture selalu kalah harga
dengan pesaing untuk model model yang popular, tetapi untuk model model yang rumit,
Beauville Furniture bisa memberikan harga yang lebih rendah. Lance Hays, sebagai pemilik
dan Manager merasa kebingungan mengapa para pesaing bisa mendapatkan harga yang lebih
murah. Untuk 500 unit sofa yang biasa, harga yang diminta Beauville lebih mahal 25 dollar
per unit, atau USD12,500 per pesanan bila dibandingkan dengan harga pesaing. Tetapi untuk
model yang rumit, Beauville bisa mendapatkan harga lebih murah USD60 per unit dari para
pesaing. Gisela Berling, Vice President Finance, ditugaskan untuk menyelidiki hal ini, Gisela
ingin mengetahui apa yang menyebabkan Beauville Furniture memiliki cost yang berlebihan.
Mungkin Beauville Furniture memiliki operasi yang boros dan akhirnya membuat cost
operasi jadi mahal dan kalah harga dengan pesaing
Gisela mempersiapkan diri dengan membaca literature mengenai ini, dia lalu melakukan
review terhadap system costing dan melakukan penilaian pendahuluan. Selama ini, bagian
penggergajian selalu beroperasi dengan physical unit method, dan dengan menggunakan
actual costing system. Gisela tidak memiliki masalah dengan actual cost system, tetapi dia
ingin bereksperimen mengubah dari physical unit method menjadi sales value at split off
method. Untuk dua bagian sisanya, menggunakan normal costing system. Untuk Pabrik kain
menggunakan process costing, dan furniture plant menggunakan job-order costing. Dua
pabrik tersebut menggunakan direct labor hour sebagai pengendali overheadnya. Hasil
revienya adalah costing prosedur pada kedua pabrik tersebut sudah baik, dan 90 persen dari
besarnya overhead cost, dapat disejajarkan dengan jumlah labor hour. Maka dari itu
penggunaak direct labour hour sebagai pengendali overhead dapat dijustifikasi. Yang menjadi
perhatiannya adalah pemborosan material, dia berharap penggunaan standart cost system
dapat membantu keseluruhan efisiensi pabrik. Hasilnya dia harus menjelaskan prosedur
costing, setidaknya untuk satu pabrik.
Pabrik furniture memiliki permasalahan yang lebih rumit, yang disebabkan oleh beragamnya
produk yang dapat memberikan gangguan pada costnya. Selain itu secara statistic hanya 40
persen naik turunnya overhead yang dapat disejajarkan dengan direct labor hour. Analisis
yang mendalam perlu dilakukan, namun ada kemungkinan bahwa rate overheadnya akan
dinaikkan. Selain itu dia akan memasukkan data Departemenal, sehingga biaya angkut andtar
Departemen dapat dinilai. Dia juga ingin mengganti Pabrik penggergajian dan pabrik kain
menjadi profit center dan merubah kebijakan transfer pricing.

5 | Page

Data yang dia kumpulkan adalah data dari tahun kemarin, yaitu:

6 | Page

Pertanyaan :
1. Alokasikan Biaya bersama tiap kelas kayu dengan menggunakan
a. Physical Unit Method
b. Sales-Value-Split-Off Method
Jelaskan metode apa yang sebaiknya digunakan pada Perusahaan. Apa efek yang
terjadi apabila Perusahaan merubah metode alokasi Biaya bersama tersebut
2. Tentukan Plantwide Overhead Rate pada Pabrik Kain
3. Tentukan jumlah Over/Under-applied Overhead yang terjadi
4. Dengan menggunakan metode Weight Average, hitung cost per bolt untuk FB70
5. Asumsikan bahwa proses Penenunan dan Pembuatan Pola tidak terpisah, asumsikan
pula bahwa benang yang digunakan untuk tiap pabrik berbeda secara signifikan, pada
kasus ini apakah Process Costing akan tetap digunakan untuk Penenunan dan
Pembuatan Pola? Pendekatan Cost apa yang akan anda gunakan? Jelaskan dengan
detail

7 | Page

Anda mungkin juga menyukai