Disusun oleh
Kelas A
Gambar 2. ikatan molekul tunggal (a) untuk polimer encer, (b) untuk polimer tak encer
Sumber : Bird, R. Byron., Stewart, W. E., and Lighfoot, E. N. 2002. Transport Phenomena, 2nd
ed. John Wiley & Sons, Inc.
Friction velocity (kecepatan friksi) didefinisikan sebagai bentuk dari tegangan geser yang
dinyatakan dalam satuan kecepatan untuk mendeskripsikan hubungan gaya geser dalam fluida
yang berpindah dan dinyatakan dengan rumus:
u
dimana adalah Reynolds stress, densitas dari fluida, dan u adalah kecepatan friksi.
Sumber:
American
http://glosarry.ametsoc.org
Meteorological
Society:
Golassry
of
Meteorology.
Dengan,
U
ho
ro
Rf,o
hi
ri
Rf,i
Kombinasi Fluida
U (W/m2.K)
Air-air
850-1700
Air-minyak pelumas
110-350
Kondensor uap
1000-6000
Kondensor ammonia
800-1400
Kondensor alcohol
250-700
25-50
Dimana U digunakan untuk menentukan heat flux q0 (J/m2.s) atau heat flow Q0 (J/s) :
q0 = U (Ta Tb) atau Q0 =U.(WH).(Ta - Tb)
Referensi :
Bird, R. Byron, dkk. 2002. Transport Phenomena 2nd ed. John Wiley & Sons, Inc: United State of
America
Hendrayudi. 2013. Koefisien Perpindahan Panas Total.
http://ilmupembangkit.wordpress.com/2013/05/12/koefisien-perpindahan-panas-total/. Diakses
pada tanggal 24 Juni 2014, Pukul 10.30 WIB
Macrocospic Balance
Di artikan bagaimana massa, momentum , energy dan kekakuan momentum dalam sistem
berubah karena ada dan menghilangnya sesuatu melalui aliran masuk ataupun keluar, dank arena
berbagai aliran masuk yang melingkupi sistem. Tidak ada percobaan yang di buat untuk mengerti
semua detail dari sistem.
Hukum Hagen-Poiseuille menyatakan hubungan antara kecepatan volume alir dengan gaya
yang menyebabkan aliran tersebut. Gaya yang dimaksud merupakan gaya yang berhubungan
dengan penurunan tekanan dan percepatan gravitasi. Asumsi-asumsi yang dinyatakan dalam
Hukum Hagen-Poiseuille ini adalah:
-
Densitas konstan
Fluida berlaku seperti dalam satu rangkaian keseluruhan (kecuali pada gas yang sangat
encer atau pada pipa kapiler yang sangat sempit)
medium
berpori
dll
yang
ada
di
dalam
aliran
tersebut
tidak
Danu Purnawan(21030112130144)
Thermal Diffusivity
Persamaannya adalah :
Dimana Cp adalah kapasitas panas pada tekanan konstan, (Per unit massa). Difusifitas
Termal ( ) mempunyai nama dimensi yang sama seperti viskositas kinematik (v),
(Panjang)2/waktu. Ketika asumsi sifat fisika konstan, nilai v dan terjadi similar ways pada
persamaan perubahan momentum dan perpindahan energi. Rasionya v/ menandakan
momentum yang relatif dan perindahan energi pada sistem aliran. Dimensi rasionya :
Putri Rahmadani(21030112130035)
Faktor Friksi (Chapter 6)
Fluida yang mengalir dalam suatu media membutuhkan gaya ketika bersentuhan dengan
permukaan bahan solid.
Gaya ada 2 :
a. Fs : gaya ketika fluida tidak bergerak
b. Fk : gaya ketika fluida bergerak atau mengalir
Fk sebanding dengan luas area (A) dan energi kinetik per unit volume (v) dan faktor
friksi.
Fk = A.kf
....(a)
....(b)
Yoyoh Rokayah(21030112140160)
Thermal conductivity
Dalam fisika, konduktivitas termal (sering dilambangkan k, , atau ) adalah sifat yang
dimiliki oleh setiap bahan untuk menghantarkan panas. Seperti yang ditunjukkan oleh hukum
Fourier untuk perpindahan panas secara konduksi.
Perpindahan panas terjadi pada materal yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi ke
material yang mempunyai konduktivitas termal yang rendah. Dalam kehidupan sehari hari,
bahan yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi banyak digunakan dalam aplikasi heat
sink dan bahan dengan konduktivitas termal rendah digunakan sebagai isolasi termal.
Konduktivitas termal bahan yang bergantung pada temperatur. Kebalikan dari konduktivitas
termal disebut resistivitas termal.
Satuan
konduktivitas
termal
Dalam satuan SI, konduktivitas termal diukur dalam watt per meter Kelvin (W / (m K)).
Dimensi konduktivitas termal adalah M1L1T-3-1
Pengukuran
Ada sejumlah cara untuk mengukur konduktivitas termal. Penentuan cara perhitungannya sesuai
dengan keterbatasan bahan tersebut, tergantung dari sifat termal dan suhu medium.
Sumber : Bird, R.B., W.E. Stewart, E.N. Lightfood, 1962, Transport Phenomena, PrenticeHall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Konveksi Bebas
pola aliran ditentukan oleh gaya apung
pada cairan dipanaskan
Cooling fin, fin atau sirip digunakan untuk meningkatkan area yang tersedia untuk mentransfer
panas antara dinding logam dan dinding dengan sedikit cairan seperti gas.
Titik awal dari teori kinetik dengan kedensitasan rendah, campuran gas-gas monoatomik
yang tidak saling bereaksi satu sama lain ialah dengan mempelajari persamaan Boltzmann
dengan fungsi distribusi kecepatan
dari spesies , dimana waktu t terdapat dalam elemen volume dr pada posisi r, dan mempunyai
kecepatan diantara jarak
dan
dan
Syarief Basyarahil(21030112130150)
http://en.wikipedia.org/wiki/Marangoni_effect
olymeric liquid banyak digunakan di industri kimia seperti industri plastik, pelumas,
foodstuffs, dan tinta. Nilai viskositas dan k pada newtonian fluid bergantung pada
tekanan, suhu, dan komposisi. Sementara fluida yang tidak berdasarkan persamaan 1.2-
6 dinamakan non-newtonian fluid. Contoh dari non-newtonian fluid antara lain : campuran
polimer, emulsi, suspensi, dan pasta. BM yang tinggi dan derajat kebebasan yang tinggi
menyebabkan sifat darri fluida ini berbeda dengan newtonian fluid. Viskositas sebanding dengan
velocity gradient sehingga dapat meningkatkan efek elastik. Pada newtonian fluid untuk
mengukur viskositas mengguankan ilmu viscometry yang didasarkan pada bentuk circular tube,
cone plate-coaxial silinder. Pada non-newtonian fluid tidak hanya viskositas tetapi normal stress
dan respon viscoelastis juga diperhitungkan. Ilmu yang mempelajarinya dinamakan rheometry
dan alatnya dinamakan rheometer.
Beda newtonian fluid dan polymeric liquid dalam rumusnya
newtonian fluid
( )
polymeric liquid
( )
( )
( )
Gambar aliran laminer pada fluida newtonian (N) dan polymeric liquid (P)
Pada gambar di atas dapat dilihat pada kecepatan yang sama, antara fluida newtonian dan
polymeric memiliki perbedaan dalam hal friksi. Pada fluida newtonian seiring bertambahnya
jarak yang dilalui terdapat pengurrangan akibat gesekan dengan pipa. Sementara di polymeric
liquid karena sifat cairan yang viscous dan terdapat efek elastik membuat frriksi tidak
mengurrangi kecepatan. Sehingga kecepata di tengah (maksimum) tidak terlalu jauh dengan
kecepatan di posisi pinggir yang dekat dengan pipa (Bird, 1924)
Ayu Fitriana(21030112130095)
Dalam mekanika klasik, momentum (dilambangkan dengan P) ditakrifkan sebagai hasil
perkalian dari massa dan kecepatan, sehingga menghasilkan vektor.
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan
benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan
mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan
untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.
yx dalam transport fenomena dapat diartikan sebagai fluks momentum-x di daerah y arah
positif, dimana istilah fluks berarti aliran per satuan luas. Penafsiran ini konsisten dengan
gambaran molekul transportasi momentum dan teori kinetik gas dan cair dan juga selaras dengan
perlakuan analog yang kemudian diberikan untuk transportasi massa dan panas.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Momentum
Transport Phenomena 2nd ed, Lighfoot, E. N.
Muhamad Wildan(21030112130088)
Difusifitas Termal(Thermal Diffusivity)
Difusivitas termal adalah konduktivitas termal dibagi dengan massa jenis dan panas
jenis pada tekanan yang konstan. Difusivitas termal dapat disebut juga sebagai ukuran dari
inersia termal. Dalam zat dengan difusivitas termal yang tinggi, panas bergerak cepat karena zat
tersebut menghantarkan panas relatif terhadap kapasitas panas volumetriknya. Difusivitas termal
memiliki dimensi yang sama seperti viskositas kinematic yaitu panjang2/waktu. Ketika asumsi
sifat fisika yang konstan di buat, Besaran dari viskositas kinematic dan difusifitas termal terjadi
dengan cara yang serupa dengan persamaan dari perubahan momentum dan transport energi.
Ratio antara viskositas kinematic dan difusifitas termal memudahkan dalam menunjukan adanya
perubahan momentum dan transport energi pada sistem aliran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas antara lain adalah ukuran butir atau grain size, bentuk butir dan
susunan butir.
Bird, R. Byron dkk. 2002. Transport Phenomena Second Edition. New York : John Wiley and
Sons, Inc.
M. Irham dkk.2005. ESTIMASI HUBUNGAN POROSITAS DAN PERMEABILITAS PADA
BATUPASIR (Study kasus FORMASI KEREK, LEDOK, SELOREJO) .
Sifat aliran bahan memainkan peranan penting dalam menghasilkan produk yang baik. Sifat
mengalir bahan berbeda-beda, ada yang mudah mengalir dan ada pula yang sulit mengalir
dimana diperlukan daya dorong (pemompaan) untuk mengalirkannya. Gaya yang mengenai
benda dapat berupa gaya tekan (compression), gaya tarik (tensile), atau gaya geser (shearing).
Gaya tekan dan gaya tarik biasanya dikenakan pada bahan padat atau semi padat sehingga dapat
diketahui sifat elastisitas atau plastisitasnya. Sedangkan gaya geser (shearing) biasanya
dikenakan pada benda-benda yang dapat mengalir, termasuk bahan cair.
Gaya geser (shearing) dibagi menjadi dua, yaitu shear stress dan shear rate. Shear stress
adalah gaya (F) yang diberikan pada bahan persatuan luas (A) yang dinotasikan dengan Z dan
dinyatakan dengan satuan N/m2. Sedangkan shear rate adalah perubahan kecepatan (dv) akibat
gaya yang diberikan pada jarak tertentu (dy). Shear rate dinotasikan dengan y dan dinyatakan
dalan satuan 1/detik atau 1/s.
Sumber : Buku Transport Phenomena Hal 237 (Chapter 8 : Polymeric Liquids)
Sri Wahyuni(21030112120029)
Tegangan Geser (Shear Strees)
Tegangan geser dapat diartikan sebagai gaya yang bekerja persatuan luas sejajar dengan x
(arah kecepatan). Perpindahan momentum karena adanya gaya tarik-menarik antar molekul dapat
menimbulkan tegangan geser (shear strees) yx. Konstanta yang menghubungkan tegangan geser
dan gradien kecepatan secara linier dikenal dengan istilah viskositas. Dimana tegangan geser
dapat dirumuskan:
yx dengan satuan dyne/cm2, vx dengan satuan cm/secon, dan y dengan satuan cm. Persamaan di
atas menyatakan besarnya tegangan geser proporsional terhadap gradien kecepatan arah sumbu
y. Persamaan ini dikenal sebagai hukum Newton untuk viskositas. Semua jenis gas dan banyak
jenis zat cair yang memenuhi persamaan ini. Fluida yang mengikuti persamaan ini disebut fluida
Newtonian.
Sumber : Bird, Robert Byron. 1924. Trasport phenomena. Warren E. Stewart, Edwin N.
Lightfoot. 2nd ed.
Mario Lorenso(21030112120026)
MEAN FREE PATH
Jarak rata-rata yang dilalui oleh molekul antara tumbukan sempurna disebut Mean Free Path,
dengan rumus:
Jarak yang dilalui oleh molekul setelah mengalami tumbukan dengan molekul lain dan berpindah
ke bidang lain dari bidang semula
Konsep Mean Free Path hanya berlaku ketika harga memiliki nilai yang besar dibandingkan
dengan jarak gaya intermolekul. Konsep ini juga hanya berlaku untuk molekul yang berbentuk
bola pejal.
Sumber: Transport Phenomena by Bird, Chapter 1 Molecular Theory of The Viscosity of Gases
at Low Density
Ulul Ilma Navia(21030112140185)
L atau Lorenz Number bernilai sekitar 22 29. 10-9 volt2/K2 untuk logam murni pada suhu 0 C
dan berubah tetapi sedikit dengan suhu di atas O C, kenaikan 10-20% per 1000 C yang
khas.Salah satu penggunaan Lorenz Numberadalah untuk menghitung penurunan tegangan yang
diperlukan ketika suhu logam naik.
Reverse osmosis
adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari
suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu
sisi membran seleksi(lapisan penyaring).
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi
"solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan
sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik.
Jadi intinya, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap
"solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.
Absorptivitas
Radiasi menyangkut permukaan dari benda buram apakah diserap atau direfleksikan.
Fraksi yang diserap adalah absorptivitas dan diberi symbol a. Dan fraksi dari radiasi dengan
frekuensi v yang diserap ditulis dengan av. Maka a dan av ditulis :
Dimana qv(a) dv dan qv(i) dv adalah yang diserap dan radiasi per satuan luas per satuan
waktu pada rentang v ke v+ dv. Untuk semua benda nyata av akan kurang dari satu dan akan
berubah dengan frekuensi. Dimana av konstan kurang dari satu diseluruh rentang frekuensi dan
pada semua suhu disebut benda abu-abu. Artinya benda abu-abu akan menyerap fraksi yang
sama dari radiasi pada semua frekuensi. Apabila benda abu-abu dengan av = 1 untuk semua
frekuensi dan suhu, maka disebut benda hitam
Yuni Ratnasari(21030112130156)
PERPINDAHAN MASSA
Ketika sistem berisi 2 atau lebih komponen yang konsentrasinya berbeda-beda antar titik, ada
kecenderungan alami dari massa untuk berpindah, untuk meminimalkan perbedaan konsentrasi
dalam sistem. Perpindahan massa dalam sistem dijelaskan oleh Hukum pertama Fick: 'Difusi
fluks dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah berbanding lurus dengan gradien konsentrasi
substansi dan difusivitas substansi pada medium.' Perpindahan massa dapat berlangsung karena
ada perbedaan driving force. Beberapa diantaranya adalah
Referensi
Bird, R. Byron, et al. 1924. Transport Phenomena Second Edition. John Wiley and Sons, Inc.
New York
Holman, J. P. 1986. Heat Transfer. Mc Graw Hill. New York.
Silalahi, Firman R. L. dan Armansyah H. Tambunan. 2010. Pengukuran Difusivitas Termal dan
Sifat Dielektrik pada Frekuensi Radio dari Andaliman. Universitas Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
dengan :
= koefisien viskositas
Hukum ini berlaku hanya untuk aliran fluida yang sangat lambat di mana inertial force
dapat diabaikan, yaitu jika bilangan Reynold lebih kecil sama dengan 0.1. Saat Re = 1, maka
hukum Stokes memprediksi gaya yang 10% lebih rendah.
Referensi:
Transport Phenomena by R. Byron Bird, Warren E. Stewart, Edwin N. Lightfoot
Transport Phenomena Fundamentals by Joel L. Plawsky
http://www.thermopedia.com/content/1157/
http://physwiki.ucdavis.edu/Classical_Mechanics/Fluids/Stokes%E
Indra Riadi(21030112120017)
Bilangan Prandlt
Bilangan Prandtl adalah bilangan tanpa dimensi yang merupakan fungsi dari sifat-sifat
fluida. Bilangan Prandtl didefinisikan sebagai perbandingan viskositas kinematik terhadap
difusitas thermal fluida yaitu :
Dengan :
Cp = panas spesifik fluida (J/kg.K)
= Viskositas kinematik fluida (Pa.det)
k = Konduktivitas thermal (W/m2K)
(Bird, 2002)
Bilangan prandtl dapat digunakan pada perpindahan panas. Dengan kenaikan angka
prandtl maka akan semakin cenderung seragam temperature disekeliling material tersebut.
Perpindahan semakin baik apabila angka Pr semakin naik (Kaprawi, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Bird, B., Stewart, E., Edwin N. 2002. Transport Phenomena 2nd Edition. Printed in USA.
Kaprawi. 2012. Pengaruh Angka Prandtl dalam Perpindahan Panas pada Suatu Benda Bulat.
Pada polimeric fluid pressure dropnya lebih kecil daripada newtonian karena viskositas
dan tekanan berubah-rubah. Hal ini disebabkan karena berat molekul yang besar maka
diperlukan energi yang besar untuk mengalirkan polimeric fluid pada laminar sehingga bentuk
dari polimeric fluid menyerupai aliran turbulen.
Penurunan tekanan cairan polimeric
P0 - PL =
Dengan :
: viskositas
untuk fluida non-Newtonian, viskositas fluida tidak konstan, karena dapat dipengaruhi oleh
gaya-gaya yang bekerja pada fluida, seperti pengadukan, sehingga tegangan gesernya () tidak
berbanding lurus secara linier dengan gradient kecepatan.
Viskositas fluida non-Newtonian merupakan fungsi waktu. Contohnya yaitu cat, darah, dan
tinner. Viskositas cat akan menurun ketika dilakukan pengadukan, darah akan membeku ketika
dibiarkan diruangan terbuka, tinner akan hilang(menguap) ketika dibiarkan di ruangan terbuka.
Sumber :
Bird, R.B., et al. 2002. Transport Phenomena, second edition. Chemical Engineering
Department, University of Wisconsin-Madison.
adalah konstanta
, adalah zero shear rate viscosity. Ketika stress tensor berubah seiring dengan waktu, maka
Persamaan 8,4-3 memiliki bentuk seperti Persamaan 8,4-1 untuk cairan Newtonian, yaitu:
Bila ada perubahan yang sangat cepat dalam stress tensor dengan waktu, maka pada sisi kiri dari
Persamaan 8,4-3 dapat diabaikan, dan ketika persamaan diintegrasikan terhadap waktu, kita
mendapatkan persamaan bentuk Persamaan 8,4-2 untuk Hookean padat, yaitu:
Dalam hal ini, Persamaan 8,4-3 menggabungkan kedua viskositas dan elastisitas.
Sebuah percobaan sederhana yang menggambarkan perilaku cairan viskoelastik melibatkan
"silly putty". Bahan ini mengalir dengan mudah jika diperas perlahan antara telapak
tangan, dan ini menunjukkan bahwa itu adalah cairan kental. Namun, ketika digulung menjadi
bola, bola akan memantul ketika dijatuhkan ke permukaan yang keras. Selama dampak tekanan
berubah dengan cepat, dan materi berperilaku sebagai elastis solid.
Estiono Nugroho(21030112130158)
Energi Disipasi
Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti
berubah menjadi energi lain yang tidak diinginkan / tidak menjadi tujuan suatu sistem. Energi
disipasi timbul secara alamiah, contohnya:
1) Energi panas yang timbul akibat gesekan.
Dalam hal ini timbulnya gesekan dianggap merugikan. Rumusnya ya W = f.s di mana f adalah
gaya gesekan dan s adalah perpindahan benda.
2) Energi listrik yang terbuang akibat adanya hambatan pada kawat penghantar.
Rumusnya: W = I2 R.t
Dimana I = kuat arus listrik,
R = hambatan listrik
t = waktu.
3) Energi panas pada trafo
Trafo digunakan untuk mengubah tegangan. Namun pada kenyataan timbul panas pada trafo.
Panas ini dapat dianggap energi disipasi.
Sumber :
Bird, B. B.; Stewart, W. E.; Lightfoot, E. N., Transport phenomena, 2nd Ed., John Wiley
and Sons, New York, 2002.
Wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/daya-dan-energi-disipasi
Keterangan:
Re = bilangan Reynolds
= massa jenis
Vs = kecepatan superfisial
D = diameter
= viskositas
Kecepatan superfisial berbeda dengan definisi kecepatan yang sering kita dengar. Contoh untuk
memahaminya yaitu apabila terdapat aliran campuran dengan 5 ft3/sec air dan 5 ft3/sec udara
mengalir ke dalam pipa. Kedua fase, dilihat secara terpisah, masing-masing memiliki kecepatan
superfisial sebesar 5 ft3/sec. Sedangkan kecepatan yang biasa kita kenal akan bernilai sebesar 10
ft3/sec yang berasal dari kedua fase. Kecepatan aktual bernilai lebih besar dari kecepatan
superfisial.
Kecepatan physical (v) = jarak / waktu, tidak dipengaruhi perbedaan fase fluida.
Sumber:
http://en.wikipedia.org/
http://cheresources.com/
Rahmat Hidayat(21030112130040)
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul
tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain
adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah
difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Difusi)
Berdasatkan asumsi-asumsi ini diturunkan persamaan berikut untuk sistem yang terdiri atas n
molekul dengan massa m.
PV = nmu2/3 (6.13)
Persamaan ini imengindikasikan kecepatan molekul gas merupakan fungsi dari PV. Karena nilai
PV untuk sejumlah tertentu gas tetap, mungkin bahwa kecepatan molekul gas berhubungan
dengan massa gas, yakni massa molekulnya. Untuk 1 mol gas, persamaan berikut dapat
diturunkan.
PVm = NAmu2/3 .(6.14)
Vm adalah volume molar dan NA adalah tetapan Avogadro. Dengan memasukkan PVm = RT di
persamaan 6.14, persamaan berikut didapatkan.
NAmu2 = (3/2)RT (6.15)
Suku kiri persamaan berhubungan dengan energi kinetik molekul gas. Dari persamaan ini, akar
kuadrat rata-rata gas u2 dapat diperoleh.
u2= (3RT/NAm) = (3RT/M) (6.16)
Source: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/gas1/teori-kinetik-molekulargas/
Blood
Dialyzer
Pada gambar di atas pada proses hemodialisis, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan
diedarkan dalam sebuah mesin di luar tubuh, sehingga cara ini memerlukan jalan keluar-masuk
aliran darah. Untuk itu dibuat jalur buatan di antara pembuluh arteri dan vena atau disebut fistula
arteriovenosa melalui pembedahan. Lalu dengan selang darah dari fistula, darah dialirkan dan
dipompa ke dalam mesin dialisis (Dialyzer). Untuk mencegah pembekuan darah selama proses
pencucian, maka diberikan obat antibeku yaitu Heparin.
Di dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip dengan yang berlangsung di dalam
ginjal. Pada dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah selaput di tengahnya.
Aliran darah masuk ke salah satu kompartemen dialiser. Pada kompartemen lainnya
dialirkan dialisat, yaitu suatu carian yang memiliki komposisi kimia menyerupai cairan tubuh
normal. Kedua kompartemen dipisahkan oleh selaput semipermeabel yang mencegah dialisat
mengalir secara berlawanan arah. Zat-zat sampah, zat racun, dan air yang ada dalam darah dapat
berpindah melalui selaput semipermeabel menuju dialisat. Itu karena, selama penyaringan darah,
terjadi peristiwa difusi dan ultrafiltrasi. Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam
campuran, dari bagian pekat ke bagian yang lebih encer. Ultrafiltrasi merupakan proses
berpindahnya air dan zat terlarut karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat
Bird, dkk. 2001. Transport Phenomena. John Wiley & Sons, Inc: New York
Heat Flux
Heat flux adalah laju trasfer energi panas melalui suatu permukaan. Unit SI dari panas
adalah joule per detik atau watt dan merupakan besaran skalar. Sedangkan Heat flux adalah
tingkat panas per satuan luas (W/
dinotasikan
Pengukurang fluks panas yang paling sering dilakukan adalah dengan mengukur perbedaan suhu
lebih dari sepotong material yang konduktivitas termalnya telah diketahui. Aplikasi penggunaan
heat flux ada pada penghitungan neraca energi.
KONDUKTIVITAS TERMAL
Benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang
baik (konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal yang
kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).
FAKTOR KONDUKTIVITAS TERMAL
a. Suhu
b. Kandungan uap air
c. Berat jenis
d. Keadaan pori-pori bahan
Viskositas
Viskositas suatu fluida adalah faktor yang sangat penting untuk analisa dalam perancangan.
Viskositas yang sering kita sebut kekentalan ini adalah ketahanan suatu fluida untuk bergerak
searah dengan lintasannya yang dihitung berdasarkan dari adhesi/kohesi atau faktor friksi suatu
fluida.
(1)
Dimana
= shearing stress
= dynamic viscosity
Persamaan (1) Disebut juga Newtons Law of Friction.
M.Rodiansyah (21030112140186)
FLUX
Dari bahasa latin, Fluxus dan Fluere yang berarti "To Flow". Merupakan penurunan
integral kalkulus yang dilakukan oleh Newton.
- Flux current, Flux density, Current density kadang bisa dipakai untuk saling menggantikan
dengan arti yang ambigu.
- Flux didefinisikan kecepatan aliran suatu benda per unit area.
Contoh : *Jumlah air yang mengalir di luas sungai per detik.
* Cahaya matahari yang menyinari tanah tiap detik.
- Dengan demikian,
Momentum Flux = Kecepatan transfer momentum melewati area per detik.
Heat Flux = Perpindahan panas melewati sejumlah area per detik.
Mass Flux = Laju perpindahan massa melewati satu unit area.
- Biasanya Flux memiliki satuan [quantity]/[time] [area]
Panas yang masuk pada x harus sama dengan panas yang keluar pada x + x, karena tidak ada
panas yang diproduksi. Setelah dibagi oleh WHx dan dilimitkan x0
Region 01:
Diintegrasikan menjadi
Konstanta integrasi q0 merupakan heat flux pada x=x0. Persamaan diatas dapat digunakan lagi
untuk region 12 dan region 23 dengan continuity qx pada interface.
Jadi heat flux constant pada 3 substansi dan nilainya sama.
Region 01, 12, 23:
Fouriers law for each region
Region 01:
Region 12:
Region 23:
Region 12:
Region 23:
Surface 1:
Jika:
Ec (Energi kompresi)= 0, karena fluida yang mengalir itu tidak dapat dikompres(cair)
Wm= 0
Citra Nuramelia(21030112130079)
= - UA + F(t)
}
}
Persamaan konservasi dapat dinyatakan dalam mol. Zat kimia A dapat masuk atau meninggalkan
sistem dengan difusi (pergerakan secara molekular) dan juga dengan pergerakan fluida
keseluruhan, dimana pada keduanya dinyatakan dengan NA. Zat A juga dapat diproduksi atau
dikonsumsi oleh suatu reaksi homogen.
Ketika difusi terjadi pada lapisan yang sangat tipis (infinity small) maka didapat
persamaan diferensial dari fluks massa, yang apabila diintegrasikan maka akan muncul konstanta
integrasi dimana nilainya dapat diselesaikan dengan menggunakan kondisi batas (boundary
condition).
1. Konsentrasi di permukaan, contoh XA = XAO
2. Flux massa di permukaan, contoh NA = NAO
3. Jika difusi terjadi pada padatan, maka pada permukaan padatan zat A akan hilang ke
lingkungan
NAO = k (CAO - NAb)
4. Laju reaksi di permukaan dapat ditentukan, contoh jika zat A menghilang dari permukaan
dengan reaksi kimia order 1, maka NAO = k CAO
Sumber:
Bird, R.B., W.E. Stewart, and E.N. Lightfoot, Transport Phenomena, John Wiley&Sons, Inc.
Konduktivitas termal (K) sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan untuk suatu fluida
murni, termal konduktivitasnya bervariasi tergantung suhu dan tekanan. Untuk gas, ciri
khasnya yaitu nilai K pada saat densitas rendah akan naik seiring bertambahnya suhu.
Tetapi untuk cairan nilai K akan turun seiring bertambahnya suhu.
Z=
(jarak bebas)
Reaksi : 2 A
GAS A
GAS A dan B
Difusi dengan reaksi kimia heterogen terjadi ada permukaan katalis padat.
Permukaan katalis padat diselimuti oleh gas film yang tetap dimana A terdifusi menuju
permukaan katalis. Pada permukaan katalis ini A akan bereaksi membentuk B. Pada permukaan
katalis reaksi berjalan sangat cepat membentuk B. Kemudian B berdifusi kembali menuju gas
film dan terbawa oleh aliran gas A yang tidak bereaksi (sisa).
Aliran gas A
A
B
Permukaan katalis
Gambar 1. Ilustrasi fenomena tumbukan jet pada permukaan cairan yang stagnan (Evans, 1990).
Terdapat tiga daerah hidrodinamikapada jet bubble column seperti terihat pada Gambar 2
yaitu daerah pancaran bebas (free jet zone), daerah pancaran jatuh (plunging jet zone) dan daerah
aliran dua fasa yang seragam (uniform two-phase flow jet). Lubang cairan yang berbentuk seperti
terompet terjadi di daerah pancaran bebas dan daerah pancaran jatuh yang mengakibatkan gas
akan terhisap ke dalam kolom gelembung. Pada kedua daerah tersebut akan terjadi pusaran eddy
(eddy current). Sedangkan pada daerah aliran dua fasa yang seragam, fasa gas akan terdispersi
merata ke dalam fasa cair (Evans,1990).
Konduktivitas thermal adalah suatu besaran intensif bahan yang menunjukkan kemampuannya
untuk menghantarkan panas . K adalah suatu fenomena perpindahan dimana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energy thermal dari satu daerah beda panas ke daerah benda
yang suhunya rendah.
Hansen Hartanto(21030112130065)
Incompressible Flows
Berdasarkan pada dapat atau tidaknya suatu fluida dapat dikompresi dapat dibagi menjadi
2, yaitu fluida yang dapat dikompresi (compressible fluids) dan fluida yang tak termampatkan
atau tidak dapat dikompresi (incompressible fluid), pada kenyataannya tidak ada fluida yang
tidak termampatkan, namun pada beberapa kasus keadaan termampatkan tersebut dapat
diabaikan karena pengaruhnya yang kecil, sehingga ada isitilah fluida yang tidak termampatkan
(incompressible fluid). Namun pada mekanika fluida, incompressible flow (aliran tak mampat)
ini mengacu pada suatu fluida yang mengalir dengan densitas dari material atau fluida yang
mengalir tersebut tidak berubah atau konstan. Aliran tak mampat tidak berarti bahwa fluida yang
mengalir tersebut tidak dapat termampatkan (incompressible fluid), namun hal ini juga dapat
berlaku pada fluida yang termampatkan (compressible fluid). Incompressible flow menunjukkan
bahwa densitas tetap konstan saat fluida tersebut bergerak dengan kecepatan fluida. Maksud dari
kecepatan fluida ini adalah kondisi incompressible flow ini dapat tercapai, yaitu kondisi dimana
perubahan densitas dapat diabaika, jika Mach number (Ma) pada aliran sangat kecil, dimana
dengan v adalah kecepatan fluida mengalir dan a adalah kecepatan rambat suara,
pada fluida cair akan sangat sulit mencapai nilai Ma=0,3 karena dibutuhkan tekanan yang tinggi
untuk mencapai kondisi tersebut. Pada gas karena sangat mudah termampatkan maka unutk
mencapai nilai Mach number lebih dari 0,3 akan sangat mudah, sehingga nilai Mach number
yang melebihi 0,3 akan memasuki kecepatan yang termampatkan (compressible fluid)
TERIMAKASIH