Judul
PENGERINGAN WORTEL (Daucus carota)
Kelompok B.1415.3P.11
Siti Solihah (13012085)
Utari (13012087)
Pembimbing
Dr. Dianika Lestari
BAB 1
PENDAHULUAN
masing 3mm pada temperatur 40 oC dan laju alir udara pemanas 1,5
m/s.
3. Mengukur nilai water activity buah sukun sebelum dan sesudah proses
pengeringan dengan menggunakan water activity analyzer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wortel
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi-umbian yang
biasanya berwarna jingga.Wortel memiliki kandungan gizi yang banyak
seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
Tabel 2.1 Kandungan gizi wortel tiap 100 gram
Kandungan Gizi
Satuan
Jumlah
Kalori
Kal
42
Protein
gr
1,2
Lemak
gr
0,3
Karbohidrat
gr
9,3
Kalsium
mg
39
Fosfor
mg
37
Zat besi
mg
0,8
Vitamin A
S.I
12000
Vitamin B
mg
0,06
Vitamin C
mg
Air
gr
88,2
Dari Tabel 2.1 dapat terlihat bahwa wortel memiliki kandungan vitamin A yang
sangat melimpah.Oleh karena itu kebanyakan orang mengetahui manfaat wortel
adalah untuk kesehatan mata saja. Namun, pada kenyataannya terdapat banyak
sekali manfaat wortel yang belum banyak diketahui orang, seperti :
1. Mencegah kanker
Satuan
Jumlah
Energi
Kkal
93,75
Kadar air
6,7
Kadar lemak
1,15
Karbohidrat
13,5
Protein
7,7
24,35
g/gr
51,5
Pada Tabel 2.2 terdapat informasi bahwa kandungan energi yang terdapat dalam
tepung wortel sangatlah tinggi.Oleh karena itu pembuatan tepung wortel untuk
substitusi tepung yang telah ada dapatlah dilaksanakan.Tepung wortel memiliki
beberapa manfaat penting yang tidak dimiliki oleh tepung lainnya. Manfaatmanfaat tersebut diantaranya, seperti:
1. kandungan beta karoten pada wortel dapat membuat tepung wortel
menjadi pewarna jingga alami.
2. Kandungan vtamin A yang tinggi pada wortel juga dapat membuat tepung
wortel menjadi sumber vitamin A tambahan bagi olahan makanan.
Salah satu proses penting dalam pembuatan tepung wortel adalah proses
pengeringan wortel. Dalam proses pengeringan wortel, beta karoten yang
terkandung dalam wortel dapat meningkat seiring dengan peningkatan temperatur
dan lama pengeringan.
2.2 Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pemakaian panas dan pemindahan air dari
bahan yang dikeringkan yang berlangsung secera serentak bersamaan.
Pengeringan dapat dilakukan secara mekanis maupun termal. Pengeringan
secara mekanik, seperti pemerasan memiliki biaya yang lebih murah
dibandingkan pengeringan menggunakan metode termal. Namun, hasil akhir
produk pengeringan mekanik, memiliki kandungan air yang masih tinggi.
Terdapat tiga jenis pengeringan termal yaitu pengeringan konduktif,
konvektif, dan radiasi. Pada sistem pengering konduksi, medium pemanas
yang digunakan biasanya uap panas dan terpisah dari bahan padat yang akan
dikeringkan, contohnya pada drum dryer, yang kadang kala dikombinasi
dengan sistem vakum. Pada sistem pengering tipe konveksi, medium pemanas
yang dipakai biasanya udara dan udara pemanas ini kontak langsung dengan
bahan pangan padat yang dikeringkan, terjadi difusi uap air dari dan didalam
produk pangan. Contoh pengering tipe konveksi ini misalnya pengering oven,
pengering semprot (spray dryer), fluidized bed dryer, tray dryer. Pengering
tipe radiasi memakai sumber panas dari radiant energy , misalnya alat
pengering yang menggunakan energi mikrowave untuk mengeringkan produk
pangan.
Pengeringan merupakan proses yang sangat penting di berbagai industri,
terutama industri pangan dan farmasi. Pengeringan berfungsi untuk
pengawetan dan mempermudah penyimpanan serta transportasi produk
industri tersebut. Pengeringan dari suatu bahan akan dipengaruhi oleh sifat
fisik, bentuk, struktur, dan konfigurasi dari bahan tersebut. Oleh sebab itu,
setiap jenis bahan memiliki kondisi optimum yang berbeda-beda untuk
menghasilkan produk dengan kadar air yang rendah.
Tray Dryer merupakan salah satu alat pengeringan yang tersusun dari
beberapa buah tray di dalam satu rak. Tray dryer sangat besar manfaatnya bila
produksinya kecil, karena bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung
dengan udara panas. Tray dryer termasuk kedalam system pengering konveksi
menggunakan aliran udara panas untuk mengeringkan produk. Proses
pengeringan terjadi saat aliran udara panas ini bersinggungan langsung
dengan permukaan produk yang akan dikeringkan. Produk ditempatkan pada
setiap rak yang tersusun sedemikan rupa agar dapat dikeringkan degan
sempurna. Udara panas sebagai fluida kerja bagi model ini diperoleh dari
listrik. Udara masuk ke dalam ruang pengering karena kipas yang berada
dalam ujung lorong. Dengan mengubah kecepatan berputar kipas, laju alir
udara masuk dapat divariasikan. Udara dipanaskan oleh pemanas listrik yang
dapat divariasikan dayanya sehingga temperatur udara dapat diubah. Alat ini
telah dirancang sehingga aliran udara yang melewati bahan bersifat homogen.
Data-data kondisi dapat diperoleh dengan menggunakan software dalam
komputer yang terhubung dengan alat ini.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan
Alumunium foil
Potongan wortel
Cawan Penguap
Pisau
Neraca digital
Tray dryer
Water activity analyzer
3.2.1
Persiapan Bahan
3.2.2
3.2.3
Dalam percobaan ini tray dryer yang digunakan adalah tray dryer
SOLTEQ model BP 772. Wortel yang telah dipersiapkan ditimbang
dengan alas alumunium foil di atas neraa digital untuk menentukan
massa awal. Alumunium berisi wortel ini kemudian diletakkan di atas
Loyang dan dimasukkan ke dalam alat pengering. Percobaan
dilakukan pada temperature 40C dengan laju alir udara panas sebesar
1,5 m/s. Pengambilan data dilakukan setiap 5 menit. Pengeringan
dilakukan sampai massa wortel yang tercatat di komputer terlihat telah
konstan. Setelah konstan, alumunium berisi potongan wortel
dikeluarkan dan ditimbang, massa akhir kembali dicatat.
3.2.4
DAFTAR PUSTAKA