Disusun oleh:
Denny Asprilla
13504241005
13504241010
13504241015
Cecep Suwara
13504241024
13504241027
13504241028
Ari Hendriyanto
13504241029
13504241032
13504241035
Anasbi Sujarwa
13504241038
mengatur
volume
bahan
bakar
yang
akan
Page 2
Page 3
Gambar 01. Skema aliran bahan bakar dengan pompa injeksi jenis in-line
Skema aliran bahan bakar pada pengaliran dengan pompa injeksi in-line
ini terlihat pada gambar 01 sebagai berikut : Fuel tank feed pump fuel filter
injection pump nozzle injection pump fuel filter.
Pompa injeksi dalam motor diesel memiliki peran yang sangat penting
terutama dalam menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan untuk proses
pembakaran yang menghendaki bahan bakar memiliki jumlah yang tepat, waktu
yang tepat, kualitas yang baik dan tekanan yang tinggi agar mudah dikabutkan
oleh nozzle. Oleh karenanya konstruksi pompa injeksi dibuat lebih rigid dan kuat,
rumah pompa dibuat dari bahan aluminium tuang (atau besi tuang). Agar mampu
menghasilkan tekanan bahan bakar yang tinggi dan memiliki keandalan tinggi
pula. Pada pompa injeksi in-line memiliki konstruksi elemen pompa sebaris,
dimana masing-masing silinder dilayani oleh satu plunger. Camshaft /poros nok
pompa disangga oleh dua bantalan roler tirus (tapered roller bearings) dan
digerakkan oleh mesin melalui rangkaian roda gigi. Elemen pompa, terdiri dari
plunyer dan silinder (atau barrel ), adalah bagian pompa yang paling penting.
Plunyer dan silinder ini dikerjakan dengan penyelesaian/finishing presisi tinggi,
dan ditempatkan dalam toleransi kecil sekali untuk memungkinkan elemen pompa
bertahan dalam tekanan tinggi sekali tanpa adanya kebocoran. Untuk alasan ini,
plunyer dan silinder harus tidak pernah diganti sendiri-sendiri/ secara terpisah,
tetapi diganti satu set.
Page 4
Page 5
Page 6
Page 7
atas plunyer mencapai tepi atas lubang pengisian, penekanan bahan bakar dimulai.
Ketika plunyer bergerak ke atas, bahan bakar di dalam ruang bagian atas menekan
dan membuka katup penyalur (delivery valve) dan mengalir mengalir keluar
melalui pipa injeksi ke nosel. Plunyer terus bergerak naik tetapi ketika tepi atas
alur kontrolnya mencapai tepi bawah lubang pengisian bahan bakar berhenti
ditekan. Selanjutnya gerak naik plunyer akan menyebabkan bahan bakar sisa
dalam ruang penghantar masuk melalui lubang bagian dalam atas plunyer
mengalir turun dan keluar melalui alur kontrol dan lubang pengisian, sehingga
tidak ada bahan bakar lagi dapat dilepaskan.
C. Pengontrolan volume bahan bahan bakar
Rangkaian komponen yang terdiri atas
plunger dan plunger barrel dinamakan dengan
elemen pompa (pump element). Plunger akan
bergerak naik dan turun untuk mensupali bahan
bakar. Plunger bergerak naik dan turun setiap
satu
kali
pergerakkan
gerakan
dari
camshaft.
plunger
Tingginya
selalu
tetap
Page 8
Page 9
dilihat dari bawah plunger), jumlah bahan bakar yang disuplai akan meningkat.
Pada left lead plunger, ketika plunger tersebut digerakkan ke kiri (berlawanan
dengan arah jarum jam) jika dilihat dari bawah, maka suplai bahan bakar akan
meningkat. Huruf R (right lead) dan huruf L (left lead) diukir pada bagian plunger
sehingga kedua tipe plunger tersebut dapat diidentifikasi. Kepala plunger pada
model B yang ditunjukkan pada gambar di atas mempunyai bentuk alur yang
dinamakan dengan spiral control groove. Sedangkan pada model A dan P
dinamakan straight groove.
Page 10
Bahan bakar mulai diinjeksikan ketika plunger bergerak naik dan menutup
dengan sempurna lubang inlet port pada plunger barrel (lihat gambar pada poin c).
penginjeksian bahan bakar berakhir ketika kepala plunger berhubungan dengan
lubang outlet port (lihat gambar pada poin d). Pada pompa injeksi model A hanya
memilki satu buah lubang saja yang digunakan sebagai tempat keluar dan
masuknya bahan bakar (inlet port dan outlet port). Jarak pergerakan plunger
selama melakukan proses pengiriman bahan bakar ini disebut sebagai langkah
efektif (efective stroke). Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan (setiap pergerakan
plunger) akan meningkat atau menurun jika terjadi perubahan pada besarnya
langkah efektif plunger tersebut. Langkah efektif ditentukan oleh posisi relativ
antara plunger dan barrel, dimana plunger barrel akan dalam posisi tetap
sementara plunger akan bergerak naik-turun dan berputar.
1. Fungsi dan cara kerja delivery valve
Fungsi utama dari delivery valve adalah untuk mencegah aliran
balik dan mengatur tekanan sisa bahan bakar. Ketika plunger pada pompa
injeksi telah mencapai posisi titik mati atas, maka proses penginjeksian
bahan bakar telah berakhir. Jika plunger dan pipa nozzle (pipa dengan
tekanan tinggi) dihubungkan secara langsung, maka bahan bakar yang
terdapat di dalam pipa nozzle akan terhisap ke arah pompa injeksi pada
saat plunger bergerak turun. Jika hal ini terjadi maka akan berakibat
terjadinya keterlambatan penginjeksian bahan bakar (akan terdapat jeda
waktu yang cukup lama antara saat dimulainya pengiriman bahan bakar
oleh plunger dengan saat dimulainya penginjeksian bahan bakar oleh
nozzle) pada saat siklus berikutnya. Untuk mencegah hal ini, maka
dipasanglang delivary valve diantara plunger dengan pipa nozzle.
Delivery valve akan memutuskan hubungan antara plunger dengan
pipa nozzle pada saat proses penginjeksian bahan bakar berakhir, untuk
menghentikan seluruhnya aliran balik dari pipa. Delivery valve juga
berfungsi untuk mencegah adanya tekanan sisa pada pipa saat
Page 11
penginjeksian berakhir. Tekanan sisa yang terdapat pada pipa nozzle jika
dibiarkan akan berakibat bahan bakar yang diijeksikan oleh nozzle tidak
akan berhenti dalam waktu yang tepat (terjadi keterlambatan waktu
berakhirnya penginjeksian oleh nozzle). Kejadian ini akan menimbulkan
tetesan (dribbling) bahan bakar dan terjadinya penginjeksian kedua
(secodary injection). Untuk mencegah hal ini, delivery valve akan
mengatur tekanan sisa pada pipa nozzle pada level yang tepat dengan cara
menarik/menghisap bahan bakar tersebut.
Proses penginjeksian bahan bakar akan berakhir pada saat
retraction piston menutup lubang pada valve seat. Berakhirnya
penginjeksian bahan bakar merupakan awal dari proses penarikan bahan
bakar (retraction). Pada proses retraction inilah terjadinya penurunan
tekanan pada pipa nozzle, sehingga proses penetesan bahan bakar
(dribling) dan penginjeksian kedua (secondary injection) dapat dicegah.
Proses bekerjanya delivery valve dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Page 12
Page 13
Page 14
tekanan lemah pada idle, tekanan kuat pada trotel membuka penuh.
Pada saat batang penghubung bergerak kembali karena tekanan
pegas governor ia juga mengontrol posisi batang pengontrol bahan
bakar (C) sehingga mengontrol penyaluran bahan bakar dan
kecepatan mesin. Semakin lemah tekanan pegas governor maka
semakin
kecil
kecepatan
mesin
yang
diperlukan
untuk
Page 15
hidrolis
merupakan
alat
mekanis
yang
Page 16
Page 17
Page 18
Page 19
Page 20
pinsip kerja selenoid pada posisi terbuka (pengapian on) dan tertutup (pengapian
off). Alat ini diterapkan pada pompa injeksi tipe VE.
Cara kerja
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan
Page 21
https://mardiyan22.files.wordpress.com/2010/10/sistem-bahan-bakardisel.doc
Page 22
sekali, batang pengatur tertarik kearah stop, akibatnya debit solar dari
pompa injeksi tidak ada dan mesin mati
E. Pengontrolan saat injeksi bahan bakar
Pada mesin bensin saat pengapian harus dimajukan sesuai dengan putaran
mesin melalui advans sentrifugal yang ditempatkan pada unit distributor
pengapian, pada mesin diesel juga dilengkapi suatu bagian yang dapat
mengajukan saat penyemprotan sesuai dengan putaran mesin yang disebut dengan
automatic timer. Mesin-mesin diesel putaran tinggi untuk penggunaan
otomotif/kendaraan, daya mesin dapat diperbaiki/dinaikkan dengan memajukan
waktu injeksi sesuai dengan kenaikan putaran. Ini sama seperti memajukan waktu
pengapian dalam mesin-mesin bensin, untuk tujuan ini timer digunakan. Ada dua
tipe timer yang dipakai, yang pertama adalah timer tangan (hand timer) dan timer
otomatis (automatic timer). Timer otomatis lebih umum digunakan sekarang ini,
diskripsi/gambaran diberikan di bawah ini.
Page 23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pompa injeksi in-line pengaturan volume bahan bakar dilakukan
dengan memutar plunger pompa injeksi, sehingga kedudukan feed hole
dan groove pada plunger akan berubah dan akan merubah langkah efektif
pompa injeksi. Selain itu, untuk menyesuaikan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan dengan putaran mesin dan beban mesin, diperlukan
komponen yang bernama governor dengan berbagai tipe pengendaliannya.
Cara untuk mematikan mesin, pada mesin diesel dengan pompa tipe in-line
ini, yaitu menggunakan selenoid atau dengan governor secara manual dan
hidrolis. Selenoid akan menutup saluran bahan bakar kepompa injeksi jika
kunci kontak dalam kondisi off, sedangkan governor juga akan menutup
saluran bahan bakar yang menuju pompa injeksi baik secara manual
maupun hidrolis.
B. Saran
Saran bagi pembaca, pahamilah secara betul fungsi komponen dan cara
kerja pompa injeksi agar saat melakukan praktikum, dapat dengan mudah
memahaminya. Pada saat praktikum pun harus hati-hati karena komponenkomponen motor diesel sangatlah presisi.
Page 24
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Teknik Dasar Motor Diesel.
Diambil tanggal 08 Maret 2015 dari
http://psbtik.smkn1cms.net/.../teknik_dasar_motor_diesel.pdf.
Mardiyan. (2010). Sistem Bahan Bakar Diesel .Diambil tanggal 08 Maret
2015 dari https://mardiyan22.files.wordpress.com/2010/10/sistem-bahanbakar-disel.doc.
Sukoco, M.Pd. dan Zainal Arifin, M.T. (2008). Teknologi Motor Diesel.
Bandung : Penerbit Alfabeta.
Page 25