1. DMFT
Indeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan
pengalaman karies seseorang atau dalam suatu populasi. Semua gigi diperiksa kecuali gigi
molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan kadang-kadang tidak berfungsi.
Indeks ini dibedakan atas indeks DMFT (decayed missing filled teeth) yang digunakan untuk
gigi permanen pada orang dewasa dan deft (decayed extracted filled tooth) untuk gigi susu
pada anak-anak. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar.
Kriteria pemeriksaan seperti terlihat pada Tabel 1.5. Cara perhitungannya adalah
dengan menjumlahkan semua DMF atau def. Komponen D meliputi penjumlahan kode 1 dan
2, komponen M untuk kode 4 pada subjek 30 tahun misalnya hilang karena karies atau sebab
lain. Komponen F hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan, mahkota
khusus atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT.
Perhitungan DMF-T untuk populasi adalah :
DMF-T =
Jumlah DMF-T Populasi
Jumlah populasi yang diperiksa
4. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori M.
5. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan perawatan
ortodonti TIDAK dimasukkan dalam kategori M.
6. Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F.
7. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F.
8. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi TIDAK dimasukkan dalam
kategori M.
Kelebihan :
1. Mudah dilakukan
2. Indeks ini tidak memerlukan gambaran radiografi untuk mendeteksi karies aproksimal.
3. Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang dari dulu
sampai sekarang
Kekurangan :
1. tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya. Karena jika pada gigi
tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung adalah tetap 1
2. indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies, misalnya karies
superficialis, media, profunda
3. tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies
4. tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti
5. tidak dapat digunakan untuk karies akar
kategori DMF-T menurut WHO:
0- 1,1
= sangat rendah
1,2 - 2,6
= rendah
2,7 - 4,4
=sedang
4,5 - 6,5
=tinggi
> 6,5
=sangat tinggi
Special Rules:
1. tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing maupun filled
2. D,M,F teeth harus dicatat secara terpisah
3. gigi dianggap erupsi saat permukaan oklusal/insisalnya terbuka/terlihat atau terpapar di
atas jaringan gingiva
4. gigi dianggap ada/dipertimbangkan meskipun crown telah rusak dan hanya akar yang
tertinggal di soketnya
5. supernumerary tooth tidak termasuk / tidak dihitung
6. jika gigi desidui tertanam dan gigi permanen penggantinya , diklasifikasikan sebagai gigi
permanen
7. gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan "DMF" begitu juga dengan gigi
permanen di perhitungan def dan harus dihitung secara terpisah
Sebuah sistem diagnostik karies baru yang diusulkan oleh Nyvad pada tahun 1999
meliputi manifestasi awal dari karies pada precavitated stages. Sistem ini membedakan antara
lesi karies aktif dan tidak aktif baik berlubang dan tingkat non berlubang. Tiga tahap
keparahan terkait dengan kedalaman penetrasi pada indeks Nyvad: permukaan
utuh,permukaan descontinuous dan rongga di enamel atau dentin, Setiap permukaan gigi dari
semua erupsi gigi diklasifikasikan menurut 1 dari kriteria berikut:
0 = suara
1 = karies aktif, permukaan utuh
2 = karies aktif, permukaan diskontinuitas
3 = karies aktif, kavitas
4 = karies tidak aktif, permukaan utuh
5 = karies aktif, permukaan diskontinuitas
6 = karies tidak aktif, kavitas
7 = filled
8 = filled dengan lesi aktif
9 = filled dengan lesi aktif dan X = extracted.
Kelebihan :
1. Dapat mengidetifikasi lesi karies insipient, sehingga dapat menentukan rencana
program pencegahan karies
2. Prelavensi dan keparahan karies dibawah estimasi dari indeks def dapat dihilangkan
karena hanya menghitung status kavitas
3. Dapat mengurangi keperluan perawatan yang lebih lanjur karena diagnosis ditegakkan
ketika terlihat initial lesions sehingga lesi progresif yang berkelanjutan dapat dicegah
Kekurangan :
Terdapat kesulitan untuk membuat diagnosis yang pasti dari lesi aktif sebelum terjadi kavitas
pada permukan oklusal dibandingkan dengan permukaan fasial. Penggunaan permukaan
oklusal secara fisiologis selama proses pengunyahan dapat menyebabkan hilangnya lesi
Indeks ini diusulkan oleh Acharya, dengan tujuan untuk mengembangkan suatu
reproducible, permukaan Indeks karies spesifik yang akan memberikan informasi kualitatif
dan kuantitatif tentang karies gigi yang tidak diobati pada individu dan dapat digunakan
bersama dengan indeks DMFS yang akan memberikan informasi tentang tidak hanya
prevalensi karies tetapi juga lokasi dan jenis lesi karies pada individu berdasarkan
pemeriksaan klinis. data berguna untuk perencanaan perawatan kesehatan mulut untuk
populasi sasaran. Kriteria penilaian dari Indeks ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel Indeks karies spesifik
Skor
0
1
2
3
4
5
6
6A
Kriteria
Tidak ada lesi karies terdeteksi
Lesi karies yang terjadi pada oklusal, pit bukal dan fissure
pada molar dan premolar dan lubang lingual dari gigi
anterior
Karies proksimal mengenai molar dan premolar
Lesi karies terletak di proksimal permukaan gigi anterior dan
tidak melibatkan sudut insisal.
Lesi karies terletak di proksimal permukaan gigi anterior,
melibatkan sudut insisal.
Lesi karies yang terletak di daerah servikal gigi
Lesi karies terletak di cusp oklusal yang pada molar dan
premolar dan di tepi insisal dari gigi seri;
Terlalu rusak / akar tunggul diindikasikan untuk ekstraksi
Kelebihan :
1. Petugas dan material yang kompeten di masa depan serta training untuk tenaga kerja
dibutuhkan untuk mengatasi karies pada populasi tertentu mungkin dinilai
2. Hasil dari penulis menunjukkan reproduksibilitas dan validitas dari indek baru ini
adalah baik
Kekurangan :
1. indeks ini bekerja serupa dengan deteksi kriteria karies pada DMF atau DMFS; di
kasus lesi besar, yang mencakup lebih dari satu permukaan, hanya asumsi yang dapat
digunakan untuk menentukan lesi berasal; ketidakmampuan indeks ini,jika digunakan
sendiri, untuk menangkap informasi yang berguna untuk rencana perawatan; dan
kurangnya ketentuan dalam menilai karies akar.
2. Pada kasus dengan lesi yang luas yang meliputi lebih dari 1 permukaan hanya bisa
dibuat dari asal lesi
3. Kekurangan untuk menentukan rencana perawatan jika indeks ini digunakan sendirian
tanpa kombinasi dengan indeks lain
4. Kurangnya penyediaan untuk menilai karies akar serta jumlah dari lesi proksimal
tidak diperhatikan karena tidak adanya foto bitewing radiograph
4. Indeks PUFA
Pufa digunakan untuk menilai keadaan pulpa yang terlibat, ulserasi dari mukosa
akibat fragmen akar, fistula dan abses. Lesi disekeliling karies yang tidak berhubungan
dengan keterlibatan pulpa sebagai akibat karies tidak dicatat. Indeks pufa adalah sebuah
indeks yang digunakan untuk mengukur keadaan rongga mulut akibat karies yang tidak
dirawat.
Pengukuran dilakukan secara visual dan tidak menggunakan alat. Hanya satu skor
mewakili tiap gigi. Apabila terdapat keraguan dalam menentukan tingkat infeksi odontogenik,
maka diberikan skor dasar. Jika gigi susu dan gigi permanen penggantinya sudah mulai
tumbuh dan keduanya sudah infeksi, maka keduanya akan diukur. Penulisan indeks dengan
huruf besar digunakan untuk pengukuran gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi
susu. Kode dan kriteria untuk indeks pufa adalah sebagai berikut:
1. Keterlibatan pulpa (p) dicatat apabila kamar pulpa telah terbuka dan kelihatan atau
struktur korona gigi telah hancur akibat proses karies gigi dan hanya akar atau fragmen
akar yang tertinggal.
2. Ulserasi (u) dicatat jika sisi tajam gigi dengan keterlibatan pulpa atau sisa akar
menyebabkan ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah atau mukosa bukal.
3. Fistula (f) dicatat jika ada saluran pus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa.
4. Abses (a) merupakan pembengkakan dan mengandung pus yang berhubungan dengan
gigi dengan keterlibatan pulpa.
Skor pufa per orang dihitung secara kumulatif sama seperti deft dan mewakili jumlah
gigi yang memenuhi kriteria diagnostik pufa. Indeks pufa dihitung dengan menjumlah p,u,f,a.
Pengalaman pufa untuk suatu populasi diperhitungkan sebagai suatu rata-rata dan memiliki
nilai desimal.
Kelebihan :
1. Aplikatif pada Negara dengan pendapatan rendag dan menegah dimana karies yang
tidak ditangai menyebabkan komplikasi masalah pada gigi dan jaringan sekitar
2. Sederhana
3. Dapat digunakan untuk gigi sulung dan permanen
4. Hasilnya dapat dipresentasikan bersama indeks DMF
Kekurangan :
1. Stages dari lesi karies pada enamel tidak dinilai
2. Penilaian abses dan fistula dapat dikombinasi jadi 1 kode
3. Realibilitas dan validitas diperlukan pada diskusi dan penelitian mendatang
4. Beberapa subjek dengan skor U (ulcer)
Kelebihan
Deskripsi
gigi sehat, gigi dengan permukaan halus tidak ada tanda karies secara visual,
termasuk perubahan warna non-caries , fissure sealant , filling restoration
karies email bisa terlihat bila dalam keadaan kering tetapi setelah pengeringan
udara selama 5 detik opacity karies terlihat
karies email bisa terdeteksi bila permukaan gigi basah, terlihat white spot
terkadang berwarna coklat, kedalaman melebihi pit dan fissure normal
karies sedalam email saja belum mencapai dentin
karies dentin yang masih mencapai dentino enamel junction, dengan atau tanpa
melibatkan email, berwarna keabu-abuan,biru atau coklat.
karies yang sudah mencapai dentin
karies dentin yang luas dan dalam, kedalaman setengah dari dentin bahkan
hampir mencapai tanduk pulpa
Indeks CAST :
1. CPITN
CPITN merupakan indeks resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi
jaringan periodontal serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan
sonde khusus yaitu WHO Periodontal Examining Probe.
Kegunaan Pengukuran atau Pemeriksaan CPITN adalah :
1. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.
2. Merencanakan program penyuluhan.
3. Menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja, kebutuhan tenaga).
4. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.
Pemeriksaan CPITN ini menggunakan 6 sektan yaitu :
1. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)
2. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 (sektan 2)
3. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)
4. sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)
5. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4 (sektan 5)
6. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)
Kelebihan :
Sederhana dan cepat, lebih akurat dibanding dengan Periodontal Index dalam hal
mengidentifikasi keparahan penyakit dan kebutuhan perawatan dengan menggunakan
periodontal probe sehingga lebih spesifik.
Kekurangan :
Pencatatan CPITN hanya berdasar pada indeks gigi, dan mungkin over estimate terhadap
tingkat keparahan, tidak melibatkan attachment loss yang menggambarkan periodontitis pada
saat dahulu atau sekarang dan kesalahan dalam penomoran sekstan yang akan merubah
klasifikasi setelah perawatan.
Kelebihan :
Pengukuran BPE Index adalah cara cepat dan sederhana untuk menilai status
periodontal pasien
2
3
4
Instrumen yang digunakan adalah probe yang sama dengan probe pada pengukuran
CPITN
Skor BPE yang dinilai dalam setiap sextant, yaitu 0-4.
Perawatan periodontal dapat disesuaikan berdasarkan skor BPE.
Kekurangan :
BPE Index tidak dapat digunakan untuk menilai respon terhadap terapi periodontal
karena tidak memberikan informasi tentang bagaimana perubahan bagian gigi dalam suatu
sextant setelah perawatan. Untuk menilai respon terhadap pengobatan, kedalaman probing
harus dicatat di 6 lokasi per gigi sebelum dan pasca perawatan.
Periodontal Screening and Recording (PSR) Index sistem adalah salah satu contoh
alat bantu diagnostik yang digunakan untuk menilai kesehatan gingiva pasien. Langkahlangkah pemeriksaan pada sistem PSR dalam mulut dibagi menjadi sextants. Dalam sistem
PSR, dokter gigi hanya perlu mengamati posisi band warna hitam pada probe dalam
kaitannya dengan margin gingiva. Kehadiran keterlibatan furkasi, mobilitas, masalah
mukogingival, atau resesi juga harus diperhatikan. Setelah masing-masing gigi pada sextant
telah diperiksa, hanya kode tertinggi yang diperoleh dicatat dan hanya satu nilai yang dicatat
untuk setiap sextan. Jika sextant adalah edentulous, maka nilai "X" ditempatkan pada kotak
pencatatan. Pengukuran dicatat dalam grafik kotak khusus.
Simbol "*" harus ditambahkan ke skor sextant setiap kali ditemukan: keterlibatan furkasi,
mobilitas, masalah mukogingival, atau resesi yang meluas ke daerah band hitam pada probe
(menunjukkan 3.5 mm atau lebih besar).
Kelebihan :
Kelebihan menggunakan sistem PSR antara lain deteksi dini, kecepatan,
kesederhanaan, efektivitas biaya, memudahkan pencatatan, dan manajemen risiko.
Deteksi dini: Karena semua bagian dievaluasi, resiko penyakit periodontal dapat diketahui
secara dini dan pengobatan yang tepat dapat dilakukan.
Kecepatan: Setelah teknik sistem PSR dipelajari, hanya beberapa menit untuk dapat
melakukan screening.
Kesederhanaan: Sangat mudah dilakukan dan dipahami oleh pasien.
Efektivitas biaya: Tidak perlu membeli peralatan mahal karena semua yang diperlukan
adalah probe dengan ujung yang membulat.
Kemudahan penilaian : Hanya satu nomor dicatat untuk seluruh sextant.
Manajemen resiko: dokter gigi dapat memantau dan mencatat status periodontal pasien
untuk persyaratan hukum (rekam medis)
Kekurangan :
Tidak dimaksudkan untuk menggantikan pemeriksaan periodontal secara penuh dalam
rongga mulut. Pasien yang telah menerima pengobatan untuk penyakit periodontal dan / atau
berada dalam tahap pemeliharaan perawatan harus menerima pemeriksaan periodontal
komprehensif. Ada juga penggunaan terbatas dari sistem PSR pada anak-anak. Hal ini
diperlukan untuk membedakan pseudo-poket dari poket periodontal pada pasien-pasien yang
lebih muda. Pada sistem PSR tidak digunakan untuk mengukur ephitelial attachment
sehingga tingkat keparahan penyakit periodontal tidak dapat ditentukan.