Anda di halaman 1dari 24

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system yang koheren

dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan
fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk
dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statemen ini dapat
disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of
Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini mungkin
mengecewakan, meskipun demikian memiliki beberapa manfaat penting
-

Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti standar

Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam penyusunan

struktur

metateori

Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan bermanfaat harus diakui
sebagai proses yang pelan, sebuah proses evolusi. Trial and error pasti terjadi dan statemen
yang bersifat sementara dapat lebih mudah mengubah komponen yang perlu dikembangkan.
Sayangnya kemungkinan juga kenyataannya, statemen hanya akan memiliki dampak
kosmetik murni.
Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion
Memorandum berjudul Conceptual Rerangka for Financial Accounting and Reporting :
Elements of Financial Statements and Their Measurement pada tahun 1976. Hasil kerja dan
tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka

konseptual dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC). Sejak
berdiri, FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan.

SFAC No. 1 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises (1978)


SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan secara
keseluruhan adalah untuk informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis
dan ekonomi (paragraf 9). Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan
secara umum merupakan versi singkat dari laporan tersebut, dengan beberapa petimbangan
nilai penting SFAC No.1 ini:

melanjutkan tradisi ber-orientasi pengguna sebagaimana dokumen yang ditinjau pada bab

6, walaupun mengakui keragaman pengguna eksternal, statemen ini menyatakan bahwa


karakteristik inti yang sama dari semua pengguna eksternal adalah kepentingan untuk
memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas pada masa yang akan datang.

berpendapat bahwa laporan keuangan harus lebih bersifat general purpose daripada

mengarah pada kebutuhan kelompok pengguna tertentu.

mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan tentang informasi dan pelaporan

keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood report yang menyatakan


kemampuan yang terbatas pengguna laporan keuangan.

Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki wewenang yang

terbatas.

Statemen juga mencatat the importances of stewardship yang menentukan seberapa

baik manajemen menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan kelompok
kepentingan lainnya. Gagasan ini muncul karena penafsairan yang sempit terhadap
pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak untuk pertanggungjawaban.

Beberapa petimbangan nilai penting tersebut adalah;

Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.

Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan

Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning power dan

cash flow perusahaan.

Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat prediksi dan

penilaian masing-masing.
SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan maupun bentuk dari
laporan tersebut. Laporan hanya menyebutkan pelaporan keuangan seharusnya relatif
menyediakan informasi sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi dan ekuitas pemilik
(paragraf 41) dan bagaimana kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur earnings dan
komponennya (paragraf 43) bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan (paragraf 49).
Karenanya SFAC 1 secara ekstrem merupakan himbauan yang hati-hati dari tujuan komite
Trueblood dan mempertahankan tingkat kelaziman yang tinggi.

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (1980)


Istilah karakteristik kualitatif pernah disebutkan dalam APB Statement 4. Namun yang
dibahas di sini merupakan lanjutan dari ASOBAT. Statement No. 2 ini menempatkan
kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian. Manfaat informasi haruslah
melebihi biaya untuk menyediakannya. Dengan demikian understandability merupakan
kualitas penting yang harus dipenuhi, sekaligus menjadi hambatan besar.
Manfaat informasi akuntansi tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh pengguna
untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi akuntansi terkait
dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas. Biaya langsung informasi terkait dengan kegiatan
mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi. Selain itu, informasi (misal sesuai

segmentasi) yang dipublikasi dapat merugikan perusahaan dalam menghadapi persaingan


dalam industry. Sedangkan biaya tidak langsung terkait dengan understandability informasi.
Misalnya pengungkapan tambahan seperti yang diatur dalam SFAS No. 33 terbukti tidak atau
kurang dimengerti oleh pengguna. Masalah lain yaitu terjadinya overload informasi atau
kemampuan individu dan pasar dalam menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi yang
kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha
diarahkan untuk berkonsentrasi pada karakteristik representational faithfulness.
Relevance
Mampu membuat perbedaan dalam suatu keputusan dengan membantu pengguna untuk
memprediksi mengenai outcome dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa depan atau
untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi. Relevansi memiliki dua aspek penting
dan satu aspek tambahan, yaitu:
-

Predictive Value
Kegunaan input untuk melakukan prediksi seperti arus kas atau earning power.

Feedback Value
Menekankan pada konfimasi dan koreksi ekspektasi awal dari para pengambil keputusan.

Untuk menaksir dimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana manajemen menjalankan
fungsinya. Jika dilihat lebih luas, maka feedback value ini juga berhubungan dengan
akuntabilitas. Informasi yang disediakan oleh kualitas ini juga mempengaruhi predictive
value.
-

Timeliness

Merupakan hambatan bagi kedua aspek diatas. Sebuah informasi akan relevan bila disajikan
tepat waktu sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi

pengambilan keputusan. Sering terjadi trade- off antara timeliness dengan komponen lain
relevansi.
Terdapat kemungkinan terjadi konflik antara predictive value dan feedback value. Misalnya
dalam kasus akuntansi manfaat dana pension.
Reliability
Tersusun dari tiga bagian yaitu: verifiability, representational faithfulness, dan neutrality.
-

Verifiability

Tingkat consensus diantara para pengukur (measurer).


-

Representational faithfulness

Pengukuran harus sesuai dengan fenomena yang akan diukur.


-

Neutrality

Keyakinan bahwa proses penetapan kebijakan harus lebih ditekankan pada relevansi dan
reliabilitas daripada dampak sebuah standar atau peraturan pada kelompok pengguna secara
spesifik atau kepentingan perusahaan itu sendiri.

SFAC No. 3 Elements of Financial Statements of Business Enterprises (1980)


Mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan yang akan diamandemen oleh SFAC No. 6.
Statement No. 3 ini menyebutkan tiga pandangan akuntansi keuangan (revenue-expense,
asset-liability, dan nonarticulated) yang dibicarakan lebih lanjut dalam diskusi memorandum.
Statement ini tidak menyebutkan secara spesifik tipe konsep capital maintenance yang
digunakan maupun masalah pengakuan (realization) dan pengukuran yang disajikan dalam
laporan keuangan.
SFAC No. 3 juga mengganti istilah earning menjadi income untuk mengindikasikan
comprehensive atau perubahan total dalam net asset yang terjadi selama periode sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan.

SFAC No. 4 Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations (1980)


Lebih menekankan pada pelaporan keuangan entitas non bisnis yang memiliki karakter
sebagai berikut:
1.

Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyumbang yang tidak

menginginkan imbalan atau proporsi ekonomi atas sumbangan yang diberikan.


2.

Tujuan utama operasinya bukan untuk menyediakan barang dan jasa demi mendapatkan

profit.
3.

Tidak ada hak kepemilikan yang dapat dijual, dipindahkan, atau menerima distribusi

sisa jika terjadi likuidasi.


SFAC No. 4 juga menyatakan bahwa entitas non bisnis tidak memiliki indicator tunggal atas
kinerja entitas seperti pengukuran income pada sector profit oriented.

SFAC No. 5 Recognition and Measurement in Financial Statement of Business


Enterprises (1984)
SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statement by Business Enterprises
, dimaksudkan untuk mengatasi masalah masalah yang berkaitan dengan pengakuan dan
pengukuran. Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu tem
ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva. Kewajiban, pendapatan, biaya atau
sejenisnya. Pengukuran merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran
akuntansi pada tem tertentu dari suatu transaksi Dalam kaitannya dengan pengakuan, SFAC
No. 5 menyebutkan bahwa kriteria pengakuan pada umumnya konsisten dengan praktik
akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan radikal. Ditambahkan, pengungkapan dengan
menggunakan media pelaporan yang lain diluar pelaporan keuangan bukan merupakan suatu
pengakuan.

Kriteria pengakuan dan pengukuran


Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengikuti elemen
laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sebagai berikut:
a.

Definisi: pos akan diakuai apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.

b.

Keterukuran: pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan cukup andal.

c.

Relevan: informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam pengambilan

keputusan.
d.

Keandalan: informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar, dapat diuji

kebenarannya dengan netral.


Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB melalui discussion memorandum,
mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan
utang, yaitu :
a.

Cost historis (Historical cost), yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk

memperoleh aset sampai siap untuk digunakan.


b.

Cost pengganti terkini (Current replacement), yaitu jumlah kas atau setaranya yang harus

dibayar jika aset yang sejenis/sama diperoleh pada saat sekarang.


c.

Nilai pasar terkini (Current market value), yaitu jumlah kas atau setaranya yang

diperoleh dengan menjual aset kegiatan penjualan normal.


d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (Net realisable value), yaitu jumlah kas atau setaranya
(tanpa pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah dikurangi
dengan biaya langsung (biaya produksi dan penjualan).
e.

Nilai sekarang aliran kas mendatang (Present value of future cast flow), yaitu nilai

sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa
yang akan datang.

SFAC No. 6 Elements of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts


Statement No.3 Also Incorporating an Amendment of FASB Concepts Statement No. 2
(1985)
Merupakan pengganti dari SFAC No. 3 dengan sedikit perubahan pada definisi 10 elemen
laporan keuangan sebagai berikut:
1.

Aset adalah probabilitas manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau

dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
2.

Liabilities (Kewajiban) adalah probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa

mendatang yang ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk memindahkan
asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil transaksi
atau kejadian masa lalu.
3.

Ekuitas atau net asset adalah residual interest pada asset sebuah entitas yang masih

tersisa setelah dikurangi kewajibannya. Di perusahaan bisnis, ekuitas merupakan kepentingan


(hak) pemilik. Di entitas non profit yang tidak memiliki kepentingan (hak) kepemilikan
seperti pada entitas bisnis, net asset dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan ada atau tidaknya
donor- imposed restrictions yaitu: permanently restricted, temporarily restricted, dan
unrestricted net asset.
4.

Investasi Pemilik adalah kenaikan ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer

sesuatu yang berharga ke entitas tertentu (perusahaan) dari entitas lain untuk memperoleh
atau meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut. Pemilik pada umumnya menerima
asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau kepuasan atau konversi liabilitas
(kewajiban) perusahaan.
5.

Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuita entitas (perusahaan) yang

dihasikan dari perpindahan asset, penyewaan jasa, atau pemberian pinjaman dari perusahaan

kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan mengurangi ekuitas pemilik di perusahaan
tersebut.
6.

Komprehensif Income adalah perubahan ekuitas entitas bisnis selama satu periode

dari transaksi dan kejadian lain dan keadaan yang bersumber bukan dari pemilik. Meliputi
seluruh perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi
dari pemilik dan distribusi kepada pemilik.
7.

Revenues adalah aliran masuk atau kenaikan asset lain pada sebuah entitas atau

pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari mengantarkan atau


memproduksi barang, menyewakan jasa, atau aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi
utama perusahaan.
8.

Biaya adalah aliran keluar atau pengurangan asset lain atau pengeluaran yang terkait

dengan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dari mengantarkan, menyewakan jasa, atau
melakukan aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
9.

Gain adalah kenaikan ekuitas (net asset) dari peripheral atau transaksi insidental

sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang
mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.
10.

Rugi adalah penurunan ekuitas (net asset) yang berasal dari peripheral atau transaksi

incidental sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang
mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.

Statements of Financial Accounting Concept No.7 Penggunaan Present Value dan


Informasi Cash Flows dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi (Using Cash Flows
Information and Present Value in Accounting Measurements)
SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows
sebagai basis pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode

interest dalam penentuan amortisasi. Statemen ini juga menyediakan prinsip-prinsip umum
yang mengatur penggunaan present value terutama ketika jumlah dari future cash flow,
waktunya atau waktu dan tingkat ketidakpastiannya. Statemen juga menyediakan pemahaman
yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present value dalam akuntansi.
Tujuan SFAC No. 7:

Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan


untuk menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas
ekspektasian di masa yang akan datang.

Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present


value menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan liabilities secara logis.

Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual
yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5.
SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga
harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting mengenai
pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk mensimulasi fair
value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang merefleksikan pengukuran
pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa kemungkinan aliran kas
dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus menentukan probabilitas
aliran kas individu tertimbang. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate
harus diikutkan dalam perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan
liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat dipandang
dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak
dapat demikian.

Internasional Accounting Standard 37

Standar Akuntansi Internasional 37: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset


Kontijensi, atau IAS 37, adalah standar pelaporan keuangan internasional yang
diadopsi oleh Standar Akuntansi Internasional (IASB). IAS 37 menetapkan
persyaratan akuntansi dan pengungkapan untuk ketentuan, kewajiban kontinjensi dan
aset kontinjensi, dengan beberapa pengecualian, menetapkan prinsip penting bahwa
ketentuan yang harus diakui hanya jika entitas memiliki ketentuan kewajiban.
Transaksi seperti, provisions, contingent, liabilities and contingent assets,
membutuhkan secara luas penggunaan teknik-teknik present value. Pada tahun 1998
IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya penggunaan present
value dalam akuntansi keuangan. Bentuk statement yang menyediakan kerangka dasar
penggunaan basis future cash flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu:

Menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran dalam present value dalam


akuntansi

Menyediakan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengatur


penggunaan present value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan
masanya atau waktu yang penuh dengan ketidakpastian.
Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang

menyangkut time value of money.secara sederhana dapat dikatakan teknik-teknik


present value dapat menangkap suatu nilai yang akan diterima oleh entitas di masa
yang akan datang. present value merupakan pondasi ekonomik dan keuangan bagi
entitas bisnis dan menjadi bagian penting dari model assets pricing modern mencakup
model-model option-pricing. Konsep present value dari estimated future cash flow
secara implicit mencerminkan all market prices, juga rekord biaya / kos historis
ketika suatu entitas membeli asset.

Tujuan dari pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk


kepentingan pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya
perbedaan diantara tahapan-tahapan future cash flow. Penggunaan present value
dalam pengukuran akan menangkap secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik
dari masing-masing asset termasuk elemen-elemennya.
Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda
terkait dengan pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk


menangkap ekspektasi maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan
menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana asset yang dibeli atau yang dijual
dalam current transaction diantara berbagai pihak.

Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-nilai


asset dan keajiban dalam hubungannya dengan entitas tertentu. Pengukuran entityspecific dapat dilakukan dengan mengambil keseluruhan 5 elemen tersebut.

Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount dari


asset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan
memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows untuk
setiap kewajiban tertentu. Dalam current accounting standards, Effectivesettlement measurement tidak mengijinkan atau mengecualikan komponen harga
yang terbentuk dari permintaan para pelaku pasar untuk tujuan membendung
ketidakpastian aliran kas di masa depan dan atribut-atribut komponen harga untuk
kridit yang dimiliki oleh suatu entitas.

Cost-accumulation or cost-accrual measurement mencoba untuk menangkap kos


(khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang akan
dikenakan

dalam

perolehan

suatu

asset.

Pengukuran-pengukuran

juga

mengecualikan asumsi-asumsi lainnya yang tercakup dalam mengestimasi fair


value.

Present Value and Fair Value


Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam
pengukuran- pengukuran

akuntansi

khususnya

pada

pengakuran

awal,

dan

pengukuran-pengukuransegera dalam mengestimasi fair value. Pernyataan yang


membedakan dimana Present Value dibentuk untuk menangkap elemen-elemen yang
diambil bersama-sama yang akan menggambarkan market price, dan jika salah satu
tidak ada, maka akan menggambarkan fair value.

Unsur-Unsur dari Pengukuran Present Value (The Components of A Present


Value Measurement )
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik di antara jenis-jenis asset
dankewajiban antara lain:

Estimasi tentang future cash flow Kasus-kasus yang lebih komplek memunculkan
serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.

Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin


dalam jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flow

The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.

Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau


kewajiban.

Lain-lain aset dan kewajiban yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor


mencakup ilikuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.

Prinsip-prinsip Umum (General Principles)


Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknikteknik present value dalam pengukuran asset dan kewajiban, yaitu:

Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future event dan ketidakpastian yang
akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau kelompok
asset dalam transaksi kas jangka panjang.

Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan
asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash
flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin telah
dihitung ganda atau keliru.

Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus
bebas dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset dan
kewajiban bersangkutan.

Estimasi cash flow juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome
yang masuk akal disbanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka
yang mungkin.

Pendekatan-pendekatan

Tradisional

dan

Cash

Flows

Ekspektasian

Dalam

Menentukan Present Value (Traditional and Expected Cash Flow Approaches


to Present Value)
Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu set future cash flows,
tetapidibutuhkan berbagai penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan
pendekatan yang berbeda dalam menentukan set future cash flow tersebut.

Pencaharian rate yang tepat danyang sepadan dengan resiko setidaknya membuhkan
dua tahapan analisis yaitu

asset atau kewajiban tersedia di pasaran.

tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan kewajiban yang dimiliki terukur.

Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi


Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent
estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri
merupakan potret jumlah aliran kas aau nilai present value-nya. Estimasi cash flow
untuk masa yang akan datang biasanya tidak sesuai dengan realisasinya. Konsep
pelaporan menyatakan bahwa kendati informasi tersebut berbeda, namun memiliki
tingkat relevansi yang tinggi walau tidak andal.
Relevansi

dan

reabilitas

haruslah

seimbang

terhadap

isu-isu

yang

membedakan satu dengan yang lainnya. Penting untuk dipahami, bahwa isu-isu yang
menyangkut kualitas tersebut akan memberikan beban yang berbeda bahkan saling
bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding
dengan future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para
akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan
saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang simetris dengan
ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara prospek suatu
pengukuran undiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak dapat
diperbandingkan.

Pengukuran Hutang dengan Menggunakan Pendekatan Present Value


Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban.
Bagaimanapun, pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang
berbeda dibanding pengukuran aset sehingga memerlukan teknik berbeda pula pada
fair value-nya. Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value
suatu kewajiban,sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk
tujuan yaitu:

Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik atau

Mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat


diperbandingkan
Untuk mengestimasi fair value atas notes yang dimiliki oleh suatu entitas, para

akuntanmencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari
entitas laindimana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut sebagai aset
Jadi, proses melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada pengukuran
aset. Di sisi yang lain, berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak
selalu disertai dengan menjual hak (right) yang mereka miliki, seperti mereka menjual
others assets.
Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah
aset-aset yang secara individu bisa diidentifikasi. Suatu kewajiban kadang bisa
ditetapkan melalui asumsi pihak ketiga. Dalam menaksir fair value para akuntan
berkewajiban mencoba mengestimasi nilai atau harga bahwa entitas memiliki
kemampuan untuk membayar sepertiga dari kewajiban tersebut.

Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit (Credit Standing)

Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang
dimiliki entitas yang diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban
entitas tersebut sebagai aset pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan
jumlah yang menentukan harga atau nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang
memiliki posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang
berhubungan dengan janji untuk membayar dibanding dengan enitas yang memiliki
posisi kredit lemah.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value kewajiban
tertentu tergantung pada kemampuan entitas untuk membayar pada ketentuan
kewajiban yang memberikan perlindungan kepada pemilik. Peran dari posisi kredit
yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu transaksi secaraumum penting namun
sedikit yang bersifat langsung. Transaksi penyelesaian suatukewajiban yang
melibatkan entitas sebagai pihak yangdiwajibkan. Harga mencerminkan transaksi
yang terjadi dari pihak-pihak yang berminat

Statements of Financial Accounting Concept No.8 Kerangka kerja untuk pelaporan


keuangan (Conceptual framework for financial reporting)
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi
dan pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang
menggantikan SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC
No.2, karakteristik kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk
menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk
pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan.
SFAC bukan merupakan bagian dari FASB, tetapi merupakan sumber-sumber
otoritatif dari GAAP yang diakui oleh FASB untuk diterapkan pada entitas non pemerintah.

Bagaimanapun SFAC tidak (a) memerlukan perubahan dalam US GAAP yang ada, (b)
mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan kodifikasi standar akuntansi, dan (c)
membenarkan salah satu perubahan yang ada dalam praktek-praktek akuntansi dan pelaporan
yang berlaku umum atau menafsirkan kodifikasi standar akuntansi berdasarkan intepretasi
pribadi dari tujuan dan konsep-konsep dalam SFAC. SFAC dapat diubah, diganti, dan ditarik
melalui prosedur yang sesuai dibawah the boards rules of procedure. Secara umum isi dan
tujuan SFAC No.8 adalah :

Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar
akuntansi keuangan.

Menggantikan SFAC No.1 dan 2

Terdiri atas tiga bab :

Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.

Bab 2, entitas pelaporan

Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat

Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :

Sikap pelaporan keuangan


Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan laporan
keuangan posisinya adalah sebagai berikut :

Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan

Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan.

Komponen lain pelaporan keuangan

Supplementary information, seperti : (1) disklosur pengaruh perubahan tingkat


harga dan (2) informasi cadangan minyak dan gas.

Other means of financial reporting, seperti : (1) management discussion and


analysis dan (2) letters to stockholders.

Tujuan pelaporan keuangan


SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :

Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi


investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang potensial
dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor.
Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau menahan instrument ekuitas dan
hutang serta menyediakan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.

Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang
sudah ada maupun

oleh calon investor, kreditur serta kreditur lain yang

membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut,
dan seberapa efisien maupun efektif manajemen entitas melakukan pengelolaan dan
komisarisbyang telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan
sumber daya entitas.

Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari
pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim
terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.

Primary users
Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang dirkomendasikan dalam
SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang
kepentingannya diutamakan yaitu : (1) para investor dan calon investor serta (2) para
kreditor dan calon kreditor. Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang
menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada
informasi yang dibutuhkan.

Informasi yang dibutuhkan


Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor yaitu :

Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka menilai
prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa mendatang.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya entitas,
klaim atas entitas tersebut, dan apakah manajemen telah mengelola sumber daya yang
dimiliki entitas secara efektif dan efisien.

Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan
klaim atas sumber daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan juga menyediakan informasi tentang
pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah sumber daya
ekonomi suatu entitas dan klaim.

Perubahan dan klaim atas sumber daya


Agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik, entitas
pelaporan harus menyediakan informasi tentang sumber daya dan klaim atas sumber daya
juga harus menyediakan informasi tentang perubahan atas sumber daya serta klaim atas
perubahan tersebut. Terdapat beberapa pemikiran terhadap hal tersebut, antara lain :

Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada entitas
yang bersangkutan berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta kejadian lain
seperti penerbitan instrument hutang dan ekuitas.

Pengguna informasi keuangan suatu entitas perlu mengetahui perbedaan antara kedua
sumber perubahan tersebut yaitu apakah perubahan tersebut berasal dari kinerja
entitas dan transaksi-transaksi atau dari hutang dan ekuitas.

Implikasi atas gambaran tersebut maka terdapat beberapa laporan yaitu : laporan laba
rugi, posisi keuangan, serta perubahan ekuitas.

Karakteristik kualitatif informasi yang bermanfaat


Karakteristik

kualitatif

informasi

keuangan

yang

berguna

terdiri

dari,

mengidentifikasi jenis informasi yang mungkin berguna bagi kreditur yang ada dan potensial
investor dan kreditur lainnya untuk membuat keputusan tentang entitas pelapor berdasarkan
informasi yang dimiliki dalam bentuk laporan keuangan. Informasi ini berhubungan dengan
dalam kerangka konseptual sebagai informasi tentang fenomena ekonomi.
Terdapat kendala yang berhubungan dengan kemampuan pelaporan keuangan untuk
menyediakan informasi yang bermanfaat, yakni kendala tehadap kos yang dapat berbeda pada
berbagai jenis informasi. Suatu informasi akan berguna apabila bersifat relevan dan
direpresentasikan dengan tepat.

Karakteristik kualitatif fundamental


SFAC No.8 menetapkan uinsur karakteristik kualitatif fundamental adalah relevansi dan
representasi yang tepat.

Relevan

Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam pembuatan


keputusan oleh pengguna. Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut
memiliki criteria unsur kualitas, antara lain :

Nilai prediksi, informasi dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan
sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil
masa depan.

Nilai konfirmatori, informasi keuangan dikatakan memiliki nilai konfirmasi jika dapat
memberikan umpan balik mengenai evaluasi sebelumnya atau keduanya.

Materialitas, merupakan aspek entitas tertentu dari relevansi berdasarkan sifat atau
besarnya kedua item informasi tersebut berhubungan dalam konteks entitas individu
laporan keuangan.

Terdapat tiga karakteristik untuk informasi representasi sempurna, yaitu ;

Lengkap, yakni mencakup semua informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk
memahami fenomena yang sedang digambarkan termasuk semua deskripsi yang
diperlukan dan penjelasannya.

Netral, menggambarkan seleksi atau penyajian informasi keuangan tanpa bias dalam
artian tidak miring, tertimbang, menekankan, memakai perlombaan, atau dimanipulasi
untuk meningkatkan probabilitas bahwa informasi keuangan akan diterima baik atau
tidak oleh pengguna informasi.

Bebas dari kesalahan, yakni tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam deskripsi
fenomena dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan
telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam proses.

Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental


Informasi yang bermanfaat harus relevan dan terepresentasi dengan tepat, baik
ketepatan representasi dari sebuah fenomena yang tidak relevan, maupun sebaliknya.
Proses yang paling efisien dan efektif untuk menerapkan karakteristik kualitatif
fundamental biasanya harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi


berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelaporan itu.

Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan relevan jika tersedia
dan dapat setiia diwakili.

Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.

Meningkatkan karakteristik kualitatif

Dapat dibandingkan, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan


memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan keuangan.

Dapat diverifikasi berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan independen yang


berbeda bias mencapai consensus meskipun tidak selalu perjanjian yang lengkap,
bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi setia.

Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk mengambil


keputusan dalam waktu yang akan mampu memperbaharui keputusan mereka.
Semakin lama informasi maka informasi tersebut menjadi kurang berguna.

Dapat dipahami, yaitu Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan


informasi secara jelas dan ringkas akan membuat informasi tersebut dapat
dimengerti.

Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif


Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses
berulang yang tidak mengikuti perintah yang detentukan. Meningkatkan karakteristik
kualitatif harus sejauh mungkin dimaksimalkan baik secar individu maupun
kelompok.

Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan


Biaya merupakan kendala yang luas atas informasi yang dapat disediakan oleh
laporan

keuangan.

Ada

beberapa

jenis

biaya

dan

manfaat

yang

perlu

dipertimbangkan. Penyedia informasi keuangan mengeluarkan sebagian besar usaha


yang terlibat dalam pengumpulan, pengolahan, memverifikasi, dan menyebarluaskan
informasi keuangan, namun para pengguna akhirnya menanggung biaya-biaya dalam
bentuk berkurangnya return.
Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan memiliki nilai representasi
yang tepat akan membantu pengguna untuk membuat keputusan dengan lebih percaya
diri. Dalam menerapkan kendala biaya, dewan akan menilai apakah manfaat dari
pelaporan informasi tertentu cenderung untuk membenarkan biaya yang dikeluarkan

untuk menyediakan dan menggunakan informasi tersebut. Karena subjektivitas yang


melekat maka penilaian individu yang berbeda atas biaya dan manfaat dari pelaporan
barang-barang tertentu atas informasi keuagan akan bervariasi. Oleh karena itu dewan
berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam kaitannya dengan
pelaporankeuangan umum dan tidak hanya dalam kaitannya dengan entitas pelaporan
individu.

Anda mungkin juga menyukai