Turbin Uap
Turbin Uap
Turbin Uap
TURBIN UAP
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Mesin Konversi Energi II
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Djoko Kustono, M.Pd
oleh:
Akh. Faizal Firdaus
Clara Puspa Dian S.
Fachruddin
Lalank Pattrya M.
( 140511606888 )
( 120511403269 )
( 120511427432 )
( 1205114274 99)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Tujuan Pembahasan .........................................................................
2
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Turbin Uap ....................................................................
B. Komponen Turbin Uap ....................................................................
C. Klasifikasi Turbin Uap ....................................................................
D. Prinsip Kerja Turbin Uap ................................................................
E. Sistem Pemipaan Turbin Uap ..........................................................
F. Perhitungan Pada Turbin Uap...........................................................
4
5
9
22
23
24
29
30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada beberapa perusahaan bahkan instansi tertentu memasang sebuah
alat yang dapat menghasilkan energi dalam skala besar. Alat tersebut dapat
dikategorikan sebagai mesin konversi energi, salah satu mesin konversi energi
yang paling sering dijumpai adalah turbin. Turbin pada dasarnya dibagi
menjadi tiga yaitu turbin gas, turbin air, dan turbin uap. Pada makalah ini
akan membahas mengenai turbin uap.
Menurut Muin (1993:17) turbin uap merupakan karya dari Hero seorang
Alexandria pada tahun 120 SM dengan prinsip reaksi, selanjutnya pada tahun
1629 Giovani Branca juga membuat turbin dalam bentuk yang lebih
sederhana dibandingkan dengan ciptaan Hero, turbin ini menerapkan prinsip
aksi. Pada tahun 1806-1813 Polikarp Zalesov dan tahun 1830 pekerja dari
pabrik Nizhny Tagil juga membuat sebuah turbin uap, namun semua ciptaan
tersebut tidak begitu dikenal dalam dunia teknologi dikarenakan hasil mereka
kurang praktis dan ekonomis.
Pada tahun 1883 seoang Insinyur dari Swedia bernama Gutav de Laval
menciptakan sebuah turbin uap dari jenis Turbin tekanan sama bertingkat
tunggal dengan roda gerak tunggal, turbin ini memiliki kapasitas hingga 5
DK dengan prinsip impuls dan aksi, yang berkembang dengan nama turbin de
Laval. Setahun kemudian (1884) Charles Algernon Parson berkebangsaan
Inggris menciptakan turbin uap dari jenis Turbin Reaksi Bertingkat Ganda,
turbin dengan Prinsip reaksi ini berkembang dengan nama turbin Parson.
Turbin terdahulu telah menerapkan sistem aksi dan reaksi, perbedaan dari
kedua sistem tersebut terletak pada tipe gaya tangensialnya. Selanjutnya pada
tahun 1908 Frederik Ljungstrom dan Briger Ljungstrom mengembangkan
turbin uap dengan prinsip radial reaksi dengan roda gerak ganda dan putaran
yang berlawanan. Pembahasan lebih lengkap mengenai turbin uap akan
diuraikan pada pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi turbin uap?
2. Apa saja komponen turbin uap?
3. Bagaimana klasifikasi turbin uap?
4. Bagaimana prinsip kerja dari turbin uap?
5. Bagaimana sistem pemipaan uap pada turbin uap?
6. Bagaimana perhitungan yang terjadi pada turbin uap?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Turbin Uap
Turbin uap adalah pesawat dengan aliran tetap (steady flow machine), di
mana uap melalui nosel diekspansikan ke sudu-sudu turbin dengan penurunan
tekanan yang drastis sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap
Gambar : Nozzle
Syarat-syarat sebuah nozzle (Muin, 1993:341) adalah:
a. Dapat menghindari perubahan tiba-tiba dari arah aliran uap.
b. Sisi keluar nozzle harus dirancang agar energi dari tingkat
sebelumnya dapat dipakai pada tingkat yang sebanyak mungkin.
c. Permukaan saluran harus sehalus mungkin, untuk mereduksi friksi
antara uap dan saluran nozzle.
sedangkan
kapasitas
nozzle
dibatasi
untuk
elemen dipasangkan pada alur pusat diafragma, maka satu sama lain akan
cocok dan sesuai sehingga membentuk suatu gelang yang lengkap.
3. Sudu-sudu (Blade)
Sudu merupakan alat yang mengubah energi kinetis menjadi energi
mekanis dengan jalan mengubah arah dan momentum dari ketel uap yang
dihasilkan oleh nozzle dan menghasilkan gaya tangensial yang memutar
barisan sudu-sudu yang terpasang pada rotor.
Gambar :Rotor
5. Silinder (Casing)
Silinder merupakan
rumah
turbin
yang
berfungsi
untuk
dan sejalan dengan itu maka timbul energi mekanik yang besarnya sama
dengan hasil kali dari gaya tangensial roda gerak tersebut. Turbin de
Laval memiliki nilai efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan
mesin uap torak karena pada turbin ini bekerja menggunakan uap
kering bertekanan tinggi sehingga menimbulkan kerugian friksi yang
besar. Turbin de Lacvsl memiliki 4 buah tabung pancar ekspansi
(nozzle) yang dapat ditutup secara terpisah untuk mengatur konsumsi
uap untuk turbin.
b. Turbin Curtis
Lain halnya
dengan
turbin
de
Laval,
turbin
Curtis
10
Turbin Curtis dapat terpasang pada satu roda gerak (rotor) tetapi
ada pula yang dipasang pada beberapa rotor yang disusun secara seri.
Pada susunan ini antara roda gerak yang pertama dan seterusnya
dibatasi oleh nozzle sehingga kehilangan (droping) energi potensial uap
dapat terbagi sebanyak rotor yang terpasang. Pada setiap nozzle terjadi
ekspansi uap serta pertukaran energi potensial menjadi energi kinetik
sehingga pada setiap bagian turbin terdapat satu tingkat tekanan. Turbin
yang memiliki rotor dengan susunan seri disebut dengan Turbin Curtis
susunan ganda. Turbin jenis ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat
memenuhi kebutuhan tingkat tekanan secara ekonomis.
c. Turbin Rateau
Pada turbin ini rai sudu-sudu gerak dibatasi oleh satu rai sudu-sudu
nozzle yang berfungsi sebagai alat pengkonversi energi potensial uap
menjadi energi kinetik. Pada prinsipnya turbin jenis ini merupakan
susunan seri dari turbin de Laval. Seluruh rai sudu-sudu gerak dan sudu
nozzle dipasangkan dalam satu rumah turbin dan semua rotor terpasang
pada satu poros. Turbin ini merupakan turbin impuls bertingkat
bertekanan ganda.
11
Sistem
tersebut
hanya
dapat
dilakukan
dengan
adalah
dengan
kecepatan
tangensial
yang
sama
mampu
dan
sudu
gerak
pada
kompartemen
Zolley
harus
12
Sudu-sudu
gerak
memegang
peranan
penting
dalam
13
15
16
17
18
tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nozzle lebih besar daripada saat masuk
ke dalam nozzle. Uap yang memancar keluar dari nozzle diarahkan ke sudusudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang di sekeliling roda
turbin. uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu
dibelokkan mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
Apabila uap masih memiliki kecepatan saat meninggalkan sudu turbin
berarti hanya sebagian energi kinetik yang tersisa saat meninggalkan sudu
turbin yang sedang berjalan. Agar energi kinetik itu dapat dimanfaatkan maka
turbin harus dipasang lebih dari satu baris sudu-sudu gerak. Sebelum
memasuki baris kedua dari sudu gerak maka antara baris pertama dan kedua
sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap yang berguna untuk mengubah arah
kecepatan uap, agar uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah
yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu-sudu gerak yang terakhir harus
dapat dibuat sekecil mungkin agar energi kinetik yang tersedia dapat
dimanfaatkan sebanyak mungkin, sehingga efisiensi turbin menjadi lebih
tinggi dikarenakan kehilangan energi relatif kecil.
E. Sistem Pemipaan Uap pada Turbin Uap
Sistem pemipaan merupakan bagian yang penting dalam instalasi turbin
uap. Instalasi pipa yang baik bertujuan:
1. Untuk mencegah berat dan ekspansi pemipaan dari tegangan tertentu pada
rumah turbin. Hal ini berpengaruh pada kesegarisan sumbu poros.
2. Untuk menghubungkan dan menyalurkan sistem pipa saluran masuk dan
saluran keluar uap dan pemupukan air, hal ini bertujuan untuk
menyediakan uap kering bagi turbin.
Katup pemadaman disarankan dalam saluran uap untuk pengerjaan yang
diijinkan pada turbin tanpa penutup ketel. Katup-katup akan ditempatkan
dalam satu daerah jalan masuk antara turbin dan muara pipa. Rumah turbin
harus dilindungi dari pemberatan pemipaan dan tegangan-tegangan ekspansi.
Beban-beban termal pipa dapat dikurangi sampai batas-batas yang
diterima dengan fleksibilitas yang terancang ke dalam pemipaan melalui
19
= energi panas
Cv
dT
= perubahan temperatur
= tekanan
1
427
dV = perubahan volume
apabila unsur A, p, dan dV dikalikan maka akan menghasilkan nilai
usaha atau yang biasa disimbolkan dengan W. Sehingga rumus di atas
juga dapat ditulis:
20
Q=C v d t +W
Rumus di atas merupakan dasar unuk proses perhitungan
thermodinamika yang terjadi pada turbin uap. Proses thermodinamika
yang biasa terjadi pada turbin uap adalah:
1) Proses isokorik (proses yang terjadi pada volume konstan)
Pada proses ini tidak terjadi perubahan volume atau nilai v 1 = v2,
dapat dirumuskan:
Q=C v ( T 2T 1 ) + Ap(v 2 v 1)
Q=C v ( T 2T 1 ) + Ap(v 2 v 1)
Q=C v ( T 2T 1 )
Maka untuk mengitung nilai P (tekanan) dan T (suhu) dapat
menggunakan rumus:
Pv=nRT nilai n dan R dianggap konstan, maka:
Pv
=nR
T
Pv
=kon stan
T
P1 v 1 P 2 v 2
=
T1
T2
P1 P2
=
T1 T 2
Proses ini dignakan pada saat proses pembakaran dan pembuangan
dari siklus ideal otto.
2) Proses isobarik (proses yang terjadi pada tekanan konstan)
Pada proses ini tidak terjadi perubahan tekanan atau nilai P1 =
P2. Sehingga dapat dirumuskan:
Q=C v ( T 2T 1 ) + Ap(v 2 v 1)
Dari rumus Pv = nRT, dapat dicari nilai suhu dan volume
untuk masing-masing proses.
Pv
=nR
Maka
T
21
Pv
=konstan
T
P1 v 1 P 2 v 2
=
T1
T2
v1 v2
=
T1 T2
3) Proses isothermal (proses yang terjadi pada suhu konstan)
Pada proses ini tidak terjadi perubahan suhu atau nilai T1 =
T2. Dari rumus:
Q=C v ( T 2T 1 ) + Ap(v 2 v 1)
Q= Ap( v 2v 1 )
Jadi untuk mencari nilai volume dan tekanan untuk masingmasing proses dapat menggunakan rumus:
Pv
=konstan
T
P1 v 1 P 2 v 2
=
T1
T2
P1 v 1=P2 v 2
4) Proses hiperbola (proses yang terjadi pada tekanan dan volume konstan)
P1 X 1 v1 =P2 X 2 v2
Keteragan :
P1
= tekanan awal
X1 = kadar uap awal
(kg/cm2)
(saturasi) jika X1 = 1 maka uap
E2=H 2=
P2 X 2 v 2
kkal
x 10 4 (
)
427
kg
23
Qbersih
Q1
3
4H
( H 1H 2 )
bersih=
2
3H
bersih =1
Untuk menghitung konsumsi uap dapat menggunakan rumus:
W s=
632,32 kg
(
)
Qbersih HPH
24
BAB III
KESIMPULAN
Turbin Uap adalah pesawat dengan aliran tetap (steady flow machine), di
mana uap melalui nosel diekspansikan ke sudu-sudu turbin dengan penurunan
tekanan yang drastis sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap.
Komponen utama dari turbin uap adalah nozzle, sudu, rotor, diagframa, poros,
dan silinder. Secara garis besar turbin diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
antara lain turbin uap menurut prinsip kerja, sistem kerja, jumlah silinder, dan
sistem pemanasan ulang. Siklus yang tepat untuk menghitung proses
thermodinamika yang terjadi pada turbin uap adalah siklus Rankine.
25
DAFTAR RUJUKAN
Muin, S. 1993. Pesawat-pesawat Konversi Energi II (Turbin Uap). Jakarta:
Rajawali Pers.
Pudjanarsa dan Nursuhud. 2006. Mesin Konversi Energi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
26