Tidak ada patokan tetap mengenai berapa jumlah golongan yang ideal. Banyak
sedikitnya tergantung dari besar kecilnya perusahaan.
(b)
(c)
Y=aX+b
Bila tidak memakai evaluasi jabatan yang analitis sehingga tidak memperoleh
nilai pekerjaan dalam angka, garis tendensi dapat pula dibuat asal ditetapkan
terlebih dahulu:
Nilai midpoint golongan terendah dan golongan tertinggi.
I=,
dimana:
I = interval dalam rupiah dari golongan yang satu ke golongan yang lain,
Untuk dapat membedakan orang yang berprestasi baik dengan yang tidak
dalam golongan yang sama, maka dipakai suatu batas minimum dan maksimum.
Range tersebut dapat ditentukan berdasarkan titik tengah setiap golongan.
Dalam penentuannya berkisar antara kurang lebih 5% sampai dengan 25%.
Dalam hal persentase ini tidak ada suatu patokan yang mutlak.
Biasanya persentase range untuk semua pekerjaan adalah sama. Akan tetapi
karena nilai titik tengah adalah semakin besar, maka dengan sendirinya nilai
range dalam rupiah juga semakin besar.
Bahwasanya range untuk golongan gaji tinggi semakin besar dapat pula
dibenarkan berdasarkan kenyataan bahwa perbedaan prestasi untuk pekerjaan
yang bernilai tinggi lebih berarti daripada pekerjaan yang bernilai rendah. Oleh
karenanya kenaikan gaji harus pula lebih berarti.
Dimana:
Overlap adalah bagain yang sama dari golongan gaji yang lebih rendah dengan
yang lebih tinggi. Dengan adanya suatu overlap tertentu dimungkinkan adanya
suatu fleksibilitas tanpa merusak hasil evaluasi jabatan. Fleksibilitas ini sangat
diperlukan apabila struktur penggajian harus disesuaikan dengan harga pasaran.
Besarnya bagian yang overlap tidak selalu mutlak, tetapi biasanya tidak lebih
dari 50%, lebih dari persentase tersebut dapat membuat promosi tidak berarti.
Menentukan overlap tersebut dapat dengan cara sbb:
Midpoint dari golongan yang lebih rendah merupakan batas minimum dari
golongan yang lebih tinggi,
Menentukan tangga kenaikan dari golongan dan memakai salah satu tangganya
sebagai batas minimum dari golongan yang lebih tinggi,
Menentukan persentase tertentu yang sama dihitung dari batas minimum dari
golongan gaji yang lebih rendah.
Proses penentuan harga (Pricing) tidak bisa dilepaskan dari proses penentuan
golongan (grading). Dalam penentuan harga beberapa hal yang harus djadikan
pertimbangan adalah:
1.1. Kita dapat memakai metode yang dimulai dengan perhitungan basic rate
yaitu
kerja, maka dapat kita lakukan penentuan mid point dari semua golongan gaji.
Dari mid point barulah kita tentukan berapa minimum dan maksimum untuk
golongan gaji tersebut. Kenaikan mid pint satu ke mid point berikutnya dapat
berupa: angka konstan, deret hitung dan deret ukur. Kesemuanya itu harus
gradenya.
1.3.Salah satu cara yang juga bisa dipakai ialah dengan menetukan terlebih
dahulu nilai rupiah minimum dari tiap golongan gaji. Kemudian range nilai rupiah
dapat ditentukan, misalnya atas dasar persentase dari nilai rupiah minimum
tersebut.
2.2. Usahakan agar yang underpaid dan yang overpaid sekecil mungkin. Kalau
yang underpaid terlalu banyak, akibat yang mungkin timbul:
timbul perasaan frustrasi dan demotivasi pada diri orang-orang yang terkena,
struktur gaji akan cepat usang, karena rata-rata gaji terlalu besar.
2.3. Tidak ada angka yang pasti tentang besarnya persentase yang diijinkan
untuk underpaid dan overpaid. Hal ini bergantung kepada antara lain:
banyaknya karyawan.
Lokasi kerja karyawan yang pekerjaannya terletak dalam golongan gaji yang
sama.
Anggaran yang diijinkan,
Situasi penggajian perusahaan .
Secara kasar dapat diusulkan angka 3% 5% untuk underpaid dan 1% 3%
untuk yang overpaid.
Metode ranking.
Metode Classification/rating.
Metode Point System.
Metode Factor Comparison.
Metode Profiling.
Metode Survei Pasar (Market Rate System)
Ada 4 metode yang umum dipakai di Indonesia yang digolongkan menjadi
metode non-kuantitatif dan metode kuantitatif.
JOB RANKING
Kenyataannya:
Posisi sekretaris bisa 3 kali lebih penting dibanding penjaga keamanan dan
setengah kurang penting dibanding manajer.
Dari contoh di atas, metode jab ranking tidak menunjukkan perbedaanperbedaan relatif di antara jabatan-jabatan itu. Bagaimanapun, skala
pembayaran atas dasar metode ini menjamin bahwa jabatan-jabatan yang lebih
penting akan dibayar lebih besar. Tetapi karena ranking yang ditetapkan kurang
ketepatannya, tingkat pembayaran sebagai hasilnya bisa tidak akurat.
Merupakan metode yang sedikit lebih canggih dibanding job ranking. Perusahaan
menyusun deskripsi standar untk kelompok-kelompok jabatan yang akan
digunakan untuk menilai jabatan yang ada. Gambar 2 menunjukkan contoh
penerapan pengklasifikasian masing-masing jabatan ke dalam kelas-kelas
II
Pekerjaan sederhana dan bersifat rutin), dilakukan di bawah supervisi yang ketat,
memerlukan sedikit latihan atau ketrampilan. Pemegang jabatan diharapkan
bertanggung jawab atau kadang-kadang menunjukkan inisiatif.
Contoh: tukang ketik, pembersih mesin.
III
IV
Metode ini mengharuskan panitia evaluasi jabatan membandingkan komponenkomponen pekerjaan kritis. Komponen-komponen kritis tersebut adalah faktorfaktor yang umum untuk semua pekerjaan yang sedang di evaluasi. Faktor-faktor
yang umum digunakan adalah: ketrampilan, tanggung jawab, upaya mental,
upaya fisik dan kondisi kerja. Masing-masing faktor suatu jabatan dibandingkan
dengan faktor yang sama pada jabatan-jabatan lain. Evaluasi ini memungkinkan
panitia untuk menentukan nilai relatif setiap jabatan.
Memilih dan menentukan faktor-faktor jabatan kritis (lihat Gambar 3). Setiap
organisasi dapat menggunakan faktor-faktor yang berbeda bagi tipe jabatan
yang berbeda.
Memilih dan menentukan jabatan-jabatan kunci. Jabatan kunci adalah jabatan
yang penting dalam organisasi.
Mengalokasikan tingkat gaji untuk jabatan-jabatan kunci. Proporsi yang diberikan
pada faktor-faktor kritis yang berbeda tergantung pada derajat pentingnya
faktor.
Menyusun bagan perbandingan faktor (lihat Gambar 4)
Gambar 3. Tabel Pengalokasian Gaji untuk Jabatan Kunci
Faktor 2 Kritis
Jabatan-Jabatan Kunci
60.000 Rp 120.000
Tanggung Jawab
Rp 220.000
Rp 180.000
Rp 120.000
Rp
Rp
40.000
95.000
Upaya Mental
90.000
Rp 200.000 Rp
80.000 Rp 130.000 Rp
30.000 Rp
70.000 Rp 170.000 Rp
70.000
Kondisi Kerja Rp
60.000 Rp 150.000 Rp
60.000
70.000 Rp
60.000 Rp
Rp
435.000
Tingkat Upah
Ketrampilan Rp.0
300rb
400rb
D
Tanggung Jawab
50rb
BC
100rb
150rb
200rb
A
250rb
Rp
Upaya Mental
D
BE
Upaya Fisik
C
E
Kondisi kerja
B A
POINT SYSTEM
Rendah
II
Moderat
III
Tinggi
IV
1.Tanggung Jawab
a. Keamanan orang lain
25
50
75
100
20
40
60
80
20
d. Kualitas produk/jasa
80
20
40
60
90
135
180
25
50
75
100
80
2. Ketrampilan
a. Pengalaman
45
b. Pendidikan/latihan
3. Upaya
a. Mental
25
50
75
100
b. Fisik
35
70
105
140
4. Kondisi Kerja
a. Tidak menyenangkan 20
40
60
b. Berbahaya
60
80
20
40
35
50
NILAI TOTAL
1.000
STRUKTUR GAJI
Gaji
Rp300rb
Rp600rb
Rp350rb
Rp400rb
Rp450rb
Rp500rb
Rp550rb
Rp500rb
Rp550rb
Gol 1
Gol 2
Gol 3
Gol 4
Gol 5
Gol 6
Gol 7
Gaji
Rp300rb
Rp600rb
Rp350rb
Gol 1
Rp400rb
Rp450rb
Gol 2
Gol 3
Gol 4
Gol 5
Gol 6
Gol 7
Tarif dalam suatu range memungkinkan adanya perbedaan gaji untuk pekerjaan
dalam kelas yang sama. Sebagian besar perusahaan memilih untuk menjadi
kompetitif dengan membayar pada tarif yang berlaku yang berada pada titik
tengah (midpoint) dalam setiap range. Beberapa perusahaan memilih untuk
mebayar di atas rata-rata dengan harapan dapat menarik SDM yang berkualitas.
Beberapa perusahaan lain lebih memilih untuk membayar di bawah rata-rata
tetapi memperbesar penghasilan tambahan melalu berbagai rencana insentif.
Latihan.
Pertanyaan:
Gol 1 : sd 700rb
Gol 1 : sd 700rb
midpoints 350rb
1050rb
1750rb
2450rb
3150rb
3850rb