Anda di halaman 1dari 6

4/17/2015

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri | AM_Toni

AM_Toni
Gotta be a Fighter who keep pushing on even the roaller coaster rotated
stay updated via rss

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri


Posted: Mei 14, 2013 in Chem-is-Try

i
4 Votes
TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari prinsip oksidasi dan reduksi
Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi melalui titrasi
Menentukan konsentrasi atau kadar logam dalam sampel
DASAR TEORI
Iodometri adalah titrasi terhadap iodium (I2) yang terdapat dalam larutan, sedangkan iodimetri
adalah titrasi dengan larutan I2 standar. Potensi reduksi bormalnya dapat ditunjukkan dengan
sistem reaksi reversibel sebagai berikut :
I2 (p) + 2 e- 2 IDan besarnya = 0,535 volt. Persamaan tersebut menunjukan bahwa larutan jenuh iodium padat
dan reaksi setengah sel, akan terjadi ion iodida dengan zat pengoksidasi seperti KMnO4 jika
konsentrasi ion I- relatif lebih rendah. Pada sebagian besar titrasi iodometri, apabila dalam larutan
terdapat kelebihan ion iodida (I-), maka terjadi ion tri-iodida dengan persamaan reaksi :
I2(aq) + I- I3Hal ini disebabkan karena iodium larut secara cepat dalam larutan iodida. Dengan demikian,
reaksi setengah sel tersebut diatas lebih baik dituliskan :
I3- + 2e- 3IReaksi ini dapat dianggap sebagai reaksi reduksi I2 tapi dalam larutan I-. Jadi pada titrasi
iodometri, secara teoritis, ion-ion yang dapat ditentukan kadarnya adalah ion tereduksi yang
mempunyai potensial elektroda lebih kecil dari 0,535 volt, misalnya ion Fe(CN)64-, Cu2+, Sn2+,
Ti3+.
Untuk iodometri, dasar penentuan kadar ionnya adalah I2 yang terbentuk jika ion iodida Ihttps://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/

1/6

4/17/2015

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri | AM_Toni

teroksidasi menjadi I2. Titrasi yang dilakukan pada iodometri, ion-ion yang dapat ditentukan
kadarnya adalah ion-ion yang mempunyai potensial elektroda lebih tinggi dari 0,535 volt, dan
larutan baku/standar yang digunakan adalah larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
ALAT DAN BAHAN
Alat :
Botol timbang
Labu takar
Batang pengaduk
Gelas ukur
Corong
Pipet seukuran
Botol semprot
Hotplate
Gelas kimia
Bahan :
Larutan Na2S2O3
KI
Aquades
Larutan KIO3
H2SO4
Sampel
CARA KERJA
Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3
DATA PENGAMATAN
Pembuatan Larutan KIO3 0,1 N
Berat KiO3 = 0,3567 gram
BE KIO3 = 213/6 = 35,67
Volume labu = 100 ml
N = (berat )/BE X 1000/mL
N = (0,3567 )/35,67 X 1000/100
= 0,1 N
Standarisasi Larutan Tiosulfat dengan Larutan KIO3
No Volume (ml)
KIO3 Na2S2O3 Awal Na2S2O3 Akhir Na2S2O3 Yang diperlukan
1 25 0,00 25,50 25,50
2 25 0,00 25,60 25,60
3 25 0,00 25,45 25,45
Rata-rata 25,52
V Na2S2O3 x N Na2S2O3 = V KIO3 x N KIO3
N Na2S2O3 = (V KIO3 X N KIO3)/(V Na2S2O3 )
= (25 ml x 0,1N )/(25,52 ml)
= 0,0980 N
Penentuan Kadar Khlor
No Volume (ml)
sampel Na2S2O3 Awal Na2S2O3 Akhir Na2S2O3 Yang diperlukan
https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/

2/6

4/17/2015

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri | AM_Toni

1 5 0,00 3,40 3,40


2 5 0,00 3,45 3,45
3 5 0,00 3,40 3,40
Rata-rata 3,42
NO Berat Erlenmeyer kosong (gr) Berat Erlenmeyer + sampel (gr) Berat sampel (gr)
1 133,25 139,17 5,92
2 112,48 118,36 5,88
3 133,25 139,23 5,98
Rata-rata 5,92
Berat sampel = 5,92 gram = 5920 mg
Mr Cl = 35,5 gram/mol
Reaksi yang terjadi:
Ca(OCl)2 + 4H+ Cl2 + 2H2O + Ca2+
Cl2 + 2I- I2 + 2ClI2 + 2S2O32- 2I- + S4O62Jumlah Cl2 setara dengan I2 yang dibebaskan, sedangkan mol ek I2 setara dengan jumlah molek
Na2S2O3, maka berlaku
Mol ek Cl2 = mol ek Na2S2O3
Mol ek Cl2 = N Na2S2O3 x V Na2S2O3
Mol ek Cl2 = 0,098 x 3,42
Mol ek Cl2 = 0,3350 mmol
Massa Cl2 = Mol ek Cl2 x BE
Massa Cl2 = 0,3350 mmol x 35,5
= 11,90 mg
% Sampel = (massa Cl2 )/(massa sampel)
= (11,90 mg)/(5920 mg) x 100 %
= 0,21 %
Penentuan kadar Cu2+
No Volume (ml)
Sampel Cu Na2S2O3 Awal Na2S2O3 Akhir Na2S2O3 Yang diperlukan
1 10 0,00 2,60 2,60
2 10 0,00 2,60 2,60
3 10 0,00 2,50 2,50
Rata-rata 2,57
Penentuan Kadar Cu2+ dalam CuSO4.5H2O
4KI + 2CuSO4 2CuI + I2 + 2K2SO4
2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI
Amilim + I2 amilum I2 (biru)
amilumI2 + 2S2O32- amilum + 2I- + S4O62V Na2S2O3 = 2,57 ml
N Na2S2O3 = 0,0980 N
Mol ek Cu2+ = mol ek Na2S2O3
Mol ek Cu2+ = N Na2S2O3 x V Na2S2O3
Mol ek Cu2+ = 0,098 x 2,57
https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/

3/6

4/17/2015

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri | AM_Toni

Mol ek Cu2+ = 0,251 mmol


Massa Cu2+ = Mol Cu2+ x Ar
Massa Cu2+ = 0,251 mmol x 63,4
= 15,91 mg
Karena sampel dalam bentuk cair dan yang diketahui volume (10 ml) maka
Ppm Cu2+ = 15,91/0,01
= 1591 ppm
Titrasi Iodo-Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif dalam analisis kimia yang
termasuk kedalam titrasi redoks. Pada titrasi ini Jenis ini, setiap perubahan kimia terjadi kenaikan
bilangan oksidasi untuk Oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan
oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangnya elektron sedangkan reduksi menangkap
elektron. Dalam proses oksidasi-reduksi ,zat reduktor akan teroksidasi sedangakn zat oksidator
akan tereduksi ,sehingga terjadilah suatu reaksi yang sempurna atau proses oksidasi-reduksi
(redoks) akan terjadi perpindahan electron dari zat oksidator ke zat reduktor ,sehingga terjadi
reaksi.Titrasi Iodometri adalah titrasi terhadap I2 yang terdapat dalam larutan ,sedangakn
iodimetri adalah titrasi dengan larutan standar I2 .Pada praktikum kali ini telah dilakukan titrasi
iodometri.Sampel yang akan ditentukkan kadarnya adalah kadar khlor dalam sampel kaporit dan
Cu2+ dalam CuSO4.5H2O.
Prinsip kerja pada titrasi Iodometri adalah :
Larutan Na2S2O3 sebagai larutan standar pada penentuan kadar sampel ( khlor dan Cu2+)
distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan KIO3 sebagai larutan baku primer dengan
penambahan KI dan Asam sulfat,pada titrasi ini digunakan amilum sebagai indikikator untuk
mengetahui titik akhir titrasi .Kemudian sejumlah sampel (kaporit dan CuSO4.5H2O) yang akan
diketahui kadar (khlor dan Cu2+) di titrasi dengan Larutan Na2S2O3 sebagai larutan standar dan
sebelumnya sampel ditambahkan padatan KI dan asam sulfat 4N .Indikator yang digunakan pada
titrasi ini adalah indikator amilum.Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna kuning
muda sesaat setelah penambahan indikator amilum.
A. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3
Pada standarisasi larutan tiosulfat ,larutan KIO3 direaksikan dengan larutan asam sulfat dan
padatan KI. Larutan KIO3 bertindak sebagai oksidator yang mengoksidasi KI membentuk I2
dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
KIO3 + 5 KI + 3 H2SO4 3 I2 (warna coklat) + 3 H2O + 3 K2SO4
Pada reaksi di atas electron valensinya adalah 6 karena 1 mol KIO setara dengan 3 mol
I, sedangkan 1 mol I setara dengan 2e. Sehingga 1 mol KIO setara dengan 6e akibatnya BE
KIO sama dengan BM/6.
Kemudian Iodium yang terbentuk dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat hingga terbentuk
warna kuning pucat yang menandakan Iodium tersebut hampir habis bereaksi dan mendekati titik
ekivalen.Untuk mempermudah mengetahui titik akhir titrasi maka diguankan indikator amilum
pada kondisi tersebut sehingga terbentuk larutan berwarna biru .Warna biru terbentuk dari I2 dan
amilum dengan reaksi sbb :
I2 + amilum I2-amilum
Titrasi dilanjutkan hingga tercapai titik akhir titrasi dimana terjadi perubahan warna dari biru
menjadi tidak berwarna .Pada saat titrasi, I2 tereduksi oleh natrium tiosulfat membentuk Ikembali,sedangkan S2O32- teroksidai membentuk S4O62-. Dengan reaksi sebagai berikut :
I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI (tidak berwarna) + Na2S4O6
Reaksi lengkap :
https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/

4/6

4/17/2015

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri | AM_Toni

I2-amilum (warna biru) + 2 Na2S2O3 2 NaI (tidak berwarna) + Na2S4O6 + amilum


Pada titrasi ini volume larutan tiosulfat yang diperlukan adalah 25,52 ml sehingga diketahui
konsentrasi larutan tiosulfat adalah sebesar 0,098 N.
B. Penentuan kadar khlor dalam sampel (kaporit)
Prinsip kerja dalam penentuan kadar khlor dalam sampel (kaporit) pada dasarnya hampir sama
seperti standarisasi diatas.Untuk mengetahui kadar khlor dalam persen maka terlebih dahulu
sampel di timbang untuk mengetahui masa awalnya.Sampel ditambahkan KI dan Asam Sulfat
sehingga dapat membentuk khlor seperti pada reaksi di bawah :
Ca(OCl)2 + 4H+ Cl2 + 2H2O + Ca2+
Cl2 + 2I- I2 + 2ClJumlah Cl2 setara dengan I2 yang dibebaskan, sedangkan mol ek I2 setara dengan jumlah molek
Na2S2O3
Ketika sampel kaporit di tambahkan KI dan asam sulfat maka akan menghasilkan warna coklat
yang berarti warna dari iodium kemudian larutan dititrasi hingga warna coklat yang dihasilkan
agak memudar sampai kuning muda .Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator
amilum yang akan bereaksi dengan I2 membentuk I2-amilum yang akan menghasilkan warna
biru kemudian titrasi dialjutkan kembali dengan larutan tiosulfat hingga tercapai titik akhir titrasi
yang ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi tidak berwarna.rekasi yang terjadi
adalah sbb:
I2 + amilum I2-amilum (biru)
I2-amilum (warna biru) + 2 Na2S2O3 2 NaI (tidak berwarna) + Na2S4O6 + amilum
Titik akhir titrasi tercapai ketika volume larutan tiosulfat yang diperlukan adalah 3,42 ml sehingga
setelah dilakukan perhitungan terhadap berat sampel sebesar 5,92 gram kadar khlorin dalam
sampel tersebut adalah sebesar 0,21 %.
C. Penentuan kadar Cu2+ dalam sampel (CuSO4.5H2O)
Pada penentuan kadar Cu2+ dengan larutan baku Na2S2O3 akan terjadi beberapa perubahan
warna larutan sebelum titik akhir titrasi.Sampel yang akan diketahui kadarnya ditambahkan
dengan KI dan asam Sulfat dan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat hingga larutan
yang semula berwarna coklat tua menjadi larutan yang berwarna kuning muda. Kemudian
larutan tersebut ditambahkan dengan larutan amilum 1 % sebagai indikator menghasilkan larutan
yang semula berwarna kuning muda menjadi biru tua, Penambahan indikator amilum 1% ini
dimaksudkan agar memperjelas perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut. kemudian
larutan tersebut dititrasi kembali dengan larutan natrium tiosulfat hingga warna biru pada larutan
tepat hilang sehingga menghasilkan warna putih keruh yang menandakan sudah tercapainya titik
akhir titrasi .
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sbb :
4KI + 2CuSO4 + (asam) 2CUI + I2 + 2K2SO4
2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI
Amilim + I2 amilum I2 (biru)
amilumI2 + 2S2O32- amilum + 2I- + S4O62Pada penentuan kadar Cu2+ dalam CuSO4 titrasi tercapai ketika volume tiosulfat yang diperlukan
adalah 2,57 ml sehingga kadar nya adalah 1591 ppm.
KESIMPULAN
Konsentrasi Na2S2O3 sebesar 0,0980 N
Kadar khlor dalam sampel kaporit sebesar 0,21 %
https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/

5/6

4/17/2015

Laporan Parktikum Titrasi Iodometri | AM_Toni

Kadar Cu2+ dalam sampel CuSO4 sebesar 1591 ppm


DAFTAR PUSTAKA
Widiawati,lilis. 2013. Laporan praktikum kimia analitik I iodometri
(http://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.html
(http://liliswidiawati.blogspot.com/2013/02/iodometri.html)) [diunduh 13 Mei 2013]
Syabatini,annisa.2009.iodometri dan iodimetri
(http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/
(http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/)) [diunduh 12 Mei 2013]
Afidz.2010.Laporan Praktek Iodo-Iodimetri (http://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktekiodo-iodimetri.html (http://fidz91.blogspot.com/2010/08/laporan-praktek-iodo-iodimetri.html))
[diunduh 12 Mei 2013]
Anonim.2009.Iodometri dan iodimetri (http://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-daniodimetri.html (http://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/11/iodometri-dan-iodimetri.html)) [diunduh 13
Mei 2013]
About these ads
(http://wordpress.com/aboutthese-ads/)

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Greyzed Theme.
Ikuti

Follow AM_Toni
Buat situs dengan WordPress.com

https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-iodometri/

6/6

Anda mungkin juga menyukai